Anda di halaman 1dari 20

Bab II

BEBAN DAN REAKSI

A. Beban Struktural Dasar


1. Beban Atau Muatan Bangunan

Artinya: bukankah kami telah melapangkan dadamu


Muhammad ?, dan kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang
memberatkan punggungmu, dan kami tinggikan (namamu) bagimu,
maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, maka
apabila kamu telah selesai(dari suatu urusan) , tetaplah berusaha
untuk urusan yang lain, dan hanya kepada tuhanmulah kamu
berharap.
Filosofis dari ayat ini dapat diimplementasikan Dalam perancangan
dan perencanaan arsitektur dan struktur:
 untuk mengantisipasi sebuah beban dalam bangunan
membutuhkan perkuatan yaitu system struktur.
 Berdasarkan konsep ayat diatas dijelaskan bahwa setiap
beban setara dengan kesanggupan atau kemampuannya.
 Beban structural merupakan hasil dari gaya gaya natural.
Bahan yang umum digunkan dibuat menjadi elemen structural
dan kemudian elemen structural disususn menjadi bentuk structural
terbaik yang berfungsi sebagai struktur tetapi tetap aman menahan
semua beban. Beban structural yang paling mendasar adalah gaya
gravitasi yang bekerja arah vertical pada struktur. Beban ini mencakup
:
 Beban mati adalah berat struktur itu sendiri, sedangkan
beban hidup adalah beban yang akan membebani struktur
dalam jangka waktu tertentu.
 Beban lateral adalah beban yang bekerja mendatar pada
struktur (angina dan gempa bumi).

1
Klasifikasi beban:
 Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung
(PPIUG), yang dibagi atas lima macam:
 Beban mati (dead load)- M, bersifat tetap (struktur sendiri)
 Beban hidup (live load)- H, tidak tetap, bergerak, berubah
sewaktu-waktu.
 Beban angina (wind load)- A, angina dengan segala arah
dan kecepatannya.
 Beban gempa (earthquake load)- G
 Beban khusus (special load)- k, penyederhjanaan kenyataan
sehari-hari.
Dalam kenyataanya beban tidak bekerja sendiri, melainkan
bekerja bersama-sama membentuk beban kombinasi. Berikut
macam kombinasi pembebanan:
 Kombinasi Pembebanan tetap : M+ H
 Kombinasi pembebanan sementara : M+H+A
 Kombinasi pembebanan khusus : M+H+K
M+H+A+K
M+H+G+K
 Dari bentuk distribusi pembebanan kepada suatu konstruksi
yang terbagi menjadi dua:
 Terpusat: tertuju pada satu titik.
 Terbagi: terbagi pada bagian atau seluruh elemen struktur
tersebut.kemudian muatan terbagi dibedakan lagi menjadi
dua jenis yaitu:
a. Terbagi merata

