Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN

TERHADAP KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK PADA SISWA DI SMP


KRISTEN TATELI
Cindy E. Z. Hutapea*, Adisti A. Rumayar*, Franckie R. R. Maramis*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Sekolah merupakan salah satu area yang dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok adalah di
lingkungan sekolah karena sekolah merupakan tempat proses belajar mengajar. Dalam
pelaksanaannya sudah ada upaya pemerintah dalam memberlakukan Kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok di lingkungan sekolah sesuai dengan Permendikbud nomor 64 Tahun 2015, namun
berdasarkan pengamatan peneliti masih terdapat siswa yang merokok di lingkungan sekolah.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan
terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok pada siswa SMP Kristen Tateli. Jenis penelitian
menggunakan rancangan study cross sectional yang dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2017
di SMP Kristen Tateli dan populasinya adalah seluruh siswa dengan jumlah sampel 174 siswa.
Analisis data adalah Univariat dan Bivariat dengan uji chi square dengan tingkat kepercayaan
(CI = 95%). Hasil penelitian didapatkan siswa yang memiliki pengetahuan baik sebesar 52,9%
dan kurang baik sebesar 47,1%, siswa yang memliki sikap baik sebesar 64,4% dan kurang baik
sebesar 35,6%, sedangkan tindakan terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok yang baik sebesar
60,9% dan kurang baik sebesar 39,1%. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan
tindakan terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok pada siswa menunjukkan nilai p = 0,019 dan
antara sikap dengan tindakan terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok pada siswa nilai p =
0,035. Kesimpulan ini yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan
terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok pada siswa di SMP Kristen Tateli, maka disarankan
bagi pihak sekolah memberikan penyuluhan baik kepada siswa maupun guru tentang kebijakan
kawasan tanpa rokok agar dipahami dan dilaksanakan serta lebih tegas dalam memberlakukan
aturan tentang larangan merokok di lingkungan sekolah.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan kawasan tanpa rokok

ABSTRACT
School is one area expressed as a non-smoking area is in the school environment because the
school is a place of teaching and learning process. In the implementation there have been
government efforts in enacting the policy area without smoking in the school environment in
accordance with Permendikbud Number 64 year 2015, but based on the observations of
researchers there are students who smoke in the school environment. This study aims to determine
the relationship between knowledge and attitude with action to the policy of non-smoking areas in
students of Tateli Christian Junior High School. The study used cross sectional study design
conducted in August-October 2017 at Tateli Christian Junior High School and its population was
all students with a sample size of 174 students. Analysis was Univariate and Bivariate by chi
square test trust level (CI=95%). The result of the research stated that students who have good
knowledge are 52,9% and less good about 47,1%, students who have good attitude 64,4% and less
good 35,6%, while action to policy of area without good cigarette by 60.9% and less good by
39.1%. The result of the analysis of the relationship between knowledge and action on the policy
of non-smoking areas in students showed the value of p = 0.019 and between attitudes with action
to the policy of non-smoking areas in the students p value = 0.035. The conclusion of this research
is that there is a correlation between knowledge and attitude with the action to the policy of non
smoker area to the students at Tateli Christian Junior High School, it is suggested for the school to
give counseling to students and teachers about the non-smoking area policy to be understood and
implemented and more firmly in enforcing the rules on smoking bans in school environments.

Keywords: Knowledge, Attitude, Action area without cigarettes

1
PENDAHULUAN KTR di fasilitas pelayanan kesehatan,
World Health Organization (WHO) tempat proses belajar mengajar seperti
menunjukan 1 kematian karena sekolah, tempat anak bermain, tempat
tembakau di seluruh dunia terjadi tiap 6 ibadah, angkutan umum, tempat kerja,
detik. Kematian karena tembakau pada tempat umum dan tempat lain yang
tahun 2005 tercatat sebanyak 5,4 juta ditetapkan untuk melindungi masyarakat
jiwa dan selama abad ke 20 terjadi dari asap rokok (Kemenkes, 2011).
sebanyak 100 juta kematian akibat Sekolah adalah lokasi tempat
tembakau. Jika hal ini dibiarkan maka berlangsungnya kegiatan belajar
akan terjadi 8 juta kematian pada tahun mengajar dan orang yang melakukan
2030 dan diperkirakan akan terjadi aktivitas di lingkungan sekolah yaitu
kematian sebanyak 1 milyar jiwa akibat kepala sekolah, guru, tenaga
tembakau selama abad ke 21 (Febriani, kependidikan dan peserta didik. Untuk
2014). menciptakan lingkungan sekolah yang
Tobacco Atlas tahun 2012 bebas dari pengaruh rokok dan dampak
melaporkan bahwa sekitar 35% perokok buruk rokok, maka sekolah memiliki
laki-laki berasal dari negara maju dan Peraturan mengenai KTR yaitu
50% dari negara berkembang. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
satu dekade yang lalu sedikitnya 50 juta Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
orang meninggal akibat mengidap 64 Tahun 2015 Tentang Kawasan Tanpa
penyakit karena tembakau. Sebagian Rokok di Lingkungan Sekolah yang
besar kematian terjadi di negara-negara bertujuan untuk menciptakan
berpenghasilan menengah dan miskin Lingkungan sekolah yang bersih, sehat,
yaitu sekitar 80% kematian, termasuk dan bebas rokok (Permendikbud, 2015).
Indonesia (Asizah, 2015). Indonesia menduduki posisi
Indonesia juga memiliki peraturan peringkat ke 3 dengan jumlah perokok
atau kebijakan yang menyebutkan terbesar di dunia setelah China dan India
perlunya kawasan tanpa rokok atau (WHO, 2008) dan tetap menduduki
kawasan bebas asap rokok, yaitu dalam peringkat ke 5 konsumen rokok terbesar
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan setelah China, Amerika Serikat, Rusia
Dan Menteri Dalam Negeri Nomor dan Jepang tahun 2007. Lebih dari 40,3
188/Menkes/Pb/I/2011 Nomor 7 Tahun juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun
2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan meninggal dengan perokok dan terpapar
Kawasan Tanpa Rokok yang asap rokok di lingkungannya
menetapkan perlunya penyelenggaraan (Kemenkes, 2014).

2
Prevalensi merokok di Indonesia walaupun hanya 1-2 isapan, dan pada
sangat tinggi di berbagai lapisan remaja tersebut ditemukan 54,1%
masyarakat, terutama pada laki-laki remaja laki-laki dan 9,1% remaja
mulai dari anak-anak, remaja dan perempuan (Depkes, 2015).
dewasa. Data Survei Sosial Ekonomi Menurut hasil data Riset Kesehatan
Nasional (Susenas) dan Riskesdas Dasar tahun 2013, trend usia mulai
menunjukkan bahwa prevalensi merokok pada remaja meningkat dari
merokok untuk semua kelompok umur tahun sebelumnya. Berdasarkan data
mengalami lonjakan. Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2007, trend
Riskesdas tahun 2007 dan 2010 hampir usia mulai merokok pada remaja usia
80% perokok mulai merokok ketika 10-14 tahun yaitu (1,1%) dan usia 15-19
usianya belum mencapai 19 tahun. tahun yaitu (44,4%) kemudian
Umumnya orang mulai merokok sejak meningkat pada tahun 2013 yaitu pada
muda dan tidak tahu risiko mengenai remaja usia 10-14 tahun ada (15,9%)
bahaya adiktif rokok (Depkes, 2015). dan usia 15-19 tahun ada (60,3% )
Berdasarkan data survei dari Global (Depkes, 2013).
Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 Perilaku merokok pada remaja
dari total remaja yang di survei umumnya semakin lama akan semakin
ditemukan 19,4% remaja pengisap meningkat sesuai dengan tahap
tembakau selama 30 hari terakhir. Pada perkembangannya dan sering
remaja yang di survei tersebut mengakibatkan mereka mengalami
didapatkan 35,3% remaja laki-laki dan ketergantungan nikotin (Maseda dkk,
3,4% remaja perempuan. Sementara itu 2013). Pengetahuan dan sikap terhadap
dari total remaja yang di survei bahaya merokok dan adanya peraturan
didapatkan 18,3% remaja pengisap Kawasan Tanpa Rokok ini perlu
rokok selama 30 hari terakhir, sebanyak diketahui karena akan berpengaruh
33,9% pada remaja laki-laki dan 2,5% terhadap keberhasilan jalannya
pada remaja perempuan. Sedangkan dari kebijakan tersebut. Pengetahuan dapat
total remaja yang di survei ditemukan diperoleh dengan berbagai cara
2,1% remaja pengisap rokok elektrik diantaranya proses belajar terhadap
selama 30 hari terakhir, dan hal ini suatu informasi yang diperoleh
terjadi pada 3% remaja laki-laki dan seseorang, pengalaman secara langsung
1,1% remaja perempuan. Kemudian maupun dari pengalaman orang lain
didapatkan total remaja yang disurvei serta proses pendidikan atau edukasi.
sebanyak 32,1% pernah merokok Dengan mengetahui seberapa besar

