Anda di halaman 1dari 3

6.

1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dalam Kajian Evaluasi Retribusi Angkutan Sampah Kabupaten
Karawang adalah :
1. Keterbatasan dari segi anggaran, sumber daya manusia dan sarana menyebabkan
pelayanan persampahan yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya belum maksimal
sehingga daerah pelayanan persampahan belum merata di semua wilayah.
2. Keterbatasan data terkait dengan potensi dan pengembangan wajib retribusi guna
dapat menetapkan tarif retribusi yang sesuai kemampuan/rasional dan proporsional.
3. Permasalahan kesediaan masyarakat untuk membayar biaya pengelolaan sampah,
ditinjau dari rendahnya charge berupa retribusi yang belum mampu menutupi biaya

operasional Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Karawang


dan konsep full cost recovery.

4. Tidak efektifnya teknis pemungutan retribusi sampah menjadi salah satu kendala
dalam pengelolaan pembiayaan persampahan. Hal tersebut menyebabkan realisasi

penerimaan retribusi sampah pada Tahun Anggaran 2015 belum bisa mencapai
target yang ditentukan. Penerimaan retribusi angkutan sampah per bulan oktober

Tahun 2015 baru sebesar 75,82%.


5. jumlah potensi penerimaan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dengan

mengacu pada tarif berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 adalah
sebesar Rp. 540.423.000,- per bulan atau Rp. 6.495.701.000,- per tahun. Jumlah

tersebut lebih besar 73% dari target penerimaan retribusi angkutan sampah pada
Laporan Akhir
Evaluasi Retribusi Angkutan Sampah

Tahun Anggaran 2015 yang sebesar Rp. 3.746.780.700,-. Potensi penerimaan terbesar
adalah pada kategori pelanggan PDAM yaitu sebesar Rp. 2.545.992.000,- per tahun.

6.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dan rekomendasi pengelolaan retribusi sampah
di Kabupaten Karawang yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang adalah
sebagai berikut.
1. Upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam hal penetapan target penerimaan
berpedoman pada tahun sebelumnya. Penentuan target penerimaan retribusi
pelayanan persampahan hendaknnya sesuai dengan potensi yang ada. Peningkatan
potensi bisa dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat secara
komunal serta memberikan masukan tentang kebersihan lingkungan sehingga
tumbuh kesadaran masyarakat untuk menjadi pelanggan retribusi persampahan.
Kenaikan retribusi diharapakan dapat digunakan untuk penambahan biaya
pengelolaan yang masih kurang sehingga pemerintah daerah mampu melakukan
pelayanan persampahan/kebersihan yang maksimal.
2. Pelaksanaan pengelolaan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dilihat dari
segi efektivitas dapat dikatakan sangat tidak efektif karena biaya pemungutan masih
tinggi. Hal yang perlu dilakukan ialah dengan mengkaji ulang biaya opersional dan
biaya pemungutan dari proses perencanaan anggaran.
3. Pola pemungutan retribusi sampah/kebersihan Kabupaten Karawang yang saat ini
berjalan cenderung masih kurang optimal, sehingga realisasi penerimaan dari
retribusi sampah/kebersihan yang dipungut masih dibawah target yang ditetapkan.
Untuk itu pola pemungutan yang dilakukan sebaiknya terbagi ke dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu :
a. Pola pungut retribusi sampah/kebersihan rumah tinggal dan komplek
perumahan, dimana pola pemungutannya dilakukan melalui RT/RW yang
selanjutnya diserahkan ke Kas Daerah melalui petugas Dinas Cipta Karya.
b. Pola pungut retribusi sampah/kebersihan pasar dan terminal, Untuk pengelolaan
sampah pasar dan terminal, mekanisme penarikan retribusi disarankan sebagai
berikut :

Kesimpulan dan Saran V - 2


Laporan Akhir
Evaluasi Retribusi Angkutan Sampah

1. Sampah di dalam pasar dan terminal sepenuhnya menjadi tanggung jawab

pengelola pasar dan pengelola terminal;


2. Pembuangan sampah pasar ke TPS dikenakan retribusi pengelolaan sebesar

yang ditetapkan dalam Perda Retibusi Kebersihan/Sampah


3. Retribusi sampah pasar dibayarkan oleh pengelola pasar dan terminal
kepada Dinas Cipta Karya untuk selanjutnya diserahkan kepada Kas Daerah.
c. Pola pungut retribusi sampah secara langsung oleh Dinas Cipta Karya, untuk
pelayanan sampah/kebersihan di daerah protokol, mall/super market,
perkantoran, sekolah dan perguruan tinggi, fasilitas layanan kesehatan, di TPA,
dan diwilayah cakupan layanan yang memungkinkan langsung ditangani oleh
Dinas Cipta Karya.
4. Pelaksanaan pelayanan kepada para pelanggan perlu ditingkatkan. Terbatasnya
sarana dan SDM. Dari segi sarana dapat diatasi dengan cara menambah truk
pengangkutan, dari segi SDM dapat ditambah tenaga sopir karena selama ini tenaga
yang ditambah hanya tenaga penyapu.

Kesimpulan dan Saran V - 3

Anda mungkin juga menyukai