Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH:

KELAS 1 B REGULER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “ Unsur- Unsur Negara”. Adapun tujuan dari
penyusunan dalam tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini tidak
akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan dan bimbingan
dari dosen pengampu mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan” yaitu Ibu Dra.
Asmayani Salimi, M.Si. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki maka kami meminta kritik dan saran yang
sifatnya membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita
semua didalam dunia pendidikan. Dan semoga kita mampu menjadi pendidik
yang patut di tauladani oleh anak didik.

Pontianak, 17 Februari 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini banyak remaja bahkan pemuda yang kurang


mengetahui secara luas tentang negara, dimana didalam negara tersebut terdapat
sebuah pemerintahan yang mempunyai berbagai macam hukum, budaya, dll  yang
harus dijaga oleh masyarakat.
Negara yaitu suatu tempat yang di dalamnya di diami oleh banyak orang
yang mempunyai tujuan hidup yang bermacam-macam dan berbeda-beda antara
satu orang dengan orang yang lain. Suatu tempat dapat disebut dengan Negara jika
mempunyai 3 unsur terpenting yang harus ada didalamnya
yaitu : Wilayah, Pemerintah dan Rakyat.

Ketiga unsur  tersebut harus ada dalam suatu Negara. Jika salah satu dari
unsur  tersebut tidak ada maka tempat tersebut tidak dapat dinamakan Negara.
Ketiga unsur tersebut saling melengkapi dalam suatu Negara. Unsur yang lainnya
yang juga harus dimiliki oleh suatu Negara adalah pengakuan dari Negara lain.
Pengakuan dari Negara lain harus dimiliki oleh suatu Negara supaya keberadaan
Negara tersebut diakui oleh Negara-negara lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan negara ?

2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah negara ?

3. Apa saja unsur-unsur Negara Kesatuan Republik Indonesia ?

4. Apa tujuan dibentuknya suatu negara ?


5. Apa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian negara.

2. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam suatu negara.

3. Mengetahui unsur-unsur Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Mengetahui tujuan dibentuknya suatu negara.

5. Mengetahui tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

Secara etimologis istilah “negara” merupakan terjemahan dari kata-kata


asing, yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda), dan etat
(bahasa Prancis). Kata state, staat, dan etat itu diambil oleh orang-orang Eropa
dari bahasa Latin pada abad ke-15, yaitu dari kata statum atau status yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap, atau sesuatu yang bersifat tetap dan tegak.

Istilah negara ini muncul bersamaan dengan munculnya istilah Lo Stato


yang dipopulerkan Niccolo Machiavelli lewat bukunya II Principe. Saat itu, Lo
Stato didefinisikan sebagai suatu sistem tugas dan fungsi publik dan alat
perlengkapan yang teratur dalam wilayah tertentu.

Di Indonesia sendiri, istilah “Negara” berasal dari bahasa Sansekerta


nagara atau nagari, yang berarti kota. Sekitar abad ke-5, istilah nagara sudah
dikenal dan dipakai di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh adanya penamaan
Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Selain itu, istilah nagara juga dipakai
sebagai penamaan kitab Majapahit Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca.
Jadi, istilah “negara” sudah dipakai terlebih dahulu di Indonesia jauh sebelum
bangsa Eropa.

Jadi, negara adalah suatu kumpulan orang yang telah mempunyai


kehendak/tujuan yang sama untuk membangun masa depan bersama-sama.
Kelompok masyarakat tersebut memiliki rasa senasib dan sepenanggungan untuk
menjalankan hidup bersama-sama di dalam suatu wilayah di permukaan bumi
yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya.
membentuk organisasi masyarakat dan memiliki pemerintahan yang sah untuk
mengatur warga atau masyarakatnya.
B. Unsur- Unsur Negara

Unsur-unsur negara sebagai prasyarat berdirinya suatu negra yang


dapat dikatakan telah menjadi keepakatan global saat ini telah
ditentukan atas empat unsur yang terdiri dari:

1. Rakyat

Rakyat merupakan suatu persekutuan hidup manusia yang mempunyai


keinginan untuk bersatu dan mempunyai persamaan cita-cita. Unsur
rakyat adalah unsur yang terutama dari terbentuknya suatu negara
dibandingkan dengan ketiga unsur lainnya. Karena bagaimana akan
terbentuk suatu negara kalau tidak ada rakyat yang akan membentuk
hukum negara dan sekaligus yang akan menjadi objek dari hukum
negara tersebut.

2. Wilayah

Wilayah adalah sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah
kedaulatan. Dalam rangka menjamin aktivitas kehidupan rakyatnya, suatu negara
harus memiliki wilayah. Wilayah yang ditempati oleh rakyat suatu negara
haruslah didiami dan dikelola secara berkesinambungan dan memiliki batas-batas
yang jelas agar dapat memperoleh legitimasi/ pengakuan sebagai suatu wilayah
negara. Wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin
ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas.

3. Pemerintahan

Dalam menyeleggarakan ketertiban rakyat dan dalam upaa


mensejahterakan kehidupan rakyat, suatu negara membutuhkan
kekuasaan. Kemudian kekuasaan di dalam negara tersebut memerlukan
pemerintahan. Adapun pemerintahan itu sendiri merupakan perwakilan
negara untuk menjalankan kekuasaan negara untuk mencapai tujuan
negara.

Menutrut Utrecht, jika ditinjau dari pertanggungjawaban kekuasaan,


maka pemerintahan itu mempunyai tiga pengertian yaitu:

1. Pemerintah dalam pengertian luas yitu keseluruhan badan-badan


kenegaran yang bertugas menjalankan kekuasaan negara, termasuk di
dalamnya badan yang membuat undang-undang, badan yang
menjalankan undang-undang dan badan yang bertugas mengadli
pelaksanaan undang-undang.

2. Pemerintah dalam pengertian yang sempit yaitu seluruh aparat yang


bertugas melaksanakan pemerintahan sehari-hari. Jadi dalam hal ini
adalah keseluruhan anggota eksekutif atau kabinet. Misalnya di
Indonesia yang dimaksud anggota eksekutif adalah kabinet presidensial
Indonesia seperti presiden, wakil prsiden, dan menteri-menterinya.

3. Pemerintah dalam artian yang lebih sempit yaitu penanggung jawab


tertinggi dari pelaksana pemerintahan sehari-hari. Jadi dalam hal ini
adalah kepala pemerintahan atau pimpinan kabinet

4. Pengakuan dari negara lain

Sebagai suatu masyarakat baru dapat diakui sebagai suatu masyarakat


politik di dunia internasional setelah adanya pengakuan dari negara-
negara lain atas berdirinya negara tersebut. Jadi haruslah terlebih
dahulu ada pengakuan dari negara lain, barulah negara tersebut dapat
memperoleh hak sebagai negara dalam dunia pergaulan internasional.

Unsur rakyat, wilayah, dan pemerintahan umumnya diterjemahkan


sebagai pemenuhan unsur/ syarat secara kenyataan/ fakta (de
facto),semetara unsur yang berupa pengakuan dari negara lain
dipandang sebagai pemenuhan unsur/syarat secara hukum/ yuridis (de
jure).
C. Unsur-Unsur Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sebagai suatu negara yang berdaulat, Indonesia telah memenuhi semua


unsur-unsur negara yang telah digariskan oleh teori hukum
internasional. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

1. Rakyat Indonesia

Rakyat Indonesia adalah warga negara Indonesia dan penduduk


Indonesia. Pernyataan atas keduanya itu telah ditentukan oleh
Konstitusi Negara Indonesia, tepatnya pada Pasa 26 ayat (1), (2) dan
(3) Amandemen Kedua UUD 1945 yang menyatakan bahwa:

1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli


dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara;

2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang


bertempat tinggal di Indonesia;

3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-


undang.

2. Wilayah Indonesia

Wilayah negara Republik Indonesia terdiri atas berikut ini:

a. Wilayah Daratan

Wilayah daratan Indonesia, yang meliputi seluruh daratan yang


terdiri dari 5 (lima) pulau besar dan 17.503 buah pulau-pulau kecil
(total 17.508 pulau) dengan luas daratan seluruh pulau adalah +
2.028.087 km2 (25 persen dari luas keseluruhan wilayah Indonesia),
dengan panjang pantai + 81.000 km yang berada pada batas- batas
astronomi sebagai berikut:

 Utara : 06 08 LU
 Selatan : 11 15 LS
 Barat : 94 45 BT
 Timur : 141 05 BT
 Jarak Utara - Selatan : 1.888 km
 Jarak Barat – Timur : 5.110 km

b. Wilayah Perairan

Setelah Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui Undang-


Undang Nomor 17 Tahun 1985 dan kemudian diatur pula pada UU No
43 Tahun 2008 tentang Wilavah Negara, meliputi wilayah perairan
pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan
zona ekonomi eksklusif.

1. Perairan Pedalaman Indonesia Wilayah perairan pedalaman


Indonesia menurut Pasal 3 ayat (4) UU No. 6 Tahun 1996 tentang
Perairan Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi
darat dari pangkal air terendah dari pantai-pantai Indonesia,
termasuk di dalamnya semua bagian dari perairan yang terletak
pada sisi darat dari suatu garis penutup. Untuk secara
sederhananya perairan pedalaman merupakan perairan yang
terletak pada sisi dalam dari garis pangkal lurus. Secara garis
besar, perairan pedalaman terdiri atas:
a. Laut pedalaman yaitu bagian laut yang terletak pada sisi
dalam dari garis pangkal lurus dan sisi luar dari bekas garis
pangkal normal;
b. Perairan darat yaitu bagian perairan yang terletak pada sisi
dalam dari garis pangkal normal maupun bekas garis pangkal
normal. Perairan darat ini ini bisa terdiri atas perairan sungai,
danau, terusan, waduk, dan perairan pada pelabuhan;
c. Perairan kepulauan Indonesia yaitu semua perairan yang
terletak pada sisi garis pangkal lurus kepulauan yang
menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau di
Indonesia.
2. Laut Teritorial
Laut teritorial Indonesia adalah wilayah laut yang diukur dari
garis pangkal kepulauan Indonesia sampai dengan sejauh 12 (dua
belas) mil laut yang ditarik pada waktu air laut surut. Negara
pantai di laut teritorial memiliki kedaulatan sepenuhnya dan
hanya dibatasi hak lintas damai. Ketentuan mengenai garis
pangkal kepulauan Indonesia adalah garis-garis lurus yang
menghubungkan titik-titik terluar pada garis rendah pulau-pulau
dan karang-karang kering terluar kepulauan Indonesia (Pasal 5
ayat (3) UU No. 6 Tahun 1996).
3. Zona Tambahan Indonesia
Zona Tambahan Indonesia menurut Pasal 1 angka (7) UU No. 43
Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara adalah zona yang lebarnya
tidak melebihi 24 (dua puluh empat) mil laut yang diukur dari
garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur. Menurut
Pasal 33 ayat (1) Konvensi Hukum Laut 1982, ditegaskan bahwa
zona tambahan, negara pantai dapat melaksanakan pengawasan
yang diperlukan untuk mencegah pelanggaran atas peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang masalah bea cukai
(customes), perpajakan (fiscal, keimigrasian (imigration), dan
kesehatan atau saniter (sanitary), menghukum pelanggaran atas
peraturan perundang-undangan tersebut. Menurut ketentuan ini,
yurisdiksi negara pantai hanya sebatas pada hal-hal yang
disebutkan oleh Pasal 33 ayat (1) itu saja.
4. Zona Ekonomi Eksklusif
Zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah suatu area di luar laut
teritorial dan zona tambahan Indonesia dengan batas terluar 200
(dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut
teritorial diukur. Menurut Pasal 36 Konvensi Hukum Laut 1982,
di dalam ZEE, negara pantai mempunyai:
(1) Hak-hak berdaulat (souverign rights) untuk keperluan
eksplorasi, eksploitasi, konservasi, pengelolaan sumber
daya alam, baik hayati maupun nonhayati
(2) dari perairannya, seperti misalnya produksi energi air, arus
angin, ataupun gelombang. (2) Yurisdiksi-yurisdiksi
seperti ditentukan dalam konvensi, seperti hal-hal
berkenaan dengan pembuatan dan pemakaian pulau buatan,
instalasi-instalasi dan bangunan-bangunan lainnya,
melakukan risetbatau penelitian ilmiah kelautan,
melakukan perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.
(3) Hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya sebagaimana
ditentukan di dalam Konvensi Hukum Laut 1982
5. Landas Kontinen
Ketentuan yuridis batas landas kontinen diatur secara khusus
dalam Bab VI Pasal 76-Pasal 85 Konvensi Hukum Laut 1982.
Menurut Pasal 76 ayat (1) dinyatakan bahwa landas kontinen
suatu negara meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari
daerah di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritori
hukum negara, sebagai sebuah entitas yang berdaulat, negara
memiliki kewenangan rialnya sepanjang kelanjutan alamiah
wilayah daratannya hingga pinggiran luar tepi kontinen atau
hingga jarak 200 mil laut dari garis pangkal di mana laut
teritorial diukur. Berkaitan dengan kedaulatan hu untuk
menetapkan sendiri batas wilayahnya, akan tetapi harus selalu
memperhatikan ketentuan hukum internasional, yang diwujudkan
melalui perundingan dan perjanjian antarnegara yang berbatasan,
baik dalam bentuk bilateral maupun multilateral.