3
pengetahuan orang tersebut terhadap di SMP Kristen Tateli Kecamatan
bahaya merokok dan kawasan tanpa Mandolang Kabupaten Minahasa pada
rokok, maka ini akan berpengaruh pada bulan Agustus-September 2017. Sampel
sikap siswa terhadap Kebijakan penelitian ini semua siswa kelas VII,
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di VIII dan IX SMP Kristen Tateli
sekolah (Sumahandriyani, 2015). Kecamatan Mandolang Kabupaten
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Minahasa, yang berjumlah 174 orang.
Kristen Tateli adalah suatu lembaga Data diperoleh melalui pengisian
pendidikan menengah pertama dibawah kuesioner yang di bagikan kepada
pengawasan Gereja Masehi Injili di responden dan analisis data penelitian
Minahasa (GMIM) yang bertujuan untuk menggunakan SPSS yang dianalisis dengan
menghasilkan lulusan yang berkualitas uji chi square.

baik pengetahuan, jasmani dan rohani.


Dalam menunjang hal tersebut, salah HASIL DAN PEMBAHASAN

satu hal yang dilakukan adalah Karakteristik Responden SMP

peningkatan pengetahuan tentang Kristen Tateli

kebijakan kawasan tanpa rokok di Responden dalam penelitian ini adalah

lingkungan sekolah. Dalam seluruh siswa SMP Kristen Tateli yang

pelaksanaannya sudah ada upaya berjumlah 174 responden. Berdasarkan

larangan merokok baik secara lisan hasil penelitian ini jumlah responden

maupun tulisan larangan merokok yang berjenis kelamin laki-laki hampir

namun banyak siswa maupun guru yang sama dengan jumlah responden

tidak menunjukkan sikap taat pada perempuan. Fahrosi (2013) Jenis

aturan tersebut. Melihat hal tersebut kelamin merupakan karakteristik dari

peneliti terdorong untuk melakukan seseorang yang bersifat bawaan. Jenis

penelitian tentang hubungan antara kelamin laki-laki maupun perempuan

pengetahuan dan sikap dengan tindakan memiliki kesempatan yang sama untuk

terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok mendapatkan informasi mengenai

pada siswa di Sekolah Menengah kesehatan sehingga dapat meningkatkan

Pertama (SMP) Kristen Tateli. pengetahuannya tentang kesehatan. Jenis


kelamin mempengaruhi pengetahuan

METODE PENELITIAN karena berdasarkan pengamatan peneliti,

Penelitian ini adalah penelitian survei anak laki-laki cenderung lebih suka

analitik dengan menggunakan rancangan bersosialisasi dengan teman sebaya

study cross sectional yang dilaksanakan terutama di luar sekolah. Hal tersebut

4
didukung kebebasan memperoleh Gambaran Pengetahuan, Sikap,
informasi remaja tentang kesehatan di Tindakan Dan Kebijakan Kawasan
sekolah maupun di luar sekolah. Tanpa Rokok SMP Kristen Tateli
Berdasarkan hasil penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian ini
didapatkan kategori umur yang paling menunjukkan bahwa dari 174 siswa,
tinggi yaitu umur 12 tahun (33,3%) dan sebagian besar yaitu 92 siswa (52,9%)
paling rendah umur 15 tahun (4,0%). dikategorikan pengetahuan baik dan 82
Berdasarkan hasil penelitian ini siswa (47,1%) dikategorikan
didapatkan jumlah siswa kelas VII pengetahuan kurang baik. Hasil
sebanyak 69 responden (39,7%), jumlah penelitian Novarianto (2015) terkait
siswa kelas VIII sebanyak 58 responden persepsi remaja tentang peringatan
(33,3%), dan jumlah siswa kelas IX kesehatan bergambar pada kemasan
sebanyak 47 responden (27,0%). Fahrosi rokok dengan motivasi berhenti
(2013) umur merupakan salah satu merokok pada remaja di Madrasah
faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Aliyah Al-qodiri Kecamatan Patrang
Fahrosi (2013) menyebutkan Usia 11-13 Kabupaten Jember yang menyimpulkan
tahun merupakan Usia yang bahwa semakin baik persepsi siswa
dikategorikan remaja awal. Remaja pada terhadap gambar peringatan kesehatan
tahap ini mulai berfokus pada pada kemasan rokok maka semakin
pengambilan keputusan baik di dalam tinggi motivasi yang dimiliki untuk
rumah maupun di luar rumah. Remaja mulai berhenti merokok.
dapat memilih apa yang menurut remaja Hasil penelitian ini
tersebut baik. Remaja merasa perlu menunjukkan bahwa siswa SMP Kristen
mengumpulkan pengalaman baru dan Tateli sebagian besar sudah ada
pengetahuan baru dan menguji suatu pemahaman pengetahuan tentang
pengetahuan tersebut misalnya dengan kebijakan KTR di lingkungan sekolah
mencoba untuk merokok. Fahrosi (2013) sesuai dengan Peraturan Kementerian
usia 12-15 tahun merupakan usia yang Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64
identik dengan coba-coba, misalnya Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa
mencoba untuk merokok dan mungkin Rokok di lingkungan sekolah karena
perilaku menyimpang lainnya. Perilaku sebagian besar siswa dalam penelitian
tersebut didasarkan oleh pengetahuan ini memiliki pengetahuan yang baik
remaja tentang efek dari perilaku tentang KTR sehingga dengan memiliki
tersebut. pengetahuan yang baik diharapkan siswa
saling memotivasi untuk mengurangi

