PENDAHULUAN
watak dan kepribadian suatu bangsa. Dalam hal ini setiap orang harus
sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 BAB XIII pasal 31 ayat
(1) berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak mandapatkan pengajaran” dan ayat
Wajib belajar merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh
dijalankan yaitu program wajib belajar 12 tahun, yang mewajibkan setiap warga
negara Indonesia untuk bersekolah selama 12 tahun pada tingkat Sekolah Dasar
(SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 12 Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah kejuruan (SMK) atau
1
Jenjang ketiga pada program wajib belajar 12 tahun siswa dapat memilih
untuk memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Sekolah Mengah Atas
(SMA). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih ditekankan pada praktik dan
skill yang dimiliki siswa untuk satu bidang yang ditekuni. Siswa SMK memang
telah dipersiapkan untuk lebih mengenal dunia kerja, karena setelah lulus di SMK
maka siswa dapat langsung bekerja sesuai dengan bidang yang ditekuni.
teoritik dibandingkan praktik karena SMA memang lebih ditujukan pada siswa-
dilihat salah satunya dari output atau hasil belajar siswa. Salah satu faktor
terpenting yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu adanya motivasi dalam
belajar. Pada proses belajar siswa memerlukan adanya motivasi sebagai penggerak
seseorang akan baik, apabila tujuan dalam diri seseorang baik. Pada konteks
belajar maka tujuan dari dalam diri siswa yaitu untuk mendapatkan hasil belajar
yang maksimal. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
Ilmu Sosial (IPS), dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan dengan minat
dan kemampuan siswa. Tujuannya agar kelak di kemudian hari, pelajaran yang
2
akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah karena telah sesuai dengan
dalam pemilihan program pengajaran para siswa SMA. Dalam penjurusan ini,
siswa diberi kesempatan memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
belajar siswa. Sebaliknya, kesempatan yang sangat baik bagi siswa akan hilang
Melalui berbagai jurusan, siswa diarahkan untuk mengetahui minat dan bakatnya
agar dapat menjadi siswa yang berkompeten di bidangnya. Hal ini sangat
bergantung pada keputusan siswa dalam memilih jurusan di SMA. Dalam hal ini,
yang dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan terjadi jika siswa mengalami
diri. Tak jarang siswa tidak mengerti alasan pemilihan jurusan tersebut, hendak
Pemilihan jurusan di SMA yang meliputi 3 jurusan, agar siswa lebih fokus
dan lebih semangat terhadap bidang-bidang pelajaran yang telah sesuai dengan
minat dan bakat dari diri siswa. Penempatan siswa pada program jurusan yang
disesuaikan dengan minat, bakat serta faktor lain yang mendukung maka
3
mata pelajaran yang memang telah disiapkan dan disesuaikan dengan program
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
perhatian intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai
prestasi yang diinginkan. Pada diri siswa terdapat minat khusus yang berbeda satu
dengan lainnya. Perbedaan siswa dalam minat akan menentukan pilihan karir di
masa yang akan datang. Penjurusan siswa di sekolah menengah atas menjadi titik
2004).
Minat menurut (Slameto, 2010) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal dan aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Pengertian
lain minat menurut Crow dan Crow bahwa minat adalah berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan
orang lain, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri
(Djaali,2007). Minat dapat menjadi salah satu faktor pencapain tujuan, namun ada
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
4
tercapai. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamzah (2008) motivasi pada
termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting
dari motivasi dalam belajar pembelajaran, anatara lain dalam (1) menentukan hal-
hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (2) memperjelas tujuan belajar yang
yaitu sesuai tidaknya jurusan yang akan dipilih dengan bakat, minat dan
kepribadian siswa tersebut baik dari dalam maupun dari luar siswa tersebut. Selain
terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pemilihan jurusan terhadap motivasi belajar siswa. Dimana hasilnya yaitu
minat, bakat dan kemampuan siswa lebih dipertimbangkan lagi melalui seleksi
dan pengarahan yang lebih baik dalam pemilihan jurusan agar siswa bisa
termotivasi dan hasil belajar yang diperoleh siswa bisa lebih maksimal.
5
Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010) ada dua yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri individu yang terdiri dari aspek jasmaniah (faktor kesehatan, cacat tubuh),
kesiapan) dan aspek kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar
diri individu yang terdiri dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari aspek psiologis,
aspek psikologis (Intelegensi siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa),
sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut. Motivasi timbul karena ada
tujuan yang ingin dicapai, sehingga akan timbul semangat untuk mencapainya.
Motivasi sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar, jika siswa
mempunyai motivasi yang baik maka prestasinya juga akan baik, karena ada
tujuan yang akan dicapainya (menurut guru yang berinisial I, 8 Mei 2017, 09.25
WITA, Jeneponto).
dari pengakuan salah seorang siswi yang mengatakan bahwa harusnya penjurusan
tidak hanya ditentukan oleh hasil tes pemilihan jurusan. Minat siswa juga harus
sesuai dengan minat dan harapan siswa (menurut siswi berinisial D, 8 Mei 2017,
6
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian
atas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan yaitu apakah ada pengaruh
Kabupaten Jeneponto ?
7
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh
pemilihan jurusan terhadap motivasi belajar siswa dan dapat berguna bagi
pemilihan jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya agar dapat mengembangkan
berdasarkan minat dan bakatnya sehingga murid dapat memilih jurusan yang
tepat.
3. Bagi orang tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi orang tua dalam
membimbig anak agar dapat memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya
4. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan bacaan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif erat hubungannya
dengan “gerak”, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga
9
perbuatan atau perilaku. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan, dorongan,
kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan
yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut
Menurut Mc. Donald (dalam Djamarah, 2008) motivasi adalah suatu perubahan
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Pendapat lain dikemukakan oleh
internal dan intensif di luar diri individu, motivasi adalah proses membangkitkan,
menurut Hamzah (2008). Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam
belajar pembelajaran, anatara lain dalam (1) menentukan hal-hal yang dapat
dijadikan penguat belajar, (2) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (3)
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu pendorong atau penggerak yang
muncul dari dalam maupun dari luar diri siswa yang menyebabkan mereka
bertindak secara nyata untuk belajar agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2.1.2 Jenis – jenis Motivasi
10
Motivasi menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008) dibagi menjadi dua,
yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang atau motivasi
instrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang atau motivasi
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam aktivitas belajar, motivasi
motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi
oleh pemikiran positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan
adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik
anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang
maupun hadiah yang dapat membantu merangsang anak didik untuk giat belajar.
Motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat berpengaruh dalam
instrinsik. Guru, keluarga, teman dan lingkungan anak didik dapat menjadi
motivasi ekstrinsik.
2.1.3 Ciri-ciri Motivasi Belajar
11
Setiap orang memiliki motivasi yang ada dalam dirinya, menurut
1. Tekun menghadapi tugas, yaitu dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
sukses).
4. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
5. Mempunyai orientasi ke masa depan.
tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar
akan berhasil baik, bila siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka
pemecahannya.
Siswa yang memiliki motivasi atau keinginan serta harapan untuk berhasil
berbagai kegagalan. Adanya usaha yang tekun terutama dengan adanya motivasi
belajar yang kuat maka seseorang akan mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor internal dan faktor eksternal
1. Faktor internal
12
a) Faktor Fisik, merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan
2. Faktor Eksternal
a) Faktor Sosial, merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar
(cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, atau malam), tempat (sepi,
bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), dan fasilitas belajar (sarana
dan prasarana).
Cita-cita atau disebut aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.
Aspirasi ini dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Cita-cita akan
2. Kemampuan siswa
13
Keinginan seorang siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau
sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya
yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat sesuatu.
3. Kondisi siswa
mempengaruhi motivasi belajar. Untuk itu guru harus lebih cermat melihat
kondisi fisik dan psikologis siswa, karena kondisi-kondisi ini jika mengalami
proses belajar setiap diri siswa tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang
lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan
lain-lain. Siswa yang memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
14
akan mengalami perubahan selama proses belajar yang kadang-kadang kuat atau
lemah.
siswa.
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
Awalnya anak didik tidak mempunyai hasrat untuk belajar, tetapi karena adanya
sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum
diketahui akan mendorong anak didik untuk mencari tahu. Sikap itulah yang
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam
bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar
dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga,
perbuatan dan akal pikiran sehingga mengerti betul dengan apa yang
dipelajarinya.
