Spek Reservoir LU PDF
Spek Reservoir LU PDF
SPESIFIKASI TEKNIS
I. PEKERJAAN TANAH
1. Umum
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau dahulu oleh
tenaga ahli.
Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan
dalam gambar, Pemborong harus segera menyampaikan kepada Direksi seeara tertulis untuk
mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, juga Pemborong harus menentukan letak bangunan
pelengkap seperti Direksi keet, gudang dan sebagainya.
3. Galian tanah
a. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah.
Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar, panjang,
dalam, kemiringan, dan sebaginya, dan benar-benar waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan
kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar, Pemborong boleh mengajukan
usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.
b. Klasifikasi Gallan
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut :
Galian tanah biasa
Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, codas muda, dan sebagainya.
Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut Direksi perlu menggunakan
d. Coffer Dam
Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan coffer dam.
Sebelum dimulainya pekerjaan, Pemborong harus memberikan gambar rencana coffer dam yang
akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
Coffer Dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar pondasi
yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup kuat, agar
keselamatan kerja terjamin. Luas Coffer Dam harus direncanakan cukup untuk penempatan
perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemampaan air keluar acuan beton.
Coffer Dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk melindungi
beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan atau bagian-bagian lain dari
Coffer Dam tidak diperbalehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian pennanen dari pondasi
tanpa persetujuan Direksi, jadi harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa ijin khusus
dari pemiliknya, dan kontraktor atas tanggungannya menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau
membiarkan di tempat semula asal ada persetujuan tertulis dari pemilknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh
Pemborong atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan pembakaran, pemborang
akan memberitahukan kepada penghuni dari milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan,
paling kurang 48 jam kurang, maksudnya (untuk Melakukan pembakaran, pemborong akan
selalu bertindak sesuai dengan peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku mengenai
pembakaran di tempat terbuka).
Pada pelaksanaan pembersihan, pembarang harus berhati-hati untuk tidak menganggu setiap
patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk
pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa
sedemikian, sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.
Direksi adalah tidak mungkin memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-
sebab lain sehubungan dengan adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai
belen seal dengan dimensi cukup, agar penempatan besi/ pengecoran beton untuk pondasi dapat
dikerjakan sebagaimana layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak dari Coffer Dam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan
sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa dalam proses
pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup menjadi keras.
4. Urugan Tanah
a. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
Semua bekas lubang pondasi
Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah harus
dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk perataan
dan penyelesaian tanah halaman disekitarnya.
c. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 s/d 25 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi dengan
air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk pekerjaan yang
besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan, misalnya
dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan saillpai nantinya
tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.
5. Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada pengurugan
dengan tanah timbunan.
6. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan sebagainya
harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-
kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukkan.
1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di
dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi . Hasil akhir pekerjaan harus berupa
beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana
disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agreagat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi
jumlah agregat hal selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan
menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga diantara agregat kasar
dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam adukan
harus minimal sehingga rnenghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan kosistensi yang sesuai
dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti standar Indonesia
yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu standar yang dapat diterima. Standar lokal
atau standar lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.
3. Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan standar NI-8 sebagai mana yang
dinyatakan dalam PBI 71 atau British Standard No. 12 : 1958 untuk kelas I- Z 475.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus dikirim ke
lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus memberikan pada Direksi, satu faktur untuk
tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim, bersama
dengan sertifikat pengujian dari, pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji
dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan standar.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serra dilindungi dari
kelembaban sampai saar pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal atau yang rusak
kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan standar bila dianggap perlu oleh
Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat
sertifikat dari perbaikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin
diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Kontraktor harus menjamin agar setiap saar terdapat persediaan semen dalam jumlah yang cukup
dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan waktu yang eukup untuk
pelaksanaan pengujian.
Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang ditempat yang sesuai untuk
menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi
baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. lantai gudang minimal harus 30 cm diatas tanah atau
diatas air yang mungkin tergenang dilantai. ketika diangkut kelapangan dengan lori/ gerobak, semen
harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera,
mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak
atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan
disingkirkan dari lapangan atas biaya kontraktor.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semensemen harus
disimpan menurut pengiriman sedemikiari sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai lebih dahulu.
4. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus adalah agregat
yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25 mm sampai 5 mm.
pemakaian agregat all-in ( semu gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm - 5 mm sebelum pembetonan dimulai, sejumlah
contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut kontraktor harus mengambil dua contoh yang
refresentatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi, semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, kontraktor harus mengusahakan agar seluruh
pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu
gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus dilakukan
sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber pemasokan atau
dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna menjaga
kesinambungan kerja.
6. Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut :
Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari 1 1/3 kali kekuatan
kerja kubus uji yang disyaratkan, sebelum memulai pekerjaan, detil lengkap mengenai pengujian ini
bersama analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix design) kontraktor tidak boleh
melakukan pengcoran bagian manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh Direksi. Direksi
berwenang untuk meminta agar kontraktor menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu
tertentu. dari betan yang dicor dalam pekerjaan kontraktor harus sudah memperhitungkan biayanya
dalam nilai kontraktor.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan 6 kubus beton dari tiap kelas, kubus
harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi
dengan lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan rencana
campuran. Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran dibagian sebelum Direksi menyetujui
rencana campuran.
7. Kelas Beton
Uraian II = K. 225 III = 1 300 I
Kekuatan kubus karakteristik 28 hari yang 225 300 -
ditentukan( 150 mm) kg/ cm2 kg/ cm2 kg/ cm2
Ukuran agregat kasar 25 mm 25 mm 30 mm
Maksimum
Perbandingan campuran “Percobaan pertama” 1: 1 ,5: 2,5 1:1,5:2,5 1 :3:5
Semen: ag halus : ag kasar
Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah diperkirakan guna mencapai kekuatan yang
disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa bahan yang dipakai
bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu lebih
menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya kontraktor untuk mencapai kekuatan rencana.
akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta
peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang diurakan disini atau
menurut petunjuk Direksi.
pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Pekerajaan.
menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru pacta beton yang
sudah mengeras, permukaan star beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dart benda-
benda asing atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan penyikatan
seluruhnya,tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut
harus dicetak secara ringan atau diembus dengan pasir (send blasted) untuk memperlihatkan agregat.
Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisiting akan diperiksa dan
dikencangkan.
Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
20. Bekisting
Semua bekisiting harus dirancang dan dibuat hingga dibuat dinilai memuaskan oleh Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan rancangannnya untuk menyetujui dalam jangka waktu yang cukup
sebelum pekerjaan dimulai. Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan harus
yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan.
Dipadatkan dan mengeras. Beksiting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah
dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
Pengikat baja untuk didalam atau block antara ( spacer) yang sudah disetujui atau dipakai, bagian
dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam belen sekurang-kurangnya harus
berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton.
Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul akbiat pengikat atau pengantara yang harus
ditutup dengan rapih segera setelah bekisting dibuka dengan spasi semen yang campuran serta
konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus maka bekisiting harus dilapisi dengan
tripleks bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, Direksi akan lebih dari 3 kali sebelum memasang kayu bekisting, Direksi
akan memlih panil kayu yang boleh dipakai ulang, panil kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus
disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung jawab atas mutu permukaan akhir setelah
memberikan persetujuan atas bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain
oleh Direksi.
Direksi untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya dapat
disingkirkan sebelum beton dicorkan.
21. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat lainnya
yang dapat mengganggu perletakkan yang sempurna antara tulangan beton, Jika diinstruksikan oleh
Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
a. Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan 511 0136 1984, Bristish Standard
No.785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 atau 32 yang sesuai dengan SII 0136- 1984
British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan tinggi, tegangan,
leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40.0 atau 32 kg/mm2.
b. Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tahan air dan diberi atas kaki dari muka
tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
c. Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, kontraktor harus mempersiapakan daftar tekukan (Bendung
schedule) untuk disetujui oleh Direksi.
Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dun dimensi yang
memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan british Styandard 4466 : 1969 atau yang setara
yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk
dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi. Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan
dengan cara yang dapat menimbulkim kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau
tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau tengkungan, maka dikerjakan dengan sebuah per
yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar diameter batang yang ditekuk.
d. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar dan harus
ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut
kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan kawat baja yang pilar dingin dengan diameter
tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-kurangnya
harus mempunyai kekuatan yang sarna dengan kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang
sedang dicor dan harus sekecil mungkin. Block-block ini harus dikencangkan dengan kawat
yang ditanam didalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar konstruksi atau
lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan dari
Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah
mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian pekerjaan
Harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan.
Jarak minimal dari permuKaan suatu batang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat
dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
30. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bes dari unsur-unsur atau kotoran yang
berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikatan semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan kimia setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada
kontraktor.
b. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya kebocoran.
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan kontraktor harus
mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri. setelah perbaikan selesai, metoda
pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
Pengujian tidak perlu diulangi jika :
1. Tidak terlihat adanya kebocoran dan
2. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu 1 cm.
Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya dengan sumber air dari
expandite atau produk lain yang disetujui Direksi.Semua bahan harus dipakai dan diterapkan
tepat sesuai dengan petunjuk pabrikan.
1. Umum
Baja Profit maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis SS 304 dan SS 316
yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus
memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan, pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan
pengujian lentur dalam keadaan dingin, Jika dipandang perlu Direksi dapat memerintahkan untuk
dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian yang
berlaku.
2. Standard
Standar dipakai adalah menurut standard to the Specification for design Fabracation and Erection of
Structural Steel for Building oleh A:I:S:c.
3. Pabrikasi
c. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang diperiksa keseluruhannya sebelum dilakukan dan
semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-tindakan
perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
d. Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji,
atau dengan las pemotong. permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada
bidang yang dipotong. tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Penyelesaian pada
permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan Las pemotong, maka
hanya permukaan yang kurang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari plat penguat harus
dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar junung dan batang tekan, dan
gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung yang mamakai paku
keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya, bila sambungan batang
tekan maka toleransi maksimum adalah 0.1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik
maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.
dengan kecepat tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh Las pemotong harus bersih serta lurus untuk
menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan Las
pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi, dapat digerinda yang bergerak searah dengan arah Las
pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran tadi.
h. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua plat
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor
menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu lubang ini
dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya. cara
lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. setelah
mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan sebagainya dapat dilepas bila
perlu.
Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum dipanaskan.
kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat, konsentris dengan batangnya dan
berhubungan langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk
c. Pemasangan
Umum
Pemborong harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan. memasang dan mengelingkan baut atau Las seluruh
pekerjaan baja/ baja tahan karat. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi, Semua bagian harus dikerjakan
secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai rnempunyai diameter yang lebih
kecil dari diameter yang lubang paku keling atau baut, dan digunakan untuk membawa bagian
pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan dibawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan
yang dapat merusak atau mengganggu material tidak diperkenankan. Setaip kesalahan pada
pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagian-
bagian pekerjaan dengan menggunakan drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi.
Permulaan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan
lapangan sebanyak 50 % sebelum dikeling atau dibuat dua lubang pada setiap diisi kurangnya 40
% dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu
kelompok dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift diangkat
(disingkirkan).
lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran yang lebih besar dari diameter nominal
lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku keling dipasang dengan menggunakan mesin atau
alat tekan dari tipe yang setelah di setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk
membentuk kepala dengan ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara
menggosokannya pada permukaan sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan
panas, merah menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang
selama masih panas. semua paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk
jelek atau dengan kepala yang cacad atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap
batangnya harus dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik. membentuk kembali kepala
paku keling tidak diperkenankan. Kepala paku keling yang agak pipih dapat digunakan pada
tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.
Mengencangkan Kayu
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan konci yang digerakkan dengan
mesin. Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukkan bila
tercapai torque yang disyaratkan telah tercapai.
e. Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan galvanisasi maka yang dikehendaki adalah galvanisasi celup
panas.
2. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut standar
yang paling baik, Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim
patriannnya harus betul-betul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau belimpah,
Satuan yangt dibuat dari galvani harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau dengan
memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannnya tertera dalam gambar.
3. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari 1/2. timah hitam dan 1/2
timah. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai pelemburnya zat.
g. Pengecatan Baja
1. Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dipabrik dengan cat dasar yang telah
disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada
perletakkan cat lapangan terdiri dari :
a. Pembersihan seluruh sampungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat
dibengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi, karena telah rusak pada saat
transfort dan pemasangan serta bidang-bidang lain yang diperintahkan oleh Direksi.
b. Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang dicat disemua bengkel bagian
yang disebutkan pekerjaan besi itu
c. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk seluruh
bidang terbuka pekerjan besi itu.
2. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand blashting atau
cara lain yang disetujui aleh Direksi agar menjadi logam yang bersih dengan menghilangkan
seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket padanya yang
dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar yang dan dicat segera setelah
dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.
3. Penggunaan Cat
Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh Direksi. Pengecatan
tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu. atau pada cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu lapisan berikutnya tidak boleh
dikerjakan sebelum lapisan cat yang terdahulu telah kering betul. lapisan penutup diberikan
diatas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam
setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan
kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan diatas. Cat (termasuk penyemprotan bila
diperintahkan oleh Direksi) harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, sekitar paku
keling pada setiap sudut, sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung air, atau
dapat dirembesi air, bahan lain yang disetujui oleh Direksi.
1. Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata ada
kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Pemborong harus meminta persetujuan Direksi
untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu dan lain
sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm Kecuali
dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka lubang-lubang drainase tersebut harus ditempatkan
pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m dari diletakkan sedikit di atas peil pembuangan air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau belen
atau, pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau
pelindung-pelindung erosi.
2. Standard
Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standard sebagai berikut :
a. Peraturan Umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3.
b. Syarat-syarat untuk kapur bahan bangunan NI-7.
3. Bahan-bahan
a. Sement Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan secara
umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen Portland Indonesia NI-
8.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
b. Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5 %.
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat adanya zat-zat organik
tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau larutan teh yang sedang kepekatannya.
d. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak boleh
lebih dari 10 %.
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6 % alkali,
dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan sifat reaktif
terhadap alkali.
f. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu yang
menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak bolen ... (65 % pada pengujian 7 hari).
g. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan.
h. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
c. Batu alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah atau batu
karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya.
b. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam, biru
atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang tinggi serta
bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
d. Bata merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat digunakan
produksi lokal dengan ukuran nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang merata tanpa
cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus mempunyai daya tekan ultimate 30
kg/ cm2.
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian Portland
Cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Blok-blok semen yang baru dicetak
harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan
membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.
e. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua seperti
yang dipakai untuk pekerjaan beton.
f. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui Direksi.
g. Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik, dan lain-
lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau seperti yang disyaratkan pada saat
rapat penjelasan.
4. Adukan
a. Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata dan
keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan tangan (dengan
memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang merata.
b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam uraian dan
syarat-syarat ini.
Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr
5. Blok-blok beton
a. Type dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya maka tidak
diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan disetujui oleh Direksi.
Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukkan tanda-tanda retak ataupun cacat lain
yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.
b. Campuran adukan
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian portland
cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Tegangan tekan minimum dari blok
beton tidak boleh lebih kecil dari 30 kg/cm2 pada umur 40 hari.
c. Perawatan blok-blok beton
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk jangka
waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai karung
basah.
d. Tembok-tembok ventilasi
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi tersebut
harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam dengan menarik garis
lurus di antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang ditetapkan oleh
Direksi.
b. Pemasangan
Penembokkan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti pada gambar rencana juga
mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan bata merah harus dibasahi dulu dengan air
untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bola merah. Pasangan bata merah
dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bola merah yang satu dengan
yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaaan cuaca yang baik, ataupun dengan
perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan
tinggi melebihi 1 cm.
c. Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat antara mortar plesteran
dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
7. Pasangan Batu
a. Umum
Batu -batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan ukuran
yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan atau pun retak. pemasangan dari batu-batu
tersebut harus rapi don cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.
b. Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat dipakai
campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan reservoir ataupun
bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai campuran M2.
1. Pemasangan Kaca
a. Material
Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai tebal 3 mm
atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. kaca-kaca yang akan dipasang mati
ataupun tidak, bagian yang tajam harus dikelilingi kaca tersebut serta kepada kedua sisi
permukaannya. Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka
kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui. Bahan-banan tersebut diterima
dalam keadaaan baik dan tidak mengeras pada tempatnya.
2. Pengecatan
a. Material, Ketentuan Umum
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, I.C.I atau sejenis yang disetujui
oleh Direksi). Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh
pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Isi daripada cat
yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata
betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu
pada saat dipakai.
b. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk pekerjaan besi
sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang untuk finishing digunakan dari jenis
synthetic resin dan yang khusus diperuntukkan untuk jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-
pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang dipergunakan
untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis emulsion paint yang terdiri dari
alkaly resin.
c. Daftar Bahan
Pemborong melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum pekerjaan pengecatan
dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan semua material yang akan digunakan untuk
pekerjaan pengecatan dari dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui oleh Direksi.
d. Pemilihan warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan pemborong dari contoh-contoh
yang diberikan supplier.
e. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran dari
debu. semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan terlebih dahulu dengan
peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan
dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan
kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan disekitarnya sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat dua
lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxi-point segera setelah pembersihan dari
pekerjaan besi, "Upox calcium Plumbate Primer" dari merek yang disetujui. tebal dari setiap
pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan
diberikan suatu pekerjaan besi harus diperiksa dari harus bersih dari segala kotoran dari debu.
Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dari pengecatan
tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-cacat harus
diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak
ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan kemudian
memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakan bekas.
f. Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari :
a. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
b. Kayu (divernis)
Dua lapis vernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
c. Besi yang dilapisi dengen Epoxy
Dua lapis dari "Opoxemuel" yang dicampur dulu dengan "Upox hardener" dengan
perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya dengan masing-masing tebalnya 40
microns.
d. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. dua lapis cat emulsion
untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk permukaan sebelah luar.
4. Tanda-Tanda
Pemborong harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan sebagai
berikut:
a. Menulis atau membri nomor pintu diatas setiap plat kunci pada kedua sisi dari pintu-pintu
tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci.
5. Perancah
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
6. Tenaga Kerja
Hanya tenaga terampil dan ahli yang dipakai untuk mengerjakan pemasangan kaca, pengecatan dsb.
Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang mengawasi selama pekerjaan berlangsung.
8. Perpipaan / Plumbing
a. Umum
Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada gambar rencana
untuk memasang :
a. Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut
b. Sistem pembuangan air kotor
c. Pelengkap-pelengkap air.
Pemborong harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan pemasangan seluruh sistem
sampai pada pengetesan sehingga semua sistem bekerja sesuai dengan rencana.
b. Material
Pipa-Pipa .Baja Galvavized, semua pipa baja galvanized serta perlengkapannya harus dari jenis
yang disetujui serta standard yang berlaku (ditentukan kemudian)
c. Pipa-pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui serta dari
standar yang berlaku ( ditentukan kemudian)
d. Material-Material Pelengkap
Material-material pelengkap seperti westafel dsb, harus disesuaikan dengan gambar kalau tidak
ditentukan lain oleh Direksi Semua perlengkapan tersebut harus dari jenis dan merek yang
disetujui. semua unit perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan
yang kaku dan kuat dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.
g. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti tersebut
dibawah ini:
1) Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus-lurus.
2) Seluruh panjang pipa harus dipakai apabila perlu kecuali jika panjang yang terpasang lebih
keeil daripada panjang pipa.
3) Pipa yang ditempatkan diatas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata dan
material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari batu besar
atau bahan-bahan yang merusak pipa.
4) Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk menjamin lancarnya
aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan air kotor dan juga untuk memudahkan
pengontrolan dari sistem.
5) Ujung-ujung pipa yang terbuka kadang-kadang harus ditutup selama jangka waktu
pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau Lumpur yang akan masuk kedalam pipa.
6) test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat bekerja dengan baik harus
dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.
9. Sistem drainage
a. Penggatian
Penggalian parit untuk sistem drainage dan pembuangan air kotor harus merupakan garis lurus
dengan kedalaman kemiringan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana. Parit tersebut
harus mempunyai Lebar sehingga memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik karena ruang geraknya mencukupi. tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun melebihi 50
cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan penahan dan sebagainya jika
diperlukan untuk menjaga ternyata penggalian tanah melebihi dari yang direncanakan maka
harus ditutup dengan beton tumbuk atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi. Pada saat
pelaksanaan, tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar
tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjan. Bagian bawah dari
galian tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar dapat mendukung beban yang akan
bekerja diatasnya. Juga harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya
pekerjaan.
perhatian khusus harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai dengan hasil yang
direncanakan dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.
e. Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan pengetesan tanah
timbunan dibawah muka tanah asli dari pipa sampai kurang lebih 30 mm diatasnya harus dari
material yang terpilih. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan harus dilaksanakan
dengan hati-hati supaya tidak merusak pipa.
c. Kabel - kabel
Umum
Semua tipe kabel, kemampuannya serta ukurannya harus sesuai dengan yang diperuntukkan,
penyimpangan dan pemasangan harus memenuhi standar-standar yang ada.
Sambungan Kabel
Pemborong harus menggunakan tenaga yang terampil/ahli dan jika perlu tenaga spesialis yang
khusus yang didatangkan untuk keperluan tersebut.
Pemborong harus minta persetujuan dulu untuk memakai tenaga-tenaga tersebut. Jika
sambungan dengan solder yang dipakai maka harus dengan panas minimal 185 derajat celcius
yang dipakai untuk menghasilkan hubungan yang baik. Semua hubungan tersebut kemudian
dilindungi dengan memberikan isolasi-isolasi yang sesuai dengan keperluan tersebut.
d. Ujung-Ujung Kabel
Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel sebaiknya dijaga dengan cara tertentu agar air jangan
sampai masuk sampai sambungan yang permanen selesai dibuat.
Kabel-kabel yang ditanam langsung harus dipasang dengan kedalaman minimal 60 cm lapisan
sebelah atas. Semua kabel harus diletakkan sedapat mungkin pada lapisan yang sama. sebelum
kabel-kabel diletakkan, bagian bawah dari parit harus diratakan dan ditutup dengan lapisan pasir
padat dengan tebal minimal 7,5 cm kemudian ditutup dengan tebal lapisan yang sama setelah
kabel-kabel diletakkan.
f. Saluran/Pipa Kabel
Semua saluran kabel harus dibuat sesuai dengan gambar rencana, kalau tidak ditentukan
ditentukan pada gambar maka bisa dibuat dari pipa PVC dengan diameter minimal 100 mm
dengan tebal 2.2 mm atau seperti yang ditentukan oleh Direksi. kalau saluran kabel dibuat dari
pipa PVC maka disekeliling pipa tersebut harus diisi dengan kabel harus tumbuk sampai 15 cm
dibawah atau disekeliling pipa. Semua kabel harus dipasang dan ditarik melewati saluran dengan
tangan. semua pemasangan kabel harus rapat dan dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan
persilangan sedapat mungkin dihindari. Pada tahap akhir dari pemasangan kabel, bagian ujung
cairan lain tidak masuk dalam dengan menyumbat ujungnya dengan bahan yang disetujui oleh
Direksi.
g. Perlindungan Kabel
Kabel yang menembus beton atau yang melalui pinggiran tertentu harus dilindungi dengan timah
atau baja yang disediakan sendiri oleh pemborong. Cara pemasangannya harus ada persetujuan
dari Direksi.
h. Gambar-gambar
Pemborong harus memelihara catatan-catatan kabel dan menyiapkan gambar-gambar untuk
memberikan detail secara telit, layout seluruh kabel ditambah potongan melintang dan lokasi
kabel. Catatan-catatan asli dibuat satu copynya serta gambar-gambarnya diajukan Direksi untuk
disetujui.
Pemborong harus menyiapakan perlengkapan\perlengkapan untuk memperoleh sambungan ,
penyambungan yang layak ke pipa-pipa yang telah ada. Biaya ini dianggap sudah termasuk
dalam harga kontrak.
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang lama harus
dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak mengganggu langganan dan tidak terlalu
lama menghentikan aliran. Daerah yang terganggu diharapkan sekecil mungkin. Tidak ada
satupun katup (valve) dari sistem yang telah ada. yang diubah oleh pemborong untuk tujuan
apapun juga. PAM setempat akan mengatur semua valve jika diperlukan.
bawah dari setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi/Tenaga ahli
keadaan parit memenuhi syarat.
Pemborong harus menyediakan fasilitas yang memadai dan layak untuk melaksanakan pekerjaan
dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa dengan teliti untuk mengetahui bila ada
keretakan sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Semua pipa dan alat bantu harus diturunkan
kedalam saluran secara hati-hati, batang demi batang dengan memakai derek. Tambang atau
peralatan lain yang sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung. Material
sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan kedalam saluran.
b. Cara Pengujian
Setelah selesai, semua dinding harus bersih dari bekas tanah urugan, sehingga setiap kebocoran
dinding dapat terlihat, semua bagian bangunan selama pengujian harus diisi air bersih dan
ditahan sekurang-kurangnya selama 48 jam. Ketinggian permukaan akan diperhatikan selama
waktu tersebut diatas. menurunnya tinggi permukaan air didalam reservoir yang tidak kelihatan
diperbolehkan.
Ketentuan nilai selama 24 jam, adalah sebagai berikut :
a. Reservoir air bersih : Kurang dari 1 cm
b. Bangunan Pengolahan : Kurang dari 2 cm
Jika keboeoran melampaui nilai-nilai diatas, kontraktor diharuskan memperbaikinya dengan
biaya sendiri.
c. Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampat tidak ditemukan lagi kebocoran.
setelah perbaikan selesai, cara pengujian tercantum dalam nomor III.B.07.8.2 harus diulangi.
Pengujian tidak perlu diulang, jika :
a. Tidak ditemukan lagi kebocoran.
b. Penuruan permukaan air tidak melebihi ketentuan dalam nomor III.B.07.8.2.
Biaya yang termasuk dalam pengujian adalah :
a. Memperoleh air untuk mengisi bangunan pengolahan pada saat pengujian
b. Menghentikan kebocoran.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KAYU
28
Page 29 of 40
1. Persiapan
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Pemborong harus mempersiapkan rencana kerja, material,
serta peralatan yang I.engkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga pekerjaan tersebut dapat
dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
2. Standard
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peratuan ini harus memenuhi syarat-
syarat dalam :
Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.
3. Kayu
a. Mutu kayu
Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk penyangga harus kayu
dengan mutu A sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu
seperti mata kayu, retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami proses
pengeringan udara minimum 3 bulan.
b. Kadar air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan :
Harus lebih kecil atau sama dengan 15 %, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar
harus lebih kecil atau sama dengan 20 %. Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan
baik pada saat penyimpanan, pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
4. Macam-macam kayu
Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau ditentukan kemudian
pada saat rapat.penjelasan.
5. Penyimpanan kayu
Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar tidak menyentuh
tanah pada tempat-tempat yang disetujui Direksi.
Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai jarak tidak kurang dari 7,5
cm dari batang yang berdampingan.
Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di bawahnya
atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan bentuk dari kayu.
Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu yang berdampingan dengan jarak
horozontal 2,5 cm.
Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi dengan baik dan bila kayu-
kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan harus
diganti oleh Pemborong atas tanggungannya.
6. Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali penyimpangan-penyimpangan
sedikit akibat penggergajian di perkebunan. Ukuran-ukuran yang menyimpang harus disesuaikan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
8. Penyusutan kayu
29
Page 30 of 40
Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa sehingga
penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu harus tidak mempengaruhi kekuatan
dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan secara terus menerus.
9. Pabrikasi
Pemborong harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan pekerjaan pabrikasi
juga termasuk penyediaan semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup, paku, dan lain sebagainya,
sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan gambar rencana. Pemborong harus
menyiapkan pula segala keperluan untuk pemasangan seperti perancah-perancah dan lain sebagainya.
untuk mendukung dan memasang konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar
rencana.
30
Page 31 of 40
SPESIFIKASI TEKNIS
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
KONSTRUKSI BETON BERTULANG
31
Page 32 of 40
SPESIFIKASI TEKNIS
INSTALASI PENGOLAHAN AIR KONSTRUKSI BETON BERTULANG
1. UMUM
1. Ruang lingkup
Spesifikasi ini bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk IPA Beton Bertulang.
Material Beton Bertulang K225-U32. Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah :
Pemeriksaan kembali kualitas air baku.
Merencanakan detail perhitungan konstruksi lengkap sesuai kebutuhan treatment terhadap
air baku tersebut.
Pengadaan IPA konstruksi beton bertulang K225-U32 .
Disarankan untuk mengasuransikan IPA konstruksi beton bertulang K225-U32 selama
proses konstruksi di lokasi proyek.
Pengadaan dan pemasangan instalasi perpipaan IPA, peralatan listrik (kabel-kabel), valve
dan lain-lain.
Trial run dan commissioning sampai dengan hasil produksi memenuhi standar kualitas air
minum yang dikeluarkan oleh Depkes RI termasuk didalamnya pemeriksaan hasil kualitas
air baku di laboratorium selama masa uji coba.
Jaminan (guarantee) bahwa IPA Beton Bertulang ini mampu mengolah air baku menjadi
air minum yang memenuhi standart kualitas air minum yang dikeluarkan ole DEPKES RI.
Setiap penawar harus melakukan ujicoba pengolahan air baku di lokaso IPA Waribang
sebagaimana ditentukan oleh pemberi tugas dengan menggunakan pilot plant guna
memperoleh indikasi treatabilitas air baku dan kapabilitas sistem IPA yang akan
diaplikasikan dalam proyek ini, terkait dengan kriteria proses yang ditetapkan dalam
dokumen tender ini. Kapasitas pilot plant sekitar 2-5 Liter per detik yang dilengkapi
dengan hasil analisis matematis dari ujicoba pilot plant tersebut. Ujicoba harus dilakukan
sekurang-kurangnya 24 jam operasi.
