Anda di halaman 1dari 10

Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai

kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.

Etiologi
________

Organisme yang menyerang bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat persalinan adalah
penghuni normal serviks dan jalan lahir, mungkin juga dari luar. Biasanya lebih dari satu
spesies. Kuman anaerob adalah kokus gram positif (peptostreptokok, peptokok, bakteriodes
dan clostridium). Kuman aerob adalah berbagai macam gram positif dan E. coli. Mikoplasma
dalam laporan terakhir mungkin memegang peran penting sebagai etiologi infeksi nifas.

Faktor Predisposisi
___________________

Faktor predisposisi infeksi nifas, yaitu :


- Semua keadaan yang dapat menurunkan dayaa tahan tubuh, seperti perdarahan
yang banyak, pre eklampsia; juga infeksi lain seperti pneumonia, penyakit
jantung, dsb.
- Partus lama, terutama partus dengan ketuuban pecah lama.
- Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.
- Tertinggalnya sisa plasenta, selaput kettuban dan bekuan darah.

Manifestasi Klinis
__________________

Infeksi nifas dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu :


1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium.
2. Penyebaran dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, jalan limfe dan
permukaan endometrium.

Infeksi perineum, vulva, vagina, dan serviks :


- Gejalanya berupa rasa nyeri dan panas paada tempat infeksi, kadang-kadang perih
saat kencing.
- Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38
derajat selsius dan nadi dibawah 100 per menit. Bila luka yang terinfeksi, tertutup
jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39-40
derajat selsius, kadang-kadang disertai menggigil.

Endometritis :
- Kadang-kadang lokia tertahan dalam uteruus oleh darah, sisa plasenta dan selaput
ketuban yang disebut lokiometra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu.
- Uterus agak membesar, nyeri pada perabaaan dan lembek.

Septikemia :
- Sejak permulaan, pasien sudah sakit dan lemah.
- Sampai 3 hari pasca persalinan suhu meniingkat dengan cepat, biasanya disertai
menggigil.
- Suhu sekitar 39-40 derajat selsius, keaddaan umum cepat memburuk, nadi cepat
(140-160 kali per menit atau lebih).
- Pasien dapat meninggal dalam 6-7 hari paasca persalinan.

Piemia :
- Tidak lama pasca persalinan, pasien sudaah merasa sakit, perut nyeri dan suhu
agak meningkat.
- Gejala infeksi umum dengan suhu tinggi sserta menggigil terjadi setelah kuman
dengan emboli memasuki peredaran darah umum.
- Ciri khasnya adalah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai
menggigil lalu diikuti oleh turunnya suhu.
- Lambat laun timbul gejala abses paru, pnneumonia dan pleuritis.

Peritonitis :
- Pada peritonotis umum terjadi peningkataan suhu tubuh, nadi cepat dan kecil, perut
kembung dan nyeri, dan ada defense musculaire.
- Muka yang semula kemerah-merahan menjadii pucat, mata cekung, kulit muka
dingin; terdapat fasies hippocratica.
- Pada peritonitis yang terbatas didaerah pelvis, gejala tidak seberat peritonitis
umum.
- Peritonitis yang terbatas : pasien demamm, perut bawah nyeri tetapi keadaan
umum tidak baik.
- Bisa terdapat pembentukan abses.

Selulitis pelvik :
- Bila suhu tinggi menetap lebih dari satuu minggu disertai rasa nyeri di kiri atau
kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, patut dicurigai adanya selulitis pelvika.
- Gejala akan semakin lebih jelas pada perrkembangannya.
- Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahaanan padat dan nyeri di sebelah uterus.
- Di tengah jaringan yang meradang itu bissa timbul abses dimana suhu yang mula-
mula tinggi menetap, menjadi naik turun disertai menggigil.
- Pasien tampak sakit, nadi cepat, dan nyeeri perut.

Diagnosis
_________

Untuk penegakan diagnosa diperlukan pemeriksaan seksama. Perlu diketahui apakah infeksi
terbatas pada tempat masuknya kuman ke dalam badan atau menjalar keluar ke tempat lain.
Pasien dengan infeksi meluas tampak sakit, suhu meningkat, kadang-kadang menggigil, nadi
cepat dan keluhan lebih banyak.

Jika fasilitas ada, lakukan pembiakan getah vagina sebelah atas dan pada infeksi yang berat
diambil darah untuk maksud yang sama. Usaha ini untuk mengetahui etiologi infeksi dan
menentukan pengobatan antibiotik yang paling tepat.

Diagnosis Banding
_________________

Radang saluran pernapasan (bronkitis, pneumonia, dan sebagainya), pielonefritis, dan


mastitis.
Penatalaksanaan
_______________

Pencegahan infeksi nifas :


- Anemia diperbaiki selama kehamilan. Beriikan diet yang baik. Koitus pada
kehamilan tua sebaiknya dilarang.
- Membatasi masuknya kuman di jalan lahir selama persalinan. Jaga persalinan
agar tidak berlarut-larut. Selesaikan persalinan dengan trauma sesedikit
mungkin. Cegah perdarahan banyak dan penularan penyakit dari petugas dalam
kamar bersalin. Alat-alat persalinan harus steril dan lakukan pemeriksaan hanya
bila perlu dan atas indikasi yang tepat.
- Selama nifas, rawat higiene perlukaan jaalan lahir. Jangan merawat pasien dengan
tanda-tanda infeksi nifas bersama dengan wanita sehat yang berada dalam masa
nifas.

Penanganan infeksi nifas :


- Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
- Berikan terapi antibiotik.
- Perhatikan diet.
- Lakukan transfusi darah bila perlu.
- Hati-hati bila ada abses, jaga supaya naanah tidak masuk ke dalam rongga
perineum.

Prognosis
_________

Prognosis baik bila diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Menurut derajatnya, septikemia
merupakan infeksi paling berat dengan mortalitas tinggi, diikuti peritonitis umum dan piemia.

Sumber : Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2. Jakarta :
Media Aesculapius. 1999.

Infeksi nifas post partum

A.     Konsep Dasar

1.      Pengetahuan
a.       Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia dan kini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Soekidjo Notoatmodjo,
2003, hal : 121)

b.      Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman
yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan
kehidupannya. (A. Sonny Keraf, Ilmu Pengetahuan, 2001 hal : 22)

Pengetahuan berhubungan dengan mengingat kepada yang sudah dipelajari


sebelumnya. Pengetahuan disebut juga recall (mengikat kembali) pengetahuan dapat
berhubungan dengan hal yang luas seperti sebuah teori dan hal yang sempit seperti
fakta. Pengetahuan merupakan apa yang diketahui dan hanya sekedar informasi yang
dapat di ingat saja.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari pengetahuan.
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berprilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu
:

a.        Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu

b.        Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c.        Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi


dirinya).

d.        Trial, yakni orang yang telah mulai membaca prilaku baru.

e.        Adaption, subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stumulus. . (Soekidjo Notoatmodjo, 2003, hal : 121-122)

I.        Infeksi Nifas

1.      Pengertian Nifas


a.       Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ- organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan
waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
b.      Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Ne'bnatal, 2001:122)
c.       Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah
kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
d.      Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas
ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115)
e.       Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah
persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum
dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari

II.     Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas


a. Penyebab infeksi nifas

Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan seperti


eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain
dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan
lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen
sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuinan-kuman yang sering menyebabkan
infeksi antara lain adalah :

1)      Streptococcus haemoliticus anaerobic

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan
penolong, infeksi tenggorokan orang lain).

2)      Staphylococcus aureus

Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai


penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang
nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas,
walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.

3)      Escherichia Coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas
pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab
penting dari infeksi traktus urinarius

4)      Clostridium Welchii

Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong
oleh dukun dari luar rumah sakit.

b. Cara terjadinya infeksi nifas

Infeksi dapat terjadi sebagai berikut:

1)      Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada
pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam
vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-
alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-
kuman.
2)      Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri
yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas kesehatan
lainnya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas yang bekerja di kamar
bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi saluran pernafasan
dilarang memasuki kamar bersalin.
3)      Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari
penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa
dibawa oleh aliran udara kemana-mana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci
hama, dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada
waktu nifas.
4)      Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali
apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
 

III.  Faktor Predisposisi Infeksi Nifas

a. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan


banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga infeksi
lain yaitu pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.
b. Proses persalinan bermasalah seperti partus lama/macet terutama dengan
ketuban   pecah   lama,   korioamnionitis,   persalinan   traumatik,   kurang
baiknya proses pencegahan infeksi dan manipulasi yang berlebihan.
c. Tindakan obstetrik operatif baik pervaginam maupun perabdominam.
d. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah dalam
rongga rahim.
e. Episiotomi atau laserasi.