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
15
Fungsi motivasi sebagai penggerak perbuatan anak didik dalam belajar,
anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi perbuatan yang harus
dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Sesuatu yang tidak diketahui
kemudian dicari oleh anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapai.
atau cita-cita.
3. Motivasi menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana
pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik menurut De Decce dan
Grawford (dalam Djamarah, 2008) yaitu guru harus dapat menggairahkan anak
didik dalam belajar, memberikan harapan yang realistis, memberikan intensif, dan
pengajaran.
16
Atas (SMA). Istilah atau penyebutannya mulai berganti seiring dengan
sebagai berikut :
kejuruan.
2. Peminatan Akademik adalah program kurikuler yang disediakan untuk
dapat disimpulkan bahwa pemilihan jurusan adalah program studi yang dipilih
oleh siswa untuk pendalaman mata pelajaran atau muatan kejuruan berdasarkan
minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik”. Dalam aturan tersebut
17
maka untuk menentukan program jurusan peserta didik harus berdasarkan tiga hal
yaitu :
1. Minat
2. Bakat
3. Kemampuan akademik
2.2.3 Syarat program pemilihan jurusan
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Sains,
Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus
test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog
didik.
2. Pemilihan kelompok peminatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan pada:
a. Nilai Rapor SMP/MTs atau yang sederajat,
b. Nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, dan
c. Rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/Konselor di SMP/MTs atau
yang sederajat.
2.2.4 Tujuan pemilihan jurusan
Indonesia nomor 64 tahun 2014 pasal 2 ayat 1 dan 2 menyebutkan tujuan dari
18
1. Peminatan pada SMA/MA memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan
keilmuan.
2. Peminatan pada SMK/MAK memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan
paket Kejuruan.
program peminatan atau penjurusan memiliki fungsi, maksud serta tujuan yang
sama, yakni proses penempatan dan penyaluran kemampuan siswa pada bidang
19
ditentukan, agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal dan
dari dalam maupun dari luar diri siswa yang menyebabkan mereka bertindak
secara nyata untuk belajar agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Telah
akademik merupakan tiga hal pokok menjadi acuan dalam pemilihan jurusan.
Karena segala hal yang sudah sesuai akan mampu mendorong dan meningkatkan
Kejenuhan ini disebabkan oleh beberapa hal, misalnya fasilitas dan lingkungan
belajar yang kurang menyenangkan, cara guru mengajar dan sebagainya. Jika
kejenuhan siswapun akan menurun, dan tingkat motivasi belajarnya akan tinggi.
teori dan keterkaitan antar variabel bahwa motivasi belajar siswa sangat penting
dalam proses pembelajaran. Adanya motivasi belajar pada diri siswa dapat
merupakan suatu pendorong atau penggerak yang muncul dari dalam maupun dari
20
luar diri siswa yang menyebabkan mereka bertindak secara nyata untuk belajar
agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
sebuah kesesuaian minat, bakat serta kemampuan akademik merupakan tiga hal
pokok menjadi acuan dalam pemilihan jurusan. Namun jika faktor kesesuaian
siswa pada program penjurusan telah sesuai , maka tingkat kejenuhan siswapun
akan menurun, dan tingkat motivasi belajarnya akan tinggi. Sehingga kesesuaian
siswa pada program penjurusan memiliki hubungan yang erat dengan motivasi
belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya penelitian ini akan mencoba meneliti
2.5 Hipotesis
21
Ho = Tidak ada pengaruh, Pemilihan jurusan terhadap motivasi belajar siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
22
peneliti untuk kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua variabel dalam
penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2013).
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). adapun pembaagian variabel yang akan di teliti adalah :
dalam maupun dari luar diri siswa yang menyebabkan mereka bertindak
secara nyata untuk belajar agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pemilihan jurusan adalah program studi yang dipilih oleh siswa untuk
dan kemampuannya.
populasi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek.
23
Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah siswa-siswi SMA Negeri 1
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%.
Rumus untuk menghitug ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya
adalah :
keterangan :
24
n : Jumlah sampel yang dicari
N : Jumlah populasi
Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang diperolah yaitu sebesar
dengan bantuan table kretije dengan taraf kesalahan 10% (Sugiyono, 2013).
