Anda di halaman 1dari 17

1

KONSEP KOMUNIKASI VERBAL DALAM AL -QUR’AN

(STUDI ANALISIS PENAFSIRAN AL-ZAMAKHSHARI< DALAM TAFSIR AL-

KASHSHA<F )

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam merupakan suatu sistem yang di dalamnya terhimpun aspek-

aspek yang mengatur manusia dalam kehidupan, baik hubungan manusia dengan

tuhannya (secara vertikal), hubungan antara manusia dengan sesamanya maupun

hubungan manusia dengan alam atau makhuk lainnya (secara horizontal). Sistem

tersebut semuanya berasal dari al-Qur’an, dari keistimewaan inilah al-Qur’an menjadi

mukjizat yang melebihi mekjizat-mukjizat lain yang dimiliki Nabi Muhammad SAW,

dimana selain menjadi program hidup, al-Qur’an memiliki keabadian dan

kesinambungan, tidak terbatas oleh waktu dan tempat yang sampai saat ini isi

dan kegunaanya masih berlaku dalam menjalankan kehidupan yang sesuai dengan

tujuan hidup manusia yaitu bahagia dunia dan akhirat.

Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW,

dan menjadi kitab suci umat Islam. Ia merupakan rujukan pertama umat Islam setelah

Nabi wafat. Al-Quran merupakan sumber tashri>’ pertama bagi umat Nabi

Muhammad SAW dan kebahagiaan mereka bergantung pada pemahaman

maknanya, pengetahuan rahasia-rahasianya, dan pengalaman yang terkandung di

dalamnya, berfungsi sebagai petunjuk,1 Lebih lanjut lagi al-Qur’an adalah wujud dari

komunikasi teologis antara Tuhan dengan makhluk-Nya. Allah SWT menegaskan

dalam firman-Nya:

1 Manna>’ khali>l al-Qatta>n , Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran ( Mudzakir AS, Penerjemah) (Bogor: Pustaka
litera Antar Nusa, 2009), 445.
2

ً َ ‫َ ۡ َ َ َٰٓ َ ُ َ ۡ َ ُ َ َ َ َ َّٰ ه‬ ۡ َُ َ َ َ َۡ ََ َٓ َ ُ َ ۡ َ ُ ‫ه‬ ‫ه‬


١٦٦ ‫ٱَّلل شهِيدا‬
ِ ِ ‫ون وكَف ب‬ ِ َّٰ‫ل‬
َۚ ‫ك ِن ٱَّلل يشهد بِما أنزل إَِلك َۖ أنزَلۥ بِعِل ِمه َِۖۦ وٱلملئِكة يشهد‬
Artinya: “Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi
Allah mengakui al-Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya
dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah
yang mengakuinya”2
Dalam ayat tersebut Allah SWT memberi penegasan tentang kebenaran al-

Qur’an sebagai wahyu dengan Allah SWT dan para Malaikat sebagai saksinya.3 Maka

dengan demikian, perwujudan al-Qur’an sebagai wahyu (bentuk dialog Tuhan dengan

hambanya) akan lebih diyakini sebagaimana mestinya dan menenangkan hati Nabi

sebab banyaknya pengingkaran yang dialaminya kala itu.

Di dalam al-Qur’an manusia menduduki posisi yang lebih baik dan mulia, karna

manusia merupakan makhluk yang diberi karunia bisa berbicara. Dengan kemampuan

berbicara itulah, memungkinkan manusia membangunn interaksi sosialnya

sebagaimana di pahami dari firman Allah SWT:

َ ۡ ‫َه‬ ۡ ََ َ
َّٰ َ ‫ٱۡل‬
٤ ‫ عل َم ُه ٱۡلَيَان‬٣ ‫نس َن‬ ِ ‫خلق‬

Artinya:“dia menciptakan manusia. Mengajarkannya pandai berbicara”.4


Ali> al-S}a>buni> mengatakan kata al-baya>n dalam ayat tersebut ialah kemampuan

berbicara yang di miliki manusia dan digunakan untuk mengutarakan kehendak dan

yang membedaknnya dengan makhluk hidup yang lain 5 . Komunikasi antar manusia

atau sering kali dikenal dengan human communication atau interpersonal

communication merupakan kegiatan penyampaian informasi, berita, pesan atau

2 Al-Qur’an, (al-Nisa>’:4), 166.


3 Penegasan-penegasan seperti ini diperlukan sebab berbagai penolakan yang dihadapi Rasul dalam
menyampaikan wahyu tersebut demikian kuat, (sebag aimana di nyatakan oleh Tata Taufik dalam bukunya
“Etika Komunikasi Islam” ), 145.
4 Al-Qur’an, (al-Rahm>an:55),3-4.
5 Ali> al-S}a>b uni>. Shafwatut al-Tafa>si>r juz 3. (Lebano>n : al-Maktabah al-‘As}riyyah, 2014),1255.
3

amanah dari seseorang kepada orang lain dengan harapan agar hal-hal yang

diberitahukan bisa diterima, diikuti dan diaplikasikan 6 .

Secara garis besar komunikasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu verbal dan

nonverbal. Mengingat luasnya ruang lingkup komunikasi, penelitian ini penulis

hanya akan memfokuskan pada komunikasi verbal, yakni bentuk komunikasi yang

manggunakan simbol-simbol bermakna dan berlaku umum dalam proses

komunikasi melalui suara, tulisan atau gambar. Kegiatan komunikas ini dilaksanakan

dengan menggunakan lambang atau kode, yaitu bahasa yang dalam arti luas

adalah simbol komunikasi, dan juga sering disebut alat komunikasi, menandakan

begitu penting dan besarnya pesan di dalam komunikasi sehingga seorang komunikator

dalam menyampaikan sebuah pesan sangat dibutuhkan aturan-aturan dalam

mengirimkan informasi ataupun pesan kepada si penerima (komunikan).

Pada umumnya semua komunikasi sama, yang membedakan komunikasi

umum dan komunikasi Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis Nabi yaitu

adanya sanksi dan pahala yang didapat dalam aktivitas komunikasi. Seseorang

sangat dianjurkan untuk menjaga perkataan yang akan diucapkan kepada selainnya.

Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentang perlunya menjaga lisan bagi manusia.

Beliau bersabda:

‫ ان العبد ليتكلم‬: ‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
7 )‫البخاري‬ ‫ يزل بها في النار أبعد مما بين المشرق (أخرجه‬,‫بالكلمة ما يتبين فيها‬

Artinya:

6Ali Nurdin Dkk , Pengantar Ilmu Komunikasi , (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), 141
7Muhammad bin Ismail al-Bukhari, S}ah}i>h } al-Bukha>ri>, No: 6477, juz 4 (Bairu>t: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah,
2007), 204.
4

“Dari Abu> Hurairah R.a sesungguhnya Rasululla>h SAW bersabda:


Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan sesuatu perkataan yang tidak
dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus kedalam neraka
yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”
Pada hadits di atas Rasulullah SAW memberikan ultimatum kepada siapapun

yang ingin melakukan kegiatan komunikasi agar selalu memikirkan dampak yang akan

timbul dari komunikasi yang dia lontarkan, sebagaimana dapat dipahami dari kata ma>

yatabayyanu fi>ha> ialah tidak memikirkan dampaknya, dan tidak berhati-hati dalam

melakukannya.

Sebagaimana yang tertera di atas, Islam merupakan agama yang sangat

memperhatikan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, misalnya komunikasi, hal ini sesuai

dengan fitrah manusia, dimana setiap manusia selalu membutuhkan hubungan antar

sesamanya dalam menjalani kehidupan dan untuk memenuhi kebutuhan. Kemampuan

berbicara berarti kemampuan berkomunikasi. Dengan komunikasi manusia dapat

membentuk saling pengertian dan menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih-

sayang, menyebarkan pengetahuan, membangun kalangan dan melestarikan

peradaban, akan tetapi, komunikasi menurut Jalaluddin Rahmat dapat pula

menyebabkan perselisihan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian,

merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. 8

Kenyataan ini sekaligus memberi gambaran betapa kegiatan komunikasi

bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan oleh setiap manusia. Anggapan ini boleh jadi

didasarkan atas dasar asumsi bahwa komunikasi merupakan suatu yang alamiah

dan yang tidak perlu dipersoalkan sehingga seseorang cenderung tidak melihat

8 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),vii.


5

kompleksitasnya atau tidak menyadari bahwa dirinya sebenarnya berkekurangan atau

tidak berkompeten dalam kegiatan pribadi yang paling pokok ini.

Tanpa disadari, manusia cenderung bergaya dan bersikap dengan mengikuti

pola dan kebiasaan disekitar lingkungannya. Semakin berkembangnya zaman,

keberadaan era dunia maya telah membawa perubahan luar biasa dalam tatanan

komunikasi umat manusia. Banyak aspek komunikasi yang telah berubah dengan

adanya perkembangan tersebut. Unsur-unsur lama telah banyak bergeser dan telah

terimbas oleh keberadaan era dunia maya. Pergeseran tersebut, juga menimpa

aspek etika, aspek kebebasan, aspek hukum sebagai akibat keberadaan era dunia maya.

Sudah tentu pula ada imbasnya pada sistem komunikasi religius yaitu komunikasi yang

bersumber dari al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.

Media menjadi sesuatu yang tak terelakkan sebagai produk peradaban modern.

Ia dapat menemui siapa saja dan menyampaikan informasi, baik yang di

kehendaki maupun yang tidak di kehendaki. Media masa sangat berperan dan terus

berkembang mengisi berbagai aktifitas kehidupan umat manusia, sehingga mereka

banyak meluangkan waktunya untuk senantiasa berinteraksi dengan media; televisi,

surat kabar, radio, film, majalah dan buku. Dalam lingkungan yang berubah ini manusia

banyak merasakan berbagai macam pengalaman di sekelilingnya, mereka saling

bertukar pengalaman satu sama lainnya.

Berbicara konsep Islam tentang media berarti menelusuri konsep komunikasi

dalam al-Qur’an, al-Sunnah dan pandangan Ulama sebagai komentator kedua sumber
6

Islam. Hal itu dapat ditelusuri melalui ungkapan-ungkapan, seperti yad’u>, qul, ta’a>ruf,

tawa>s}au yang mencerminkan komunikasi sebagai proses.9

Dalam al-Qur’an banyak terdapat penjelasan perihal apa saja aspek yang di

butuhkan dalam melakukan kegiatan komunikasi yang baik, seperti menjaga

kebenaran isi kandungan dan sebagainya. Allah SWT berfirman:

‫ا‬ ‫َ َ ُّ َ ه َ َ َ ُ ْ ه ُ ْ ه َ ُ ُ ْ َ ا‬
٧٠ ‫ٱَّلل َوقولوا ق ۡوٗل َس ِديدا‬ ‫يَٰٓأيها ٱَّلِين ءامنوا ٱتقوا‬

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan


katakanlah perkataan yang benar” 10
Kata qaulan sadi>da> dalam ayat tersebut menurut al-Zamakhsyari ialah bertujuan

untuk kebenaran, dan perkataan yang adil (benar). Maksudnya dalam setiap perkara

dan dalam keadaan apapun Allah SWT tetap mewajibkan kita agar senantiasa menjaga

lisan dan tetap berkata dengan perkataan yang benar, karna hal yang demikian

merupakan pangkal dari semua kebaikan.11 Hal ini senada dengan konsep bermedia dan

etika jurnalis yaitu bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang,

dan tidak beritikad buruk.

Pada era modern ini, perilaku manusia khususnya dalam hal komunikasi

banyak aneka ragamnya dari segi cara penyampaian dan apa yang disampaikan, dan

dari yang sesuai dengan nilai dan norma ataupun sebaliknya. Bahkan perilaku yang

dimunculkan terkadang tidak pantas dan tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman

yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an. Misalnya dalam hal komunikasi seseorang

9 Tata taufik. Etika Komunikasi Islam (komparasi komunikasi islam dan barat). (Bandung: Pustaka Setia,
2012) ,142.
10 Al-Qur’an, (al-Ahza>b : 33), 70.
11 al_Zamakhshari>, al-Kashsha>f, juz3, (Cairo: Da>r al-Hadi>th, 2012), 519.
7

yang menggunakan bahasa “senonoh” dan terkesan mengejek atau melecehkan

dinggap hal yang sudah biasa dan wajar untuk diucapkan meskipun sebenarnya hal

tersebut termasuk kesalahan.