IV.  Gambaran Klinis Infeksi Nifas

a.      Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks

Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-
kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak
berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi
tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai
39 - 40°C dengan kadang-kadang disertai menggigil.

b.      Endometritis
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput
ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan
suhu. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan
lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan
nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi
cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang
lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau.
Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-
kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau. c.
c.       Septicemia dan piemia
Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala septicemia
lebih mendadak dari piemia. Pada septicemia, dari permulaan penderita sudah
sakit dan lemah. Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat,
biasanya disertai menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 - 40°C, keadaan
umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 - 160 kali/menit atau lebih).
Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum. Jika ia hidup terus,
gejala-gejala menjadi seperti piemia.
Pada piemia, penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit, perut
nyeri, dan suhu agak meningkat. Akan tetapi gejala-gejala infeksi umum dengan
suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki
peredaran darah umum. Suatu ciri khusus pada piemia   ialah   berulang-ulang  
suhu  meningkat  dengan  cepat  disertai menggigil, kemudian diikuti oleh
turunnya suhu. Ini terjadi pada saat dilepaskannya embolus dari tromboflebitis
pelvika. Lambat laun timbul gejala abses pada paru-paru, pneumonia dan pleuritis.
Embolus dapat pula menyebabkan abses-abses di beberapa tempat lain.
d.       Peritonitis
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga
ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.
Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan
nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah
pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum.
Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada
pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul
dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk
mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan
merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil,
perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita, yang mula-mula
kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa
yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.
e.       Sellulitis pelvika (Parametritis)
Sellulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas.
Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri di kiri
atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap
kemungkinan sellulitis pelvika.
Pada perkembangan peradangan lebih lanjut gejala-gejala sellulitis pelvika
menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di
sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat
meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa
tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi
naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut
nyeri. Dalam dua pentiga kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun
dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan
akhirnya terdapat parametrium yang kaku.
Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa
abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau
ke kandung kencing.

f.         Salpingitis dan ooforitis

Gejala  salpingitis  dan  ooforitis tidak dapat dipisahkan dari  pelvio peritonitis.

V.     Pencegahan Infeksi Nifas

a.      Masa kehamilan

1)      Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia,


malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita
ibu.

2)      Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.

3)      Koitus  pada  hamil  tua hendaknya  dihindari  atau  dikurangi  dan
dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini
terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.

b.     Selama persalinan


Usaha-usaha   pencegahan   terdiri   atas   membatasi   sebanyak   mungkin masuknya
kuman-kuman dalam jalan lahir :

1)      Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya
persalinan tidak berlarut-larut.

2)      Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

3)      Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun  


perabdominam   dibersihkan,   dijahit   sebaik-baiknya   dan menjaga sterilitas.

4)      Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus
segera diganti dengan tranfusi darah.

5)      Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan
masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke
kamar bersalin.

6)      Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.

7)      Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan
sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.

c.       Selama nifas

1)      Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-
alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus
steril.

2)      Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus,
tidak bercampur dengan ibu sehat.

3)      Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi


sedapat mungkin.

Anda mungkin juga menyukai

  • 58 Langkah APN
    58 Langkah APN
    Dokumen7 halaman
    58 Langkah APN
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Pengetahuan
    Pengertian Pengetahuan
    Dokumen3 halaman
    Pengertian Pengetahuan
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Ingin KB Yang Aman
    Ingin KB Yang Aman
    Dokumen16 halaman
    Ingin KB Yang Aman
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Aki Dan Akb
    Aki Dan Akb
    Dokumen4 halaman
    Aki Dan Akb
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • KB Kalender
    KB Kalender
    Dokumen9 halaman
    KB Kalender
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Puisi Firda
    Puisi Firda
    Dokumen1 halaman
    Puisi Firda
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Tari
    Tari
    Dokumen7 halaman
    Tari
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Nasi Padang
    Nasi Padang
    Dokumen2 halaman
    Nasi Padang
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Ukuran Lapangan Badminton
    Ukuran Lapangan Badminton
    Dokumen5 halaman
    Ukuran Lapangan Badminton
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat