Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MATA
1. Indra Penglihatan
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan
sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya
bola mata, tetapi termasuk otot – otot penggerak bola mata, kotak
mata (rongga tempat mata berada), kelopak dan bulu mata.
Bagian – bagian mata (Sutanta,2019):
a. Bola mata

Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis dinding ini, dari


luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1) Sklera
merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat,
berwarna putih buram (tidak tembus cahaya),kecuali dibagian
depan bersifat transparan yang disebut kornea. Konjungtiva
adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak
mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari
gangguan.
2) Koroid
Berwarna coklat kehitaman sampai hitam, koroid
merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang
member nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna
gelap pada koroid berfungsi untuk memecah refleksi
(pemantulan sinar).di bagian depan, koroid membentuk badan
siliaris yang berlanjut ke depan bentuk iris yang berwarna.
Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata).
Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma,
yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang
masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi
mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan
siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

3) Retina

Merupakan lapisn yang peka terhadap sinar. Pada


seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel – sel
saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optic yang
memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf
optic tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut
bintik buta.

Adapun lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan


rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan
yang terletak di depan lensa berisi cairan yang disebut
aqueous humor, dan bagian belakang yang terletak di belakang
lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi
menjaga lensa agar selalu dalambentuk yang benar.

b. Kotak mata

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata


dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan
bagian dalam kelopak disebut konjungtiva. Selaput ini peka
terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan
serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivis. Untuk
mencegah kekeringan,konjungtiva dibasahi dengan cairan yang
keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang
terdapat dibawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan
antiseptic dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat
pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalammata.

c. Otot mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sclera. Empat
diantaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus
superior, rektus eksternal,dan rektus internal). Otot rektus
berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri,ke atas,
dan otot – otot obliq bawah (inferior).

2. Cara Kerja Mata

Cahaya yang melewati kornea akan diteruskan melalui


pupil, kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian belakang
mata, yaitu retina. Fotoreseptor pada retina mengumpulkan
informasi yang ditangkap mata, kemudian mengirimkan sinyal
informasi tersebut ke otak melalui saraf optik. Semua bagian
tersebut harus bekerja simultan untuk dapat melihat suatu objek.

Berkas cahaya akan berbelok atau berbias (mengalami


refraksi) apabila berjalan dari satu medium ke medium lain
yang memiliki kepadatan berbeda kecuali apabila berkas cahaya
tersebut jatuh tegak lurus di permukaan.

Bola mata memiliki empat media refrakta, yaitu media


yang dapat membiaskan cahaya yang masuk ke mata. Media refrakta
mata terdiri dari kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous
humor. Agar bayangan dapat jatuh tepat di retina, cahaya
yang masuk harus mengalamai refraksi melalui media-media
tersebut. Jika terdapat kelainan pada media refrakta, cahaya
mungkin tidak jatuh tepat pada retina.

Selain faktor media refrakta, faktor panjangnya sumbu optik


bola mata juga berpengaruh terhadap jatuh tepat atau
tidaknya cahaya pada retina. Misalnya, pada miopia aksial
fokus akan terletak di depan retina karena bola mata
lebih panjang.
Lensa memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya
biasnya untuk memfokuskan bayangan dari objek yang dekat.
Kemampuan ini disebut dengan daya akomodasi. Akomodasi
dipengaruhi oleh persarafan simpatis, di mana persarafan
ini akan menyebabkan otot polos pada badan siliar yang
merupakan perlekatan ligamen penggantung lensa (zonula Zinii)
berkontraksi. Kontraksi dari badan siliar yang berbentuk
melingkar seperti sfingter menyebabkan jarak antara pangkal
kedua ligamen tersebut mendekat. Hal ini akan menyebabkan
ketegangan dari ligamen tersebut berkurang sehingga regangan
ligamen terhadap lensa pun juga berkurang. Bentuk lensa
kemudian akan menjadi lebih cembung atau konveks.

