Anda di halaman 1dari 6

Tutorial Blok 15 Maret 2016

Skenario 3
BAK Yang Menyiksa
(Learning Objective)

Oleh :

Unun Budiarti M. Gusti Talombo

N101 13 097

XIV ( Empat Belas)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Tadulako
Palu 2016
SOAL
1. Perbedaan gambaran klinis dari :
a. Nephrolitiasis
b. Ureterolitiasis
c. Vesicolitiasis
d. Uretrolitiasis
2. Penyakit apa yang dapat menyebabkan hematuria ?
3. Penatalaksanaan dari skenario serta indikasi dan komplikasinya !
4. Zat-zat yang dapat menghambat terjadinya batu ?

JAWAB :
1. Gambaran klinisi
a. Nephrolithiasis
Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal, sedangkan
urolitiasisadalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Urolithiasis mengacu
pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika
konsentrasisubtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat.
Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti
kalsiumoksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika
terdapatdefisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi
dalamurine. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urin dan
statuscairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi).
Adanya batu dalam traktius urinarius tergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan
edema.Ketika betu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan
tekananhidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi dan sistisis yang
disertaimenggigil, demam, dan disuria dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus.
Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit
fungsionalginjal. Sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar biasa dan
menyebabkanketidaknyamanan. Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang
dalam dan terusmenerus diarea konstovertebral. Hematuria dan piuria dapat dijumpai. Batu
yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut, kolik, yang
menyebar kepahadan genitalia. Pasien merasa selalu ingin berkemih, namun hanya sedikit
urin yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasive batu. Batu yang
terjebak dikandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan
infeksi traktus urinarius dan hematuria.
b. Vesicolithiasis
Vesicolithiasis adalah adanya batu yang terjadi di bagian bawah traktus urinarius
biasanyadisebabkan oleh diet protein non hewani. Sedangkan yang bagian atas disebabkan
oleh diet protein hewani. Batu dapat berasal dari vesica urinaria
(batu primer), atau berasal dari ginjal (batu sekunder)
Etiologi, yaitu :
a) Obstruksi kelenjar prostat yang membesar 
b) Striktur uretra (penyempitan lumen dari uretra) 
c) Neurogenik bladder (lumpuh kandung kemih karena lesi pada neuron yang
menginervasi bladder)
d) Benda asing, misalnya kateter 
e) Divertikula; urin dapat tertampung pada suatu kantung didinding vesika urinaria,
Shistomiasis, terutama oleh Shistoma haemotobium; lesi mengarah keganasan
Hal-hal yang disebutkan di atas dapat menimbulkan retensi urin, infeksi, maupun
radang.Statis, lithiasis, dan sistitis adalah peristiwa yang saling mempengaruhi. Statis
menyebabkan bakteri berkembang. Sistitis; urin semakin basa memberi suasana yang tepat
untuk terbentuknya batu MgNH4PO4 (batu infeksi/struvit). Batu yang terbentuk  bisa tunggal
ataupun banyak.
Tanda dan gejala, yaitu :
a) Dapat tanpa keluhan
b) Sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir kencing)
c) Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke ujung
penis(pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita).
d) Terdapat hematuri pada akhir kencing
e) Disuria (sakit ketika kencing) dan frequensi (sering kebelet kencing walaupun VU
belum penuh).
f) Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna.
g) Bila batu menyumbat muara ureter: hidrouereter , hidronefrosis; gagal ginjal
c. Urolitiasis
Urolithiasis adalah terdapatnya batu di saluran urinary ( traktus urinarius).
Ureterolithiasis : terbentuknya batu di ureter. Batu yang terbentuk dapat ditemukan di setiap
bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan urethra dan ukurannya sangat bervariasi dari
deposit granuler yang kecil yang disebut pasir atau kerikil, sampai batu sebesar kandung
kemih yang berwarna oranye. Perbedaan letak batu akan berpengaruh pada keluhan penderita
dan tanda/gejala yang menyertainya.
Batu terbentuk di traktus urinarius ketika konsentrasi substansi tertentu sepeti Ca
oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat
defisiensi substansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal pencegah kristalisasi dalam
urin. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urine dan status
cairan pasien. Faktor tertentu yang dapat mempengaruhi pembentukan batu, mencakup
infeksi, status urine, periode imobilitas (drainase batu yang lambat dan perubahan
metabolisme kalsium). Selain itu ada beberapa teori yang membahas tentang proses
pembentukan batu, yaitu :
a. Teori inti (nukleus) : kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada
urin yang sudah mengalami supersaturasi.
b. Teori matriks : matriks organik yang berasal dari serum dan proteinurine memberikan
kemungkinan pengendapan kristal.
c. Teori inhibitor kristalisasi : beberapa substansi dalam urine menghambat terjadinya
kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan
terjadinya kristalisasi.

Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi ini tergantung


dari pH urine, kekuatan ion, konsentrasi cairan dan pembentukan kompleks.

Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya obsrtuksi, infeksi,
dan edema. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan
tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Iritasi batu yang terus-menerus
dapat mengakibatkan terjadinya infeksi (pielonefritis dan sistitis) yang sering disertai dengan
keadaan demam, mengggil dan disuia. Beberapa batudapat menyebabkan ketidaknyamanan dan
nyeri yang luar biasa.
a. Batu di ginjal
 Menyebabkan rasa sakit yang dalam dan terus-menerus di aea kostovertebral b. Nyeri
yang berasal dari daerah renal menyebar secara anterior dan pada wanita mendekati
kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis
 Dapat dijumpai hematuria dan piuria
 Kolik renal : bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan diseluruh area
kostovertebral, dan muncul mual muntah.
b. Batu yang terjebak pada ureter
 Menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut dan kolik yang menyebar ke paha
dan genetalia.
 Sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasi batu.
c. Batu yang terjebak di kandung kemih
 Menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuri
 Batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih sehingga akan terjadi retensi
urin
 Jika infeksi berhubungan dengan adanya batu, maka kondisi akan lebih serius disertai
sepsis.

Sumber :

a. Firtantyo Adi Syahputra, 2011, Batu ginjal, dari : digilib.unimus.ac.id/download.php?


id=2736
b. https://www.scribd.com/doc/134838691/Askep-Nefrolitiasis-Dan-Urolitiasis
c. https://www.scribd.com/doc/41549225/VESICOLITHIASIS
d. https://www.scribd.com/doc/89420652/UROLITHIASIS
2. Hematuria dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang berasal didalam maupun di luar sistem
urogenitalia. Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia antara lain adalah :
kelainan pembekuan darah, SLE, dan kelainan sistem hematologik yang lain (Purnomo, 2015).
Kelainan – kelainan yang dapat menyebabkan hematuria :
a. Neoplasma
b. Urolithiasis
c. Infeksi
d. Kelainan sistemik
e. Kelainan kongenital
f. Benda asing
g. Trauma
h. Tidak diketahui penyebabnya (Soebadi, dkk. 2008).

Sumber :

a. Purnomo. 2015. Dasar-dasar urologi. Edisi ketiga. Sagung Seto : Jakarta


b. Soebadi, dkk. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/ SMF. Ilmu Bedah Urologi. Edisi
III. RSU Dr.Soetomo : Surabaya.
3.

Jenis Batu Faktor Penyebab Timbulnya Jenis Obat/ Tindakan Mekanisme Kerja
Batu Obat
Kalsium Hiperkalsiuri absorbtif Natrium selulosa fosfat Mengikat Ca dalam
usus → absorbsi 
Thiazide  reabsorbsi Ca di
tubulus
Orthofosfat  sintesa vitamin D
 urin inhibitor
Hiperkalsiuri renal Thiazide  reabsorbsi Ca di
tubulus
Hiperkalsiuri resorptif Paratiroidektomi  resorpsi Ca dari
tulang
Hipositraturi Pottasium sitrat pH  sitrat Ca urin
Hipomagnesiurin Magnesium sitrat  Mg urin
Hiperurikosuri Allopurinol  urat
Pottasium alkali  pH
Hiperoksaluria Allopurinol  urat
Pyridoxin
Kalsium suplemen
MAP Infeksi Antibiotika Eradikasi infeksi
AHA (amino Urease inhibitor
hydroxamic acid)
Urat Dehidrasi ( pH urin ) Hidrasi cukup  pH
Hiperurikosuri Potasium alkali (nat  urat
bik)
Allopurinol
( Purnomo, 2015).

Pemberian obat :

a. Hiperkalsiuria idiopatik. Batasi pemasukan garam dan berikan diuretik tiazid seperti
hidroklorotiazid perhari 25-50mg. Regimen ini dapt menurunkan ekskresi kalsium sebanyak
150mg/hari. Keduanya menurunkan insidensi batu sebesar 90%
b. Pemberian fosfat netra (orthofosfat), yang mengurangi ekskresi kalsium dan meningkatkan
ekskresi inhibitor kritalisasi
c. Hiperurikosuria (diberikan allopurinol 100-300mg/hari). Pembentukan batu baru menurun
sampai 80% dengan allopurinol
d. Hipositraturia ( diberikan kalium sitrat), meningkatkan ekskresi sitrat dan pH air kemih diatas
6 secara bermakna
e. Hiperoksaluria enterik, diusahakan pengurangan absorbsi oksalat intestinal, diberikan banyak
masukan cairan, kalium sitrat (kalsium sitrat untuk mengkoreksi asidos metabolik bila ada),
kalsium karbonat. Berikan pula diet rendah lemak dan diet rendah oksalat
f. Batu kalsium fosfat, seperti ada pada pasien kalsium oksalat dapat diberikan kalium sitrat
(Sudoyo dkk.2009).

Sumber :

a. Purnomo. 2015. Dasar-dasar urologi. Edisi ketiga. Sagung Seto : Jakarta


b. Sudoyo, dkk. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi V. Interna Publishing :
Jakarta
4. Terbentuk atau tidaknya batu didalam saluran kemih ditentukan juga oleh adanya keseimbangan
antara zat pembentuk batu dan inhibitor, yaitu zat yang mampu mencegah timbulnya batu.
Beberapa zat yayng dapat menghambat terbentuknya batu saluran kemih, antara lain :
a. Ion Mg++ ( Magnesium) dikenal dapat menghambat pembentukan batu karena jika berikatan
dengan oksalat, membentuk garam magnesium oksalat sehingga jumlah oksalat yang akan
berikatan dengan Ca++ untuk membentuk kalsium oksalat menurun
b. Sitrat, jika berikatan dengan ion Ca++ membentuk garam sitrat; sehingga jumlah kalsium yang
akan berikatan dengan oksalat ataupun fosfat berkurang.
c. Beberapa protein atau senyawa organik lain mampu bertindak sebagai inhibitor dengan cara
menghambat pertumbuhan kristal, menghambat agregasi kristal, maupun menghambat retensi
kristal, seperti : glikosaminoglikan (GAG), protein Tamm Horsfall (THP) atau uromukoid,
nefrokalsin, dan osteopontin.

Sumber : Purnomo. 2015. Dasar-dasar urologi. Edisi ketiga. Sagung Seto : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai