Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Alternatif Penyelesaian Sengketa
Dosen pengampu:
Suyikno, S.Ag, MH
Disusun oleh:
Kelompok 4
Kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu mendukung
kami, baik dalam bentuk materi maupun doanya, dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah membimbing kami dengan baik,
serta kepada teman-teman Mahasiswa yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT. senantiasa
melindungi. Aamiin.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................2
BAB II Pembahasan........................................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................................................8
Daftar Pustaka.................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
arbitrase, yang merupakan sebuah prosedur hukum, menyangkut proses gugatan
di hadapan pihak ketiga sebagai pembuat keputusan, yang sekaligus bertindak
selaku pihak yang akan memeriksa gugatan tersebut.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan pengaturan hak ingkar ?
2. Apa yang menjadi alasan diajukan hak ingkar?
3. Bagaimana prosedur pengajuan hak ingkar?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian dan pengaturan hak ingkar.
2. Mengetahui yang menjadi alasan diajukan hak ingkar.
3. Memaparkan prosedur pengajuan hak ingkar.
1
Hartarto Mokoginta, Penyelesaian Sengketa Diluar Pengadilan Melalui Arbitrase, Lex Privatum,
Vol.I/No.1/2013, hal: 47.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hak ingkar sebenarnya bukanlah suatu istilah baru di dalam ilmu hukum,
melainkan hak ingkar dalam banyak hal seringkali dikaitkan dengan istilah
bahasa Belanda yaitu “verschoningsrecht”. Dalam literatur hukum (Belanda)
yang masih berlaku sampai saat ini di Indonesia, diatur dalam ketentuan pasal
1909 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 146 dan pasal 277 Reglemen
Indonesia yang diperbaharui (RIB = HIR), yang merupakan ketentuan-ketentuan
dan aturan-aturan hukum yang berlaku dalam hukum acara perdata.2
Hak ingkar adalah hak dari para pihak yang bersengketa untuk menolak
salah satu atau lebih arbiter yang berdasarkan yang berdasarkan bukti-bukti kuat
terdapat alasan-alasan yang meragukan objektivitas dalam memberikan
keputusan. Dalam Undang-undang No. 30 Tahun 1999 hak ingkar diatur dalam
pasal 22 ayat 1 yang berbunyi:4
2
Ibid, hal: 53.
3
Cicut Sutiarso, Pelaksanaan Putusan Arbitrase dalam Sengketa Bisnis. (Jakarta: IKAPI DKI Jakarta
2011), hal: 109.
4
Susanti Adi Nugroho, Penyelesaian Sengketa Arbitrase dan Penerapan Hukumnya, (Jakarta:
Kencana, Cet.3, 2017), hal: 140.
3
“Terhadap arbiter dapat diajukan tuntutan ingkar apabila terdapat cukup
bukti otentik yang menimbulkan keraguan bahwa arbiter akan melakukan
tugasnya tidak secara bebas dan akan berpihak dalam mengambil keputusan”
Alasan yang dapat diajukan hak ingkar terhadap salah satu atau lebih
para arbiter adalah karena ada keraguan bahwa arbiter tersebut tidak akan dapat
mengambil putusannya secara objektif. Hak ingkar dapat dilakukan jika terbukti
adanya:6
Terdapat arbiter yang diangkat oleh para pihak (tidak dengan penetapan
pengadilan), maka hak ingkar oleh salah satu atau kedua belah pihak hanya
dapat diajukan jika alasan-alasan potensial yang menyebabkan tidak objektifya
arbiter tersebut baru diketahui setelah pengangkatan arbiter itu. Jika alasan
tersebut sudah diketahui sebelumnya, hak ingkar tidak dapat digunakan lagi
5
Ibid, hal: 140.
6
Ibid.
4
karena dianggap para pihak sudah mengenyampingkan hak ingkarnya.
Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 24 ayat (1) UU No.30 Tahun 1999:
Tuntutan ingkar harus diajukan secara tertulis baik kepada pihak lain
maupun kepada pihak arbiter yang bersangkutan dengan menyebutkan alsan
tuntutannya. Berikut adalah prosedur dan cara pengajuan hak ingkar tergantung
kepada beberapa faktor:8
a. Hak ingkar terhadap arbiter secara umum, hak ingkar dapat diajukan yakni
diajukan kepada arbiter yang bersangkutan.
b. Hak ingkar terhadap arbiter yang diangkat oleh Ketua Pengadilan Negeri,
diajukan ke Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
c. Hak ingkar kepada arbiter tunggal, dalam arti hanya satu arbiter yang akan
menyelesaikan sengketa yang bersangkutan, maka hak ingkar diajukan
kepada arbiter yang bersangkutan.
7
Ibid, hal: 141.
8
Ibid: hal: 142.
5
d. Hak ingkar kepada anggota majelis arbiter, jika arbitrase tersebut suatu
majelis, maka hak ingkar diajukan terhadap majelis arbitrase yang
bersangkutan.
Tidak setiap saat hak ingkar dapat diajukan, pada prisnsipnya hak ingkar
hanya dapat diajukan apabila alasan-alasan pengingkaran tersebut baru
diketahui:9
Akan tetapi tidak setiap saat setelah pengangkatan arbiter atau setelah
diterimanya penatapan pengadilan dapat diajukan hak ingkar. Hak ingkar hanya
dapat diajukan dalam jangka waktu:10
a. Empat belas hari sejak pengangkatannya, dalam hal alasan sudah diketahui
sebelum penunjukkan arbiter oleh pihak lawan.
b. Empat belas hari sejak diketahuinnya alasan penolakan dalam hal alasan
tersebut baru diketahui setelah pengangkatan arbiter yang bersangkutan.
6
c. Diajukan haruslah dengan menyebutkan alasan tuntutan hak ingkar
tersebut.
Tata cara untuk menggunakan hak ingkar diatur dalam pasal 24 UU No.
30 Tahun 1999 sebagai berikut:12
12
Jimmy Joses Sembiring, Cara Menyelesaikan Sengketa Diluar Pengadilan, (Jakarta: Visimedia,
2011), hal : 74.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak ingkar adalah hak dari para pihak yang bersengketa untuk menolak
salah satu atau lebih arbiter yang berdasarkan yang berdasarkan bukti-bukti kuat
terdapat alasan-alasan yang meragukan objektivitas dalam memberikan
keputusan. Dalam Undang-undang No. 30 Tahun 1999 hak ingkar diatur dalam
pasal 22 ayat 1 yang berbunyi: “Terhadap arbiter dapat diajukan tuntutan
ingkar apabila terdapat cukup bukti otentik yang menimbulkan keraguan
bahwa arbiter akan melakukan tugasnya tidak secara bebas dan akan berpihak
dalam mengambil keputusan”.
Alasan yang dapat diajukan hak ingkar terhadap salah satu atau lebih
para arbiter adalah karena ada keraguan bahwa arbiter tersebut tidak akan dapat
mengambil putusannya secara objektif. Hak ingkar dapat dilakukan jika terbukti
adanya: Hubungan kekeluargaan dengan salah satu pihak atau kuasanya,
hubungan keuangan dengan dengan salah satu pihak atau kuasanya, hubungan
pekerjaan dengan salah satu pihak atau kuasanya.
8
DAFTAR PUSTAKA