3. Kelainan Pada Mata


a. Presbiopi
Presbiopi adalah penyakit mata karena proses penuaan,
disebut juga mata tua.pada anak – anak, titik dekat mata
bisa sangat pendek, kira – kira 9 cm untuk umur 11
tahun.makin tua, jarak titik dekat makin panjang,sekitar
umur 40-50 tahun terjadi perubahan yang menyolok,yaitu titik
dekaat sampai 50cm,oleh karena itu memerlukan pertolongan
kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif).
Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang.
Penderita presbiopi dibantu oleh lensa rangkap.
b. Hipermetropi
Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak –
anak. Hipermetropi disebabkan bola mata terlalu pendek
sehingga bayang – baying jatuh di belakang retina. Penderita
hipermetropi ini tidak dapat melihat benda yang dekat atau
bisa disebut rabun dekat.
c. Miopi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang
disebabkan oleh bola mata yang terlalu panjang sehingga
baying – baying dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di
depan retina. Pada penderita miopi ini orang tidak dapat
melihat benda yang jauh biasa disebut rabun jauh, mereka
hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat
seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung
(negatif).
d. Astigmatisma
Merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau
permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama,
sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang – bayang
jatuh tidak pada tempat yang sama.untukmenolong orang yang
cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang
mempunyai beberapa focus.
e. Katarak
Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan
berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena
adanya pengapuran pada lensa.pada orang yang terkena katarak
pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
f. Imeralopi
Imeralopi atau rabun senja adalah kelainan yang
menyebabkan penderita menjadi rabun pada senja hari.
g. Xeroftalxni
Adalah kelaian pada mata, yang kornea menjadi kering
dan bersisik.
h. Keratomealasi

Adalah kelainan pada mata yaitu kornea menjadi putih


dan rusak.

4. Pemeriksaan Ketajaman penglihatan

Tajam penglihatan merupakan indikator kesehatan utama dalam


sistem penglihatan. Tajam penglihatan merupakan kemampuan mata
dalam melihat obyek secara jelas dan sangant tergantung pada
kemampuan akomodasi mata. Ketajaman penglihatan bergantung pada
berbagai faktor fisiologis seperti faktor retina, kepekaan saraf,
dan kemampuan interperatif otak (servetas, 2015).
Pemeriksaan ketajaman penglihatan biasanya dilakukan untuk
mengukur seberapa besar dan tajam resolusi ketajaman penglihatan.
Pemeriksaan yang paling sederhana adalah menggunakan kartu
snellen, di mana di kartu snellen terdapat angkat dan huruf yang
semakin ke bawah semakin kecil ukurannya.

Ketajaman penglihatan di catat sesuai dengan angka dan huruf


pada baris yang dilihat pada kartu snellen. Penglihatan normal
biasanya berjarak 6 meter, tergantung dari masing masing manusia,
sebab manusia mempunyai daya ketajaman penglihatan yang berbeda.
Jika dengan menggunakan snellen tetap tidka bisa melihat objek
jelas, maka dapat dilakukan dengan pemeriksaan lain
yaitumenggunakan hitung jari atau jumlah jari yang biasanya di
ukur mulai jarak 3 atau 4 meter dari mata.

Pemeriksaan ketajaman penglihatan merupakan pemeriksaan yang


harus rutin dilakukan setidaknya 6 bulan sekali. Sebab, ketajaman
penglihatan manusia sering berubah-ubah sesuai dengan proses
penyakit dan status kesehatan yang dialaminya.

Tajam penglihatan menurut WHO, sebagai berikut:

Kategori 1 : rabun atau penglihatan < 6/18

Kategori 2 : rabun, tajam penglihatan < 6/60

Kategori 3 : buta

a. Tajam penglihatan < 3/60


b. Lapang pandangan < 10 derajat
Kategori 4 : buta
a. Tajam penglihatan < 1/60
b. Lapang pandangan < 5 derajat
Kategori 5 : buta dan tidak ada persepsi sinar.

Tajam penglihatan dan penglihatan kurang


Sistem desimal Snellen Snellen
Efisiensi

Jarak 6 meter jarak 20 kaki


penglihatan

Penglihatan normal

2.0 6/3 20/10

1.33 6/5 20/15 100%

1.0 6/6 20/20 100%

0.8 6/7.5 20/25 95%

Pada keadaan ini penglihatan mata aalah normal dan sehat

Penglihatan hampir normal

0.7 6/9 20/30 90%

0.6 5/9 15/25

0.5 6/12 20/40 85%

0.4 6/15 20/50 75%

0.33 6/18 20/60

0.285 6/21 20/70

Tidak menimbulkan masalah yang gawat, akan tetapi perlu diketahui


penyebab mungkin suatu penyakit yang masih diperbaiki

Low vision sedang

0.25 6/24 20/80 60%


0.2 6/30 20/100 50%

6/38 20/125 40%

Dengan kaca mata kuat atau kaca pembesar masih dapat membaca
dengan cepat

Low vision berat

0.1 6/60 20/200 20%

0.066 6/90 20/300 15%

0.05 6/120 20/400 10%

Masih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat


kesukaran pada lalu lintas dan melihat nomor mobil.

Untuk membaca diperlukan lensa pembesar kuat. Membaca menjadi


lambat.

Low vision nyata

0.025 6/240 20/800 5%

Bertambahnya masalah orientasi dan mobilisasi

Diperlukan tongkat putih untuk mengenal lingkungan. Hanya minat


yang kuat masih mungkin membaca dengan kaca pembesar, umumnya
memerlukan Braille, radio, pustaka kaset.

5. Faktor Ketajaman penglihatan


Kemudahan seseorang untuk melihat suatu objek kerja sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Tingkat pencahayaan
Tingkat pencahayaan yang diperlukan oleh mata harus
cukup, tidak terlalu cerah ataupun tidak terlalu gelap.
Cahay dengan intensitas tinggi dan intensitas rendah dapat
dengan mudah merusak dan menurunkan ketajaman penglihatan.
Mata akan mengalmi cepat lelahbahkan sampai berair.
b. Ukuran objek
Ukuran objek harus sesuai dengan kemampuan penglihatan
seseorang sesuai dengan ukuran, agar mata tidak bekerja
ekstra untuk melihat satu objek dengan ukuran tertentu.
Semakin kecil ukuran objek dengan jarak pandang, maka
semakin besar kemampuan mata yang diperlukan untuk melihat
objek tersebut.
c. Bentuk objek benda
Bentuk dari objek yang di lihat mata haruslah sesuai
dengan kontras dan warna. Jangan berikan tulisan berwarna
gelap pada background berwarma gelap pula.
d. Lama waktu melihat objek
Mata perluwaktu untuk mengenali suatu objek agar
penglihatan yang dilihatnya lebih fokus lagi. Objek yang
ukurannya kecil dan rumit dapat mempengaruhi lamanya mata
untuk penglihatan objek tersebut.

B. KONSEP PENGGUNAAN KOMPUTER DAN SMARTPHONE


1. Definisi Komputer

Seseorang yang bekerja menggunakan computer dalam jangka


waktu yang lama didukung dengan jarak yang terlalu dekat juga
memiliki resiko terkena kelelahan mata (Dessy Widhya Putri,
Mulyono, 2018).

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Long dkk (2014) bahwa


mata akan mencoba memfokuskan pandangannya agar tetap
berkonsentrasi ketika ia dihadapkan pada pekerjaan yang berulang
– ulang atau terus menerus guna mengurangi kesalahan (Long dkk,
2014).
2. Aturan Penggunaan Komputer

Salah satu faktor yang menyebabkan keluhan kelelahan mata


pada pengguna komputer adalah pengaturan kekontrasan pada
tampilan layar monitor.secara sederhana kontras layar monitor
dapat diartikan sebagai perbedaan ketajaman warna karakter
(huruf) dengan warna latar belakang (background) pada layar
monitor (Priliandita, 2015).

Aturan istirahat mata yang sering dipakai untuk bekerja di


depan komputer ialah aturan 20-20-20, artinya setelah bekerja
menggunakan computer selama 20 menit, sebaiknya mengalihkan
pandangan dari layar monitor dengan melihat benda yang berjarak
20 kaki atau sekitar 6 meter dari kita selama 20 detik (Dessy
Widhya Putri, Mulyono, 2018).