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi
data yaitu :
1. Angket atau kuesioner
untuk mengukur kesesuaian pemilihan jurusan dan motivasi belajar siswa selama
proses pembelajaran degan cara memberikan sejumlah angket kepada siswa dan
sekelompok orang tentang fenomena sosial (sugiyono, 2013). Skala ini digunakan
25
peneliti untuk mengukur sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh penenliti
variabel X dan variabel Y dan dijabarkan dalam bentuk pernyataan dan dijawab
dalam bentuk pilihan ganda. Kategori jawaban dan skor yang disediakan menurut
yang telah di atur dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Kemampuan akademik.
skornya yaitu : Sangat setuju (SS) Skor 4, Setuju (S) Skor 3, Tidak setuju (TS)
Nomor Item
Komponen Indikator Jumlah
favorable Unvavorable
Pemilihan 1. Minat 1,2,10,11,17 3,4,23,29,30 10
Jurusan 2. Bakat 5,6,14,24,28 12,13,20,25, 10
26
26
3. Kemampuan 7,18,19,21,2 8,9,15,16,22 10
Akademik 7
Jumlah 15 15 30
Sangat setuju (SS) Skor 4, Setuju (S) Skor 3, Tidak setuju (TS) Skor 2, dan Sangat
Nomor Item
Komponen Indikator Jumlah
favorable Unvavorable
Motivasi 1. Tekun menghadapi 3,4,6,9 2,7,8,10,11 9
Belajar tugas
2. Ulet menghadapi 1,22,23 5,12,18,24 7
kesulitan
3. Menunjukkan minat 14,16,20 15,19 5
untuk sukses
4. Senang mencari dan 17,21 13,26,27 5
memecahkan masalah
5. Mempunyai orientasi 29,30 25,28 4
ke masa depan
Jumlah 14 16 30
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan
dokumen yang diperoleh dari pihak Tata Usaha berupa data jumlah siswa kelas X
27
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menenunjukkan tingkat kevalidan
atau kesatuan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Validitas alat ukur diuji dengan
menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir pernyataan
dengan keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut. Data yang digunakan
merupakan suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat ukur pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas juga
Package for Social Science (SPSS). Hasil analisis menunjukkan tampilan output
SPSS yang akan diperoleh melalui Cronbach’s Alpha. Ghozali (2006) menyatakan
bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha
> 0,6.
penelitian ini terdapat satu variabel independent dan satu variabel dependent. Data
28
Statistical Package for Social Science (SPSS). Teknik analisis data yang
digunakan yaitu :
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menurut Sugiyono (2013) merupakan teknik analisis
data yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
Uji normalitas bertujuan untuk menguji asumsi bahwa data setiap variabel
29
Linearity pada Program Statistical Package for Social Science (SPSS)
Bulan
Tahapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perencanaan
penuyusunan proposal
Penyusunan proposal
Bimbingan
Penyusunan instrumen
penelitian
Pengumpulan data
Seminar proposal
Penyusunan laporan
akhir penenlitian
Seminar hasil
30
DAFTAR PUSTAKA
31
file:///D:/Coming%20Soon%20SKRIPSI/kompetensi-inti-dan-kompetensi-
dasar-sma-rev9feb.pdf pada tanggal 7 Mei 2017.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014. Diakses di file:///D:/Coming
%20Soon%20SKRIPSI/peraturan%20menteri%20pendidikan%20tentang
%20peminatan.pdf pada tanggal 5 Mei 2017.
Purwanto, M. Ngalim. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivas Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo.
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta. Rajawali Pers.
Septiyana, Elsa. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 1
Banjarnegara Tahun 2010/2011. Universitas Negeri Semarang. Skripsi
diterbitkan Semarang. Diakses di file:///D:/Coming%20Soon
%20SKRIPSI/wulan%20skirpsi%201%20Pengaruh%20Motivasi
%20Belajar%20.pdf pada tanggal 28 April 2017.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Diakses di
https://portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/mg58ufsc89hrsg/UUD_194
5_Perubahan.pdf pada tanggal 1 Mei 2017.
Winarsu. (2009). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:
UMM Press.
Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung:
Rizqi Perss.
32