Anda di halaman 1dari 15

MESIN RANKINE

Alfiyyah Fadiyah
Ega Maulidya
Hasan Fadgham
M. Diaz Arkana
Michelle Gracia
Syahrul Yanuar
Vania Addini
SIKLUS RANKINE
• Siklus Rankine adalah sebuah siklus yang
mengkonversi energi panas menjadi kerja / energi
gerak. Dikembangkan oleh William John Macquorn
Rankine pada abad ke-19. Sejak saat itu penggunaan
siklus rankine banyak diaplikasikan ke sistem mesin
uap

• Sistem kerja pada siklus rankine panas disuplai secara


eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya
menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Fluida
yang digunakan akan mengalir secara konstan. Aliran
fluida terjadi karena adanya masukan panas eksternal
dan akan terjadi perubahan tekanan dalam aliran.
Dalam hal ini efisiensi dari siklus rankine bergantung
pada fluida bertekanan tersebut
• Siklus rankine merupakan modifikasi dari
siklus carnot, dimana proses pemanasan dan
pendinginan pada siklus ini terjadi pada
tekanan yang tetap. Perbedaannya adalah
pada siklus rankine menggunakan fluida
bertekanan, sedangkan mesin carnot
menggunakan gas.
KOMPONEN SIKLUS RANKINE

• Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan


secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini,
namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti
tidak beracun,terdapat dalam jumlah besar, dan murah.Sistem siklus
Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu:

1. Pompa

2. Boiler

3. Turbin Uap

4. Condenser
• Turbin Uap
Turbin Uap merupakan komponen utama yang berfungsi untuk
mengkonversi tenaga uap menjadi tenaga listrik

Kondensor
• Kondensor merupakan komponen yang berfungsi untuk mengubah uap
maupun campuran hasil keluaran turbin menjadi cair atau cair jenuh.

• Pompa
Pompa merupakan komponen yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan
fluida sebelum memasuki boiler. Untuk menggerakkan pompa tentu
memerlukan daya dari luar. Daya tersebut akan memutar impeller di dalam
pompa, lalu putaran dari impeller ini akan mengarahkan dan meningkatkan
tekanan fluida.

• Boiler
Boiler adalah bejana bertekanan dengan bentuk dan ukuran yang didesain
untuk menghasilkan uap panas atau steam. Steam tersebut kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses selanjutnya. Panas
pada boiler didapatkan dari hasil pembakaran luar, baik dari pembakaran
batu bara, solar, gas alam maupun nuklir.
• Secara singkat, beberapa komponen Siklus Rankine akan
mengalami perpindahan energi panas serta ada pula yang
mengalami perubahan energi gerak. Di dalam boiler akan terjadi
proses masuknya energi panas dari luar — pembakaran bahan bakar
— ke dalam sistem (siklus air – uap air). Sedangkan di dalam
kondensor akan terjadi proses pembuangan kalor laten dari uap air
jenuh ke media pendingin. Pada turbin uap, karena terjadi konversi
energi panas menjadi gerak, maka di komponen ini keluar produk
berupa energi mekanis. Terakhir adalah pada komponen pompa,
terjadi proses transfer energi gerak dari pompa menjadi tekanan.
• Dari penjabaran sederhana ini, serta dengan ketentuan bahwa siklus ini
adalah Siklus Rankine ideal tanpa adanya kerugian sama sekali, maka
dapat kita buat dua buah rumusan sederhana berikut:

Energi Masuk = Energi Keluar (Hukum Kekekalan Energi)


QBoiler + WPompa = WTurbin + Qkondensor

• Serta, (RUMUS EFISIENSI MESIN RANKINE)

Efesiensi Thermal :

