ASUHAN KEPERAWATAN Ginekologi
ASUHAN KEPERAWATAN Ginekologi
( KASUS GINEKOLOGI )
1. IDENTITAS
PASIEN
Nama : Ny. J
Umur : 31/03/1967 ( 52 Th 10 Bl 19 Hr )
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Pacitan, Jawa Timur
No RM : 01-21-10-xx
Tanggal Masuk : 10 Februari 2020
Diagnose Medis : Kistoma ovari
KELUARGA
Nama : Ny. M
Umur : 28 thn
Hubungan : Anak
Alamat : Pacitan, Jawa timur
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri post operasi
O : Nyeri terasa setelah operasi pada tanggal 14/02/2020 jam 14.45, nyeri hilang timbul
P : Nyeri terasa makin parah saat bergerak, batuk dan tertawa
Q : Nyeri terasa perih, cenat cenut seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri terasa di perut bagian bawah
S : Skala nyeri 5
T : Sudah di berikan obat pereda nyeri tapi lupa namanya oleh perawat, nyeri berkurang
U : Nyeri karena luka operasi kista
V : ingin segera sembuh
x x x
KETERANGAN :
: Perempuan Hidup
: Pasien
: Tinggal Serumah
X
: Perempuan Meninggal
Pasien memiliki suami, 2 orang anak dan 1 orang cucu. anak pertama sudah menikah
dan memiliki 1 orang anak laki laki, anak kedua belum menikah. Pasien tinggal
serumah dengan suami, anak, menantu, dan cucu.
.
2). Pola eliminasi
a. Sebelum masuk rumah sakit
- BAB frekuensi 1xsehari, konsistensi lembek, tidak menggunakan penghantar
BAB, tidak menggunakan obat pencahar, tidak ada keluhan.
- BAK frekuensi 4-5x sehari, warna kuning keruh, bau urin, tidak ada keluhan,
tidak menggunakan alat bantu buang air kecil.
b. Selama di rumah sakit
- BAB frekuensi pasien mengatakan belum BAB setelah operasi tanggal
14/02/2020
- BAK pasien menggunakan kateter, tidak ada keluhan
3). Pola aktivitas istirahat tidur
a. Sebelum masuk rumah sakit
- Aktvitas sehari hari
Kebiasaan olahraga tidak teratur kadang kadang. Kemampuan aktivitas seharihari
dilakukan sendiri.
- Kebutuhan tidur
Tidur siang 1 jam
Tidur malam 8 jam
Tidak ada keluhan
b. Selama di rumah sakit
- Aktivitas
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulansi/ROM
Keterangan : 0 = mandiri
- Kebutuhan tidur
Pasien mengatakan tidur tidak nyenyak selalu terbangun karena luka bekas
operasi di perut terasa nyeri.
4). Pola kebersihan diri
a. Sebelum masuk rumah sakit
- Kebersihan kulit
Pasien mandi 2x sehari menggunakan sabun
- Kebersihan rambut
Pasien mencuci rambut 3 hari sekali menggunakan shampoo
- Kebersihan telinga
Pasien membersihkan telinga saat mandi, tidak menggunakan alat bantu
mendengar,
- Kebersihan mata
Pasien membersihkan mata saat mandi
- Kebersihan mulut
Pasien menggosok gigi 2xsehari saat mandi menggunakan pasta gigi, pasien
tidak menggunakan gigi palsu.
- Kebersihan kuku
Pasien memotong kuku seminggu sekali, tidak menggunakan cat kuku
- Kebersihan kulit
Pasien mengatakan mandi di bantu perawat dan keluarga, menggunakan
sabun
- Kebersihan rambut
Pasien mengatakan belum keramas dari tanggal 10/02/2020
- Kebersihan telinga
Pasien mengatakan belum membersihkan telinga dari tanggal 10/02/2020
dan tidak memakai alat bantu mendengar
- Kebersihan mata
Pasien mengatakan membersihkan mata saat mandi, tidak ada gatal dan
tidak keluar cairan dari mata
- Kebersihan mulut
Pasien mengatakan menggosok gigi saat dimandikan 2x sehari, tidak ada
gigi palsu.
- Kebersihan kuku
Pasien mengatakan belum memotong kuku dari tanggal 10/02/2020
a. keadaan mental
- sadar
b. berbicara
- jelas
c. bahasa yang dikuasai
- bahasa jawa dan Indonesia
d. kemampuan
- membaca baik
- berkomunikasi baik
- memahami baik
e. keterampilan berinteraksi memadai
f. tingkat ansietas sedang pasien mengatakan tidak paham dengan penyakit yang
dialami
g. pendengaran
tidak menggunakan alat bantu.
h. Penglihatan
Tidak ada gangguan penglihatan
i. Nyeri
Ada, luka operasi bagian perut terasa cenat cenut, upaya mengatasi dengan
menunggu obat pereda nyeri dari perawat dan mencoba tidur.
7). Pola konsep diri
- identitas diri : tidak ada masalah
- ideal diri : tidak ada masalah
- harga diri : tidak ada masalah
- gambaran diri : tidak ada masalah
- peran diri : tidak ada masalah
8). Pola koping
Pengambilan keputisan dibantu keluarga, anak dan suami, upaya yang dilakukan
untuk mengatasi masalah dengan diam.
9). Pola peran berhubungan
Pasien ibu ruamh tangga dan tidak bekerja, system pendukung adalah keluarga.
Tidaka ada masalah dalam hubungan keluarga dan masyarakat, hubungan dengan
keluarga saat sakit baik, anak bergantian menjaga pasien,
10). Pola pemeliharaan kesehatan
Pasien tidak menggunakan tembakau, NAPZA, alcohol,
Pengetahuan pasien tentang penyakit yang diderita kurang mengerti.
11). Pola nilai keyakinan
Pasien beragama islam sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan rajin ibadah
solat 5 waktu, setelah masuk rumah sakit pasien tetap beribadah solat 5 waktu
dengan posisi tidur. Pasien tidak memerlukan kunjungan rohaniawan.
12) pengkajian psikologis
Perasaan pasien saat ini cemas, karena rasa sakit tidak berkurang pasien takut tidak
bisa sembuh, pasien tidak mengerti dengan penyakitnya.
Perasaan keluaraga dalam menghadapi keadaan pasien keluarga merasa sedih dan
bingung saat pasien kesakitan. Orang yang bermakna dalam kehidupan pasien
adalah keluarga, orang yang diharapkan pasien menemani saat ini adalah keluarga.
13). Pengkajian sosial
Penerimaan keluarga saat ini keluarga menerima keadaan pasien dan menggangap
kejadian ini adalah cobaan dari tuhan untun keluarga menjadi lebih kuat dan tabah,
pengaruh keuangan pengeluaran menjadi lebih besar untuk pengobatan pasien,
penegetahuan keluarga tentang penyakit kurang.
14). Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : sakit sedang
b) Tingkat kesdaran : kualitatif : compos mentis.
Kuntutatif : GCS E: 4 V: 5 M : 6
c) Antropometri
- TB : 156 cm
- BB sebelum sakit : 70 kg
- BB setelah sakit 55 kg
d) Tanda vital
- TD 130/80 mmHG diukur dilengan kanan atas menggunakan manset
dewasa.
- Nadi : 87x/menit teratur dan kuat
- Suhu : 36,4 C
- RR : 20x/menit pernafasan teratur
e) Pemeriksaan fisik
- Kepala : pertumbuhan rambut lebat dan merata kulit kepala bersih
- Muka : kesan wajah rileks, bentuk wajah simetris, tidak ada udem,
wajah tidak tampak pucat.
- Mata : mata bersih, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
berwarna putih, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga : bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak terdapat
pengeluaran cariran dari telinga, tidak menggunakan alat bantu dengar,
tidak ada nyeri pada telinga.
- Hidung : posisi septum ditengah, tidak ada nyeri tekan pada hidung,
fungsi pembauan baik.
- Mulut dan gigi : kebersihan mulut dan gigi pasien baik, dapat
berbicara dengan baik, keadaan bibir tidak pucat, tidak menggunakan
aksesori lidah, tidak ada bau nafas, tidak ada dahak.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pmbesaran
kelenjar getah bening, tidak terdapat luka di daerah leher, bentuk leher
simetris.
