Anda di halaman 1dari 2

SOP Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),

Kejadian tidak Cedera ( KTC) Kondisi


Potensial Cedera (KPC), Maupun Kejadian
Nyaris Cedera (KNC)
No. Dokumen : NO/SOP/ADMEN/I/2019
No. Revisi : 0
SOP Tanggal Terbit : 02 Januari 2019
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Euis Warsita


CICANGKANGGIRANG 197009121992032005

Prosedur yang mencakup semua kegiatan yang terkait dengan


1. Pengertian identifikasi, dokumentasi dan pelaporan kasus KTD, KTC, KPC dan
KNC.

Pelayanan klinis yang bermutu sangat dipengaruhi oleh kemampuan


puskesmas dalam mengidentifikasi, mendokumentasi, menganalisis dan
2. Tujuan melaporkan permasalahan mutu pelayanan klinis berupa KTD, KTC,
KPC, dan KNC untuk itu perlu dibuat suatu standar prosedur yang dapat
membakukan manajemen resiko klinis.
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CICANGKANGGIRANG
3. Kebijakan Nomor : SK/001/KAPUS/X/2019
Tentang : kebijakan mutu dan keselamatan pasien

1. Undang-Undang No 25 tahun 2009, tetang Pelayanan Publik


2. Permenkes RI No 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional
4. Referensi
3. Permenkes RI No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, tempat praktek mandiri dokter dan tempat praktek
mandiri dokter gigi

5. Alat dan Bahan


6. Prosedur /langkah 1. Pemberi pelayanan klinis yang mendapatkan KTD atau resiko medis
– langkah
melakukan pertolongan dan penanganan awal sesuai kondisi
2. Pemberi pelayanan klinis yang mengetahui adanya KTD,KTC, KNC,
KPC dan resiko klinis melakukan pengaman berupa isolasi bukti,
laporan dan lingkungan, selanjutnya melaporkan kondisi tersebut
kepada tim peningkatan mutu pelayanan klinis dan petugas klinis
yang berkompeten
3. Pemberi pelayanan klinis memberi tindakan medis dan observasi
sesuai kondisi.
4. Ketua tim peningkatan mutu pelayanan klinis melakukan identifikasi
dengan mengumpulkan informasi dan bukti yang menyangkut input,
1/2
proses dan output terjadinya KTD, KTC, KNC, KPC dan resiko klinis.
Semua hasil identifikasi di dokumentasikan dalam lembar
manajemen KTD,KTC, KNC,KPC dan resiko medis (formulir
pelaporan insiden keselamatan)

5. Kepala puskesmas dan tim peningkatan mutu pelayanan


mengadakan analisis penyebab dan tindak lanjut penanganan
6. Sosialisasi rencana tindak dan pelaksanaannya pada rapat rutin
puskesmas

6. Unit Terkait
Kepala puskesmas, penanggung jawab klinis, tim peningkatan mutu
pelayanan klinis, dokter, perawat, bidan, analis kesehatan, nutrisionis,
sanitarian.

7. Diagram Alir -

Yang Tanggal mulai


No Isi perubahan
diubah diberlakukan
8.Rekaman Historis
perubahan

KETERANGAN :
1. Kotak Judul diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya dengan huruf Arial Font 12 spasi 1.5
2. Nomor dokumen di isi sesuai dengan ketentuan penomoran pada puskesmas ( Nomor
urut/SOP/Pokja//Bln/th ) huruf Arial Font 11 spasi 1.5
3. Nomor revisi diisi dengan status revisi dengan menggunakan angka untuk dokumen baru diberi
nomor 0, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1 dan seterusnya huruf Arial Font 11
spasi 1.5
4. Tanggal terbit diberi tanggal sesuai dengan tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya SOP
tersebut huruf Arial Font 11 spasi 1.5
5. Halaman diisi dengan nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman, huruf Arial
Font 11 spasi 1.5
6. Ditetapkan kepala puskesmas dan diberi tandatangan, nama jelas, NIP tanpa gelar huruf Arial
Font 10 spasi 1.5
7. Nama Intansi di simpan sebelah kiri di bawah Logo Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat
dengan huruf Arial Font 10 spasi 1.5

2/2

Anda mungkin juga menyukai