Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANALISIS HAK DAN KEWAJIBAN

PENGGUNA MEDIA SOSIAL

OLEH:

NAMA: ANAGUSTIN ZALELIJKA PUTRI

NIM: F0317010

JURUSAN: AKUNTANSI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt yang telah meberikan
kesempatan kepada saya untuk menulis makalah ini dan kemudian dapat
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Analisis Hak dan Kewajiban
Pengguna Media Sosial”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Makalah ini membahas hak yang didappat dan kewajiban yang
harus dilaksanakan sebagai pengguna media sosial.

Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca semua.
Tidak ada gading yang tidak retak, begitu pula dengan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimma kasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua
pihak kepada saya menjadi amal saleh yang senantiasa mendapat balasan dan
kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Swt.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan laporan ini,
untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Surakarta, 19 Maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. 2


Daftar Isi ....................................................................................................... 3
BAB I (PENDAHULUAN)
1. Latar Belakang ............................................................................. 4
2. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
3. Tujuan Penulisan ......................................................................... 5
4. Manfaat Penulisan ....................................................................... 5

BAB II (ISI)

1. Media Sosial ............................................................................... 6

2. Hak .............................................................................................. 6

3. Hak yang Sudah Didapat ............................................................. 6

4. Kewajiban ................................................................................... 8

5. Kewajiban yang Belum Dilaksanakan ....................................... 8

BAB (PENUTUP)

1. Simpulan ...................................................................................... 11

2. Saran ............................................................................................. 11

Daftar Pustaka .............................................................................................. 12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi pada masa globalisasi semakin mantap dirasakan oleh


masyarakat global. Teknologi dalam sarana informasi dan komunikasi telah
memberikan kemudahan dalam menghubungkan satu manusia dengan manusia lain
di belahan dunia yang berbeda. Salah satu platform yang telah tercipta dan
dikonsumsi adalah media sosial. Media sosial adalah fitur maya yang mampu
mengintegrasikan semua orang dari seluruh penjuru dunia.

Berdasarkan data Laporan Tetra Pak Index 2017, pengguna internet Indonesia
berjumlah 132 juta jiwa. Sementara 40% dari jumlah pengguna internet adalah
pengguna media sosial. Dari data tersebut, dapat diimplikasikan bahwa separuh
penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Jadi internet dan media sosial adalah
sebuah tren komunikasi di Indonesia.

Media sosial berpengaruh besar ke berbagai lini –ekonomi, sosial, budaya,


pendidikan. Dengan kata lain media sosial mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, sekaligus menawarkan kemudahan di dalamnya. Media sosial juga
memiliki peran dalam menjaga integritas nasional. Wilayah Indonesia yang secara
geografi berbentuk kepulauan, memiliki tantangan dalam menyatukan masyararakat.
Media sosial memberi jawaban atas tantangan tersebut. Pertemuan secara maya ini,
setidaknya mampu mengakomodasi kebutuhan berdikusi atau sekadar mendapatkan
informasi klarifikasi dari suatu isu.

Sisi negatif dari media sosial kian nyata dirasakan. Sebagian pengguna media
sosial menjadikan media sosial sebagai alat pemecah belah, profokasi, tindak
kriminal, penyebaran berita bohong, dan tindakan lain yang menjurus pada keadaan
disintegritas. Sehingga, belakangan ini media sosial menjadi tantangan Indonesia
dalam upaya mengembalikan kedamaia negara.

Keresahan masyarakat dan keadaan sosial yang dapat dikatakan buruk akibat
media sosial, membuat saya tertarik mengangkat topik ini untuk dijadikan kajian
analisis hak dan kewajiban.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja hak yang sudah didapat oleh pengguna media sosial?

2. Apa saja kewajiban yang belum dilaksanakan oleh pengguna media sosial?

C. Tujuan Penulisan

1. mengetahui hak-hak yang sudah didapat oleh mengguna media sosial di


Indonesia;

2. mengetahui kewajiban-kewajiban yang belum dilaksanakan oleh pengguna


media sosial di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

1. memberikan informasi mengenai hak-hak yang sudah didapat oleh


mengguna media sosial di Indonesia;

2. memberikan infoormasi mengenai kewajiban-kewajiban yang belum


dilaksanakan oleh pengguna media sosial di Indonesia.

5
BAB II

ISI

A. Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media daring tempat berbagi blog, jejaring sosial,
forum, dan dunia virtual. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan
media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di
atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 sserta memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content.

B. Hak

Hak Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Wikipedia adalah prinsip-prinsip moral atau
norma-norma yang menggambarkan standar tertentu dari perilaku manusia dan dilindungi
secara teratur sebagai hak-hak hukum dalam hukum kota dan internasional. Menurut
Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia. Dalam diri manusia ada tiga hal yang selalu melekat, yaitu hidup,
kebebasan, dan kebahagiaan. Tiga hal inilah yang terkandung dalam hak asasi manusia.