- Dada :
Ispeksi : bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bnetuk dada
seperti barel chest, penafasan dada, tidak ada ketinggalan gerak
dada.
Palpasi: pada waktu bernafas simtris, tidak ada nyeri tekan,
tidak masa pada dada, jenis penafasan dada.
Perkusi : Batas jantung atas ICS 2, batas jantung bawah ICS 5,
kanan midstrnalis desxtra, kiri midklavikularis sinistra ICS 5,
batas paru kanan ICS 5, kiri ICS 7
Auskultasi: bunyi jantung lup dup dan tidak ada bunyi napas
tambahan, suara napas vesikuler pada lapang paru.
- Payudara
Tidak ada kelainan, tidak ada massa dan nyeri tekan
- Punggung
Tidak ada kelainan bentuk punggung
- Axilla
Tidak ada tumor, tidak ada nyeri tekan.
- Abdomen
Inspeksi
Bentuk abdomen simetris, terdapat jahitan luka post op kista
ovarium dengan panjang 20 cm.
Auskultasi
Frekuensi peristaltik 10x/menit
Perkusi
Suara tympani, batas hepar atas ICS 4, bagian bawah ICS 6
linea midclavikula dextra
Palpasi
Terdapat nyeri tekan, tidak ada massa.
- Anus dan rectum
Tidak dikaji
- Genetalia
Pasien terpasang kateter
- Ekstremitas
Atas
Anggota gerak lengkap, tidak ada oedema, pada tangan kanan
terpasangan infus RL 20 tetes per menit
Bawah
Anggota gerak lengkap, tidak ada oedema, tidak ada varices
Tonus otot Kekuatan otot ekstremitas atas 5/5, ekstremitas
bawah 5/5
- Reflek- reflek neurologis
Reflek fidiologis
Bisep : positif
Trisep: positif
Achiles: positif
Patella: positif
Reflek patologis
Kaku kuduk: Negatif
Tanda kernig: Negatif
Babinski: Negatif
1. Laboratorium
2. 7.T. Thorax
13-02-2020 Jam 10:20
Diagnose/Klinis/Hasil Lab:
Tu Abd
Hasil Pemeriksaan :
Yth TS:
Radiologis:
Corakan bronchovasculer kasar
Air bronchogram minimal, susp.post bronchitis
Besar cor: dalam batas bormal
3. EKG
15-02-2020 Jam 07:55
Heart Rate : 66bps
PR. Int :134 Normal sinum rhyth
HRS Dur :108 normal Axis
QT/QTc : 410/429: normal ECG
4. MSCT Abdomen
11-02-2020 Jam 09:52
Hasil Pemeriksaan:
Telah dilakukan pemeriksaan MSCT Scan Abdomen, tanpa dan dengan bahan kontras
intravena.
Hasil:
- Hepar: ukuran dan densitas normal, tak tampak lesi hiperdense atau hipodens,
sistemabilierr dan vascular intrahepatal tak prominent, post kontras tampak pengkatan
densitas parenkim hepar normal.
- Vesica Felea : ukuran dan densitas normal,lumen hipodens, tak tampak batu maupun
masa
- Pancreas: letak, ukuran dan densitas normal tak tampak lesi hiperdens atau hipodens,
duktus pankratikus tak melebar
- Ren dekstra et sinistra: letak, ukuran dan densitas normal tak tampak lesi hiperdens
atau hipodens, SPC kedua ren melebar terutama dekstra. Tampak lesi kistik ren
bilateralukuran bervariasi
- Vesica urinaria: bentuk dan ukuran normal, dinding licin, tak tampak masa maupun
batu
- Rectum: tampak terdorong ke anterior oleh masa pelvis densitas tampak normal
tampak masa solit kistik dominan kistik di region pelvis meluas ke cavum abdomen
ukuran Ik.11x18x20 cm, tampak mendesak organ sektarnya terutama kedua ureter
dan sistema usus halus ke cranial. Pada pemberian kontras tampak signifikan pada
komponen.
Kesan :
Gambaran masa solit kistik intraperitoneal dominan kistik di region pelvis meluas ke
cavum domen ukuran 11x18x20 cm, mendesak oragan disekitarnya terutama usus halus
ke cranial, menyebankan moderate hidronephrosis bilateral mengarah tanda stoma
ovarium.
Multiple simple cys ren bilateral tak tampak kelainan pada hepar lien vesika velea
pancreas, vesika urinaria maupun rectum.
NON PARENTERAL
1. Emineton 2x1 oral
2. Cefixime 2x1 oral
3. Analsik 2x1 oral
4. Lixoxy 1x1 oral
5. Primperon 2x1 oral
PARENTERAL
OBAT KEPERAWATAN
1. Emineton Untuk mengobati Pasien yang memiliki Belum ada efek Pantau efek samping
2x1 anemia (kekurangan riwayat hipersensitif samping yang
obat
darah) akibat terhadap salah satu dilaporkan.
kekurangan zat besi. komposisi dari Emineton
Untuk pencegahan
anemia
2. Cefixime Mengobati infeksi Riwayat syok dan Sakit kepala Pantau efek samping
2x1 bakteri hipersensitivitas terhadap
obat
Pusing
sefalosporin
Gangguan
pencernaan
Diare
Sakit perut
Mual
3. Analsik Pengobatan sakit
Penderita yang diketahui Mengantuk Pantau efek samping
2x1 kepala terutama yang mempunyai Sakit kepala obat
diakibat psikis murni, riwayat alergi atau
Pusing
neuralgia atau nyeri hipersensitif
terhadap Vertigo
pada saraf, sakit Analsik atau hipersensitif
Tekanan
pinggang terhadap komponen obat darah rendah
baik metampiron atau pun
Tremor
diazepam
4. Lixoxy Pemeliharaan daya Tidak terdapat data Mual, muntah, Pantau efek samping
1x1 tahan tubuh Kontraindikasi mengenai konstipasi, diare,
obat
LYCOXY pusing, kram
perut, sakit
kepala.
5. Primperon Gangguan saluran cerna Merangsang motilitas GI Mengantuk, Pantau efek samping
2x1 akibat refluks seperti obstruksi intestinal, lemah, lesu,
obat
esofagitis, mabuk epilepsi, sembelit, diare,
perjalanan, mual pagi gatal-gatal, mulut
hari (morning sickness), kering, bengkak
mual dan muntah akibat pada lidah dan
obat atau radioterapi, mata
anoreksia, diabetik
gastroparesis akut dan
berulang.
6. Metronidazol Menangani infeksi Hipersensitivitas, Pusing Pantau efek samping
2x1 akibat bakteri atau kehamilan trimester 1,
obat
parasit di sistem menyusui, riwayat
Sakit kepala
reproduksi, saluran penyakit darah, gangguan
pencernaan, kulit, SSP.
Mual
jantung, tulang, sendi,
paru-paru, darah, sistem Muntah
saraf dan daerah tubuh
Hilangnya nafsu
lainnya
makan
7. As.tranex Mengurangi atau Gangguan ginjal yang Nyeri otot dan Pantau efek samping
3x1 menghentikan berat; penyakit sendi.
obat
perdarahan tromboembolik.
Hidung tersumbat.
Nyeri perut.
Nyeri punggung.
8. Ketorolac Terapi jangka pendek Alergi OAINS, tukak Sakit perut, Pantau efek samping
3x1 nyeri sedang setelah peptik akut, perdarahan mual atau muntah obat
operasi KV, diastesis hemoragik, ringan, diare,
hamil dan menyusui, anak konstipasi.
< 16 tahun. Heartburn
ringan, nyeri perut,
kembung.
A. ANALISA DATA
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan
DS : Pasien mengatakan nyeri post operasi
O : Nyeri terasa setelah operasi pada tanggal 14/02/2020 jam 14.45, nyeri hilang timbul
P : Nyeri terasa makin parah saat bergerak, batuk dan tertawa
Q : Nyeri terasa perih, cenat cenut seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri terasa di perut bagian bawah
S : Skala nyeri 5
T : Sudah di berikan obat pereda nyeri tapi lupa namanya oleh perawat, nyeri berkurang
U : Nyeri karena luka operasi kista
V : ingin segera sembuh
DO : pasien tampak gelisah, nadi 80 x/menit
2 defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan ditandai dengan
DS: pasien mengatakan nafsu makanya menurun selama sakit.
DO: adanya penurunan berat badan 6 bulan terakhir BB sebelum sakit 70 kg, BB setelah sakit 56 kg. porsi
makan yang di habiskan hanya ½ porsi, pasien tampak gelisah.
3 Resiko infeksi dengan faktor resiko efek prosedure invasif
DS : -
DO : terdapat luka jahitan di abdomen dari PX sampai ke umbilicus dengan panjang 20 cm, nyeri saat
ditekan, pasien tampak meringis saat ditekan.
4 konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal ditandai dengan
DS : pasien mengatakan belum BAB dari tanggal 14-02-2020.
DO: pengkajian dilakukan pada tanggal 17-02-2020, sudah 3 hari pasien belum dapat BAB.
5 Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
DS: pasien mengatakan tidak bisa mandi sendiri
DO : tidak mampu mandi secara mandiri
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. T
Ruangan : G2 Obsgyn
Tanggal : 17-02-2020
Nama Preceptee : Yogi natanael
tgl 17-2-2020 jam 10.00 tgl 17-2-2020 jam 10.00 tgl 17-2-2020 jam 10.00 tgl 17-2-2020 jam 10.00
Defisit perawatan diri mandi setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi jenis 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 bantuan yang bantuan yg
kelemahan ditandai dengan jam defisit perawatan diri dibutuhkan. diperlukan oleh
DS: pasien mengatakan mandi teratasi dengan 2. Monitor kebersihan pasien
tidak bisa mandi sendiri Kriteria Hasil: tubuh 2. Untuk mengetahui
DO : tidak mampu mandi - Kemampuan mandi 3. Berikan bantuan tingkat kebersihan
secara mandiri meningkat sesuai tingkat pasien
- Mempertahankan kemandirian 3. Menyesuaikan
kebersihan diri 4. Ajarkan kepada bantuan yang
meningkat keluarga cara dibutuhkan
memandikan klien Supaya keluarga bisa
merawat dan memandikan
klien
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : Ny.J
Ruang : G2. Obsgyn
Diagnosa Media : Kista Ovarium
12:00 E.
S: pasien mengatakan luka jahitan pada perut masih yogi
terasa nyeri.
O: tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, S:
36,5 C.
5 Defisit perawatan diri mandi 18-02-2020 S: pasien mengatakan mandi masih di bantu oleh Yogi
berhubungan dengan 14:00 anaknya.
kelemahan ditandai dengan O: pasien tampak bersih, tidak bau, mandi di bantu
DS: pasien mengatakan 14:20 oleh anaknya. Yogi
tidak bisa mandi sendiri A: masalah deficit perawatan diri belum teratasi
DO : tidak mampu mandi P: lanjutkan intervensi
secara mandiri 14:40 I.
1. mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan Yogi
- pasien memerlukan bantuan mandi
14:50 2. memonitor kebersihan tubuh pasien Yogi
- tubuh pasien tampak bersih tidak kotor dan
juga bau.
14:50 3. Menyiapkan air untuk pasien, pasien dimandikan Yogi
oleh anaknya.
20:00 E.
S: pasien mengatakan mandi masih di bantu oleh Yogi
anaknya.
O: pasien tampak bersih, tidak bau, mandi di bantu
oleh anaknya.
A: masalah deficit perawatan diri belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1 Nyeri akut berhubungan 19-02-2020 S: pasien mengatakan masih terasa nyeri, nyeri Yogi
dengan agen pencedera fisik 07:00 bertambah saat pasien batuk/bersin.
ditandai dengan O: pasien tampak gelisah, tampak menahan nyeri saat
DS : Pasien mengatakan 07:20 pasien batuk/bersin. Nadi 89x/menit. Yogi
nyeri post operasi A: Masalah nyeri aku belum teratasi
O : Nyeri terasa setelah P: lanjut intervensi 1-4
operasi pada tanggal 07:30 I. Yogi
14/02/2020 jam 14.45, nyeri 1. Mengidentifikasi skala nyeri pasien
hilang timbul - Pasien mengatakan masih terasa nyeri, nyeri
P : Nyeri terasa makin parah skala 3
saat bergerak, batuk dan 07:30 2. Memberikan teknik non farmakologis untuk Yogi
tertawa mengurangi rasa nyeri (napas dalam)
Q : Nyeri terasa perih, cenat - Pasien tampak menarik nafas dalam
cenut seperti ditusuk tusuk 07:40 3. Memberikan obat analsik 2x1 tab per oral.
R : Nyeri terasa di perut - Obat telat diberikan per oral.
bagian bawah
S : Skala nyeri 5 E.
T : Sudah di berikan obat 09:00 S: pasien mengatakan masih terasa nyeri, nyeri Yogi
pereda nyeri tapi lupa bertambah saat batuk/bersin. Skala nyeri 3
namanya oleh perawat, O: pasien tampak menahan sakit saat batuk/bersin.
nyeri berkurang A: masalah nyeri akut belum teratasi.
U : Nyeri karena luka P: lanjutkan intervensi 1-4
operasi kista
V : ingin segera sembuh
DO : pasien tampak gelisah,
nadi 80 x/menit
2 defisit nutrisi berhubungan 19-02-2020 S: pasien mengatakan masih belum nafsu untuk makan. Yogi
dengan kurangnya asupan 07:00 O. pasien tampak tidak nafsu makan, porsi makan yang
makanan ditandai dengan di habiskan ½ porsi makan.
DS: pasien mengatakan 07:20 A: Masalah belum teratasi Yogi
nafsu makanya menurun P: lanjutkan intervensi
selama sakit. I.
DO: adanya penurunan 07:30 1. Mengidentifikasi status nutrisi pasien Yogi
berat badan 6 bulan terakhir - Pasien mengatakan tidak nafsu makan,
BB sebelum sakit 70 kg, BB makanan yang dihabiskan ½ porsi setiap kali
setelah sakit 56 kg. porsi makan.
makan yang di habiskan 07:40 2. Menganjurkan kepada pasien untuk makan Yogi
hanya ½ porsi, pasien sedikit demi sedikit tapi sering.
tampak gelisah. - Pasien tampak makan sedikit demi sedikit
07:40 3 memberikan obat primperon 2x1 tab oral Yogi
- Obat telah diberiakn.
09;00 E.
S : pasien mengatakan sudah sedikit nafsu makan. Yogi
O. pasien tampak tidak nafsu makan, porsi makan yang
di habiskan 2/3 porsi makan.
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
3 Resiko infeksi dengan 19-02-2020 S: pasien mengatakan luka jahitan pada perut masih Yogi
faktor resiko efek prosedure 07:00 terasa nyeri.
invasif O: tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, S:
DS : - 36,5 C.
DO : terdapat luka jahitan di 07:20 A: Masalah belum teratasi Yogi
abdomen dari PX sampai ke P: lanjutkan intervensi
umbilicus dengan panjang I.
20 cm, nyeri saat ditekan, 07:30 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
pasien tampak meringis saat sistemik. Yogi
ditekan. - Tidak ada tanda-tanda infeksi S: 36,5 C
08:00 2. Melakukan perawatan luka.
- Luka tampak bersih, tidak ada pus/nanah.
Luka kemerahan, nyeri tekan pada area
luka. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3 Memberikan obat Cefixime 2x1 per oral
- Obat cefixime telah diberikan, pasien
tampak meminum obat.
E:
09:00 S: pasien mengatakan luka jahitan pada perut masih Yogi
terasa nyeri.
O: tidak ada tanda-tanda infeksi, panjang jahitan 20 cm,
S. 36,6 C
A: masalah resiko infeksi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
5 Defisit perawatan diri mandi 19-02-20 S: pasien mengatakan sudah bisa mandi sendiri Yogi
berhubungan dengan 07:00 O: pasien mandi sendiri dikamar mandi
kelemahan ditandai dengan A: masalah deficit perawatan diri sudah teratasi Yogi
DS: pasien mengatakan 07:30 P: stop ntervensi
tidak bisa mandi sendiri
DO : tidak mampu mandi
secara mandiri