KELOMPOK 1
1. AHMAD RAMADANA 4183321017
Persamaan diferensial biasa merupakan sebuah bentuk persamaan yang memuat turunan satu
atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas suatu fungsi. Penentuan order suatu
persamaan diferensial tergantung pada kandungan fungsi turunan di dalam persamaan
diferensial tersebut. Order atau tingkat suatu persamaan diferensial merupakan pangkat
tertinggi turunan dalam persamaan diferensial.
Contoh:
1). y’ = sin x + cos x atau y’ – sin x – cos x = 0 : persamaan diferensial biasa orde pertama.
3). y’’’- ex y’’- yy’ = (x2 +1) y2 : persamaan differensial biasa orde ketiga
Contoh (1) :
Jawab :
dy
=A . cos x−B sin x
dx
d2 y
=− A sin x−B cos x
d x2
d2 y
=−( A sin x+ B cos x )
d x2
d2 y d2 y
Jadi, =− y atau + y =0
d x2 d x2
Contoh 2 :
A
Bentuklah persamaan Deferensial dari fungsi : y=x +
x
Jawab :
dy
=1− A x−2
dx
dy A
=1− 2
dx x
A
Jika y=x + maka A = x ( y −x )
x
dy x .( y −x)
=1−
dx x2
2 x− y dy
= atau x . =2 x− y
x dx
KESIMPULAN :
Jika suatu persamaan terdiri dari atas 1 Konsatanta sembarang menghasilkan PD Orde I
Jika suatu persamaan terdiri dari atas 2 konstanta sembarang menghasilkan PD Orde II
Jawab :
dy
=2 Ax+ B … … … . ( 1 )
dx
d2 y 1 d2 y
=2 A A= .
d x2 2 d x2
1 d2 y
A= . 2 dimasukkan ke pers. (1)
2 dx
dy 1 d2 y
dx
=2 x . (
2 d x2
+B )
dy d2 y
=x 2 + B
dx dx
dy d 2 y
B= − 2 x
dx d x
Y = Ax2 + Bx
1 d 2 y 2 dy d 2 y
=
2 d x2
x +( −
dx d x 2
.x x )
1 2 d2 y dy d 2 y 2
= x + x − .x
2 d x2 dx d x 2
dy 1 2 d 2 y
=x − x .
dx 2 d x2
Contoh :
dy
1. Pecahkanlah persamaan =3 x2 −6 x+5
dx
Jawab : Y =∫ ( 3 x 2−6 x +5 ) dx
Y =x 3 −3 x 2 +5 x+ c
Jawaban ini disebut dengan jawaban umum karena masih memuat unsur c (constanta). Jika
sudah tidak memuat unsur c disebut dengan jawaban khusus.
dy
2. Pecahkanlah permaan =2 x + 4, dengan y = 8, x = 1
dx
Jawab : Y =∫ (2 x +4 ) dx
Y =x 2 + 4 x+ c
8=1+4+c
c=3
dy 2x
Cntoh : =
dx ( y +1)
Jawab :
dy
( y +1 ) =2 x
dx
dy
∫ ( y +1 ) dx dx=∫ 2 x dx
∫ ( y +1 ) dy=2 x dx
1 2
y + y=x 2+ c
2
Maka
Karena kecepatan di j bergantung nilai h maka vj dapat diganti oleh vh atau secara umum
ditulis v. Jadi, v j=v=√ 2 gh
Penyelesaian:
Model matematis dengan persamaan diferensial untuk Gravitasi (percepatan) benda jatuh
sebagai berikut:
d2 h
g= =9,8 ; h=tinggi
dt 2
d2h
sehingga diperoleh PD : 2 −9,8=0
dt
dh dh
v ( t )= =9,8 t +v 0=¿+v 0 , sehingga diperoleh PD: =9,8 t+ v 0=¿+v 0
dt dt
1
h ( t )= ¿2 +v 0 t+ h0
2
1 2
untuk v 0=0 dan h0 =0 , h ( t )= ¿
2
Penyelesaian:
dT
Formulasi yang diminta adalah =−k (T −T 1) k : konstanta kesebandingan
dt
3. Sebuah tangki penampung cairan berisi 20 galon air asin. Larutan air garam mengandung
75 pon garam larut. Kemudian larutan air garam yang berisi 1,2 pon garam per gallon
dimasukkan ke dalam tangki dengan laju 2 galon per menit dan air asin di dalam tangki
dialirkan keluar dengan laju yang sama. Jika larutan air asin di dalam tangki dipertahankan
agar homogen dengan tetap mengaduknya, tentukan formulasi (pemodelan matematis)
persamaan diferensial yang digunakan untuk penyelesaian perhitungan banyaknya garam di
dalam tangki.
Penyelesaian :
Andaikan y adalah banyaknya garam (dengan satuan pon) di dalam tangki pada t menit. Dari
air asin yang dialirkan masuk, tangki mendapat tambahan 1,2 pon garam per galon, sehingga
menjadi 2,4 pon per menit. Bersamaan air garam yang dimasukkan, dialirkan keluar dari
1
tangki y , sehingga formulasi perhitungan banyaknya garam di dalam tangki adalah
60
dy 1 1 dy
=2,4− y atau y + =2,4
dt 60 60 dt
' 1
Jadi, formulasi yang dimaksud adalah y + y−2,4=0
60
4. Suatu benda dengan suhu 80oC diletakkan diruangan yang bersuhu 50oC pada saat t=0
Dalam waktu 5 menit suhu benda tersebut menjadi 70oC, maka
1. tentukan fungsi suhu pada saat tertentu
2. tentukan besarnya suhu benda pada 10 menit terakhir
3. Kapan suhu menjadi 60oC
Jawab
1. Dengan memahami persoalan ini, maka persamaan diferensialnya dapat ditulis
dT
=k ( T−50 ) (1)
dt
Ketika t = 0 maka T = 80 ; ketika t = 5 maka T = 70
Persamaan (1) kemudian dilakukan pemisahan variabel sehingga membentuk persamaan
linier.
dT
=kdt
( T −50 )
dT
−kdt=0
( T −50 )
dT
∫ ( T −50 ) −∫ kdt=0
ln ( T −50 ) −kt=C
ln ( T −50 ) =C+kt
e ln (T −50)=e C+kt
e ln (T −50)=e C ekt
T −50=C e kt
T =50+C ekt
Nilai C didapat dengan mensubtitusi T pada saat t = 0, sehinggga
80=50+C e k .o
C=30
Nilai e k didapat dengan mensubtitusi T pada saat t = 5menit, sehinggga
70=50+30 e k5
20=30 e5 k
2 5k
=e
3
2 15
ek=() 3
Setelah didapat C dan e k , sehingga didapat
2 15 t❑
T =50+30 () 3
Karena T dipengaruhi oleh t, sehingga didapatkan persemaan
1 ❑
2 t
T (t)=50+ 30 ()
3
5
T ( 10 ) =900 C
3. Nilat t ketika suhu 60oC
1 ❑
2 t
()
T ( t )=50+30
3
5
1
2 t
60=50+30 ( ) 5
3
1
2 t
10=30 ( ) 5
3
1
1 2 t
3 (3)
5
=
1 5 2 t
() ()
3
=
3