Anda di halaman 1dari 22

TAKSONOMI BLOOM

Mata Kuliah : Pengukuran dan Assesment Pembelajaran Fisika

Dosen Pengampu : Yulifda Tanjung, S.Pd.,M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 1

1. AHMAD RAMADANA 4183321017

2. DIAN DORKAS PANDIANGAN 4183321033

3. MELINDA WULANDARI 4181121022

4. SARA HASUGIAN 4183121046

5. WINDA ARLIZA 4181121015

6. ALDA PANJAITAN 4183321001

7.CHRISTY SINAGA 4182121022

8. GRACIA PUTRI SIAGIAN 4183121054

9. GILANG 4183321019

10.RIKA PERBINA 4182121015

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan limpahan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah Pengukuran
dan Assesment Pembelajaran Fisika. Alhamdulillah, tugas ini kami kerjakan dengan usaha
yang semaksimal mungkin.

Kami juga ingin berterima kasih kepada Ibu Yul Ifda Tanjung, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengukuran dan Assesment Pembelajaran Fisika, karena telah
membimbing dan mengajar kamisehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Dalam makalah ini, kami juga yakin bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan
dan belum sempurna dikarenakan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu,kami
berharap atas kritik dan saran dari Ibu Dosen dan teman teman semuanya yang bersifat
membangun dan mendukung kami agar lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di
kemudian hari. Kami juga berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
untuk kita semua.

Medan, 03 Maret 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...........................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3.Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Taksonomi Bloom............................................................................................4

2.2. Perbedaan Taksonomi Bloom Dan Taksonomi Bloom Revisi 14

2.3.Hasil Belajar Menurut Kratwoll dan Anita Harrow.........................................17

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik akibat proses kegiatan belajar
mengajar, yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan taksonomi bloom?


2. Apa perbedaan taksonomi bloom dengan taksonomi bloom revisi?
3. Apa yang dimaksud dengan taksonomi hasil belajar menurut Karthccoll?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui taksonomi bloom dalam hasil belajar


2. Untuk mengetahui taksonomi bloom krathccoll
3. Untuk mengetahui taksonomi bloom harrow

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Taksonomi Bloom

3
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan nomos yang
berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah sistem klasifikasi. Taksonomi merupakan suatu tipe
sistem klasifikasai yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-
golongkan dalam sistematika itu. Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan
pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotor dan setiap
ranah tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
2. Klasifikasi Taksonomi Bloom
Adapun tasonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah
dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam
ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang
menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi
yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational
Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh McKey New York.
Benyamin Bloom pada tahun 1956) yaitu:
♦ C1 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang
telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan
urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan
tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta
didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : mengutip,
menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, membilang, mengidentifikasi, mendaftar,
menunjukkan, memberi label, memberi indeks, memasangkan, menamai, menandai, membaca,
menyadari, menghafal, meniru, mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih,
menyatakan, mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri, dam menulis.
♦ C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami materi
tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :

4
1. Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
2. Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
3. Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan
dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep Kata kerja operasional yang dapat
dipakai dalam jenjang ini adalah : memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan,
merinci, mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah,
mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali,
mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan,
meramalkan, merangkum, dan menjabarkan.
♦ C3 (Penerapan/Application)
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada
situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara
menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan
konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : menugaskan,
mengurutkan, menentukan, menerapakan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi,
mengklasifikasi, menghitung, membangun, membiasakan, mencegah, menggunakan, menilai,
melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan,
mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi, memproses,
mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan, melakukan, dan mentabulasi.
♦ C4 (Analisis/Analysis)
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan suatu
materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
2. Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
3. Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi)
Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa
bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta menemukan hubungan
sebab akibat.

