Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Definisi Pengaruh Lingkungan

Pengaruh lingkungan ketika proses tumbuh kembang wajah, rahang, dan gigi terdiri dari

tekanan yang besar dan gaya yang berkaitan dengan aktivitas fisiologis. Hubungan antara bentuk

anatomis dan fungsi fisiologis tampak pada semua jenis hewan. Seiring dengan terjadinya

evolusi, adaptasi pada rahang dan gigi terlihat jelas dari fosil yang ditemukan. Hubungan bentuk

dan fungsi dikontrol secara genetik dan, penting untuk dipahami bahwa berpengaruh hanya

sedikit terhadap penyimpangan dari keadaan pada setiap individu saat ini.

Tetapi, terdapat berbagai alasan yang mendasari bahwa hubungan bentuk dan fungsi

mungkin berpengaruh terhadap perkembangan maloklusi. Meskipun perubahan pada bentuk

tubuh hanya sedikit, individu dengan aktivitas fisik yang berat memiliki otot yang lebih berat dan

lebih kuat serta sistem skeletal yang lebih kokoh dibandingkan dengan individu yang memiliki

aktivitas yang ringan. Jika fungsi dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang, perubahan fungsi

dapat menjadi penyebab utama dari maloklusi, dan latihan mengunyah serta terapi fisik lainnya

memiliki peranan penting dalam perawatan orthodontik. Tetapi jika fungsi berdampak sedikit

atau bahkan tidak menimbulkan perbedaan terhadap pola pertumbuhan individu, perubahan

fungsi rahang mungkin hanya memberikan sedikit dampak secara etiologi dan terapeutik.

Dikarenakan pentingnya hal ini dalam ilmu orthodontik, selanjutnya akan lebih ditekankan

dalam mengevaluasi kontribusi fungsional yang memiliki pengaruh terhadap etiologi maloklusi

dan kemungkinan terjadinya relapse setelah perawatan.

1.2 Pertimbangan Mengenai Sistem Keseimbangan

Hukum fisika menyatakan bahwa objek yang mendapatkan gaya yang tidak sama akan

mengalami percepatan dan pepindahan posisi. Jika objek tersebut diberikan gaya dan tetap pada
posisinya, berarti gaya yang diberikan pada kedua sisi sama besar sehingga terjadi kesimbangan

atau equilibrium. Dari sudut pandang ini gigi geligi kita juga mengalami kesimbangan, karena

gigi menerima gaya dari segala arah tetapi tidak mengalami perpindahan ke posisi yang baru.

Gambar 1 Gigi menerima gaya dari lidah, pipi, dan bibir ketika proses mastikasi, penelanan, dan
bebicara tetapi tidak mengalami perpindahan karena terjadinya keseimbangan gaya.

Keefektifan perawatan orthodontik memperlihatkan bahwa gaya yang terjadi pada gigi

biasanya dalam keadaan seimbang. Biasanya gigi menerima gaya dari mastikasi, penelanan, dan

berbicara tetapi gigi tersebut tidak mengalami pergerakan. Jika gigi mendapatkan gaya dari alat

ortodonti secara kontinu, gigi akan mengalami pergerakan karena gaya yang diaplikasikan

ortodontis akan mengubah sistem keseimbangan sebelumnya. Gaya yang dibutuhkan untuk

pergerakan gigi akan didiskusikan secara rinci pada Bab 8, tetapi pada bagian ini akan dibahas

besar dan durasi gaya yang dapat menghasilkan perubahan terhadap posisi gigi.

Hal yang perlu diperhatikan adalah struktur pendukung gigi (ligamen periodontal dan

tulang alveolar) memiliki struktur yang dapat bertahan dari gaya yang besar dalam durasi yang
singkat seperti ketika proses mastikasi. Ketika mastikasi, cairan pada ruang ligamen periodontal

bertindak sebagai shock absorber, sehingga jaringan lunak pada ligamen periodontal tidak

terkompresi walau ada tekanan ke tulang alveolar. Jika tekanan terjadi dalam waktu yang cukup

lama maka cairan akan keluar (dalam beberapa detik) akibat respon dari jaringan lunak. Apabila

ada rasa sakit, tekanan akan berkurang/dilepaskan sehingga cairan akan masuk kembali ke

ruangan tersebut sebelum gerakan mengunyah berikutnya. Gaya yang ringan dalam durasi yang

lama (6 jam atau lebih per hari) merupakan hal yang penting dalam menentukan apakah

ketidakseimbangan gaya dapat menghasilkan pergerakan pada gigi, yang berarti jika

kesimbangan pada lidah dengan bibir/pipi berubah, maka akan terjadi pergerakan gigi.

Sebagai contoh, jika terdapat luka pada jaringan lunak bibir akan menghasilkan bekas

luka dan kontraksi, gigi insisif di sekitarnya akan bergerak lebih ke lingual karena tekanan dari

bibir (Gambar 1). Sebaliknya, jika tekanan dari bibir atau pipi dihilangkan, gigi akan bergerak

keluar sebagai respon dari tekanan oleh lidah (Gambar 2, A). Tekanan dari lidah, baik itu karena

perbesaran lidah, tumor atau postur yang telah berubah, akan menghasilkan perpindahan gigi ke

arah labial meskipun bibir dan pipi dalam kondisi baik karena adanya perubahan keseimbangan

(Gambar 2, B).
Gambar 2. Luka pada sudut mulut anak ini terjadi akibat gigitan kabel listrik. Menurut teori ekuilibrium,
distorsi bentuk lengkung gigi akan terjadi di regio yang mengalami luka bakar.

Gambar 3. Pada pasien ini, sebagian besar pipinya hilang karena adanya infeksi tropis. Perlu dicatat
bahwa gigi pada bagian pipi yang hilang condong lebih keluar karena hilangnya tahanan dari pipi. B,
Setelah stroke paralisis, lidah pasien terletak di gigi posterior rahang bawah saat istirahat. Sebelum stroke,
oklusinya normal. Pada pasien ini, gigi yang condong ke arah luar terjadi pada sisi yang terdampakS
karena peningkatan tekanan dari lidah saat istirahat (A. Professor J. P. Moss; B. Dr. T. Wallen.)

Anda mungkin juga menyukai