Makalah ADHD
Makalah ADHD
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak ADHD di
Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20 anak menderita
ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik ataupun
pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh alkohol pada kehamilan, kekurangan
omega 3, alergi terhadap suatu makanan, dll (Verajanti, 2008).
1. Pengertian ADHD
2. Etiologi dari ADHD.
3. Macam – macam gangguan dari ADHD.
4. Psikopatologi dari ADHD.
5. Manifestasi klinis dari ADHD
6. Diagnosa banding dari ADHD.
7. Komplikasi dari ADHD.
8. Pemeriksaan penunjang untuk ADHD
9. Pencegahan dari ADHD.
10. Penatalaksanan medis dan perawatan pada anak dengan ADHD ?
11. Peran oraang tua terhadapa anak dengan ADHD
12. Asuhan keperawatan dengan anak ADHD
1.4 MANFAAT
A. Teoritis
Sebagai dokumen ilmiah guna pengembangan pengetahuan tentang
ADHD pada anak.
B. Praktis
Sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan kesehatan
khususnya penanganan ADHD pada anak.
TINJAUAN TEORI
2.2 Etiologi
a) Psikodinamika
Faktor perkembangan
c) Dinamika Keluarga
Teori ini menunjukkan bahwa perilaku yang merusak ini dipelajari anak
sebagai cara untuk mendapatkan perhatian orang dewasa.kemungkinan iritabilitas
impulsive ditemukan atau tidak terlihat pada individu ADHD dari saat lahir reaksi
orang tua cenderung menguat dan karenanya mempertahankan atau meningkatkan
intensitas gangguan. Ansietas berasal dari disfungsi system keluarga masalah
perkawinan dan lain sebagainya, dapat juga member kontribusi pada gejala
gangguan ini orang tua frustasi terhadap buruk anak terhadap keadaan
tertentu.orang tua mungkin menjadi terlalu sensitif atau menjadi putus asa dan
tidak member struktur eksternal.
d) Psikososial
Kemiskinan
Sering tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu hal secara detail /
rinci
Sering menolak, tidak menyenangi untuk terikat pada tugas - tugas yang
menuntut
ketahanan mental
Pelupa
2. Hiperaktivitas
2.4 Psikopatologi
Rasio anak laki-laki berbanding perempuan adalah antara 4:1 dalam jenis
dan tipe hiperaktif impulsif dan untuk kurang perhatian rasio anak laki-laki dan
perempuan adalah 1:1. Gejala-gejala ini kurang jelas daripada tipe hiperaktiv
impulsif yang lebih demonstratif. Gejala seperti ini diabaikan dan didiagnosis
dengan keliru pada banyak anak. Menurut penelitian Breton yang dilakukan pada
Asuhan Keperawatan Anak Dengan ADHD 8
1999, ADHD lebih banyak dialami oleh anak laki-laki dari pada perempuan,
dengan estimasi 204% untuk anak perempuan dan 6-9% untuk anak laki-laki usia
6-12 tahun. Anak laki-laki ADHD lebih banyak terjadi karena mereka lebih
menunjukkan perilaku menantang dan agresif dibandingkan dengan anak
perempuan (Baihaqi dan Sugiarmin, 2006).
Menurut Townsend (1998) ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat
ditemukan pada anak dengan ADHD antara lain :
a. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya mengeliat-
geliat.
b. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
c. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
d. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau permainan
atau keadaan di dalam suatu kelompok
e. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan
f. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain
g. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas
atau aktivitas-aktivitas bermain
h. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan
lainnya
i. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
j. Sering berbicara secara berlebihan.
k. Sering menyela atau mengganggu orang lain
l. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang
dikatakan kepadanya
Menurut Doenges et. al (2007) pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada anak
dengan ADHD antara lain :
Nilai total :
2.9 Pencegahan
a. Skrining DDTK pada ADHD
b. Perawatan saat hamil ( hindari obat – obatan dan alkoholic ) untuk orang tua
c. Asupan nutrisi yang seimbang
d. Berikan rutiitas yang tersturktur ( membantu anak untuk mematuhi jadwal
yang teratur )
e. Manajemen perilaku (dapat mendorong anak untuk fokus pada apa yang
mereka lakukan )
2.10 Penatalaksanaan Medis dan Perawatan
A. Perawatan
Menurut Videbeck (2008) intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada anak
dengan Attention Deficyt Hyperactivity Disorder (ADHD) antara lain :
1. Metilfenidat (Ritalin)
Asuhan Keperawatan Anak Dengan ADHD 14
Dosis 10-60 dalam 2 – 4 dosis yang terbagi. Intervensi keperawatan
pantau supresi nafsu makan yang turun, atau kelambatan pertumbuhan,
berikan setelah makan, efek obat lengkap dalam 2 hari.