5
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah : menganalisis,
mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, memerinci,
menominasikan, mendiagramkan, mengkorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan,
menjelajah, membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan,
memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, dan mentransfer.
♦ C5 (Sintesis/Synthesis)
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan
mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan
ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan
seperangkat hubungan abstrak.
Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan
memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
jenjang ini adalah : mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan,
mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi,
menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, merencanakan,
mendikte, meningkatkan, memperjelas, memfasilitasi, membentuk, merumuskan,
menggeneralisasi, menggabungkan, memadukan, membatas, mereparasi, menampilkan,
menyiapkan, memproduksi, merangkum, dan merekonstruksi.
♦ C6 (Evaluasi/Evaluation)
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk
tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide,
kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan
baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan
sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu :
1. Evaluasi berdasarkan bukti internal
2. Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan
pembuatan keputusan dan kebijakan.Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini
adalah : membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang,
memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan,

6
mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, memvalidasi, mengetes,
mendukung, memilih, dan memproyeksikan.

Ketika pertama kali Bloom menyajikan taksonomi ini, Bloom mendeskripsikan enam
ranah kognitif yang diurutkan secara hierarkis dari level yang rendah (pengetahuan, pemahaman)
menuju level lebih tinggi (aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi), dengan sasaran level tinggi
dibangun di atas sasaran level rendah.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta
derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dlam kegiatan belajar mengajar. Kartwohl &
Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi 5
kategori yaitu :
♦ Receiving/Attending/Penerimaan
Kategori ini merupakan tingkat afektif yang terendah yang meliputi penerimaan masalah,
situasi, gejala, nilai dan keyakinan secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam
menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat

7
dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik dengan
seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka danmereka
memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu. Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : memilih, mempertanyakan,
mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, dan meminati.
♦ Responding/Menanggapi
Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan
sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa
menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan
salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan tugas tepat pada
waktunya.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menjawab,
membantu, mengajukan, mengompromi, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui,
menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, dan menolak.
♦ Valuing/Penilaian
Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap
suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan
akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat
dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab
terhadap segala hal selama proses pembelajaran. Kata kerja operasional yang dapat dipakai
dalam kategori ini adalah : mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas,
memprakarsai, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, dan menyumbang.
♦ Organization/Organisasi/Mengelola
Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan
dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang
akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan manusia.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menganut,
mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasi, mempertahankan, membangun,
membentuk pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasikan, dan merembuk.

8
♦ Characterization/Karakteristik
Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai
menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya
mengubah pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya. Kata kerja operasional
yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengubah perilaku, berakhlak mulia,
mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan dan
memecahkan.
3. Ranah Psikomotor
Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan
serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta
ekspresif dan interperatif.Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah:
♦ Meniru
Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh
yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari keterampilan
itu.Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengaktifan,
menyesuaikan, menggabungkan, melamar, mengatur, mengumpulkan, menimbang, memperkecil,
membangun, mengubah, membersihkan, memposisikan, dan mengonstruksi.
♦ Memanipulasi
Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih apa
yang diperlukan dari apa yang diajarkan.Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah : mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih,
memperbaiki, mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi,
mereparasi, dan mencampur.
♦ Pengalamiahan
Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan
dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan
lebih meyakinkan.

9
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan,
menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi,
mencampur, mengoperasikan, mengemas, dan membungkus.
♦ Artikulasi
Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan,
mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan, memulai, menyetir, menjeniskan,
menempel, mensketsa, melonggarkan, dan menimbang.

Dari gambar 3.2 dapat diketahui bahwa peserta didik yang belajar akan memperbaiki
kemampuan-kemampuan internalnya yang afektif. Peserta didik mempelajari kepekaan tentang
sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai sehingga menjadi suatu pegangan hidup. Kelima jenis
tingkatan tersebut di atas bersifat hierarkis. Perilaku penerimaan merupakan yang paling rendah
dan kemampuan pembentukan pola hidup merupakan perilaku yang paling tinggi.
Krathwohl dalam Purwanto, (2010: 51) membagi hasil belajar afektif menjadi lima
tingkatan yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Secara hirarkhis
hasil belajar afektif dari tingkatan yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi

10
dan kompleks. Ranah penilaian hasil belajar afektif adalah kemampuan yang berkenaan dengan
perasaan, emosi, sikap/ derajat penerimaan atau penilaian suatu obyek. Prosedurnya yaitu
penentuan definisi konseptual dan definisi operasional. Pemberian nilai hasil belajar afektif
menggunakan skala. Skala adalah alat untuk mengukur nilai sikap, minat dan perhatian dan lain-
lain.
3. Ranah Psikomotor (psychomotoric domain)
Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan
pendidkan fisik
dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan tangan dan pengolahan kata juga
membutuhkan gerakan.
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani.
Rician dalam ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain yang berdasarkan ranah
yang dibuat oleh
Bloom, antara lain:
1) Persepsi (perception)
Kemampuan untuk menggunakan isyaratisyarat sensoris dalam memandu aktivitas motrik.
Penggunaan alat indera sebagai rangsangan untuk menyeleksi isyarat menuju
terjemahan.Misalnya, pemilihan warna.
2) Kesiapan (set)
Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan. kesiapan fisik, mental,
dan emosional untuk melakukan gerakan. Misalnya, posisi start lomba lari.
3) Gerakan terbimbing (guided response)
Kemampuan untukmelakukan suatu gerakan tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang
kompleks,
termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan cobacoba. Misalnya, membuat lingkaran di atas pola.
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Membiasakan gerakangerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan
cakap. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat.
5) Gerakan yang kompleks (complex response)

11
Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap dengan lancar,
tepat dan efisien. gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan
yang kompleks. Misalnya, bongkar pasang peralatan dengan tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan (adjusment)
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan persyaratan
khusus yang berlaku. Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam
berbagai situasi. Misalnya, keterampilan bertanding.
7) Kreativitas (creativity)
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau inisiatif sendiri.
Misalnya, kemampuannya membuat kreasi tari baru.
Berikut adalah gambar ranah psikomotorik yang hierarkis:

Dari gambar 3.3 bahwa kemampuan psikomotorik merupakan proses belajar berbagai
kemampuan gerak dimulai dengan kepekaan memilahmilah sampai dengan kreativitas pola
gerakan baru. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan psikomotirk mencakup fisik dan mental.
Ketujuh hal tersebut mengandung urutan taraf keterampilan yang berangkaian yang bersifat
hierarkis.
4. Teori Belajar yang Melandasi Taksonomi Bloom

12
Teori belajar merupakan serangkaian prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan
atas sejumlah fakta atau penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
a. Teori Belajar Behavioristik (Tingkah Laku)
Belajar menurut aliran behavioristik adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respons. Proses belajar sebagai perubahan perilaku yang dapat
diamati dan timbul sebagai hasil pengalaman. Para ahli yang banyak berkarya dalam aliran
behavioristik, antara lain yang terkenal adalah teori Connectonism dari Thorndike, teori
Classical Conditioning dari Pavlov, dan teori Operant Conditioning dari Skinner.
b. Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif merupakan teori belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus
dan respon. Teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu
sendiri. Teori kognitif menekankan pentingnya proses mental seperti berpikir dan memfokuskan
pada apa yang terjadi pada pembelajaran sehingga dapat menginterpretasi dan mengorganisir
informasi secara aktif.
c. Teori Belajar Humanistik
Teori ini yang melatari dalam teori Bloom dan Krathwohl dalam bentuk Taksonomi Bloom
dengan tiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor) yang harus dikuasai atau dipelajari oleh
peserta didik. Taksonomi ini, banyak membantu para praktisi pendidikan untuk
memformulasikan tujuan-tujuan belajar dalam bahasa yang mudah dipahami, operasional, serta
dapat diukur.

Prinsip Belajar yang Melandasi Taksonomi Bloom


a. Kematangan.
Jasmani dan Rohani Kematangan jasmani ini, telah sampai pada batas minimal umur serta
kondisi fisiknya cukup kuat untuk melakuka kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani
yaitu telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar seperti
kemampuan berpikir, ingatan dan sebagainya.
b. Kesiapan.
Kesiapan ini harus dimiliki oleh seorang yang hendak melakukan kegiatan belajar yaitu
kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlegkapan belajar. Kesiapan fisik berarti
memiliki tenaga cukup dan memiliki minat dan motivasi yang cukup.