η therm =
• Energi panas yang dibuang oleh kondensor berbentuk panas
laten. Panas laten adalah panas yang dibutuhkan untuk
mengubah fase air dari cair menjadi uap air. Pada tekanan
atmosfer, panas laten dibutuhkan untuk merubah air menjadi
uap pada temperatur konstan 100°C. Temperatur laten akan
semakin tinggi seiring semakin tingginya tekanan kerja boiler.
Kalor laten inilah yang harus dibuang pada Siklus Rankine
melalui kondensor. Pembuangan kalor laten tersebut akan
merubah fase uap air kembali ke cair. Dikarenakan panas
buangan kondensor tersebut tidak secara langsung
berdampak pada unjuk kerja mesin Rankine, maka kalor laten
kondensor tidak masuk ke perhitungan efisiensi siklus.
Sederhananya, parameter sebuah mesin Rankine dapat
dikatakan efisien adalah ketika turbin uap dapat
menghasilkan energi gerak sebesar-besarnya dengan
konsumsi energi panas boiler dan energi gerak pompa
seminimal mungkin.
SIKLUS RANKINE IDEAL

• Air menjadi fluida kerja siklus rankine dan


mengalami siklus tertutup (close-loop
cycle) artinya secara konstan air pada
akhir proses siklus masuk kembali ke
proses awal siklus. Pada siklus rankine, air
ini mengalami empat proses sesuai dengan
gambar di atas, yaitu:
Proses 1- 2
Terjadi di pompa, secara ideal pompa Proses 2-3
bekerja menurut proses isentropik. Namun Air bertekanan tinggi tersebut masuk ke
secara manual pompa bekerja menurut boiler untuk mengalami proses selanjutnya,
proses adiabatis irrevesible, sehingga terjadi yaitu dipanaskan secara isobarik (tekanan
kenaikan tekanan pada fluida kerja. Fluida konstan). Sumber panas didapatkan dari luar
kerja / air dipompa dari tekanan rendah ke seperti pembakaran batubara, solar, atau juga
tinggi, dan pada proses ini fluida kerja masih reaksi nuklir. Maka kalor memasuki sistem.
berfase cair sehingga pompa tidak Di boiler air mengalami perubahan fase dari
membutuhkan input tenaga yang terlalu cair, campuran cair dan uap, serta 100% uap
besar. Proses ini dinamakan proses kering.
kompresi-isentropik karena saat dipompa,
secara ideal tidak ada perubahan entropi
yang terjadi. Dan kerja masuk kedalam
sistem.
• Proses 3-4 • Proses 4-1
Uap bertekanan dan bertemperatur Fluida keluar dari turbin dalam kondisi
tinggi dari boiler ini masuk ke dalam bertekanan rendah dengan wujud
turbin uap. Pada proses ini terjadi proses campuran maupun masih dalam kondisi
ekspansi secara isentropik (ideal) akibat uap. Kemudian fluida masuk dalam
dari pergerakan turbin. Hal ini kondensor dan mengalami proses
dikarenakan energi yang tersimpan di kondensasi (mengubah fluida menjadi
dalam uap air telah dikonversi menjadi cair maupun cair jenuh). Kalor keluar
energi gerak turbin. Yang menyerap sistem. Pada proses ini tidak terjadi
energi dari uap menjadi kerja turbin. perubahan tekanan fluida (Isobaris).
Pada proses ini terjadi penurunan Fluida ini nantinya kan kembali menuju
tekanan dan temperatur pada fluida. pompa dan terus berlanjut
Kerja keluar sistem
Keempat komponen tersebut bekerja dalam kondisi Steady State dan Steady
Flow. Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada perubahan energi kinetik dan
potensial yang terjadi di setiap proses. Dengan menggunakan hukum kekekalan
massa dan energi maka didapatkan analisa energi sebagai berikut:
Skema Kerja PLTU
Keunggulan dan Kelemahan PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan jenis pembangkit listrik lainnya. Keunggulan tersebut antara lain :
1. Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair dan gas).
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
4. Kontinyuitas operasinya tinggi
5. Usia pakai (life time) relatif lama

Namun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan tersebut antara lain :
1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar
3. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
4. Investasi awalnya mahal
Analisis Energi Rankine Ideal

Anda mungkin juga menyukai