c. Wilayah Udara Nasional


Setelah Indonesia mengikuti apa yang telah ditentukan dalam
sidang Paris 1919 tentang Navigasi di Udara (Konvensi Terkait
Navigasi Udara, 13 Oktober 1919) dan Konvensi Chicago 1944 Tentang
Penerbangan Sipil Internasional (Konvensi Penerbangan Sipil
Internasional) adalah ruang udara yang dibutuhkan dari atas
permukaan daratan dan perairan Indonesia sampai dengan ketinggian
sejauh 110 kilometer. Sementara wilayah antariksa Indonesia berjarak
33,761 kilometer di atas wilayah daratan dan daratan Indonesia yang
naik dari permukaan daratan dan daratan Indonesia.

3. Pemerintah Negara Republik Indonesia.

Pemerintah Negara Republik Indonesia terdiri atas badan-badan


kenegaraan yang masing-masing memiliki kewenangan dalam
pengelolaan negara. Berdasarkan wewenang yang dimiliki oleh
Pemerintah Negara Republik Indonesia yang diberikan dalam
pengaturan konstitusi, pembagiannya sebagai berikut:

a. Kekuasaan untuk mengubah dan mengatur Undang-Undang Dasar


di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

b. Kekuasaan untuk membuat undang-undang dan peraturan daerah


dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

c. Kekuasaan dalam pelaksanaan perundang-undangan dijalankan


oleh Presiden, Wakil Presiden, Menteri-Menteri, Gubernur, Bupati,
Walikota, ikut jajarannya;

d. Kekuasaan dalam bidang peradilan (kekuasaan yudikatif) ada di


tangan Mahkamah Agung beserta jajarannya dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi ;

e. Kekuasaan dalam bidang pengawasan keuangan (kekuatan


inspektif) dipegang oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Negara Indonesia tidak menganut asas pemisahan kekuasaan secara


murni yang ada pada teori Trias Politica dari Montesquieu yang
memisahkan secara tegas kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Indonesia menganut adanya pembagian yang dalam hal-hal tertentu
terdapat kerja sama atau koordinasi di antara badan- badan kenegaraan
tersebut, misalnya dlam pembuatan undang – undang terdapat
kerjasama antara Presiden dengan DPR RI.

4. Pengakuan terhadap Negara Republik Indonesia

Rakyat Indonesia yang berkehendak untuk mengadakan Negara


Indonesia melalui politik yang bernama Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, pada janggal 17 Agustus 1945 telah menyetujui
kemerdekaan atas nama Bangsa Indonesia, mengambil alih
pemerintahan yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta. Kemudian sehari
berikutnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia telah membantu menyelesaikan hukum dasar
untuk Negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Terkait
fakta, Indonesia telah sah menjadi negara. Terlebih beberapa waktu
kemudian, Indonesia diterima sebagai negara berdaulat oleh Negara
India, Mesir, dan Australia, sehingga memenuhi persyaratan tidak
memenuhi / tidak sesuai dengan negara yang telah disetujui oleh
hukum internasional.

D. Tujuan Negara

Dalam pengertian umum, tujuan diadakannya Negara terutama terletak


pada tiga tujuan yang berurutan dan saling mendasari yaitu :

 Untuk menanamkan kedaulatan pemerintah, kalau kedaulatan


sudah tertanam, maka berupaya;
 Untuk menyelenggarakan ketertiban umum, jika ketertiban
sudah tercipta, maka tujuan berikutnya adalah;
 Untuk mencapai kesejahteraan social.

1. Aristoteles

Tujuan negara menurut Aristoteles adalah suatu kesempurnaan warganya


berdasarkan atas keadilan. Keadilan memerintah harus menjelma di dalam
negara dan hukum berfungsi memberi kepada setiap manusia, apa
sebenarnya yang berhak mereka terima.

2. Benedictus Spinoza

Menurut Spinoza, tujuan negara adalah untuk menyelenggarakan


perdamaian, ketentraman dan menghilangkan ketakutan. Untuk mencapai
tujuan ini, warga negara harus menaati segala peraturan dan undang-
undang negara. Ia tidak boleh membantah, meskipun peraturan atau
undang-undang tersebut sifatnya tidak adil dan merugikan.

3. Harold J. Laski

Menurut Harold J. Laski, tujuan negara adalah untuk menciptakan


keadaan yang di mana rakyat dapat mencapai keinginan-keinginannya
secara maksimal.

4. John Locke

Tujuan negara menurut John Locke adalah untuk memelihara dan


menjamin terlaksananya hak-hak azasi manusia yang tertuang dalam
perjanjian masyarakat.

 
E. Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan itu terdiri dari visi dan misi. Visi adalah pantauan ke
depan tentang sesuatu yang ditanyakan, sementara misi adalah cara-
cara untuk Hakikat tujuan dari Negara Indonesia termasuk pada filsafat
bangsanya, yaitu Pancasila yang terletak di Sila Kelima Nilai yang
terkandung di Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia ini
adalah negara yang adil dan makmur. Jadi visi dari tujuan Negara
Indonesia adalah mencapainya. negara yang adil dan makmur. Tujuan
Negara Indonesia se-perti tertuang dalam Alinea IV Pembu-kaan UUD 1945,
yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia


2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Negara sebagai organisasi mempunyai tujuan tertentu untuk mengerahkan segala


kegiatannya. Tujuan tersebut sangat penting karena merupakan pedoman kemana
arah negara itu akan menuju. Setiap negara mempunyai tujuan yang mungkin
berbeda satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang sejarah
pembentukannya, tata nilai sosial budaya, kondisi geografis, serta pengaruh sistem
politik serta penguasa negara yang bersangkutan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/

https://www.liputan6.com/news/read/3867284/tujuan-negara-menurut-para-ahli-dan-
cara-mewujudkannya-di-indonesia

tambahin

Anda mungkin juga menyukai