b. Terbagi segitiga

2
 Berdasarkan tahapan penyaluran beban dibedakan menjadi dua:
 Tak langsung: diteruskan secara tidak langsung ketanah,
melainkan melalui elemen-elemen struktur yang lain
sebelum berakhir ketanah.
 Lansung: diteruskan langsung ke tanah oleh elemen
struktur tunggal.
2. Tipe pembebanan
Tuntutan yang dibebankan kebutuhan masyarakat untuk tipe
struktur yang baru dan berbeda berawal dari ditemukannya
perencanaan konstruksi dari beberapa jenis struktur. Analisis desain
dari struktur membutuhkan:
 Pengenalan factor lingkungan, yang menyebabkan beban pada
struktur.
 perhitungan struktur tersebut.
 penggabungan factor fisik untuk menghasilkan beberapa beban
dan perlengkapan analitis yang digunakan untuk menghitumh
respon struktur menuju perencanaan struktur. Jenis yang
bemacam-macam dari struktur harus mempertimbangkan
keragaman dari pembebanan, yang bermaksud mengenalkan
semua sifat beban yang mungkin bekerja pada struktur.
Beban pada struktur secara global dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Pembebanan I: menggunakan analisis statistic data yang
dihasilkan dari pengukuran intensitas beban tanpa
memperhatikan waktu frekuensi kejadian. Contohnya: beban
mati dan beban hidup
b. Pembebanan II: menggunakan analisis statistic data yang
dihasilkan dengan memperhatikan interval waktu periodic.
Conyohnya: angina, salju, badai, yang menyebabkan beban
ombak.
c. Pembebanan III: menggunakan analisis statistic data yang
dihasilkan dari pengukuran yang jarang dimana tidak
menghasilkan interval waktu. Contohnya: angina topan, dan
gempa, dan angin ribut.
3. Besar beban- beban bangunan
Beban bangunan secara umum telah dituang dan dicantumkan
kedalam suatu standar yang dapat dipakai acuan dalam perancangan
dan perencanaan struktur bangunan. Berikut standar acuan beban.
a. Besar beban bahan bangunan per volume
Dalam perhitungan struktur beban dimasukkan dalam
perhitungan sebab akan mempengaruhi pembebanan juga. Beban
bangunan yang terabaikan dalam perhitungan akan menyebabkan
kesalahan taksiran dan memperbesar faktor ketidakpastian. Beban
yang demikian disebut beban mati (beban mati). Berikut acuan rata
rata berat bahan bengunan persatuan volume.

3
Bahan Bangunan Besar Beban
Pasir (kering udara sampai lembab) 1600 kg/m3
Pasir (jenuh air) 1800 kg/m3
Kerikil (kering udara sampai lembab, tidak diayak) 1650 kg/m3
Pasir kerikil (kering udara sampai lembab) 1850 kg/m3
Batu pecah (tidak diayak) 1450 kg/m3
Batu karang (berat tumpuk) 700 kg/m3
Batu belah, batu gunung dan batu bulat (berat tumpuk) 1500 kg/m3
Tanah, tanah liat dan tanah geluh(kering udara sampai 1700 kg/m3
lembab)
Tanah, tanah liat dan tanah geluh (basah) 2000 kg/m3
Batu alam 1600 kg/m3
Beton * 2200 kg/m3
Beton bertulang * 2400 kg/m3
Pasangan batu bata 1700 kg/m3
Pasangan batu belah, batu gunung, dan batu bulat 2200 kg/m3
Pasangan batu karang 1450 kg/m3
Besi tuang 7250 kg/m3
Baja 7850 kg/m3
Timah hitam 11400 kg/m3
*perbedaan susunan dan cara pembuatannya memungkinkan
mendapat harga yang berlainan
b. Besar beban bahan konsruksi per satuan luas
Konstruksi bangunan selainmemberikan beban persatuan
volume, juga menimpa bangunan menurut satuan luas. Hal ini
bergantung pada bahan atau material yang ditinjau. Keduanya
(beban pervolume dan persatuan luas) termasuk kedalam beban
terbagi merata. Berikut adalah acuan berat bahan bengunan
persatuan luas.
Bahan Konstruksi Besar Beban
Lantai kayu sederhana dengan 40 kg/m2
balok kayu, tanpa langit-langit
dengan bentang maksimum 5m dan
untuk muatan hidup paling tinggi
200 kg/m2
Langit-langit dan dinding (termasuk
rusuk-rusuknya, tetapi tanpa
penggantung langit-langit atau
pengaku-pengaku), terdiri dari:
1. Semen asbes (eternity dan 11 kg/m2
bahan lain sejenis, dengan
tebal maksimum 4mm)
2. Kaca dengan tebal 3-4mm 10 kg/m2
Adukan, per cm tebal:

4
1. Dari semen 21 kg/m2
2. Dari kapur, tras atau semen 17 kg/m2
merah
Dinding dinding pasangan batu bata
Satu batu 450 kg/m2
Setengah batu 250 kg/m2
Penutup lantai dari ubin semen 24 kg/m2
Portland, teraso, dan beton, tanpa
adukan, per cm tebal
Aspal, termasuk bahan bahan 14 kg/m2
mineral penambah, per cm tebal
Penutup atap genteng dengan reng 50 kg/m2
dan usuk dan kasoper m2 bidang
atap
Penutup atap sirap dengan reng dan 40 kg/m2
usuk atau kaso, per m2 bidang atap
Penutup atap seng gelombang 10 kg/m2
(BWG 24) tanpa gording atau
gulung gulung
Semen asbes gelombang (tebal 11 kg/m2
5mm)

c. Besar beban hidup pada bangunan


Beban hidup disebut juga beban berguna atau beban manfaat,
karena beban ini behubungan langsung dengan pengguna (manusia).
Tiap Negara memiliki kuantitas beban hidup yang betbeda, hal ini
disesuaikan denagn pistur tubuh orang setiap Negara, aktivitas, fungsi,
dan spesifikasi material bangunanyang diterapkan yang berpengaruh
terhadap pembebanan. Berikut besar beban hidup pada lantai
bangunan.
Lantai Bangunan Besar Beban
a. Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang 200 kg/m2
disebutkan dalam (b)
b. Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan 150 kg/m2
gudang biasa yang bukan untuk took atau ruang kerja
c. Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, restoran, 250 kg/m2
hotel, dan asrama
d. Lantai ruang olahraga 400 kg/m2
e. Tangga, bordes tangga dan koridor atau selasar dari 300 kg/m2
yang disebut dalam (c)
f. Lantai ruang dansa 500 kg/m2
g. Lantai dan balkon dalam dari ruang pertemuan, tidak 400 kg/m2
termasuk yang disebut dalam (a) sampai dengan (f)
h. Panggung penonton dengan tempat berdiri atau 500 kg/m2
dengan tempat duduk tidak tetap

5
i. Tangga, bordes tangga, lantai dan koridor (selasar) 500 kg/m2
dari ruang ruang yan g disebut dalam (d), (f), (g), dan
(h)
j. Lantai ruang pelengkap dari ruang rung yang disebut 250 kg/m2
dalam (c), (d), (f), dan (g)
k. Untuk lantai lantai: ruang kerja, gudang, garasi, 400 kg/m2
perpustakaan, ruang arsip, toko buku, dll, dimana
beban hidup dapat diasumsikan tetsendiri sesuai
dengan kondisi masing masing
l. Balkon yang menjorok bebas keluar (kantilever) harus 300 kg/m2
diperhitungkan terhadap beban hidup dari lantai dalam
yang berbatasan

d. Beban angin
Beban angina merupakan beban dinamis yang tidak dapat
diperkirakan intensitas dan kuantitasnya terhadap bangunan. Tekanan
angina yang dapat dikatakan beban bagi bangunan adalah:
1. Minimum 25 kg/m2
2. Tekanan tiup dilaut dan tepi laut sampai sejauh 5 km dari
pantai harus diambil 40 kg/m2
3. Daerah didekat laut dan daerah lain tertentu kecepatan angin
yang mungkin menghasilkan tekanan tiup yang yang lebih
besar daripada poin 1 dan 2, maka tekan tiup harus dihitung
dengan persamaan berikut:
V2 2
p= . ( kg / m )
16
Keterangan :V= kecepatan angin (m/detik)
B. Reaksi reaksi pada bangunan
Jika suatu struktur dikenai gaya aksi, maka :
 Struktur tersebut berusaha melawan yang disebut reaksi.
 Reaksi merupakan tindakan yang dilakukan benda melawan gaya
(aksi) yang menimpanya.
 Struktur akan bereaksi trhadap segala beban yang yang terjadi
padanya.
 Reaksi tersebut menimbulkan perilaku didalam struktur
bangunan. Salah satu bentuk perilaku akibat reaksi adalah
terjadinya perubahan bentuk (deformasi), pergeseran, perubahan
posisi, kerusakan fisik, dan respon lain.
 Tingkat kekuatan respond an reaksi struktur dalam mengimbangi
aksi bebannya akan menentukan kekuatan dan kekokohan system
struktur secara keseluruihan.
 Jika pada suatu benda dikerjakn suatu gaya dan tidak ada
penyokongnya , maka benda tersebut akan mengalami perubahan,
diantaranya:

6
 Translasi (pergeseran): gerakan arah mendatar, vertical
atau gabungan keduanya

 Rotasi (putaran): gerakan berputar terhadap titik yang


ditinjau

Hukum kesetimbangan struktur:


 ∑ aksi = ∑ reaksi, gaya aksi yang terjadi pada struktur = gaya
reaksiyang dilakukan struktur.
 Hukum statika tertentu:
 ∑Gaya horizontal (H) =0
 ∑Gaya vertical (V) =0
 ∑Momen (M) =0
Tiga persamaan dasar struktur statis tertentu diatas tidak cukup untuk
mencari kesetimbangan pada struktur statis tak tentu
C. Kesetimbangan vector vector gaya
Gaya adalah sebuah dorongan atau tarikan yang bekerja pada
sebuah benda.
 Istilah gaya, beban, aksi, reaksi, semua mengacu pada
dorongan atau tarikan suatu benda terhadap benda lainnya.
 Ketika benda bekerja pada bagian bagian struktur, maka
perlu adanya penentuan gaya gaya reaksi apa saja yang ada
untuk menahn gaya gaya aktif agar berada dalam
kesetimabangan.
 Setiap struktur jika terkena gaya akan bereaksi, yang
memungkinkan dia berubah posisi, bentuk, maupun
bergerak.
 Hanya saja pergerakan dan perubahan pada struktur
bangunan bersifat statis, maksudnya adalah memiliki
batasan tertentu.

7
 Gaya digambarkan sebagai vektor yang memiliki arah dan
besaran.
 Setiap gaya berarah sembarang dengan besaran yang
beragam pula.
 Antara gaya satu dengan gaya lain terkadang saling
berkombinasi dalam membebani benda.
 Garis yang dilalui oleh gaya disebut garis kerja gaya.
 Perhitungan gaya dapat dilakukan dengan cara grafis dan
cara matematis.

Cara grafis

Perhitungsn vektor dengan cara semacam ini memiliki banyak


kekurangan:
 ketika menghitung vektor dalam jumlah yang banyak dengan angka
yang besar, sehingga memerlukan ruang penggambaran vektor
lebih banyak.
 Selain itu juga diperlukan ketelitian yang tinggi
Menurut tempat terjadinya, gaya dibedakan menjadi dua:
1. Gaya luar (external force): berasal dari luar yang mebimpa benda.
2. Gaya dalam (internal force): terjadi di dalam benda.

GAYA LUAR

P
GAYA DALAM

GAYA DALAM
A
GAYA LUAR
N

8
Gaya dinyatakan setimabng apabila:
 Berpotongan: berawal dan berakhir pada titik yang sama
 Membentuk segi banyak tertutup atau loop tertutup
Gaya sebagai vektor memiliki arah yang beragam, arah tersebut akan
mempengaruhi besar gaya terhadap elemen struktur. Berikut tipe tipe arah
gaya:
 Sejajar

 Setitik

 Berpotongan

 Tak beraturan

9
Gaya vektor selain sejajar merupakan pembebanan antar beban hidup,
beban mati, beban angin, beban gempa, beban benturan, dll. Pengaruh
arah gaya pada bangunan didasarkan pada jenis dan sifat karakteristik gay
tersebut.
D. Ilmu ukur sudut untuk resultan gaya
1. Gaya sebagai vektor memiliki arah dan besaran
Setiap arah gaya yang mengenai suatu elemen struktur akan
mempengaruhi kesetimbangan gaya gaya yang bekerja.
Perlu mencari variable yang mewakili keseluruhan gaya yang
disebut resultan gaya –untuk meminimalisir kemungkinan
kebingungan menetukan gaya yang paling berpengaruh.
Resultan gaya adalah perpaduan dua gaya yang bekerja.
Untuk mencari resultan gaya dapat memakai trigonometri,
sebab gaya bias berarah sembarang dan membentuk sudut
terhadap bidang atau garis tinjauan.

Gambar resultan dua gaya


Untuk Resultan lebih dari dua gaya dapat digunakan dua
metode yang berbeda dalam penggambaran secara grafis vektor
vektor gayanya, yaitu dengan cara seluruh vektor bermula dari
satu titik tangkap,dan dengan cara vektor diawali oelh satu
gaya kemudian diteruskan secara berurutan kevektor gaya yang
lain hingga ke gaya yang paling akhir.

10
Resultan lebih dari dua gaya

2. Perhitungan resultan gaya gaya


Secara vektor cara menentukan resultan gaya adalah dengan
menambahkan atau meneruskan vektor vektor tersebut.

Sinus kosinus

α+b = Tgn ½(α + β)


α–b Tgn ½ (α + β)
tangen

Untuk dua vektor yang salah satu sudutnya membentuk segitiga siku
siku (90O) dapat menggunakan pitagoras.selain itu juga dapat
menggunakan rumus rumus dibawah ini:
AC = √ AB2 + BC2 = √ X2 + Y2 (Phytagoras)

11
E. Momen dan gaya dalam momen gaya

1. Momen gaya

a. Dasar dasar tentang momen

Selain gaya gaya yang bekerja, pada suatu elemen struktur terjadi
momen, sebagai bentuk turunan dari gaya yang bekerja.

 Momen gaya adalah hasil kali gaya tersebut dengan jarak gaya
itu (lengan) sampai titik yang ditinjau.
 Arah gaya tersebut harus tegak lurus terhadap titik yang
ditinjau.
 Perilaku momen adalah cenderung membuat benda berputar
terhadap sumbu (garis tinjauan).
 Sumbu ini dapat merupakan sembarang garis yang tidak
berpotongan maupun sejajar dengan garis kerja gaya tersebut.
 Contoh benda yang mengalami momen dikehidupan sehari
hari:

Baut dan kunci

Jungkat jungkit

Pikulan

12
b. Momen kopel (couple moment)/ momen berpasangan

Momen kopel adalah adanya dua gaya yang menyebabkan dua


momen yang sama dan berlawanan arah terhadap titik yang
diamati. Momen ini akan menyebabkan perilaku torsi(puntir) pada
penampang batang dan kondisi ini akan membahayakan struktur.
Torsi merupakan perubahan bentuk yang dapat merusak struktur,
oleh sebab itu, momen kopel sebisaa mungkin dihindari.

Momen kopel

2. Gaya gaya dalam

Gaya dalam adalah gaya yang bekerja dibagian dalam sebuah


struktur, atau elemen elemen. Elemen elemen struktur harus cukup
kuat untuk menahan gaya gaya dalam yang bekerja sehingga struktur
aman. Struktur dibagi dalam bagian bagian atau elemen elemen untuk
menentukan gaya gaya yang bekerja dibagian dalam struktur pada
elemen tersebut. Bagian dalam elemen tersebut disebut dengan
freebody. Prinsip dasar menghitung gaya dalam:

13
 jika sebuah benda kaku dalam kesetimbangan maka tiap bagian
juga harus dalam kesetimbangan pula
 Artinya untuk menjaga satu bagian dari sebuah benda kaku
tetap pada posisinya,
 Maka harus memasukkan beberapa gaya (M, L, N)yang secara
nyata diberikan oleh bagian lainnya.
 Cara menentukan gaya gaya dalam

 Gaya lintang menahan gerakan luncuran

 Gaya normal menahan perpindahan tempat

 Momen menahan perputaran

3. Perjanjian tanda

14
Unsur gaya yang dihitung adalah gaya lintang, gaya normal, dan
momen.

 Gaya gaya tersebut dikatakan sebagai vektor yang memiliki


arah dan besaran.
 mempertimbangkan arah gaya, sehingga perlu pengaturan
arah gaya dengan tanda yang menyertainya, maksutnya
perlu penentuan dan perjanjian arah gaya positif dan negatif
untuk arah gaya dan momen tertentu.

Perjanjian yang telah disepakati dalam kaidah dan peraturan


perhitungan dan rekayasa ilmu mekanika konstruksi diberbagai Negara
secara internasional:

a. Perjanjian tanda gaya geser atau gaya lintang freebody (Dx)

Gaya ini terjadi memotong atau melintang tegak lurus


penampang batang struktur/ tranversal.

b. Perjanjian tanda untuk gaya normal freebody (Nx)

Gaya yang mengarah sejajar atau searah dengan sumbu


poros penampang batang/ longitudinal.

c. Perjanjian tanda untuk momen freebody (Mx)

15
Batang yang mengalami momen positif dimana momen terjadi
diujung ujung batang yang merupakan tumpuan struktur batang.
Momen momen tersebut saling melawan sehingga:

 menimbulkan kesetimbangan.
 menimbulkan lentur dan lendut kebawah.
 Artinya yang tertarik bertanda positif dan yang tertekan
bertanda negativ, sedangkan ditengah batang merupakan
bagian batang yang tidak mengalami deformasi apapun.

F. Diagram gaya gaya freebody

Dalam penyelesaian kesetimbangan struktur statis tertentu perlu ilustrasi


untuk memberi gambaran secara garis besar gaya gaya dalam baik secara
keseluruhan maupun sebagian melalui freebody pada penampang
komponen struktur tersebut.

G. Statika struktur

16
Terdapat dua kategori struktur dalam statika struktur bangunan,
yaitu struktur statis tertentu dan struktur statis tak tentu. Struktur statis
tertentu adalah struktur yang dalam mencapai kesetimbangannya harus
memenuhi persyaratan tiga persamaan dasar statika tertentu. Struktur ini
jarang diterapkan dilapangan. Contoh ST adalah balok sederhana.

Balok sederhana

Sedangkan struktur statis tak tentu tidak dapat diselesaikan dengan


persamaan kesetimbangan statika secara sederhana, tetapi harus dipelajari
perubahan bentuk atau penurunannya. STT banyak diterapkan oleh
sebagian besar bangunan terutama bangunan gedung. Komponen gaya
reaksi pada STT yang dihitung sangatlah banyak, rumit, kompleks dan
tidak dapat ditetapkan dengan rumus matematika sebagaimana ST.
Penyelesaian perhitungan STT dapat diselesaikan dengan beberapa cara
dan rumus matematis diantaranya:

1. Metode castigliano
2. Metode clapeyron
3. Metode momen distribusi
4. Metode takabeya
5. Metode cross
6. Dengan program computer: micro feap, etabs, SAP2000, SANSPro,
staad professional.
7. Dll.

17
Statis tak tentu

18
Soal soal
1. Apa hikmah isi kandungan QS. Alam nasyrah: 1-8 bagi seluruh umat
manusia dibumi?
Jawab: mengajarkan kepada kita agar bersikap sistematis dan runtut
dalam menyikapi sesuatu permasalahan dan kesulitankarena setiap
manusia termasuk muslim tidak akan terlepas dari kesulitan, namun pada
dasarnya setiap kesulitan apapun dapat dipecahkan oleh alloh dengan
perantara manusia yang mengalaminya , tanpa pertolongan alloh maka
semua masalah tidak akan tidak akan tuntas, setiap permasalahan
datangnya adalah karena kita sendiri, akibat perbuatan kita, setiap
kesulitan ada kemudahan, permasalahan itu akan selesai bergantung pada
usaha kita apakah sungguh sungguh atau tidak dalam menyelesaikan
masalah setelah berupaya secara maksimal baru berdoa dan tawakal,
menyerahkan semuanya kepada alloh swt. Sesuai sabda nabi “manusia
hanya bisa berencana dan berusaha, namun yang menentukan adalah alloh
swt”
2. Pada sebuah bangunan rumah tinggal, sebutkan secara terperinci mengenai
beban beban berikut!
a. Menurut jenis dan sifatnya
 Beban mati (dead load)
 Beban hidup (live load)
 Beban angin (wind load)
 Beban gempa (earthquake load)
 Beban khusus (special load)
b. Menurut bentuk distribusi bebannya
 Kombinasi pembebanan tetap
 Kombinasi pembebanan sementara
 Kombinasi pembebanan khusus
c. Menurut system pembebanan
 Beban terpusat
 Beban terbagi, dibagi menjadi dua:
 Terbagi merata
 Terbagi segitiga
d. Menurut tipe pembebanan
 Beban langsung
 Beban tak langsung
3. Mengapa beban beban mesti berkombinasi mengenai bangunan?
Jawab: dalam perhitungan struktur beban sendiri dimasukkan dalam
perhitungan sebab akan mempengaruhi pembebanan. Karena apabila
beban bangunan yang terabaikan dalam perhitungan akan mengakibatkan
kesalahan taksiran dan memperbesar factor ketidak pastian

4. Mengapa mengantisipasi kombinasi pembebanan dalam suatu system


struktur bangunan?
Jawab: karena jika sesuatu itu tidak diantisipasi, maka kita tidak akan tahu
kemungkinan terburuk apa yang akan terjadi kedepannya

19
5. Sebuah bangunan dikenai beban angin dan beban gempa, reaksi perubahan
apa saja yang kemungkinan terjadi pada struktur bangunan tersebut?
Jelaskan!
Jawab: apabila beban angin maka bangunan tersebut akan mengalami
tekanan yang diberikan oleh angin tersebut dengan gaya tekan dan gaya
hisap, terjadinya kemiringan atau deformasi jika struktur bangunan kurang
kuat karena tekanan tiup angin.
Dan apabila diberi beban gempa mak bangunan tersebut akan mengalami
translasi atau pergeseran sehingga dinding pada bangunan mengalami
retak
6. Mengapa gaya dan beban disebut sebagai vektor?
Jawab: gaya dan beban disebut vector karena memiliki arah dan besaran
7. Bagaimana proses terjadinya gaya luar (eksternal) dan gaya dalam
(internal)?
Jawab: ketika sebuah gaya luar menimpa benda maka dari dalam ada gaya
yang melakukan raksi keluar
8. Bagaimana bunyi hukum kesetimbangan struktur bangunan? Jelaskan!
 ∑ aksi = ∑ reaksi, gaya aksi yang terjadi pada struktur = gaya reaksi
yang dilakukan struktur.
 Hukum statika tertentu:
 ∑Gaya horizontal (H) =0
 ∑Gaya vertical (V) =0
 ∑Momen (M) =0
9. Bagaimana proses terjadinya kesetimbangan struktur pada gaya luar
(eksternal) dan gaya dalam (internal) pada struktur bangunan?
Jawab: pada reaksi perletakan balok untuk balok mencapai keadaan
setimbang maka dari tumpuannya kita hujan beban, berat jarak terhadap
tumpuannya apakah sudah sama atau tidak
10. Cari resultan gaya dengan teknik grafis dari rangkaian gaya gaya berikut!

20

Anda mungkin juga menyukai