5
tindakan untuk merokok di lingkungan dibandingkan dengan siswa yang
KTR. memiliki sikap kurang baik. Latif (2015)
Hasil penelitian yang didapat menyimpulkan bahwa siswa memiliki
sama dengan penelitian yang dilakukan sikap negatif tentang rokok dan
oleh Windira (2016) yang membuktikan bahayanya terhadap media promosi
bahwa peringatan kesehatan berbentuk kesehatan bergambar di kemasan
gambar pada bungkus rokok lebih Berdasarkan hasil penelitian ini
efektif dalam meningkatkan kesadaran menunjukkan bahwa dari 174 siswa
siswa akan dampak merokok terhadap sebagian besar yaitu 112 siswa (64,4%)
kesehatan dibandingkan dengan dikategorikan sikap baik dan 62 siswa
peringatan kesehatan berbentuk kalimat. (35,6%) dikategorikan sikap kurang
Dengan adanya peringatan kesehatan baik.rokok. Hal tersebut berbeda dengan
berbentuk gambar pada bungkus rokok hasil penelitian Rahmadi (2013) yang
diharapkan dapat merubah perilaku menyebutkan bahwa pada umumnya
merokok pada siswa dan dapat dijadikan siswa mempunyai sikap yang positif
stimulus yang ditangkap melalui panca terhadap kebiasan merokok. Hal ini bisa
indra manusia sehingga juga dapat terjadi disebabkan terdapat faktor lain
mempengaruhi tingkat pengetahuan yang mempengaruhi sikap seseorang.
siswa. Haryanto (2016) pengetahuan Firgiwan (2016) bahwa sikap dapat
adalah kepercayaan yang benar, apa berubah-ubah karena sikap dapat
yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. dipelajari dan sikap dapat berubah pada
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari orang-orang bila terdapat pada keadaan
kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. tertentu yang mempermudah sikap pada
Pengetahuan itu adalah semua milik atau orang itu berubah.
isi pikiran. Jadi pengetahuan merupakan Santi (2013) menyimpulkan sikap
hasil proses dari usaha manusia untuk yang positif terhadap perilaku merokok
tahu. akan cenderung membuat niat seseorang
Berdasarkan hasil penelitian ini untuk berhenti merokok rendah dan
menunjukkan bahwa dari 174 siswa sikap yang negatif terhadap perilaku
sebagian besar yaitu 112 siswa (64,4%) merokok akan cenderung membuat niat
dikategorikan sikap baik dan 62 siswa seseorang untuk berhenti merokok
(35,6%) dikategorikan sikap kurang tinggi. Hal ini menimbulkan reaksi
baik. Dari hasil tersebut dapat pemerintah dalam upaya penekanan
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki angka perokok di Indonesia dilakukan
sikap baik jauh lebih banyak pemerintah dengan cara memberi

6
peringatan kesehatan berbentuk gambar Penelitian mengenai tindakan terhadap
di bungkus rokok berdasarkan undang- kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR)
undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 menggunakan pernyataan didalam
pasal 114 yang menunjukkan indikator yang menyatakan bahwa baik
pemenuhan hak masyarakat atas dan kurang baik dari siswa disekolah
informasi yang efektif dengan SMP Kristen Tateli.
mensyaratkan peringatan kesehatan Pangulimang (2016) dalam
yang tulisannya jelas dan mudah dibaca penelitian tentang perilaku pelajar
dan dapat disertai gambar atau bentuk tentang kebijakan kawasan tanpa rokok
lainnya di SMA Negeri 1 Siau Timur Kabupaten
Berdasarkan hasil penelitian ini Kepulauan Siau Tagulandang Biar
menunjukkan bahwa dari 174 siswa menunjukkan bahwa dari 79 pelajar
sebagian besar yaitu 106 siswa (60,9%) terdapat 41 pelajar (51,9%)
dikategorikan memiliki tindakan baik dikategorikan merokok dan 38 pelajar
dan 68 siswa (39,1%) dikategorikan (48,1%) dikategorikan tidak merokok.
memiliki tindakan kurang baik. Hasil Berdasarkan uraian pertanyaan dapat
penelitian ini menunjukkan bahwa siswa disimpulkan bahwa tindakan merokok
yang memiliki tindakan baik lebih pada pelajar SMA Negeri 1 Siau Timur
banyak dibandingkan dengan siswa yang Kabupaten Kepulauan Siau
memiliki tindakan kurang baik. Tagulandang Biaro biasanya dilakukan
Peraturan bersama Menteri di dalam lingkungan sekolah yang
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri adalah KTR dan di luar lingkungan
Nomor 188/Menkes/Pb/I/2011 Nomor 7 sekolah dan tindakan merokok pelajar
Tahun 2011 menjelaskan Kawasan tanpa juga dipengaruhi oleh lingkungan
rokok yang selanjutnya disingkat KTR pergaulan pertemanan.
adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan Hubungan antara pengetahuan
merokok atau kegiatan memproduksi, dengan tindakan terhadap Kebijakan
menjual, mengiklankan, dan/atau Kawasan Tanpa Rokok SMP Kristen
mempromosikan produk tembakau. Tateli

Tabel 1. Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan terhadap Kebijakan Kawasan


tanpa Rokok
Tindakan
Total
Kategori Pengetahuan Baik Kurang Baik P value OR
n % n % n %
Baik 64 36,8 28 16,1 92 52,9 0,019 2,17
Kurang Baik 42 24,1 40 23,0 82 47,1
Total 106 60,9 68 39,1 174 100

7
Berdasarkan hasil analisis hubungan Penelitian Robaka (2013)
antara pengetahuan dengan tindakan tentang hubungan antara pengetahuan,
terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok sikap, dan tanda larangan merokok
dengan menggunakan uji chi square di dengan kepatuhan terhadap KTR pada
peroleh nilai p = 0,019 (p value < 0,05), mahasiswa di Universitas Dian
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Nuswantoro Semarang yang
hubungan antara pengetahuan dengan menunjukkan bahwa ada hubungan
tindakan terhadap kebijakan kawasan antara pengetahuan tentang Kawasan
tanpa rokok pada siswa di SMP Kristen Tanpa Rokok dengan kepatuhan
tateli. Hasil penelitian ini sejalan dengan terhadap KTR.Hasil penelitian ini sama
hasil penelitian yang di lakukan oleh dengan penelitian Wirawan (2016)
Kadir (2016) tentang hubungan antara tentang hubungan antara pengetahuan
pengetahuan dan sikap dengan tindakan dan sikap tentang bahaya merokok bagi
terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok kesehatan dengan tindakan merokok
pada siswa di SMK Negeri 3 Manado pelajar SMK Negeri Talaga yang
yang diperoleh nilai p < 0,005, maka menunjukkan bahwa terdapat hubungan
dapat dinyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
antara tingkat pengetahuan dengan bahaya merokok bagi kesehatan dengan
tindakan terhadap kebijakan kawasan tindakan merokok. Menurut Haryanto
tanpa rokok pada siswa di SMK Negeri (2016) pengetahuan adalah kepercayaan
3 Manado. Hasil penelitian ini juga di yang benar, apa yang diketahui atau
dukung dengan penelitian yang di hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
lakukan oleh Pangulimang (2016) tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
tentang perilaku pelajar tentang insaf, mengerti, dan pandai.
kebijakan kawasan tanpa rokok di SMA Pengetahuan itu adalah semua milik atau
Negeri 1 Siau Timur Kabupaten isi pikiran. Jadi pengetahuan merupakan
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro hasil proses dari usaha manusia untuk
diperoleh nilai p = 0,000 yang tahu. Penelitian mengenai pengetahuan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok
antara pengetahuan tentang kebijakan menggunakan pernyataan yang ada di
KTR dengan tindakan merokok pada dalam kuesioner KTR di sekolah SMP
pelajar SMA Negeri 1 Siau Timur Kristen Tateli yang di kategorikan
Kabupaten Kepulauan Siau pengetahuan tahu dan kurang tahu dari
Tagulandang Biaro. siswa.

8
Hubungan antara sikap dengan tindakan terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok SMP Kristen Tateli
Tabel 11. Hubungan antara Sikap dengan Tindakan terhadap Kebijakan Kawasan tanpa
Rokok
Tindakan
Total
Kategori Sikap Baik Kurang Baik P value OR
N % n % n %
Baik 75 43,1 37 21,3 112 64,4 0,035 2,027
Kurang Baik 31 17,8 31 17,8 62 35,6
Total 106 60,9 68 39,1 174 100
Sikap merupakan pengorganisasian yang pada siswa di SMP Kristen tateli. Hasil
relatif berlangsung lama dari proses penelitian ini juga sama dengan
motivasi, persepsi dan kognitif yang penelitian yang di lakukan oleh
relatif menetap pada diri individu dalam Pangulimang (2016) yang menunjukkan
berhubungan dengan aspek bahwa sikap memiliki nilai p = 0,005
kehidupannya. Artinya, sikap dapat artinya terdapat hubungan antara sikap
dikatakan sekumpulan respon yang tentang kebijakan kawasan tanpa rokok
konsisten terhadap objek sosial (Solicha, dengan tindakan merokok pada pelajar
2012). Menurut Firgiwan (2016) Sikap SMA Negeri 1 Siau Timur Kabupaten
dapat berubah-ubah karena sikap dapat Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
dipelajari dan sikap dapat berubah pada Hasil penelitian ini di dukung dengan
orang-orang bila terdapat pada keadaan penelitian yang di lakukan oleh Maseda
tertentu yang mempermudah sikap pada (2013) tentang hubungan pengetahuan
orang itu berubah. Penelitian mengenai dan sikap tentang bahaya merokok
sikap terhadap kebijakan kawasan tanpa dengan perilaku merokok pada remaja
rokok menggunakan pernyataan yang putra di SMA Negeri I Tompaso baru di
ada di dalam indikator KTR di sekolah peroleh nilai sebesar 0,000 yang
SMP Kristen Tateli yang di kategorikan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
sikap setuju dan kurang setuju dari antara sikap tentang bahaya merokok
siswa. dengan perilaku merokok pada remaja
Berdasarkan hasil analisis putra di SMA Negeri I Tompasobaru.
hubungan antara sikap dengan tindakan Hasil penelitian ini sama dengan
terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok penelitian yang di lakukan oleh
dengan menggunakan uji chi square di Wirawan (2016) yang menunjukkan
peroleh nilai p = 0,035 (p value < 0,05), bahwa ada hubungan antara sikap
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tentang bahaya merokok bagi kesehatan
hubungan antara sikap dengan tindakan dengan tindakan merokok pelajar SMK
terhadap kebijakan kawasan tanpa rokok Negeri Talaga. Menurut Santi (2013)

9
sikap merupakan evaluasi positif atau rokok pada siswa di SMP Kristen
negatif individu yang selanjutnya akan Tateli.
berpengaruh terhadap perilaku. Sikap 2. Terdapat hubungan antara sikap
positif terhadap perilaku merokok dengan tindakan terhadap kebijakan
didasarkan pada keyakinan-keyakinan kawasan tanpa rokok pada siswa di
yang positif terhadap akibat-akibat yang SMP Kristen Tateli.
akan diterima bila merokok, antara lain
mempermudah dalam pergaulan atau SARAN
persahabatan, dapat mengurangi stress, 1. Bagi pihak sekolah SMP Kristen
dapat menimbulkan perasaan dewasa Tateli memberikan penyuluhan baik
serta matang dan jantan, juga dapat kepada siswa maupun guru-guru
menimbulkan kenikmatan dan tentang kebijakan Kawasan Tanpa
kenyamanan sendiri. Dengan demikian Rokok agar bisa dipahami dan
dapat dijelaskan bahwa sebelum dilaksanakan;
seseorang bersikap terhadap perilaku 2. Bagi pihak sekolah SMP Kristen
merokok, sudah ada dalam dirinya Tateli lebih tegas dalam
pengetahuan dan keyakinan-keyakinan memberlakukan aturan tentang
positif terhadap perilaku merokok. larangan merokok di lingkungan
Seseorang memiliki sikap positif sekolah yang sudah dibuat
terhadap perilaku merokok berbahaya Pemerintah lewat Peraturan Menteri
terhadap kesehatannya, individupun Pendidikan dan Kebudayaan
merasa tidak dapat meninggalkan Republik Indonesia Nomor 65
kebiasaan merokok karena dapat Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa
mendatangkan kenikmatan kenyamanan Rokok di Lingkungan Sekolah;
tersendiri serta individu juga tidak akan 3. Bagi peneliti selanjutnya agar
merasa perilaku merokok dapat penelitian ini dapat dilanjutkan
mengganggu orang lain sekitarnya. untuk memperdalam hasil penelitian
Secara tidak langsung sikap terhadap dengan diambilnya variabel-variabel
perilaku merokok sehingga intense lainnya seperti peran guru, orang
berhenti merokoknya rendah. tua, dan lingkungan dalam
mendukung implementasi kebijakan
KESIMPULAN Kawasan Tanpa Rokok di
1. Terdapat hubungan antara lingkungan sekolah.
pengetahuan dengan tindakan
terhadap kebijakan kawasan tanpa DAFTAR PUSTAKA

10
Asizah. N.2015.Faktor Individu Yang FEBRIANI.pdf. Diakses tanggal
Berhubungan Dengan Tindakan 5 September 2017.
Merokok Mahasiswa di Fahrosi, A. 2013.Perbedaan Tingkat
Universitas Hasanuddin. Pengetahuan Tentang Bahaya
http://repository.unhas.ac.id/bits Merokok Pada Remaja SMP Di
tream/handle/123456789/14640/ Pedesaan dan Perkotaan Di
SKRIPSI.pdf?sequence=1 Kabupaten Jember.
diakses tanggal 15 juli 2016. http://repository.unej.ac.id/handl
Departemen Kesehatan Republik e/123456789/3099. Diakses
Indonesia. 2015.Periaku tanggal 5 September 2017.
Merokok Masyarakat Indonesia. Firgiwan, F. 2016. Studi Tentang
http://www.depkes.go.id/resourc Pemahaman dan Sikap
es/download/pusdatin/infodatin/ Terhadap Kawasan Tanpa
infodatin-hari-tanpa-tembakau- Rokok di Universitas Halu Oleo
sedunia.pdf. Diakses tanggal 15 Kendari Tahun 2015.
juli 2016 http://sitedi.uho.ac.id/uploads_si
tedi/F1D211077_sitedi_skripsi
Depatermen Kesehatan Republik
%20fery%20firgiwan.pdf.
Indonesia. 2013.Riset Kesahatan
Diakses tanggal 5 September
Dasar 2013. Badan Penelitian
2017.
dan Pengembangan Kesehatan
Haryanto, E. 2016. Gambaran Tingkat
Kementrian Kesehatan RI. 2013.
Pengetahuan Remaja Tentang
http://www.depkes.go.id/resourc
Bahaya Merokok di SMK
es/download/general/Hasil%20
Muhammadiyah 1 Patuk
Riskesdas%202013.pdf. Diakses
Gunung Kidul Tahun 2016.
tanggal 15 juli 2016.
http://repository.stikesayaniyk.a
Febriani, T. 2014. Pengaruh Persepsi
c.id/574/. Diakses tanggal 5
Mahasiswa Terhadap Kawasan
September 2017.
Tanpa Rokok (KTR) dan
Kadir, Citra. 2016. Hubungan Antara
Dukungan Penerapannya di
Pengetahuan Dan Sikap
Universitas Sumatera Utara.
Dengan Tindakan Terhadap
http://ictoh-
KebijakanKawasanTanpaRokok
tcscindonesia.com/wp-
Pada SiswaDi SMK Negeri 3
content/uploads/2014/06/Makal
Manado. Skripsi tidak
ah-Persentasi-TRIA-
diterbitkan. Manado: Fakultas

11
Kesehatan Masyarakat Republik Indonesia Nomor
Universitas Sam Ratulangi. 188/MENKES/PB/I/2011
Latif, A. 2015. Gambaran Pengetahuan, Nomor 7 Tahun 2011 Pedoman
Perhatian, dan Sikap Pelaksanaan Kawasan Tanpa
Mahasiswa Terhadap Media Rokok. Menteri Kesehatan dan
Promosi Kesehatan Berupa Menteri Dalam Negeri Republik
Gambar Di Kemasan Rokok Indonesia: Jakarta.
Pada Perokok Aktif (Studi Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kuantitatif Pada Mahasiswa Kebudayaan Republik Indonesia
Universitas No. 64 tahun
Jember).http://repository.unej.ac 2015, Tentang Kawasan Tanpa
.id/handle/123456789/65790. Di Rokok di Lingkungan Sekolah.
akses 18 September 2017. http://psma.kemdikbud.go.id/fil
Maseda, D. R. 2013. Hubungan es/permendikbud_tahun2015_no
Pengetahuan dan Sikap Tentang mor064.pdf. Diakses 14 Juli
Bahaya Merokok Dengan 2016.
Perilaku Merokok Pada Remaja Pusat Promosi Kementrian Kesehatan
Putra di SMA Negeri I Tompaso Republik Indonesia. 2014.
Baru. Masalah Merokok di Indonesia.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index. http://www.promkes.depkes.go.i
php/jkp/article/view/2176. Di d/dl/factsheet1cov.pdf. Diakses
akses 18 September 2017. tanggal 15 Juli 2016.
Novarianto, J. 2015. Hubungan Persepsi Pangulimang, I. 2016. Perilaku Pelajar
Remaja Tentang Peringatan Tentang Kebijakan Kawasan
Kesehatan Bergambar Pada Tanpa Rokok di SMA Negeri 1
Kemasan Rokok Dengan Siau Timur Kabupaten
Motivasi Berhenti Merokok Pada Kepulauan Siau Tagulandang
Remaja Di Madrasah Aliyah Al- Biaro.
Qodiri Kecamatan Patrang https://ejournalhealth.com/index
Kabupaten Jember. .php/ikmas/article/viewFile/69/6
http://repository.unej.ac.id/handle 8.
/123456789/73126. Di akses 18 Di akses 18 September 2017.
September 2017. Rahmadi, A. 2013. Hubungan
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Pengetahuan dan Sikap
dan Menteri Dalam Negeri Terhadap Rokok Dengan

12
Kebiasaan Merokok Siswa SMP : Studi Kasus di RSUP Dr.
di Kota Padang. Kariadi Semarang.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index. http://eprints.undip.ac.id/37769/
php/jka/article/view/62. Di akses 1/RIZKIA_AMALIA_S_LAP.K
18 September 2017. TI.pdf.Di akses 18 September
Robaka. Y. H 2013. Hubungan Antara 2017.
Pengetahuan, Sikap dan Tanda Windira, R. S. 2016.Hubungan Persepsi
Larangan Merokok Dengan Visual Gambar Patologi
Kepatuhan Terhadap Kawasan Bahaya Merokok pada Bungkus
Tanpa Rokok (KTR) Pada Rokok dengan Perilaku
Mahasiswa di Universitas Dian Merokok pada Remaja di SMKN
Nuswantoro Semarang 2013. 2
http://eprints.dinus.ac.id/6484/1/ Jember.http://repository.unej.ac.
jurnal_12093.pdf. Di akses 18 id/handle/123456789/75916. Di
September 2017. akses 18 September 2017.
Sumahandriyani, P. 2015. Pengetahuan, Wirawan, A. S.2016. Hubungan Antara
Sikap dan Dukungan Pengetahuan Dan Sikap
Masyarakat Terhadap Tentang Bahaya Merokok Bagi
Kebijakan Kawasan Tanpa Kesehatan Dengan Tindakan
Rokok (KTR) Pada 7 Kawasan Merokok Pelajar SMK Negeri
Yang Diatur Di Kota Batam. Talaga.
https://www.unud.ac.id/in/tugas http://ejournal.akperypib.ac.id/w
-akhir1220015038.html. p-
Diakses tanggal 5 September content/uploads/2016/06/MEDI
2016. SINA-Jurnal-Keperawatan-dan-
Santi, 2013. Hubungan Pengetahuan Kesehatan-AKPER-YPIB-
Tentang Rokok Dengan Sikap MajalengkaVolume-II-Nomor-
Terhadap Bahaya Merokok Pada 3-Februari-20162.pdf. Di akses
Siswa SMK Batik 1 Surakarta. 18 September 2017.
http://eprints.ums.ac.id/26192/.
Di akses 18 September 2017.
Solicha, A. 2012. Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Pengunjung di
Lingkungan RSUP Dr. Kariadi
Tentang Kawasan Tanpa Rokok

13

Anda mungkin juga menyukai