3. Definisi Smartphone

Smartphone atau disebut dengan gadget adalah alat komunikasi


masa kini, alat berkomunikasi yang mudah di bawa kemana – mana
tanpa haru s menyambungkan terlebh dahulu pada sambungan
portable. Gadget di era sekarang merupakan pengembangan teknologi
telepon dari masa ke masa, perangkat gadget tersebut digunakan
sebagaiprangkat mobile sebab bisa berpindah dan waktu dengan
mudah, penyampaian informasi satu pihak ke pihak yang lain
menjadi lebih efisien dan efektif(Handriani,2016).

Smartphone (gadget) merupakan sesuatu yang penting bagi


kelangsungan hidup manusia di era sekarang. Banyak aplikasi di
dalam gadget yang memudahkan manusia dalam melakukan semua
aktifitas maupun pekerjaannya. Gadget juga merupakan sebagai alat
pencari nafkah ataupun bisnis bagi sebagian kalangan. Di dalam
gadget semua manusia dapat menyimpan file ataupun dokumen penting
tanpa harus membawa laptop, notulen ataupun cacatan lainnya (Devi
Ristiya Irawan Rahmawati, 2018).

4. Dampak Penggunaan gadget


Penggunaan gadget dikalangan remaja tentunya akan
menimbulkan dampak bagi remaja. Dampak yang terjadi berupa dampak
positif dan negatif (Harfiyanto, dkk, 2015)

1) Dampak positif

a) Memudahkan untuk berinteraksi dengan orang banyak lewat media


sosial. Sehingga memudahkan untuk saling berkomunikasi dengan
orang baru dan memperbanyak teman.

b) Mempersingkat jarak dan waktu. Karena dalam era perkembangan


gadget yang canggih didalamnya terdapat media sosial seperti
sekarang ini.

c) Hubungan jarak jauh tidak lagi menjadi masalah dan menjadi


halangan. Hal ini dikarenakan kecanggihan dari aplikasi yang ada
didalam gadget.
d) Mempermudah para remaja mengonsultasikan pelajaran dan tugas-
tugas yang belum dimengerti. Hal ini biasadilakukan remaja dengan
sms atau bbm kepada guru mata pelajaran.

2) Dampak Negatif

a) Remaja menggunakan media sosial didalam gadget mereka, sehingga menimbulkan lebih
banyak waktu yang digunakan untuk bermain gadget.Hal ini biasanya digunakan remaja untuk
berkomunikasi dimedia sosial dibandingkan dengan belajar.
b) Aplikasi yang ada didalam gadget membuat remaja lebih mementingkan diri sendiri.
Seringkali remaja mengabaikan orang disekitarnya bahkan tidak menganggap orang yang
mengajaknya mengobrol.

c) Mengganggu kesehatan

Cahaya yang ditimbulkan dari gadget memancarkan radiasi yang


dapat membuat mata merasakan perih dan perlahan akan mengalami
kekaburan. Jika radiasi yang ditimbulkan gadget sangat tinggi
penggunaanya, dalam jangka panjang maka mata akan mengalami
penurunan bahkan gangguan ketajaman penglihatan.

Menurut Leonid Miakotko, smartphone merupakan sumber utama


gelombang elektromagnetik dan dapat berdampak pada kesehatan.
Efek lain pada penggunaan smartphone adalah sakit pada
ekstremitas atas, leher dan punggung, didapatkan juga bahwa
pengguna merasa tidak nyaman minimal satu dari lokasi di atas
(Miakotko, 2017)

Menurut penelitian Firman tahun 2017, penggunaan smartphone


juga berpengaruh terhadap faktor kebersihan, banyak kegiatan yang
biasanya di lakukan menggunakan smartphone seperti chatting,
browsing, menelpon dan lain-lain hal tersebut dapat memicu
perpindahan bakteri yang ada di tangan ke smartphone begitu pula
sebaliknya. Penggunaan smartphone juga dapat mengganggu jam tidur
penggunanya (Wilantika, 2017).

Pada kesehatan mata jika penggunaan dilakukan terus menerus


akan menyebabkan keluhan kelelahan mata atau dikenal dengan nama
eyestrain. Menurut penelitian yang dilakukan Long tahun 2017
didapatkan bahwa penggunaan smartphone yang lama dan jarak yang
dekat akan berdampak pada meningkatnya keluhan kelelahan mata.
Pada penelitian Ziefle dikatakan bahwa penggunaan resolusi rendah
akan meningkatkan kelelahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai