Anda di halaman 1dari 9

SOP HIPERTENSI

No. Kode :
PROSEDUR Terbitan :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSK
ESMAS
MOJOTENGAH

1. Menentukan klasifikasi hipertensi dan memberikan tatalaksana yang


tepat pada penderita hipertensi
TUJUAN 2. Penanggulangan hipertensi bertujuan untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskuler (termasuk serebrovaskuler) dan progresivitas
penyakit ginjal.

Protap ini mencakup tanda dan gejala, klasifikasi tekanan darah dan tata
RUANG LINGKUP
laksananya.

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah abnormal di dalam


arteri (pembuluh darah) dimana tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan
DEFINISI
diastolik ≥ 90 mmHg

1. Definisi
PROSEDUR Tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana upaya penurunan
tekanan darah akan memberikan manfaat lebih besar dibandingkan
dengan tidak melakukan upaya tersebut
2. Klaisfikasi Hipertensi
Diagnosa hipertensi ditegakkan bila tekanan darah ≥ 140/90 mmHg,
tingkatan hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah sistoli
dan diastolik

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)


Normal < 120 dan < 80
ata
Pre hipertensi 120-139 80-89
u
ata
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
u
ata
Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 ≥100
u
da
Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 <90
n
SOP HIPERTENSI
No. Kode :
PROSEDUR Terbitan
No. Revisi
:
:
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

PUS
KESMAS
MOJOTENGAH

3. Stratifikasi Risiko Hipertensi


3.1. Stratifikasi hpertensi ditentukan berdasarkan tingginya tekanan darah, adanya faktor
risiko yang lain, adanya kerusakan organ target dan adanya penyakit penyerta tertentu
3.2. Resiko kardiovaskuler yaitu : tingginya tekana darah, umur, merokok, dispidria, diabetes
milites
3.3. Kerusakan organ target :
3.3.1. Hipertropfi Ventrikel Kiri (LVH er ECG/ECHO)
3.3.2. Kenaikan kadar kreatin
3.3.3. Gangguan pembuluh darah (penebalan intima-media, plak sklerotik)
3.4. Penyakit penyerta.
3.4.1. Serebrovaskuler (Stroke iskemik, perdarahan, TIA)
3.4.2. Jantung (infark miokard, angina pektoris, gagal jantung, revaskularisasi koroner)
3.4.3. Ginjal (nefrotik diabetik, proteinuria, gangguan fungsi ginjal)
3.4.4. Pembuluh darah perifer
3.4.5. Retina/retiopati : (eksudat, perdarahan, edema papil)

4. Penanggulangan
4.1. Dalam penanggulangan hipertensi perlu dipertimbangkan adanya risiko kardiovaskuler,
PROSEDUR kerusakan organ target, dan penyakit penyerta sebelum bertindak.
Algoritma penangulangan hipertensi : stage 1 dan 2
Hipertensi Tingkat 1
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg - ≤ 159/99mmHg

Nilai risiko kardiovaskular


Nilai kerusakan organ target
Nilai penyakit penyerta dan diabetes melitus

Mulai usaha perubahan polahidup


Koreksi faktor risiko kardivaskuler
Tanggulangi penyakit penyerta da diabetes melitus

Tentukan risiko total

Penanggulangan dengan obat


SOP HIPERTENSI
No. Kode :
PROSEDUR Terbitan
No. Revisi
:
:
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSKE
SMAS
MOJOTENGAH

PROSEDUR Hipertensi Tingkat 2


Tekanan darah ≥ 160/100 mmHg

Penanggulangan dengan obat

Nilai risiko kardiovaskular


Nilai kerusakan organ target
Nilai penyakit penyerta dan diabetes melitus

Tambahkan usaha perubahan pola hidup


Koreksi risiko kardiovaskuler
Tanggulangi penyakit dan diabetes melitus

4.2. Penanggulangan Hipertensi dengan obat antihipertensi


Penanggulangan hipertensi dengan obat dilakukan bila dengan perubahan pola hidup
tekanan darah belum mencapai target (≥ 140/90 mmHg) atau > 130/80 mmHg pada
diabetes atau penyakit ginjal kronik.
Algoritma Penangulangan Hipertensi
Modifikasi gaya hidup

1.1. Target darah tidak terpenuhi


(<140/90 mmHg)
1.2. Atau (<130/80 mmHg pada pasien
DM.
1.3. Peyakit ginjal kronik, ≥ 3 faktor risiko

1.5. Obat

1.7. Obat antihipertensi


inisial
1.6. Obat

1.18. Obat-obatan 1.13. Obat-obatan 1.8. Obat-obatan


untuk untuk untuk
1.19. Indikasi khusus 1.14. Indikasi khusus 1.9. Indikasi khusus
tersebut tersebut tersebut
1.20. Ditambah obat 1.15. Ditambah obat 1.10. Ditambah obat

1.23. Target
tekanan
1.25. Optimalkan dosis obat atau berikan
tambahan
1.26. Obat antihipertensi lain.
Pertimbangkan

SOP HIPERTENSI
No. Kode :
PROSEDUR Terbitan
No. Revisi
:
:
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSK
ESMAS
MOJOTENGAH

PROSEDUR Pilihan obat pada indikasi khusus

Indikasi khusus Diureti B ACEI ARB CC Anti


k bloker B aldosteron
Gagal jantung + + + + +
Pasca infark + + +
miokard
Risiko tinggi PJK + + + +
Diabetes mellitus + + + + +
Penyakit ginjal + +
kronik
Cegah stroke + +
berulang
Panduan Pelayanan Medik, PAPDI, hal 168-170 2006
REFERENSI
Ringkasan Eksekutif Penanggulangan Hipertensi, InaSH, 2007

SOP GASTRITIS AKUT

No. Kode :
PROSEDUR Terbitan
No. Revisi
:
:
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSK
ESMAS
MOJOTENGAH

TUJUAN Memberikan tata laksana yang tepat pada pasien gastritis.