13
c. Memahami.
Tujuan setiap orang yang belajar harus memahami apa dan ke mana arah tujuannya serta manfaat
apa bagi dirinya. Dengan mengetahui tujuan belajar akan dapat mengadakan persiapan yang
diperlukan, baik fisik maupun mental, sehingga proses belajar yang dilakukan dapat berjalan
lancar dan berhasil dengan memuaskan.
d. Memiliki Kesungguhan
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan belajar agar hasil yang diperoleh memuaskan
dan penggunaan waktu dan tenaga tidak terbuang percuma yaitu lebih efisien.
e. Ulangan dan Latihan
Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya
dan sukar dilupakan.

2.2 Perbedaan Taksonomi Bloom dengan Taksonomi Bloom Revisi

Poin Taksonomi Bloom Taksonomi Bloom Revisi


Perbedaan
Dimensi Pada kategori Pengetahuan di atas, terdapat 4 (empat) kategori.
Pengetahuan “Pengetahuan”, hanya Penambahan tampak pada kategoti terakhir yaitu
terdapat 3 (tiga) pengetahuan metakognitif. Pengetahuan metakognitif
kategori. Tidak terdapat melibatkan pengetahuan tentang kesadaran
kategori pengetahuan (pengertian) secara umum sebagaimana kesadaran
metakognitif karena terhadap dan pengetahuan tentang kesadaran
pada saat taksonomi ini seseorang itu sendiri. Hal ini tentang meningkatkan
dikembangkan, arti sebagaimana para peneliti melanjutkan untuk
pengetahuan mendemonstrasikan pentingnya siswa dibuat sadar
metakognitif ini belum akan aktivitas metakognitif mereka, dan kemudian
diakui secara luas. menggunakan pengetahuan ini untuk mengadaptasi
secara wajar pola atau cara-cara dimana mereka
berpikir dan berbuat.
Dimensi Terdiri atas 6 (enam) Tetap terdiri atas 6 (enam) level namun dengan
proses level beberapa perubahan dimana aspek kata kerja pada
kognitif kategori pengetahuan yang asli dipertahankan sebagai
yang pertama dari keenam kategori tapi namanya
diganti menjadi Remember. Pemahaman
(comprehension) diganti menjadi understand karena
pertimbangan bahwa understand mencakup makna
yang jauh lebih luas dari comprehending.
Aplikasi, analisis, dan evaluasi dipertahankan tapi
dalam bentuk kata kerja yaitu menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), dan mengevaluasi (evaluate).
Sintesis bertukar tempat dengan evaluasi dan namanya

14
diganti menjadi menciptakan (create). Semua sub
kategori asli diganti dengan kata kerja dan disebut
proses kognitif.
Pepengetahuan knowledge): Mengingat (Remembering) : menarik kembali
mengingat atau informasi yang relevan yang tersimpan dalam memori
mengambil materi yang jangka panjang. Mencakup dua macam proses kognitif
telah dipelajari yaitu mengingat dan memanggil ulang. Mengingat
sebelumnya. adalah ketika memori digunakan untuk menghasilkan
Contoh kata definisi, fakta, atau daftar, atau membacakan atau
operasionalnya: mengambil materi.
mengidentifikasi,
menghubungkan,
menetapkan, mengingat
kembali, menghafal,
mengulangi, mengenali,
memperoleh
Pepemahaman Memahami (Understanding) : mengkonstruk makna
(Comprehension) : atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang
kemampuan untuk dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang
memahami atau baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran
membangun makna, siswa, baik itu lisan, tulisan, dan dalam bentuk grafik.
interpretasi dari sebuah Memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu
konsep. menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan,
Contoh kata kerja meringkas, menarik inferensi, membandingkan dan
operasionalnya: menjelaskan
mengemukakan,
menemukan, mengenali,
menjelaskan,
mengekspresikan,
mengidentifikasi,
membahas,
menggambarkan,
menduga,
menyimpulkan
AaAplikasi(Application) : . Mengaplikasikan (Applying) : mencakup
kemampuan untuk penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan
menggunakan bahan masalah atau mengerjakan tugas. Meliputi dua macam
belajar, atau untuk proses kognitif yaitu menjalankan dan
melaksanakan mengimplementasikan.
materi/konsep dalam
situasi baru dan
konkret.Contoh kata
kerja operasionalnya:
menghubungkan,
mengembangkan,
menterjemahkan,

15
mengatur,
mendemonstrasikan,
menghitung,
menunjukkan
Analisis Menganalisis (Analyzing) : menguraikan suatu
(Analyze) : kemampuan permasalahan atau objek ke unsur-unsurnya dan
untuk memecah atau menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-
membedakan bagian- unsur tersebut. Mencakup tiga macam proses kognitif
bagian dari materi yaitu : membedakan, mengorganisasikan, dan
menjadi komponen- menemukan pesan tersirat (memberikan atribut).
komponenya sehingga
struktur organisasi dapat
dipahami dengan lebih
baik.
Cocontoh kata kerja
operasionalnya:
menganalisa,
membandingkan,
memeriksa,
mengkategorikan,
membedakan,
menyelidiki,
mendeteksi,
menggolongkan,
menyimpulkan,
menemukan,
membedah,
mendiskriminasikan.
SiSintesis (Synthesis) : Mengevaluasi (Evaluating) : membuat suatu
kemampuan untuk pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang
menempatkan bagian- ada. Mencakup dua macam proses kognitif yaitu
bagian bersama-sama memeriksa dan mengkritik.
untuk membentuk satu
keseluruhan yang
koheren, baru atau unik.
Cccontoh kata kerja
operasionalnya:
menyusun,
menghasilkan,
menciptakan,
mempersiapkan,
meramalkan,
memodifikasi,
merumuskan,
menggabungkan,
menghubungkan,

16
mengembangkan,
membangun, mengatur.
EvEvaluasi (Evaluation) : Mencipta (Creating) : menggabungkan beberapa unsur
kemampuan untuk menjadi suatu bentuk kesatuan atau menyusun unsur-
menilai, memeriksa, dan unsur untuk membentuk sebuah ide baru, atau
bahkan kritik nilai bahan membuat produk sendiri. Mencakup tiga macam
untuk tujuan tertentu. proses kognitif yaitu: merumuskan, merencanakan,
Cccontoh kata kerja dan memproduksi.
operasionalnya:
membandingkan,
mengevaluasi,
menyimpulkan,
mengukur, membantah,
memutuskan,
mengesahkan, menilai,
mengkritik.
MerumuskaKkKarena strukturnya Dengan menggabungkan dimensi pengetahuan dan
n tujuan hanya terdiri atas satu dimensi proses kognitif dalam suatu tabel yang disebut
pembelajara dimensi, perumusan tabel taksonomi, guru dibantu dalam merumuskan
n tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran apa saja yang ingin dicapainya
hanya berkisar pada serta bagaimana mengukur tingkat keberhasilan
jenjang C1, C2, C3, dst. pencapaian tujuan tersebut.
sehingga pembuatan
soal pun hanya berkisar Aspek
dimensi
Mengingat Memahami Menerapka
n
Menganali
sis
Mengevalu
asi
Membuat

pada jenjang ini. Pengeth. Tujuan 1 Tujuan 2


faktual
Pengeth.
konseptual
Pengeth.
prosedural
Pengeth.
metakognit
if

Keunggulan dalam hal asesmen:


1. Karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif,
guru dapat segera mengetahui jenis pengetahuan mana
yang belum diukur.
2. Memungkinkan pembuatan soal yang bervariasi
untuk setiap jenis proses kognitif dimana tiap jenjang
memungkinkan untuk memunculkan maksimal 4 jenis
soal.

2.3 Hasil Belajar Menurut Kartccholl dan Harrow


Krathwohl dalam Purwanto, (2010: 51) membagi hasil belajar afektif menjadi lima
tingkatan yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Secara hirarkhis
hasil belajar afektif dari tingkatan yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi
dan kompleks. Ranah penilaian hasil belajar afektif adalah kemampuan yang berkenaan dengan

17
perasaan, emosi, sikap/ derajat penerimaan atau penilaian suatu obyek. Prosedurnya yaitu
penentuan definisi konseptual dan definisi operasional. Pemberian nilai hasil belajar afektif
menggunakan skala. Skala adalah alat untuk mengukur nilai sikap, minat dan perhatian dan lain-
lain (Sudjana, 2010: 77).
Krathwol juga memandang domain kognitif sebagai interseksi antara dimensi proses
kognitif dengan dimensi pengetahuan. Meskipun kedua dimensi tersebut sebenarnya merupakan
langkah langkah hirarkis, tetapi perbedaan antara kedua nya tidak selalu jelas . Misalnya semua
pengetahuan prosedural tidak selalu bersifat abstrak dibandingkan pengetahuan konseptual dan
tujuan pembelajaran yang meliputi analisis ataupun evaluasi akan membutuhkan keterampilan
berpikir yang tidak lebih kompleks dari yang menjadi bagian dari mengkreasi. Sesungguhnya
aspek keterampilan berpikir tingkat rendah berpern sebagai fondasi bagi perkembangan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dimensi pengetahuan diklasifikasi kan menjadi empat tipe
pengetahuan yang diharapkan dapat diperoleh atau dikembangkan oleh peserta didik, mulai dari
yang bersifat konkrit ke yang bersifat abstrak.

Perilaku yang berhubungan keterampilan yang menyangkut gerakan otot ( Harrow 1972 ).
Dikembangkan dalam 5 tingkatan secara hierarkis.

1. Imitation ( Meniru ) P1
Perilaku yang dilakukan oleh siswa setelah ia meniru perilaku yang dilakukan orang lain.

18
 contoh kata kerja : mengikuti, mengulangi, menggambarkan, menguapkan,
menggabungkan, mengatur, menyesuaikan, dan sebagainya.
 contoh tujuan intruksional : siswa dapat mengikuti gerakan tari yang diajarkan oleh guru
tari sehingga membentuk suatu tarian yang bagus. Siswa dapat mengulangi sila-sila
dalam pancasila yang diajarkan oleh guru Kewarganegaraannya.

2. Manipulation ( Manipulasi ) P2
perilaku yang dilakukan oleh siswa tanpa bantuan visual. Perilaku tersebut jika diberi petunjuk
berupa intruksi tertulis maupun intrusi verbal.
 contoh kata kerja : mendapatkan, membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya.
 contoh tujuan intruksional : dengan mendapatkan penjelasan verbal siswa dapat
menggambarkan bagan hierarki perundang-undangan di Indonesia.

3. Precision ( Ketepatan Gerak, Ketelitian ) P3


siswa dapat melakukan suatu perilaku dengan baik tanpa contoh visual, instruksi tertulis maupun
instruksi verbal.
 contoh kata kerja :dengan tepat, dengan lancar tanpa kesalahan, dan sebagainya.
 contoh tujuan intruksional : siswa dengan tepat dapat menggambarkan bagan hierarki
perundang-undangan RI.

4. Articulation ( Artikulasi ) P4
perilaku siswa yang menunjukkan serangkaian gerakan dengan akurat , urutan yang benar dan
tepat.
 contoh kata kerja : selaras, terkoordinasi, stabil, lancar, mensketsa, menimbang,
menjeniskan dan sebagainya.
 contoh tujuan intruksional : siswa dapat mendemostrasikan gerakan baris berbaris
dengan lancar dalam waktu 12 menit.

5. Naturalization ( Naturalisasi, Pengalamiahan ) P5


perilaku atau gerakan tertentu yang dilakukan siswa secara spontan dan otomatis.

19
 contoh kata kerja : dengan otomatis, dengan sempurna, dengan benar,
memutar,memindah, menarik, mendorong dan sebagainya.
 contoh tujuan intruksional : siswa dapat mendemostrasikan tata cara menggunakan
komputer dengan benar.

BAB III
PENUTUP

20
3.1 Kesimpulan
Taksonomi merupakan suatu tipe sistem klasifikasai yang berdasarkan data penelitian
ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan-golongkan dalam sistematika itu. Taksonomi ini
mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan):
kognitif, afektif, dan psikomotor dan setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian
yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya. Krathwohl dalam Purwanto, (2010: 51) membagi hasil
belajar afektif menjadi lima tingkatan yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan
internalisasi. Secara hirarkhis hasil belajar afektif dari tingkatan yang paling rendah dan
sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks. Ranah penilaian hasil belajar afektif adalah
kemampuan yang berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap/ derajat penerimaan atau penilaian
suatu obyek.

21

Anda mungkin juga menyukai