Dianggap biasa dan menjadi trend, aspek etika dalam berbicara sering kali tidak

diperhatikan dalam aktivitas manusia saat berkomunikasi dengan sesamanya. Hal

tersebut dianggap bukan hal yang perlu di permasalahkan akan tetapi sebenarnya

yang seperti itu banyak menimbukan hal-hal negatif yang akan diterima oleh

sang pendengar ataupun sang pembicara. Sebenarnya dilihat dari fungsi atau

dampak yang dihasilkan dari aktivitas komunikasi sangat beragam seperti

melakukan aktivitas pendidikan dan sekaligus menjalin kasih sayang sesama

manusia. Namun ada pula berbicara yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti

perpecahan, saling mencurigai, hilangnya rasa hormat dan kepercayaan.

Akhir-akhir ini pula banyak terjadi kasus atau peristiwa komukasi yang berakibat

fatal bagi sang komunikator ataupun komunikan, seperti yang terjadi pada seorang

tokoh perempuan yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan sosok

proklamator Indonesia, kemudian pernyataannya tersebut menjadi bumerang bagi

dirinya dan menyebabkan banyaknya tanggapan negatif sekaligus kecaman dari

berbagai kalangan12 . Tentunya hal tersebut merupakan sebagian dari sekian banyaknya

kesalahan dalam melakukan kegiatan berbicara dan berkomunikasi. Kesalahan

semacam ini juga sempat terjadi pada seorang da’i kondang Indonesia, ketokohannya

yang sudah tak diragukan lagi juga menjadi alasan dimana sedikit saja kesalahan

12Ihya’ Ulumuddin, “kecam pernyataan sukmawati, PWNU Jatim: Nabi Muhammad Tak Bisa Dibandingkan”
dalam https://wwwinews.id/kecam-pernyataan-sukmawati-PWNU-jatim-Nabi-Muhammad-tidak-bisa-
dibandingkan (17 November 2019)
8

komukasi yang dilakukannya akan berdampak sangat luas dan bahkan dapat

menimbulkan perpecahan antar umat dengan sesamanya dan hal tersebut sangat tidak

dibenarkan dalam Islam 13 .

Peneliti melihat beberapa problem sosial komunikasi pada era modern ini terlebih

dalam ranah interpersonal merupakan fenomena yang tergolong sering dialami oleh

seseorang, karena tidak sedikit seorang yang berkomunikasi tanpa dipikirkan terlebih

dahulu, seperti mengejek, berbohong dan berkata kasar, seolah hal tersebut dianggap

wajar dan sudah biasa. Padahal dalam hubungan sesama manusia sangat diperlukan

aturan dan tatanan untuk menjaga hubungan baik antar keduanya yaitu aturan dalam

komunikasi. Karena pada hakikatnya manusia tidak pernah lepas dengan aktivitas

komunikasi menggunakan lisan dan kata-kata (verbal), kiranya sangat perlu dibahas

konsep komunikasi yag baik yang sesuai dengan hukum dan tatanan Islam yang

bersumber dari al-Qur’an. Karenanya peneliti ingin menggali informasi lebih dalam

mengenai konsep komunikasi dalam al-Qur’an, bagaimana penfasiran Ulama

terhadap ayat-ayat yang berkenaan dengan komunikasi, dan bagaimana hukum dan

dampak dari komunikasi tersebut setelah di analisis dengan bagaimana pendapat

Mufassir dalam kitab tafsirnya mengenai ayat-ayat yang berbicara tentang

komunikasi, sehingga fenomena tersebut dapat disikapi dengan semestinya dengan

tatanan dan norma yang sesuai dengan nilai-nilai yang dibenarkan.