RUANG LINGKUP Protap ini mencakup diagnosis dan tata laksana gastritis.
Keadaan peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang dapat
DEFINISI bersifat akut, difus, atau lokal.

PROSEDUR 5. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung, gastritis dibedakan menjadi
:
5.1. Gastritis Akut
5.1.1. Kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda
dan gejala yang khas.
5.1.2. Lesi mukosa berupa erusi dan perdarahan akibat faktor-
faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasiakut mukosa
lambung.
5.2. Gastritis Kronis, penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multi
faktoril, kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi hiper pilori.

6. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis gastritis akut adalah sindrom dispepsia berupa :
6.1. Nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah
6.2. Dapat ditemukan pula perdarahan saluran cerna : hematemesis
dan melena, disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan (pada anamneses terdapat riwayat penggunaan obat-
obatan atau bahan kimia tertentu).

7. Pemeriksaan
7.1. Nyeri tekan epigastrium
7.2. Hipertimpani

SOP GASTRITIS AKUT

No. Kode :
PROSEDUR Terbitan
No. Revisi
:
:
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSK
ESMAS
MOJOTENGAH

PROSEDUR 8. Penatalaksanaan:
8.1. Antasid 3 x 1 tablet dikunyah 30 menit sebelum makan
8.2. Cimetidin 3 x 200 mg, ditambah 200 mg sebelum tidur
Nasehat :

8.2.1. Makan teratur, menghindarai makanan yang merangsang (sambal,


cuka, nanas, kopi, teh kental, alkohol)
8.2.2. Makan dengan porsi kecil dan sering
8.2.3. Hindari obat-obatan tertentu, misal : aspirin, AINS
9. Indikasi di rujuk di rumah sakit
9.1. Perdarahan saluran cerna : hemattemesis dan melena
REFERENSI Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, hal 492-493, 2001

RHEUMATOID ARTHRITIS

No. Kode :
PROSEDUR Terbitan
No. Revisi
:
:
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSK
ESMAS
MOJOTENGAH

Penatalaksaan rheumatoid arthritis yang tepat dapat mengurangi keluhan


TUJUAN
dan mempertahankan kualitas hidup penderita

Prosedur ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk


RUANG LINGKUP
menangani rheumatoid arthritis

Suatu penyakit auto imun dimana persendian ( biasanya sendi tangan dan
kaki ) secara simetris kanan kiri mengalami peradangan, sehingga terjadi
DEFINISI
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
pada bagian dalam sendi.

PROSEDUR 10. Pengertian


Rheumatoid arthritis merupakan penyakit inflamsi sistemik kronik yang
terutama mengenai sendi diartrodial. Termasuk penyakit autoimun dengan
etiologi yang tidak diketahui.
11. Diagnosis
11.1. Kriteria Diagnosis:
11.1.1. kaku pagi, sekurangnya 1 jam
11.1.2. arthritis pada sekurangnya 3 sendi
11.1.3. arthritis pada sendi pergelangan tangan, metacarpophalanx
(MCP) dan Proximal Interphalanx (PIP)
11.1.4. arhtritis yang simetris
11.1.5. nodul rheumatoid
11.1.6. faktor reumatoid serum positif
11.1.7. gambaran radiologik yang spesifik
11.2. Untuk diagnosis RA diperlukan 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria
2.1.1 – 2.1.4 harus diderita minimal selama 6 minggu.

PROSEDUR 12. Terapi


12.1. penyuluhan tentang penyakitnya dan ketaatan berobat dalam jangka
waktu lama
12.2. ibuprofen 3x 400 mg/hr

REFERENSI Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Hal. 536 – 539, 1999

DIARE AKUT PADA ANAK


No. Kode :
PROSEDUR Terbitan
No. Revisi
:
:
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSK
ESMAS
MOJOTENGAH

Tata laksana diare yang cepat dan dapat mencegah kehilangan cairan dan elektrolit yang
TUJUAN membahayakan dan mencegah masalah gizi pada anak.

RUANG LINGKUP Prosedur ini mencakup diagnosis diare,penilaian dehidrasi dan tata laksananya.
Berak atau BAB lembek / cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih dari
DEFINISI biasanya ( lebih dari 3x/hari ).
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari.

PROSEDUR
13. Pengertian
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat lebih dari 3 kali dalam 24
jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
14. Etiologi:
14.1. Virus: rotavirus (penyebab terbanyak)
14.2. Bakteri: E. Coli, salmonella, shigella, vibrio cholera, staphylococcus
14.3. Penyebab lain: parasit (entamuba histolitika).
14.4. Mal absorbsi : karbohidrat ( intoleransi Laktosa ),lemak, protein.
15. Diare akut dapat mengakibatkan :
15.1. Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolik, hipokalemia dan
gangguan sirkulasi (syok)
15.2. Masalah gizi (maldigesti, malabsorbsi, kehilangan gizi langsung)
16. Langkah Diagnosis
Anamnesis:
16.1. Sudah berapa lama diare berlangsung, berapa kali sehari, warna dan konsistensi
tinja, lendir dan/ darah dalam tinja, muntah, anak lemah, kesadaran menurun, rasa
haus, rewel, kapan terakhir kencing, suhu badan

Anda mungkin juga menyukai