Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RUTIN

KELOMPOK 1
1. AHMAD RAMADANA 4183321017

2. DEBBY SEVENLY PURBA 4183321026

3. FRANSISKUS MANDALAHI 4182121011

4. MELINDA WULANDARI 4181121022

KELAS : FISIKA DIK C 2018

PENGANTAR PERSAMAAN DIFFERENSIAL

Persamaan diferensial biasa merupakan sebuah bentuk persamaan yang memuat turunan satu
atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas suatu fungsi. Penentuan order suatu
persamaan diferensial tergantung pada kandungan fungsi turunan di dalam persamaan
diferensial tersebut. Order atau tingkat suatu persamaan diferensial merupakan pangkat
tertinggi turunan dalam persamaan diferensial.

Contoh:

1). y’ = sin x + cos x atau y’ – sin x – cos x = 0 : persamaan diferensial biasa orde pertama.

2). y’’+ 7y = 0 : persamaan differensial biasa orde kedua

3). y’’’- ex y’’- yy’ = (x2 +1) y2 : persamaan differensial biasa orde ketiga

Pembentukan Persamaan Deferensial

Contoh (1) :

Y = A.Sin x + B cos x Bentuklah PD nya. A dan B konstanta sembarang.

Jawab :

dy
=A . cos x−B sin x
dx

d2 y
=− A sin x−B cos x
d x2
d2 y
=−( A sin x+ B cos x )
d x2

d2 y d2 y
Jadi, =− y atau + y =0
d x2 d x2

Contoh 2 :

A
Bentuklah persamaan Deferensial dari fungsi : y=x +
x

Jawab :

dy
=1− A x−2
dx

dy A
=1− 2
dx x

A
Jika y=x + maka A = x ( y −x )
x

dy x .( y −x)
=1−
dx x2

( y−x ) x−( y−x ) 2 x− y


= 1− = =
x x x

2 x− y dy
= atau x . =2 x− y
x dx

KESIMPULAN :

Jika suatu persamaan terdiri dari atas 1 Konsatanta sembarang menghasilkan PD Orde I

Jika suatu persamaan terdiri dari atas 2 konstanta sembarang menghasilkan PD Orde II

Contoh 3 : Persamaan y = Ax2 + Bx bentuk PD-nya

Jawab :

dy
=2 Ax+ B … … … . ( 1 )
dx
d2 y 1 d2 y
=2 A A= .
d x2 2 d x2

1 d2 y
A= . 2 dimasukkan ke pers. (1)
2 dx

dy 1 d2 y
dx
=2 x . (
2 d x2
+B )
dy d2 y
=x 2 + B
dx dx

dy d 2 y
B= − 2 x
dx d x

Harga A dan B dimasukkan ke soal

Y = Ax2 + Bx

1 d 2 y 2 dy d 2 y
=
2 d x2
x +( −
dx d x 2
.x x )
1 2 d2 y dy d 2 y 2
= x + x − .x
2 d x2 dx d x 2

dy 1 2 d 2 y
=x − x .
dx 2 d x2

Kesimpulan : Persamaan diferensial Ored ke N diturunkan dari fungsi yang mempunyai N


buah konstanta sembarang.

Pemecahan Persamaan Diferensial

1. Pemecahan Dengan Integrasi Langsung → dy/dx = f(x)

Contoh :

dy
1. Pecahkanlah persamaan =3 x2 −6 x+5
dx

Jawab : Y =∫ ( 3 x 2−6 x +5 ) dx

Y =x 3 −3 x 2 +5 x+ c
Jawaban ini disebut dengan jawaban umum karena masih memuat unsur c (constanta). Jika
sudah tidak memuat unsur c disebut dengan jawaban khusus.

dy
2. Pecahkanlah permaan =2 x + 4, dengan y = 8, x = 1
dx

Jawab : Y =∫ (2 x +4 ) dx

Y =x 2 + 4 x+ c

8=1+4+c

c=3

Jadi, Y =x 2 + 4 x+3 (Jawaban Khusus)

2. Dengan Pemisahan Variabel→ dy/dx = f(x,y)

dy 2x
Cntoh : =
dx ( y +1)

Prinsipnya F(y), dipindah ke Ruas Kiri (ke Ruas dy dx)

Jawab :

dy
( y +1 ) =2 x
dx

Kedua ruas di integrasikan terhadap x

dy
∫ ( y +1 ) dx dx=∫ 2 x dx

∫ ( y +1 ) dy=2 x dx
1 2
y + y=x 2+ c
2

Bentuk Umum : ∫ f ( y ) dy =∫ f ( x)dx


Hukum Torricelli
Sebuah tangki seperti pada gambar 1 diberi lubang kecil dibagian bawahnya. Tangki tersebut
diisi air sampai dengan ketinggian tertentu. Misalkan i adalah titik awal pada permukaan air,
dan j adalah titik pada lubang. h menyatakan ketinggian air dan h merupakan fungsi dari
waktu. Karena lubang sangat kecil maka kecepatan turunnya air di i juga cukup kecil. Karena
permukaan air di i dan di j langsung berhubungan dengan udara luar, maka tekanan di titik i
(Pi) dan tekanan dititik j (Pj) akan sama yaitu sama dengan tekanan udara luar (Po). Sehingga
Pi = Pj = Po. Dengan persamaan Bernouli diperoleh (gesekan antara air dengan tangki
diabaikan) :

Karena Pi = Pj = Po dan vi = 0 , maka

Maka

Sehingga , v j=√ 2 gh dengan h=hi – hj

Karena kecepatan di j bergantung nilai h maka vj dapat diganti oleh vh atau secara umum
ditulis v. Jadi, v j=v=√ 2 gh

Aplikasi Dalam Fisika

1. Buatlah pemodelan matematis dengan persamaan diferensial dari hukum-hukum benda


jatuh di ruang hampa dengan gravitasi g = 9,8m /det2

Penyelesaian:

Model matematis dengan persamaan diferensial untuk Gravitasi (percepatan) benda jatuh
sebagai berikut:

d2 h
g= =9,8 ; h=tinggi
dt 2
d2h
sehingga diperoleh PD : 2 −9,8=0
dt

Persamaan untuk kecepatan benda jatuh:

dh dh
v ( t )= =9,8 t +v 0=¿+v 0 , sehingga diperoleh PD: =9,8 t+ v 0=¿+v 0
dt dt

Apabila dicari persamaan tinggi benda jatuh, diperoleh:

1
h ( t )= ¿2 +v 0 t+ h0
2

1 2
untuk v 0=0 dan h0 =0 , h ( t )= ¿
2

2. Tuliskan formulasi hukum pendinginan newton dalam bentuk persamaan diferensial


dimana T(t) adalah suhu benda yang ditempatkan di dalam medium yang suhunya dijaga
tetap T1 .

Penyelesaian:

dT
Formulasi yang diminta adalah =−k (T −T 1) k : konstanta kesebandingan
dt

3. Sebuah tangki penampung cairan berisi 20 galon air asin. Larutan air garam mengandung
75 pon garam larut. Kemudian larutan air garam yang berisi 1,2 pon garam per gallon
dimasukkan ke dalam tangki dengan laju 2 galon per menit dan air asin di dalam tangki
dialirkan keluar dengan laju yang sama. Jika larutan air asin di dalam tangki dipertahankan
agar homogen dengan tetap mengaduknya, tentukan formulasi (pemodelan matematis)
persamaan diferensial yang digunakan untuk penyelesaian perhitungan banyaknya garam di
dalam tangki.

Penyelesaian :

Andaikan y adalah banyaknya garam (dengan satuan pon) di dalam tangki pada t menit. Dari
air asin yang dialirkan masuk, tangki mendapat tambahan 1,2 pon garam per galon, sehingga
menjadi 2,4 pon per menit. Bersamaan air garam yang dimasukkan, dialirkan keluar dari

1
tangki y , sehingga formulasi perhitungan banyaknya garam di dalam tangki adalah
60
dy 1 1 dy
=2,4− y atau y + =2,4
dt 60 60 dt

' 1
Jadi, formulasi yang dimaksud adalah y + y−2,4=0
60

4. Suatu benda dengan suhu 80oC diletakkan diruangan yang bersuhu 50oC pada saat t=0
Dalam waktu 5 menit suhu benda tersebut menjadi 70oC, maka
1. tentukan fungsi suhu pada saat tertentu
2. tentukan besarnya suhu benda pada 10 menit terakhir
3. Kapan suhu menjadi 60oC
Jawab
1. Dengan memahami persoalan ini, maka persamaan diferensialnya dapat ditulis
dT
=k ( T−50 ) (1)
dt
Ketika t = 0 maka T = 80 ; ketika t = 5 maka T = 70
Persamaan (1) kemudian dilakukan pemisahan variabel sehingga membentuk persamaan
linier.
dT
=kdt
( T −50 )
dT
−kdt=0
( T −50 )
dT
∫ ( T −50 ) −∫ kdt=0
ln ( T −50 ) −kt=C
ln ( T −50 ) =C+kt
e ln (T −50)=e C+kt
e ln (T −50)=e C ekt
T −50=C e kt
T =50+C ekt
Nilai C didapat dengan mensubtitusi T pada saat t = 0, sehinggga
80=50+C e k .o
C=30
Nilai e k didapat dengan mensubtitusi T pada saat t = 5menit, sehinggga
70=50+30 e k5
20=30 e5 k
2 5k
=e
3
2 15
ek=() 3
Setelah didapat C dan e k , sehingga didapat
2 15 t❑
T =50+30 () 3
Karena T dipengaruhi oleh t, sehingga didapatkan persemaan
1 ❑
2 t
T (t)=50+ 30 ()
3
5

2. Nilai T ketika t = 10 adalah


2 ( 15 )10
T (10)=50+30
3()
4 ❑
T ( 10 ) =50+30
3()
T ( 10 ) =50+40

T ( 10 ) =900 C
3. Nilat t ketika suhu 60oC
1 ❑
2 t
()
T ( t )=50+30
3
5

1
2 t
60=50+30 ( ) 5
3
1
2 t
10=30 ( ) 5
3
1
1 2 t

3 (3)
5
=

1 5 2 t

() ()
3
=
3

Anda mungkin juga menyukai