B. Fokus penelitian

Berdasarkan urayan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentitifikasi

berbagai masalah sebagai berikut:

13 Shodiq Ramadhan, “Ponpes Besuk Juga Kecam Pernyataan Muwafiq” dalam


https://suaraislam.id/ponpes/besuk-juga-kecam-pernyataan-muwafik (09 Desember 2019)
9

1. Bagaimana penafsiran al-Zamakhshari> mengenai ayat-ayat tentang

komunikasi verbal?

2. Bagaimana dampak dari komunikasi yang baik dan yang buruk menurut

al-Qur’an ?

3. Bagaimana relevansi penafsiran ayat tentang etika komunikasi dengan

budaya komunikasi saat ini ?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari fokus penelitian di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penafsiran al-Zamakhshari> mengenai ayat-ayat

komunikasi dalam al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui dampak dari komunikasi yang baik dan yang buruk

menurut al-Qur’an.

3. Untuk mengetahui relevansi penafsiran ayat-ayat tentang etika

berbicara dengan budaya komunikasi saat ini.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam sebuah penelitian sudah seyogyanya penelitian tersebut memberikan

sumbangsih yang berguna untuk penelitian yang selanjutnya, adapun kegunaan

penelitian ini dapat berupa kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan wacana

ilmiah kepada dunia pendidikan, khsususnya pendidikan Islam dan

tafsir al-Qur’an dalam rangka memperkaya khazanah keilmuan tentang


10

kajian tematik penafsiran ayat-ayat yang menyinggung tentang

komunikasi.

2. Kegunaan Praktisi

Hasil penelitan ini, diharap dapat menjadi solusi tentang cara

berbicara kepada sesama manusia yang sesuai dengan aturan dan

tatanan Islam yang bersumber dari al-Qur’an.

E. Definisi Istilah

Untuk lebih terarah dan menghindari kesalahpahaman dalam memaknai dan

memahami beberapa istilah, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang sering di

gunakan dalam penelitian ini. Istilah-istilah tersebut di antaranya adalah sebagai

berikut:

1. Konsep berasal dari bahasa Inggris yaitu conception berarti ide yang

meletakkan satu klasifikasi tertentu atau gagasan pokok 14 . Pengertian lain

dari konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa

konkrit atau gambaran mental dari objek yang digunakan, maupun proses

di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

lain,15 jadi yang dimaksud konsep dalam pembahasan ini adalah ide atau

gagasan yang mendasari suatu objek sehingga dengan adanya dasar

tersebut maka terakumulasi serangkaian makna yang dapat memberikan

pengertian secara komprehensif.

14 AS. Hornby, The Advanced Learner's Dictionary of Current English (London: Oxford Univercity
Press, 1973),195.
15 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. IX. (Jakarta: Balai

Pustaka, 1997),519.
11

2. Komunikasi verbal (Verbal Communication) adalah bentuk komunikasi yang

disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written)

atau lisan (oral).16

3. Al-Qur’an adalah firman Allah SWT. yang bersifat melemahkan

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang tertulis dalam mushaf

dan diriwayatkan secara mutawatir serta menjadi ibadah bagi yang

membacanya17 .

4. Al-Zamakhshari> bernama lengkap Mahmu>d bin ‘Uma>r bin Muhammad bin

‘Umar al-Khawa>rizmi>. Menurut Al-Dhahabi> dalam Tafsi>r wal Mufassiru>n, ia

biasa dikenal dengan sebutan “Abu> al-Qa>sim” dan dijuluki dengan laqab

“Ja>rullah “(tetangga Allah). Ia merupakan seorang Imam Mazhab Hanafiyah

dan Mu’tazilah. Ia dilahirkan pada bulan Rajab 467 H di sebuah desa bernama

Zamakhshar yang merupakan bagian dari kota Khawarizm, Bukhara-Rusia.

Beliau wafat pada tahun 538 H dan di makamkan di daerah Jurjaniyah

Khawarizm.18

5. Tafsir Al-Kashsha>f mempunyai nama lengkap: Al-Kashasha>f ‘an Haqa>iq At-

Tanzi>l Wa ‘Uyu>n Al-Ta’wi>l Fi> Wuju>h Al-Ta’wi>l disusun oleh Zamakhsyari

selama tiga tahun, mulai dari tahun 526 H sampai dengan tahun 528 H, di

kota Makkah al-Mukarramah.