2. Dokumen Gambar
Peserta pelelangan harus melampirkan gambar beserta brosur asli dari pabrik dalam dokumen
penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan spesifikasi teknis dari IPA baja tahan karat
yang ditawarkan.
3. Keselamatan Kerja
Kontraktor harus menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja maupun masyarakat
disekeliling workshop dan lokasi pemasangan, mengikuti peraturan keselamatan yang
dikeluarkan oleh pemerintah, antaralain :
Lokasi pemasangan harus diberi pagar/jaring untuk mencegah benda-benda jatuh yang bisa
menyebabkan jatuhnya korban.
Dibuat jeruji sementara ditempat yang beresiko tinggi orang dapat jatuh.
Menjaga keamanan hal-hal yang berhubungan dengan listrik.
32
Page 33 of 40
Selama waktu yang ditentukan didalam time schedule, kontraktor harus mengajukan shop
drawing untuk disetujui oleh pemberi tugas.
Gambar yang disetujui akan ditanda tangani atau ditandai oleh pemberi tugas.
Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pemberi tugas, harus segera diperbaiki oleh
kontraktor sesuai dengan keinginan pemberi tugas dan harus segera diserahkan kembali.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian dalam shop drawing.
6. Lokasi Instalasi
Kontraktor harus memeriksa rute transportasi dan workshop ke lokasi pemasangan dan
melaporkan kepada pemberi tugas unit-unit apa saja yang membutuhkan perubahan ukuran dan
jugaunit-unit yang akan dimodifikasi jika ada.
Kontraktor dapat memanfaatkan fasilitas listrik dan air yang ada di lokasi dan untuk semua ini
kontraktor harus membayar kepada pihak PEMBERI TUGAS atau pihak yang terkait dan
apabila tidak ada fasilitas tersebut maka kontraktor harus sudah memperhitungkan dan
membiayai sendiri semua pengeluaran tersebut.
Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus membenahi semua perlengkapannya dan lokasi
proyek harus sudah bersih dan siap untuk digunakan sesuai dengan keinginan pemberi tugas.
33
Page 34 of 40
b. Bentuk
Bentuk Unit Pengaduk cepat terdiri atas :
Type Hidrolis
1. Dalam pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran sebagai sumber energi untuk
pengadukan.
2. Static Mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada pipa untuk mempercepat
proses pengadukan. Prinsip kerja peralatan ini adalah memecah dan memutar aliran
sehingga gradien kecepatan menjadi lebih besar.
3. Terjunan, memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan air.
Type Mekanis
Pengaduk cepat tipe mekanis terdiri atas : impeller, turbin, impller paddle dan impeller propeller.
c. Ukuran
1. Untuk tipe pengadukan dalam pipa dapat digunakan pipa SS 316 diameter 12” (ND 300)
2. Jarak pembubuhan sampai bak penampungan antara 5 – 20 m.
3. Ukuran untuk Static Mixer disesuaikan dengan diameter pipa tranmisi serta kriteria untuk
gradien kecepatan.
4. Untuk terjunan air , tinggi terjunan sekurang-kurangnya 100 cm untuk mendapatkan gradien
kecepatan yang memenuhi persyaratan.
5. Untuk tipe mekanis kebutuhan daya untuk motor penggerak harus diperhitungkan agar dapat
diperoleh nilai gradien kecepatan yang diisyaratkan.
d. Kinerja
Unit koagulasi bekerja dengan baik pada kondisi :
PH Air baku antara 6,5 – 7,5.
Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan (G) > 1000 / det.
Untuk stabilitas aliran, dicek dengan bilangan Freude Fr > 0,00001.
e. Bahan / Komponen
Untuk IPA kontruksi Beton Bertulang yang menggunakan unit pengaduk cepat tipe impeller,
maka material yang digunakan adalah :
Impeller : Stainless Steel (SS 316).
Shaft : Stainless Steel ( SS 316 ).
Bak pengaduk terbuat dari pelat baja tahan karat SS410 dengan ketebalan 4 mm.
f. Kekuatan Struktur
Pelat baja harus dapat menahan tekanan kerja nominal 10 kg /cm2.
b. Bentuk
Bentuk unit flikulasi dibuat dengan multi stage, dimana terdapat minimum 5 tahap (stage)
dengan nilai gradien kecepatan menurun dari 100 / det sampai 20 det. Bentuk bangunan flokulasi
konstruksi baja dibuat dengan pengaliran up and down. Dasar setiap bak dibuat sludge hopper
dilengkapi pipa pembuang lumpur dengan valve ND 50 mm
c. Ukuran
Ukuran bak flokulasi diperhitungkan terhadap debit pengolahan dan waktu retensi selama 10 –
15 menit sesuai dengan spesifikasi.
34
Page 35 of 40
d. Kinerja
Untuk mendapatkan hasi flokulasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat diatur
sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali.
Faktor yang sangat berpengaruh adalah :
Waktu kontak (td) : 10 –15 menit
Graien Kecepatan (G) : 100 – 20/detik
Bahan / Komponen
Bahan terbuat dari Beton Bertulang K225-U32 dengan ketebalan dinding luar maksimum 30 cm
yang dilengkapi dengan pengaku sedemikian rupa sehingga secara struktur kaku/kuat untuk
menerima beban air.
Untuk sekat antar bak flokulator dapat digunakan beton bertulang K225-U32 dengan ketebalan
minimal 25 cm yang dilengkapi dengan pengaku sedemikian rupa sehingga secara struktur
kaku/kuat untuk menerima beban air
e. Struktur Bangunan
Seluruh bangunan terletak diatas permukaan tanah diatas pondasi beton bertulang K-225. Untuk
jenis tanah lembek (P tanah < 0,5 kg/cm2) maka pondasi dibuat diatas cerucuk sesuai
perhitungan pondasi atau menggunakan tiang pancang atau soil improvement.
f. Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan pemasangan pipa-pipa pembuangan lumpur harus terbuat dari pipa baja las spiral atau
pipa baja hitam yang dilapisi epoxy.
b. Bentuk
Bak sedimentasi terbuat dari beton bertulang K225-U32 dengan ketebalan minimum 30 cm yang
dilengkapi dengan pengaku sedemikian rupa sehingga secara struktur kaku/kuat untuk menerima
beban air.
Permukaan unit sedimentasi berbentuk segiempat. Bangunan unit pengendapan terdiri dari 4
bagian (zona) yaitu :
1. Zona aliran masuk
2. Zona aliran keluar
3. Zona Pengendapan
4. Zona Penampung Lumpur
Zona penampung lumpur dapat terdiri atas mininimal 4 hopper (piramida terbalik) untuk
mempercepat pengumpulan lumpur flok.
c. Ukuran
Dimensi bak pengendap dihitung berdasarkan kriteria beban permukaan sesuai dengan lampiran.
Zona pengendapan menggunakan tipe plate settler atau tube sedangkan matrialnya terbuat dari
baja tahan karat atau stainless steel (SS) dengan ketebelan 0.5 mm s/d 1.0 mm dengan
ketentuan sebagai berikut :sudut kemiringan pelat 60 derajat, jarak antar pelat 2,5 s/d 3,5 cm dan
tinggi vertikal pelat : 1 – 2,4 m. Beban permukaan sedimentasi sekitar 5 s/d 35 m3/jam/m2
dengan kecepatan pengendapan kurang dari 0,5 m/jam.
Kemiringan dinding zone penampung lumpur dibuat sebesar 45 s/d 60 derajat terhadap
horisontal. Pipa pembuangan lumpur berdiameter minimal 150 mm.
35
Page 36 of 40
terdiri dari single layer media,sedangkan filter bottom dilengkapai dengan filter nozzle ( slot size 0.1
mm dan kerapatan minimum 50 noszle/m2).
Kecepatan filtrasi : ( 5,00 – 15,00 ) m3 / m2 / jam pada operasi normal dan kecepatan pencucian filter
: ( 40 – 55 ) m3 / m2 / jam
Sistem pencucian boleh dilakukan dengan sistem pemompaan backwash maupun dengan sistem
gravitasi saling mencuci dengan persyaratan umum yaitu tersedianya kontrol head loss atau driving
head yang cukup untuk back wash filter. Pengaturan debit yang keluar dari unit filtrasi harus dapat
diatur dengan mudah dan hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter air / flow meter yang sudah
termasuk dalam pekerjan ini.
IV MATERIAL
b. Cacat Laminar
Elemen-elemen yang dibutuhkan apabila akan dilaminar harus diperiksa dulu oleh pemberi
tugas, dimana elemen yang tidak mempunyai sertifikat harus diperiksa dengan BS 5996 atau
prosedur lain yang ditentukan oleh pemberi tugas.
d. Penandaan
Baja yang disupplai dari pabrik atau Kontraktor harus diberi tanda sesuai dengan spesifikasi
produknya.
V PENGELASAN
36
Page 37 of 40
Semua cara pengelasan yang digunakan untuk mengelas baja tahan karat harus dengan metoda las
Argon.
VI PABRIKASI
1. Umum
Semua pabrikasi harus dikerjakan di workshop, hanya pemasangan unit-unit seperti pengelasan dan
penyambungan joint (sambungan) dan disetujui oleh pemberi tugas dapat dilaksanakan di lokasi
pemasangan
2. Identifikasi
Untuk tujuan penandaan pada waktu pabrikasi, setiap bagian ditandai dengan tanda yang berbeda dan
dapat tahan lama diusahakan tidak merusak material.
3. Pemotongan
Pemotongan dilakukan dengan gergaji, gunting besar, croping atau alat pemotong dengan mesin atau
manual.
Alat pemotong manual digunakan apabila tidak mungkin digunakan alat pemotong mesin.
Notthing adalah untuk memulai membuat lubang yang ukurannya lebih kecil dari kebutuhan, sesudah
itu lubang tersebut disempurnakan sesuai kebutuhan dengan dikikir atau digerinda.
Tepi-tepi potongan harus mempunyai profit yang benar dan bebas dari takik dan bebas dari gerigi,
jika perlu dibaut.
4. Pembuatan Lubang
Pembuatan lubang untuk alat pengunci atau penjepit harus dibor. Pembuatan lubang hanya dapat
dilakukan pada sambungan (joint) struktur yang kedua dan disetujui oleh pemberi tugas.
Slotted holes dapat dibuat dengan membuat lubang langsung atau dengan mengebor dua buah lubang
dan disempurnakan dengan pemotongan.
Semua lubang untuk lubang kunci atau penjepit harus dibuat tempat pasangannya yang sesuai
sehingga kunci atau penjepit dapat dimasukan dengan baik pada sudut yang tepat.
Jika setiap elemen setelah dibor, akan diberi galvanis maka ukuran lubangnya diperbesar 0,1 mm.
a. Pengeboran
Bagian kasar harus disingkirkan dari lubang sebelum pemasangan kecuali dimana lubang yang
dibor langsung melalui bagian yang sudah diklem, dimana bagian ini tidak dapat dipisahkan lagi
setelah dibor, bagian ini perlu dipisahkan untuk menyingkirkan bagian kasarnya.
b. Ukuran Sebenarnya
Jika lubang langsung dibuat dalam ukuran yang sebenarnya, semua kondisi dibawah ini harus
dipenuhi :
Lubang harus bebas dari bagian yang kasar untuk mencegah berubahnya posisi bagian yang
padat ketika diketatkan.
Diameter material yang akan dimasukkan kedalam lubang tidak boleh lebih besar dari
diameter lubang.
c. Ukuran Lubang
Untuk baut dengan diameter tidak lebih dari 24 mm, diameter lubang tidak boleh lebih 2 mm
daripada diameter baut > 24 mm, diameter lubang tidak boleh lebih 3 mm dari diameter baut,
kecuali untuk baseplate baja dan dispesifikasikan oleh pemberi tugas.
5. Perakitan
Semua komponen harus dipasang menurut spesifikasi yang ditentukan sehingga komponen tidak
akan berlekuk, terpelintir atau kerusakan lainnya dan harus disediakan jarak tertentu jika diperlukan.
Penyimpangan pada waktu meluruskan lubang diusahakan tidak membesarkan lubang atau merubah
logam.
37
Page 38 of 40
Jika penyimpangan terjadi tidak dapat digunakan kembali kecuali proses pembesaran lubang
disetujui oleh pemberi tugas.
6. Pengelasan
Pengelasan struktur/kerangka baja harus sesuai dengan BS 5135 kecuali proses lainnya yang disetujui
oleh pemberi tugas.
Selain proses pemancaran logam, semua proses untuk pekerjaan pengelasan kerangka baja hanya
dapat dilakukan dengan persetujuan pemberi tugas.
Pengelasan harus dilakukan secara merata keseluruh bagian untuk memperkecil korosi pengelasan
yang terputus-putus harus dihindari.
a. Pelaksanaan Pengelasan
Kondisi yang baik untuk pekerjaan pengelasan adalah sebagai berikut :
Permukaan yang akan disambungkan/digabungkan harus mempunyai bentuk yang cocok
untuk dilas (jarak diantara ujung yang akan disambung, sudut pemotongan yang akan
disambung, dan lain-lain harus benar).
Posisi tukang las dalam melakukan pengelasan harus benar, sebagai contoh harus disediakan
tangga untuk berpijak jika diperlukan.
Pengelasan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca yang buruk (permukaan yang akan
disambung dan tongkat untuk mengelas harus kering).
Cat dan kotoran lainya yang dapat menganggu proses pengelasan harus disingkirkan
sebelum pengelasan dilakukan.
Material yang akan disambung harus mempunyai sifat yang mudah untuk dilas.
Filter logam pada tongkat untuk mengelas harus menghasilkan tenaga yang kuat, waktu yang
cukup lama dan pengaruh yang kuat kurang lebih sama atau lebih besar dari kualitas baja yang
akan disambung.
Sambungan harus kedap air meskipun tanpa proteksi terhadap korosi.
Pengelasan yang dilakukan harus sedemikian rupa sehingga tekanan dan perubahan bentuk pada
saat penyempurnaan bentuk dapat diminimalkan.
Permukaan baja yang akan dilas harus halus dan percikan hasil pengelasan harus disingkirkan
dengan jalan digerinda atau cara lainnya. Semua ujung-ujung yang tajam harus ditumpulkan.
b. Rencana Pengelasan
Dalam rencana pengelasan harus terdapat detail tentang pelaksanaan dan urutan pekerjaan
pengelasan dan metoda pemeriksaan dan dokumentasinya.
Rencana pengelasan ini sudah harus diserahkan kepada pemberi tugas sebelum pekerjaan
dimulai. Pada saat pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mengawasinya dan menjamin
bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
Pengelasan yang tidak sesuai dengan persyaratan harus diperbaiki dan pemeriksaan harus
diperketat sesuai dengan keinginan pemberi tugas. Pemberi tugas dapat setiap waktu
mengunjungi workshop untuk memeriksa pekerjaan.
38
Page 39 of 40
Galur pada sekrup yang masuk ke dalam lubang tidak boleh lebih dari bagian dari ketebalan baja
tahan karat yang akan disekrup.
Umumnya untuk memperkuat sambungan agar baut tidak mudah lepas ditambahkan baut-baut
kecil disekitarnya. Jika ada kemungkinan mur dapat lepas maka mur perlu dikunci.
Baut dan lain-lain harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mudah rusak.
VII PEMASANGAN
VIII LAIN-LAIN
1. Perpipaan
Perpipaan di instalasi ini harus direncanakan penempatannya sedemikian rupa sehingga mudah untuk
dioperasi, pemeliharaan dan pengamanannya.
Harus dapat terlihat dengan jelas kegunaan masing-masing pipa tersebut, misalnya :
Pipa penyadap air baku (raw water line)
Pipa-pipa inlet dan outlet dari filter floculation dan sedimentation
Pipa-pipa overflow
Pipa-pipa distribusi/air baku
Pipa-pipa larutan zat kimia
Pipa-pipa penguras
Pipa-pipa drainase dan lain-lain
Pipa yang mengalir larutan kimia harus dari bahan yang tahan terhadap asam atau jenis kimia yang
dipompakan, demikian pula perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan seperti gate valve, check
valve dan sebagainya.
2. Panel Kontrol
Semua peralatan yang ditawarkan harus dapat dengan mudah diawasi/ dikontrol dan harus dapat
dioperasikan secara manual atau otomatis sesuai dengan disain pabrik. Bila digunakan automatic
control maka harus dilengkapi dengan manual sebagai emergency. Semua peralatan harus dapat
dilihat dengan mudah dan petunjuk-petunjuk harus lengkap dan jelas.
39
Page 40 of 40
4. Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dihitung untuk masa 180 hari kalender setelah penyerahan pertama, dimana
penawar diharuskan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada waktu masa
pemeliharaan atas beban sendiri terkecuali kalau kerusakan tersebut disebabkan oleh salah operator
dalam pengolahannya.
5. Garansi (Jaminan)
Penawaran harus dapat memberikan jaminan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun kepada Pemberi
Tugas bahwa alat yang ditawarkan mampu mengolah air baku menjadi air bersih seperti syarat yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI, dengan kapasitas produksi dibuktikan dengan
performance test pada trial run (pemeriksaan di laboratorium indenpenden).
Selain itu harus dilakukan mutu kualitsa air bersih yang dihasilkan oleh pihak ketiga yang ditunjuk
atas nama bersama. Pada Performance test trial run, semua hasil harus disaksikan oleh Pemberi
Tugas, dan harus ada persetujuan tertulis atas performance test tersebut.
6. Petunjuk Operasional
Petunjuk operasional untuk menjalankan instalasi pengolahan air ini harus dibuat dengan rincian,
jelas dan dilengkapi dengan skematik/gambar-gambar yang mudah dipahami.
40