Ciri-ciri khusus Hak Asasi Manusia sebagai berikut:

1. Hakiki, menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak semua umat manusia dan sudah
ada sejak manusia dilahirkan ke dunia;
2. Universal, hak asasi berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa,
gender atau perbedaan lainnya;
3. Tidak dapat dicabut, hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan ke pihak
lainnya;
4. Tidak dapat dibagi, semua orang berhak mendapatkan hak, baik politik, ekonomi, sosial,
dan budaya.

C. Hak yang Sudah Didapat oleh Pengguna Media Sosial

Sebagai pengguna media sosial, kita pun memiliki hak-hak yang perlu kita
dapatkan untuk menjamin kemerdekaan dalam bermedia sosial. Kebebasan

6
berpendapat adalah hak untuk mengeluarkan pendapat –ide, pikiran– secara bebas,
kecuali dalam hal menyebarkan keburukan dan berita bohong. Hak kebebasan
berpendapat ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 3 yang berbunyi “Setiap
orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”

Selain dalam UUD 1945, pemerintah Indonesia juga mengeluarkan undang-


undang tentang kemerdekaan berpendapat, yaitu UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat di Muka Umum dalam pasal 1 ayat 1 yang
berbunyi “Hak setiap warga negara menyampaikan pikiran dengann lisan, tulisan,
dan sebagainya secara bebas dann bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”

Di Indonesia, berpendapat sudah bukan lagi hal yang sulit untuk kebanyakan
orang. Dalam forum umum, sudah menjadi sebuah keharusan diadakan sesi tanya
jawab dan diskusi yang merupakan implementasi hak tersebut. Kemudian sesi
tersebut terjadi riuh dan ramai oleh suara peserta yang berlomba mengeluarkan
pendapat. Contohnya dalam kalangan mahasiswa, cara belajar baru telah diterapkan
di bidang pendidikan. Mahasiswa diberikan mengisi materi di kelas dan menanggapi
respons dari rekan-rekannya. Dalam hal ini, kebebasan berpendapat memang
diajarkan dan memang sudah diimplikasikan.

Media sosial merupakan salah satu wadah masyarakat untuk mengeluarkan


pendapatnya. Dalam aplikasi media sosial, misalnya Instagram, pengguna diberi
tempat untuk mengekspresikan diri sesuai dengan kehendak mereka, menyebarkan
ide kreatifitas dan karya kepada warganet lain di seluruh dunia. Warganet lain juga
bisa mengontari unggahan dari satu orang dalam kolom komentar yang disediakan.

Filterisasi untuk konten tertentu –berbau SARA, mengandung ujaran


kebencian, berita bohong– dalam media sosial tidak mendapat kecaman dari pihak
media sosial itu sendiri. Oleh karena itu, filter adalah sebuah alat yang seharusnya
otomatis dimiliki oleh pengguna untuk membatasi diri mengeluarkan pendapat yang
melanggar hak orang lain. Kita harus memikirkan dampak apa yang akan
ditimbulkan jika kita mengeluarkan pendapat di media sosial sebagai upaya
menghargai dan menghormati hak orang lain.

7
Berikut terdapat berbagai strategi yang dapat diterapkan sebelum berpendapat
dalam media sosial:
1. Informasi. Hendaknya sebelum berkomentar dan berkesimpulan, galilah
informasi secara mendalam, keseluruhan dari berbagai sisi, sehingga kita dapat lebih
memahami dari berbagai sudut dan tidak terburu-buru berkesimpulan atau memihak.
2.  Kategorisasi. Sebisa mungkin singkirkan terlebih dahulu pendapat-pendapat
pribadi yang memungkinkan kita berkomentar maupun berpendapat secara subjektif
atau memihak secara ekstrim. Kita perlu melihat lebih luas sehingga kita akan
bersikap, berkomentar lebih objektif.
3. Persepsi. Dari informasi yang kita dapat perlu untuk kita olah dan analisa lebih
dalam, sehingga dapat membentuk suatu persepsi yang kuat.
4.  Kehadiran orang lain. Selalu ingatlah bahwa apa yang kita ungkapkan bisa
berdampak pada kondisi psikologis atau keadaan lawan bicara maupun orang lain,
maka tinggalkanlah kata-kata membekas yang baik. Hal ini merupakan kewajiban
kita sebagai sesama manusia.

D. Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab. Kewajiban muncul karena adanya hak-hak orang lain yang perlu kita hormati.
Sebagai manusia yang dikarunia Hak Asasi Manusia, tidak lantas membuat kita
berbuat semaunya. Justru karena setiap individu memiliki yang sama, di situlah batas
kita untuk mendapat hak, dan berganti melaksanakan kewajiban kita terhadap orang
lain.

E. Kewajiban yang Belum Terlaksana dalam Menggunakan Media Sosial


Generasi muda saat ini tidak dapat dilepaskan dari internet, media sosial,
ataupun gawai. Setiap hari, jutaan orang mengakses internet melalui telepon
genggam mereka dengan tujuan yang beragam –menulis status, mengakses
informasi, mencari hiburan, transaksi jual beli, hingga mencari pekerjaan dan jodoh.
Begitulah perkembangan dunia maya dan media sosial saat ini.

Tingkat keseringan yang tinggi anak muda beraktifitas di media sosial, hampir
segala sesuatunya dicurahkan di media sosial. Ada yang mencari teman, tapi ada
juga yang memutuskan hubungan di media sosial. Ada yang menebar kebencian, tapi

8
ada juga yang menebar kedamaian. Mulai dari yang baik hingga yang buruk,
semuanya berkumpul menjadi satu. Jika kita tidak membekali diri dengan fondasi
yang kuat, media sosial bisa menggiring kita pada keburukan.

Saat ini, media sosial tidak hanya berkontribusi pada kemajuan zaman ataupun
gaya hidup. Namun media sosial juga bisa memengaruhi ucapan dan perilaku
seseorang dalam keseharian. Dampak media sosial begitu terasa. Bahkan sistem jual
beli pun saat ini lebih nyaman dilakukan secara daring. Sistem pengawasan dan
pelaporan, juga bisa dilakukan secara daring. Tidak hanya itu, sistem kejahatan pun
juga mulai marak dilakukan secara daring. Kecanggihan dan kemudahan media
sosial, telah digunakan oleh segelintir oknum untuk menebarkan kejahatan.

Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang yang menjamin kedamaian


dalam media sosial, yaitu UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik dalam pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam transakksi elektronik” dan ayat 2 yang
berbunyi “Setiap orang dengan dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan
untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).”

Beberapa tahun terakhir ini, kelompok radikal dan teroris pun juga
memanfaatkan media sosial. Bukan untuk mengakses informasi, tapi justru
menebarkan propaganda radikal, mencari anggota, bahkan hingga mencari
pendanaan, untuk menunjang aksi terornya. Itulah faktanya saat ini. Media sosial
bisa digunakan untuk macam-macam, tergantung peruntukannya. Karena itulah, mari
kita gunakan media sosial yang bisa membuat kondisi negeri ini semakin damai.
Saatnya memperbanyak pesan damai di media sosial. Saatnya memperkuat jejaring
apa saja, yang aktif menebar perdamaian. Jejaring itulah yang bisa melawan
masifnya propaganda radikalisme selama ini.

Kekuatan media sosial harus dimanfaatkan untuk memperkuat persaudaraan.


Sebagai makhluk sosial, manusia ditakdirkan untuk saling berinteraksi, saling
menolong, dan saling menghargai. Dalam konteks mempertahankan Indonesia dari
segala bentuk paham radikalisme, tentu membutuhkan semua pihak untuk
melakukannya. Dibutuhkan komitmen bersama, untuk terus melawan radikalisme

9
dan terorisme. Paham kekerasan yang suka berlindung dibalik nilai-nilai agama
inilah, yang selalu membuat generasi muda memilih jalan teror. Karena itu kita
semua harus terus bergandengan tangan untuk melawannya.

Mari tanamkan toleransi kepada anak-anak dan lingkungan terdekat kita.


Tanamkan pula kepada orang terdekat kita, untuk mulai berbuat baik sejak dari
dalam pikiran. Harapannya, jika pikirannya sudah toleran, maka ucapan dan
perilakunya diharapkan juga ikut toleran. Dan jika toleransi itu sudah terbangun,
maka rasa saling memiliki, saling menjaga, dan saling membantu akan muncul pada
diri. Sehingga semua manusia bisa saling terhubung, untuk mewujudkan Indonesia
menjadi lebih baik di kemudian hari.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki hak dan kewajiban.


Sebagai pengguna media sosial, hak dan kewajiban itu juga tetap melekat
dalam diri manusia.

B. Saran

Manusia memiliki hak dan kewajiban. Di manapun dan kapanpun,


manusia akan selalu lekat dengan hak dan kewajiban tersebut. Termasuk
ketika manusia sedang bersosialisasi di media sosial. Hak orag lain,
sebaiknya dijadikan rambu-rambu agar membatasi hak diri sendiri dan agar
tidak melanggar hak orang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yudhianto. “132 Juta Pengguna Internet Indonesia, 40% Pengguna Medsos”. 27


September 2017.Detik.com.

Brwon, Jessica. “Apa Saja Bukti Pengaruh Media Sosial Kehidupan Anda”. 16
Januari2018. bbc.com.

Rachma, Soca Brilianita. “Hak Kebebasan Berpendapat”. 4 September 2014.


Kompasiana.com.

Puspitasari, Dwi Nikmah. “Kebebasan Berpendalam dalam Media Sosial”. 19 Juli


2016. http://buletin.k-pin.org.

Carlo, Ryan. “Apa Itu Hak Asasi Manusia?”. 28 Oktober 2017. Kompasiana.com.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/

12

Anda mungkin juga menyukai