F. Metode Penelitian

16 Wanty, zahara. “Pengertian Komunikasi Verbal dan Nonverbal” dalam https://wantysastro.wprdpress.com-


komunikasi-verbal-dan-nonverbal (01 Juni 2013).
17 Muhammad Subhi> S} a>l ih, Maba>h ith fi> ‘Ulu>mi al-Qur’a>n (Bairu>t, Da>r al-Ilmiyah: 2009), 21.
18 ‘Abdulla>h ‘Ali>. Tah}q i>q Di>wa>n al-Zamakhsyari> wa Dira>sah li Syi’rih. (Kairo: Maktab al-Nas\r li al-A<l a>t

al-Ka>tibah, 1979), 15.


12

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan atas kajian pustaka

atau literatur atau disebut dengan kajian pustaka (Library Research), yaitu

penelitian yang berusaha menghimpun dari khazanah literatur berupa kitab-kitab,

buku-buku kepustakaan, karya-karya tulis atau data-data lain dalam bentuk

dokumentasi yang relevan dengan pokok masalah yang akan diteliti. Seperti yang

sudah di ketahui dalam melakukan sebuah penelitian tentunya membutuhkan sebuah

metode agar mempermudah jalannya pembahasan, dari itu penulis memilih

pendekatan yang akan di paparkan berikut ini.

1) Pendekatan Penelitian

Adapun metode pendekatan yang penulis gunakan adalah Deskrptitif

Analisis yaitu:

a) Metode Deskriptif: yaitu mendeskripsikan semua data yang ada, baik

berupa pendapat-pendapat, penafsiran-penafsiran, serta argumen-

argumen yang di lakukan para pakar mengenai semua hal yang berkaitan

dengan masalah yang akan dikaji.

b) Metode Analisis: yaitu melakukan analisa pada pendapat-pendapat dan

penafsiran-penafsiran maupun semua bahan dokumentasi lainnya yang

berkaitan dengan tema sebagai sumber data, kemudian mereduksi

sumber data tersebut dengan teori-teori ilmu tafsir dan ilmu-ilmu

pendukung lainnya yang berhubungan, sehingga menghasilkan kajian

yang berkesinambungan, tidak hampa dan terlihat kait-mengait satu

sama lain.

2) Sumber Data
13

Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa literatur-

leteratur yang sesuai dengan judul dalam penelitian ini, antara lain hasil karya

tulis kepustakaan, karya-karya yang bersifat dokumentasi seperti buku, tesis,

desertasi yang kesemuannya terbagi menjadi dua jenis data, yaitu primer dan

sekunder.

a. Sumber Data Pri mer

Untuk meneyesuiakan dengan tema penelitian ini yaitu “Konsep

Komunikasi Verbal dalam al-Qur’an (Studi Analisis Penafsiran al-

Zamakhshari> dalam Kitab Tafsir al-Kashsha>f)” maka sumber data

primer dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-Kashsha>f karya Abu> al-

Qa>sim al-Zamakhshari>.

b. Sumber Data sekunder

Adapun yang penulis pilih sebagai data sekunder dalam

penelitian ini adalah karya-karya tulis ilmiyah yang berkenaan

dengan masalah yang akan di kaji, diantaranya; S}afwatut al-Tafa>si>r

karya Ali> al-S}a>buni>, Pengantar Ilmu Komunikasi karya Ali Nurdin

Dkk, Membumikan Al-Qur’an karya Quraisy Syihab, Ilmu

Komunikasi karya Deddy Mulyana, Etika Komunikasi Islam karya

Tata Taufik Dan beberapa literatur lainnya yang berhubungan

dengan penelitian ini.

3) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi, yaitu mendokumentasikan semua sumber data yang ada dari


14

kitab-kitab tafsir mengenai pokok masalah yang akan di teliti, dan kemudian

penulis padukan dengan artikel, jurnal, skripsi, atau karya tulis lainnya yang

berhubungan dengan tema terkait.

4) Analisis Data

Ada tiga tahap analisis data dalam penelitian ini, yaitu:

1) Memaparkan ayat-ayat dalam al-Qur’an yang membicarakan tentang

komunikasi verbal.

2) Menguraikan penafsiran Ulama mengenai ayat-ayat tersebut serta

membandingkan sekaligus mengkorelasikan dengan teori komunikasi

yang berlaku yang didapat dari sumber data yang ada.

3) Mengkoreksi hasil penelitian ini dan menelaah ulang serta menyusunnya

dengan sistematika penyusunan yang benar.

G. Kajian Terdahulu

Setelah menelusuri berbagai data yang terkait dalam penelitian ini, baik

buku, skripsi, maupun tesis yang penulis temukan yaitu sebagai berikut :

1. “Etika Pola Komunikasi Dalam al-Qur’an”, karya Irpan Kurniawan. Skripsi

ini membahas pola komunikasi secara umum, pembahasannya

dititikberatkan pada fungsi komunikasi dalam al-Qur’an dalam surat al-

Hujura>t ayat 13, tentang saling mengenal antar berbagai macam manusia

ditinjau dari ras, bangsa, budaya dan lain sebagainya.

2. “Komunikasi Efektif Dalam al-Qur’an”, karya Miftahur Rofiko. Skripsi ini

membahas bagaimana komunikasi itu berhasil atau efektif. Dimana

pembahasannya dititikberatkan dalam 6 term ayat yang berhubungan


15

dengan komunikasi sehingga mampu menghasilkan komunikasi yang

sampai kepada penerima pesan.

3. “Etika Komunikasi Islam” (Bandung: Pustaka Setia, 2012) karya Tata Taufik.

Buku ini menjelaskan konsep komunikasi islam dan mengkomparasikan

dengan konsep komunikasi barat serta banyak membahas tentang konsep

bermedia dalam islam. Penulis dari buku ini berpendapat bahwa konsep islam

tentang media adalah satu kesatuan dengan konsep media komunikasi dalam

al-Qur’an.

4. “Ilmu Komunikasi”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), karya Dedy

Mulyana. Buku ini membahas ilmu pengantar dalam komunikasi dengan

berlatar belakang pengalaman dan menelaah kejadian-kejiadian kesalahan

komunikasi di berbagai daerah dari tahun ketahun, sehingga buku ini dinilai

sebagai buku yang hidup selayaknya sejarah.


16

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’a>n al-Kari>m

‘Abd ‘Amr, ‘Ali> ‘Abdulla>h. Tah}qi>q Di>wa>n al-Zamakhshari> wa al-Dira>sah li

Shi’rih. (Kairo: Maktab al-Nas}r li al-A<la>t al-Ka>tibah, 1979)

Al-Zamakhsha>ri>, Abu> al-Qa>s}im. Al-Kashsha>f , (Kairo: Da>r al-Hadi>th, 2012)

Al-sha>buni>, Ali>. S}afwatut al-Tafa>si>r. (Si>da>, Lebano>n: al-Maktabah al-‘As>riyyah,

2014)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet.

IX;(Jakarta: Balai Pustaka, 1997)

Hornby, The Advanced Learner's Dictionary of Current English (London:

Oxford Univercity Press, 1973)

Al-Qatta>n, Manna>’ khali>l. Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an. penerjemah: Mudzakir

AS (Bogor : Pustaka litera Antar Nusa, 2009)

Nurdin, Ali Dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi , (Surabaya: IAIN Sunan Ampel,

Press, 2013)

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi , (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000)

Subhi Shalih, Muhammad. Maba>his fi> ulu>mi al-Qur’a>n (Cet. IX, Dar al-

Ilmiyah.2014)

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur,an : Fungsi dan Peran Wahyu

Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1992)

https://makassar.tribunnews.com/2019/12/02/aliansi-umat-islam-sulsel-kecam

pernyataan-sukmawati-dan-permadi-arya
17

https://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasi-verbal

dan-nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/

Anda mungkin juga menyukai