3.Pemolin (Cylert)
1. Sedini mungkin membiasakan anaknya untuk hidup dalam suatu aturan. Dengan
menerapkan peraturan secara konsisten, anak dapat belajar untuk mengendalikan
emosinya.
2. Sedini mungkin memberikan kepercayaan dan tanggungjawab terhadap apa yang
seharusnya dapat dilakukan anak.
3. Kenali kondisi diri dan psikis anak. Dengan mengenali, orang tua tak akan
memberikan tekanan yang berlebihan, yang dapat menyebabkan penolakan anak
untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.
4. Upayakan untuk menyediakan ruang belajar yang jauh dari gangguan televisi,
mainan atau kebisingan.
7. Aturlah pola makan anak, hindari makanan dan minuman dengan kadar gula dan
karbohidrat yang tinggi.
8. Ajaklah anak berekreasi ke tempat-tempat yang indah. Hal ini akan membantu
anak untuk berpikiran positif.
9. Ajaklah anak untuk berlatih menenangkan diri. Misalnya dengan menarik nafas
dalam-dalam dan keluarkan lewat mulut. Latihan ini bisa dilakukan berulang-
ulang.
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien :
ADHD terjadi pada anak usia 3 th, laki – laki cenderung memiliki kemungkinan
4x lebih besar dari perempuan untuk menderita ADHD.
2. Keluhan utama :
Keluarga mengatakan anaknya tidak bisa diam, kaki atau tangannya bergerak
terus
3. Riwayat penyakit sekarang :
Orang tua atau pengasuh melihat tanda – tanda awal dari ADHD :
a. Anak tidak bisa duduk tenang
b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
Tujuan :Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain
kriteria hasil:
Intervensi :
1. Amati perilaku anak secara sering. Lakukan hal ini melalui aktivitas
sehari-hari dan interaksi untuk menghindari timbulnya rasa waspada
dan kecurigaan
5. Usahakan untuk bisa tetap bersama panak jika tingkat kegelisahan dan
tegangan mulai meningkat
kriteria hasil :
3. Sediakan waktu bersama anak, keduanya pada saty ke satu basis dan
pada aktivitas-aktivitas kelompok
Rasional : Hal ini untuk menyampaikan pada anak bahwa anda merasa
bahwa dia berharga bagi waktu anda
Intervensi :
BAB IV
PENUTUP
.A KESIMPULAN
1 Bagian dari otan yang mengendalikan perilaku hiperaktif dan impulse antara lain
lobus frontalis, mekanisme inhibitor dari korteks, system limbic , akitvasi
reticular
4. ciri-ciri ADHD :
.a Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya
mengeliat-geliat.
.b Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
.c Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
.d Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau
permainan atau keadaan di dalam suatu kelompok
.e Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak
dipikirkanterhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai disampaikan
6. Komplikasi dari ADHD yaitu Depresi, gagal disekolah,
IQ rendah / kesulitan belajar, Resiko kecelakaan
10. cara mendeteksi ADHD dengan cara melihat tanda – tanda awal ADHD :
a. Anaktidak bisa duduk tenang
b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
c. Perubahan susana hati yang mendadak / impulsif
11. Peran Orang Tua Pada Anak ADHD yaitu Sedini mungkin membiasakan anaknya
untuk hidup dalam suatu aturan. Dengan menerapkan peraturan secara konsisten,
anak dapat belajar untuk mengendalikan emosinya.
.B SARAN
2. Sekolah
Sekolah dapat bekerja sama dengan keluarga dan para dokter untuk
membantu anak ADHD di sekolah. Komunikasi terbuka antara orangtua dan staf
sekolah dapat merupakan kunci keberhasilan anak. Para guru seringkali
merupakan pihak yang pertama dalam mengenali perilaku seperti ADHD serta
dapat memberikan informasi yang berguna kepada orangtua, penanggung-jawab,
dan dokter yang dapat membantu diagnosa dan pengobatan.
Para guru dan orangtua juga dapat bekerja-sama untuk pemecahan masalah dan
merencanakan cara-cara untuk membantu pelajaran anak baik di rumah maupun
di sekolah.
3. Keluarga/Orang tua
Keluarga atau orang tua dalam membantu anak yang menderita ADHD
harus memberikan perawatan anak dengan metode yang berbeda dengan anak
yang normal. Oleh karena itu hendaknya orang tua atau keluarga menyusun
kegiatan sehingga anak mempunyai rutinitas yang sama tiap hari, mengatur
DAFTAR PUSTAKA
Avicenna.2012. Askep Anak Dengan ADHD. Di akses tanggal 08/05/2012 jam 11.00
Doengoes, M.E. Townsend, M.C. Moorhouse, M.F. 2007. Rencana asuhan keperawatan
Psikiatri (terjemahan). Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC