Oktober, 2014
Tim Penyusun
1. PENDAHULUAN
2. PROFIL KSP
3. METODOLOGI
4. NILAI STRATEGIS KSP,
ISU DAN DELINIASI
5. RENCANA KERJA
6. HARAPAN DARI
PERTEMUAN INI
LATAR BELAKANG
MAKSUD
TUJUAN
SASARAN Bantam Trade
RUANG LINGKUP
WILAYAH
RUANG LINGKUP
PEKERJAAN
KELUARAN
TIMELINE KITA
Benteng Speelwijk Vihara
1. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa prinsip
otonomi adalah mengurus dan mengatur pemerintahan di luar yang menjadi urusan
Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang tersebut. Daerah memiliki kewenangan
membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
2. Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak di capai, maka
pemerintah wajib melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pengaturan,
perencanaan, pemanfaatan, pelaksanaan sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
3. Dalam rangka perwujudan pengembangan KSP secara efisien dan efektif yang penyusunan
rencana tata ruang (RTR)-nya diamanatkan oleh peraturan daerah provinsi tentang rencana
tata ruang wilayah (RTRW) provinsi, perlu suatu proses perencanaan untuk masing-masing KSP
secara baik dan benar serta implementasi RTR KSP yang disepakati oleh semua pemangku
kepentingan di daerah.;
4. Kawasan Banten Lama – Kasemen dan Kawasan Permukiman Masyarakat Adat Baduy –
Leuwidamar merupakan salah satu Kawasan Strategis Provinsi yang telah ditetapkan di dalam
RTRW Provinsi Tahun 2010-2030 dengan kepentingan sosial budaya yang lokasi wilayahnya
berada di Kota Serang dan Kabupaten Lebak yang mendapat perhatian khusus di tahun 2014;
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi adalah
arahan yang diperuntukkan sebagai alat penertiban penataan
ruang, meliputi :
1. Indikasi arahan peraturan zonasi,
2. Arahan perizinan,
3. Arahan insentif dan disinsentif, serta
4. Arahan sanksi dalam rangka perwujudan rencana tata ruang
wilayah provinsi.
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata
ruang wilayah provinsi;
2. Menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang;
3. Menjaga keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
4. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan;
5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan
6. Melindungi kepentingan umum.
Sasaran yang ingin dicapai dari
kegiatan ini adalah Indikasi
arahan peraturan zonasi,
pengaturan perijinan, insentif
dan disinsentif, serta
pengaturan sanksi administratif
kawasan strategis provinsi sudut
pandang pertumbuhan ekonomi.
Contoh Peta Zonasi
Wilayah studi dalam kegiatan
Penyusunan Teknis Arahan
Zonasi, Pengaturan Perijinan,
Insentif dan Disinsentif, dan
Pengaturan sanksi
Administratif Kawasan
Strategis Provinsi Sudut
Pandang Sosial Budaya pada
1. Kawasan Banten Lama di
Kota Serang; dan
2. Kawasan Masyarakat Adat
Baduy – Leuwidamar di
Kabupaten Lebak.
KAWASAN BUDIDAYA
Hutan Produksi X
Pertambangan X
Permukiman √
Kecamatan Kepadatan Penduduk per Rumah Tangga Kepadatan Penduduk per Km2 Rasio Jenis Kelamin
Tahun Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Melek Huruf (%) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Pengeluaran Perkapita Real (000 Rp) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Reduksi (%)
2010 65.13 96.47 7.51 636.77 70.61 -
2011 65.47 96.89 8.01 639.17 71.45 -
2012* 65.81 96.92 8.58 642.18 72.3 -
PUSKESMAS
BALAI PENGOBATAN /
TAHUN RUMAH SAKIT APOTEK
KLINIK
UMUM PEMBANTU
2012 6 16 12 60 49
2011 6 11 12 48 43
Rumah Sakit
2012 67 111 18
2011 53 113 14
Puskesmas
2012 22 0 13
2011 29 0 14
Persawahan Persawahan
Persawahan Persawahan
Persawahan
Persawahan
RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN
Terkait
KSP MASYARAKAT ADAT BADUY
1. Sistem Pusat Pelayanan
• Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Rangkasbitung
2. Sistem Transportasi
• Jalan NasionalMerak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI
Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan –
Panimbang –Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping –
Simpang – Bayah –Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat
• Jalan kolektor primer di Provinsi Banten meliputi Merak – Suralaya –
Pulo Ampel Bojonegara – Cilegon, Tangerang – Bandara Soekarno
Hatta, Labuan – Saketi – Pandeglang – Rangkasbitung – Cipanas –
batas Provinsi Jawa Barat.
• Usulan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat)/jalan strategis
nasional prospektif Kragilan (Kabupaten Serang) – Warunggunung
(Kabupaten Lebak) – Panimbang (Kabupaten Pandeglang) – Bandar
Udara Banten Selatan
• Jaringan jalan provinsi pada ruas Bayah – Cikotok – Citorek – Majasari
– Cigelung – Rangkasbitung – Kopo – Cisoka – Tigaraksa – Serpong
untuk mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Selatan-
Timur’ Provinsi Banten.
• jaringan jalan pada ruas Pontang – Ciruas – Warung Gunung – Gunung
Kencana – Malingping, ruas Warung Gunung – Cipanas,
Rangkasbitung – Citeras – Tigaraksa untuk melengkapi perwujudan
pengembangan jaringan jalan ‘cincin’ Provinsi Banten.
• jaringan jalan provinsi dan kabupaten pada ruas Panimbang –
Angsana – Munjul – Cikeusik – Muarabinuangeun, Panimbang –
Citeureup – Banyuasih – Cimanggu – Cigeulis – Wanasalam –
Malingping, Citeurep – Cibaliung – Cikeusik – Wanasalam –
Malingping, Bayah – Cilograng – Cibareno – batas Provinsi Jawa Barat
untuk akses penghubung dan sekaligus pengembangan wilayah
Banten Selatan.
• Terminal Tipe A (Kaduagung)
• Terminal Tipe B (Rangkasbitung, Bayah dan Malingping)
• Jaringan Rel KA ;
• Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung
(CISEPARANG).
RENCANA STRUKTUR RUANG PROVINSI BANTEN
Terkait
KSP MASYARAKAT ADAT BADUY
1. Sistem Pusat Pelayanan
• Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan Perkotaan Rangkasbitung
2. Sistem Transportasi
• Jaringan Rel KA ;
• Cilegon – Serang – Pandeglang – Rangkasbitung
(CISEPARANG).
• Jaringan prasarana kereta api regional yang
menghubungkan pada kawasan wisata di wilayah Banten
Selatan antara lain melakukan pembangunan kembali
jaringan prasarana ka yang tidak dioperasikan pada lintas
Labuan – Saketi – Malingping – Bayah, Saketi –
Rangkasbitung, dan lintas Ciwandan – Anyer Kidul.
• Stasiun KA Rangkasbitung (Kab Lebak)
• Pelabuhan Laut Pengumpan (PR);
• Pelabuhan Bayah dan Pelabuhan Muarabinuangeun
• Pelabuhan Perikanan (Kewenangan Provinsi) PPI
Binuangeun
3. Sistem Jaringan Energi
• SUTT 150 kV
• SUTT 20 kV utk kawasan yang belum terlayani
4. Jaringan Telekomunikasi berupa Teresterial dan Satelit serta BTS
5. Jaringan Sumber Daya Air;
• Berupa Bendungan Karian di Kabupaten Lebak untuk pemenuhan
kebutuhan air baku di wilayah Kab Lebak, Kab Tangerang, Kota
Tangerang dan Kota Tangsel;
• Bendungan Pasir Kopo, untuk kebutuhan pertanian;
• Bendung Ciliman, untuk kebutuhan pertanian;
• Situ/waduk/danau/rawa untuk kolam penyimpanan.
• Daerah Irigasi Cibinuangeun di Kabupaten Lebak, luas areal 2.570 Ha;
• Daerah Irigasi Cikoncang di Kabupaten Lebak, luas areal 1.805 Ha;
• Daerah Irigasi Cilangkahan I di Kabupaten Lebak, luas areal 1.796 Ha;
• WS Cibaliung – Cisawarna;
• WS Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum
(lintas provinsi).
…..Sambungan
KAWASAN BUDIDAYA
Hutan Produksi √
Permukiman Perkotaan √
Ayah Mursyid (anak dari almarhum Puun Jandol, pemimpin adat tertinggi suku Baduy
Dalam di Cibeo (Kini Cibeo dipimpin oleh Puun Jahadi) menyatakan,
“Di Indonesia banyak adat dan budaya. Namun kebanyakan saat ini sudah punah
karena tekanan budaya global. Kami – Suku Baduy – masih tetap bertahan. Selama kita kuat
dan bersatu dalam memegang adat, maka kita tak akan pernah kalah!”
“Bisa jadi orang-orang di luar Baduy menilai suku ini sangat terbelakang, kuno, dan
bahkan primitif. Tapi jika mau melihat dari dekat, penilaian itu akan berubah. Mereka
bukanlah orang-orang yang kuno, terbelakang, apalagi primitif. Mereka adalah orang-orang
yang kuat dalam memegang teguh prinsip hidupnya, komitmen dengan adat leluhurnya.
WORLD CULTURE OF BADUY
“Aku kembali ke rumah Ayah Aja dengan membawa sebotol Madu Odeng
yang kubanggakan. Tapi ternyata di depan rumah Ayah Aja sedang terjadi transaksi antara
teman-temanku dengan warga Cibeo yang menawarkan berbagai cinderamata. Teman-
temanku senang sekali bisa mendapatkan barang-barang khas Baduy Dalam. Ada yang
membeli cincin, gelang, tas koja, sarung handphone, golok sulangkar, madu odeng, dan
beragam cinderamata lainnya.
“Selesai berbelanja, kami mandi di sungai belakang rumah Ayah Aja. Satu hal yang
harus kami ingat: jangan memakai sabun, shampo, ataupun pasta gigi. Semuanya dilarang
karena zat kimianya bisa merusak ekosistem yang ada di sungai. Jadi, kami mandi tanpa
sabun, untuk membersihkan badan, sudah tersedia ratusan, bahkan ribuan batu kali
seukuran sabun. Justru dengan batu-batu itulah daki di badan bisaterbuang dan hanyut oleh
derasnya air sungai.
WORLD CULTURE OF BADUY
BUDAYA “Ngasek”:
“Calintu adalah salah satu alat musik khas Baduy Dalam, selain angklung,
Kendo, dan Suling. Calintu diciptakan untuk dipasang di sawah. Tujuannya adalah untuk menghibur padi
yang baru ditanam hingga menjelang panen. Betapa hormatnya warga Baduy Dalam terhadap padi.
Bahkan, padi dihibur sejak masih menjadi benih. Keseluruhan ritual tentang padi terdapat pada ritual
yang bernama “Ngasek”.
“Ketika hendak memulai musim tanam, masyarakat Baduy Dalam melakukan ritual khusus.
Bahkan sebelumnya, sang pemimpin adat bertapa dan berpuasa antara 3 hingga 7 hari. Setelah sang
pemimpin selesai berdoa, benih yang akan ditanam dihibur dengan music angklung dan rangkaian
pantun. Mereka percaya bahwa hal itu merupakan permintaan Dewi Sri agar benih dapat tumbuh
menjadi padi yang baik dan tahan lama saat disimpan di lumbung padi khas Baduy.”
CALINTU : “Bambu itu masih utuh dari pangkal hingga ujungnya yang meruncing. Di setiap ruas, ada
lubang yang dibuat berukuran sama. Ketika angin berhembus ke arah bambu itu, terciptalah suara
ataupun nada indah”
1. TATA CARA
PENYUSUNAN RTR KSP
2. MUATAN RTR KSP
3. PENETAPAN
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
Sumber: Draf Pedoman Penyusunan RTR KSP
Keluaran Pertemuan hari ini
Dukungan prasarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan;
1. Sistem jaringan air bersih,
2. Sistem drainase kawasan,
3. Sistem jaringan energi,
4. Sistem pembuangan limbah,
5. Sistem persampahan,
6. Sistem jaringan telekomunikasi.
Dukungan sarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan terkait jasa wisata;
Penyediaan sarana dan prasarana di Lingkungan kawasan inti didasarkan pada kebutuhan dan nilai adat istiadat serta nilai-nilai
warisan budaya.
RENCANA POLA RUANG
Terkait kawasan penyangga memperhatikan RTRW terkait yang dapat direvisi
sesuai visi pengembangan kawasan warisan budaya dan sejarah.
Terkait kawasan inti, produk yang dihasilkan menjadi ketetapan langsung RDTR
pada wilayah terkait.
Indikasi sumber pembiayaan memuat perkiraan pendanaan yang dapat berasal dari:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
2. Pembiayaan masyarakat; dan/atau
3. Sumber lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Indikasi instansi pelaksana memuat instansi pemerintah daerah sebagai pelaksana program
pemanfaatan ruang.Adapun indikasi waktu pelaksanaan memuat tahapan pelaksanaan
program pemanfaatan ruang sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).
1. NILAI STRATEGIS
KSP
2. ISU STRATEGIS
KSP
3. DELINIASI KSP
Masyarakat adat adalah kelompok masyarakat yang memiliki asal-usul
leluhur secara turun-temurun di wilayah geografis tertentu, serta
memiliki sistem nilai, ideologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan
wilayahnya sendiri (Japhama,1993 sebagaimana dikutip Sangaji, 1999)3.
Secara sosiologis, masyarakat adat adalah masyarakat yang tergolong
sebagai persekutuan hidup yang didasarkan pada ikatan kekerabatan
turun-temurun (genealogis) dan/atau teritori yang didasarkan atas
kesepakatan-kesepakatan bersama karena memiliki asal usul leluhur
yang sama.
dari segi strukturnya, maka masyarakat adat digolongkan dalam
persekutuan hidup setempat yang bersifat tunggal, bertingkat maupun
berangkai-rangkai yang tersebar dalam bentangan wilayah Indonesia.
Persekutuan-persekutuan masyarakat adat adalah persekutuan-
persekutuan hukum masyarakat yang diatur oleh hukum adat.
Persekutuan tersebut merupakan persekutuan yang merdeka, berdaulat
dan otonom, contohnya Lembur di Sunda (Saleh, 2003).
Tipologi Kriteria Nilai strategis
Kawasan Wilayah dimana terdapat permukiman/komunitas adat • Sudah ada sejak < abad 16
Permukiman/ko tertentu dimana terdapat kelompok permukiman tradisionil sebelum runtuhnya kerajaan
munitas Adat yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau Sunda;
Tertentu mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya • Peraturan Presiden No. 50
√
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap Tahun 2011 tentang Rencana
mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan Induk Pembangunan
kebudayaan; Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010-2025
Merupakan kawasan yang ditetapkan dalam RTRW dan 1. PERDA No 2/2011, Tentang
√
mempunyai pengaruh sangat penting yang dalam RTRW Provinsi Banten 2030
perlindungan sejarah di wilayah provinsi.
Kriteria Penanganan Khusus : 1. PERDA No 32/2001, tentang
BAB II Hak Ulayat Masyarakat Baduy, Bag Pertama Perlindungan Atas Hak
√
Penetapan Wilayah Hak Ulayat, Psl 4 Segala peruntukkan Ulayat Masyarakat Baduy
lahan terhadap hak ulayat Masyarakat Baduy diserahkan
sepenuhnya kepada Masyarakat Baduy.
In 1931, during the Dutch rule, the Badui were saved from abandoning their present homeland by
Dr. Mulhenfeld, the director of the West Indies Department of the Interior, who refused to accept a
proposal to move them. Their slash and burn cultivation was seen as a threat to the forests of
Banten, endangering the water supply for irrigation in the lowlands. However, Dr. Mulhenfeld,
after visiting Kanekes, decided that a transfer would prove fatal to Badui culture. Today, in
independent Indonesia, the Badui continue to protect their cultural heritage, despite government
efforts to integrate them into the larger society through conversion to Islam.
Source: Cavanahg Brigitte, 1983,
Source: Tropenmuseum, Delegation of the Badui (also https://www.culturalsurvival.org/ourpublications/csq/article/the-badui-java-indonesia
known as Kanekes) people, 1920
Tipologi Kriteria Nilai strategis
Kawasa Wilayah dimana terdapat benda buatan manusia, bergerak atau tidak Sudah ada sejak tahun 1500,
n Cagar bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya masa kesultanan Demak.
Budaya/ atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) Sejak tahun 1995, Kota Kuno
√
Sejarah tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya Banten telah diusulkan ke
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai UNESCO untuk dijadikan salah
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan; satu Situs Warisan Dunia.
Wilayah dimana terdapat benda alam yang dianggap mempunyai nilai • Peraturan Presiden No. 50
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan; Tahun 2011 tentang Rencana
Induk Pembangunan
√
Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010-2025
• UU no. 11 tahun 2010 tentang
Cagar Budaya
Merupakan kawasan yang ditetapkan dalam RTRW dan mempunyai PERDA No 2/2011, Tentang
pengaruh sangat penting yang dalam perlindungan budaya/sejarah di RTRW Provinsi Banten 2030;
√
wilayah provinsi. Paragraf 4 Kawasan Suaka Alam,
Pelestarian Alam dan Cagar
Budaya Pasal 45, Ay 6 butir (b)
img_0102 img_0095
1. Belum optimalnya upaya pelestarian kebudayaan
daerah;
2. Belum optimalnya daya saing destinasi pariwisata
Belum optimalnya kesiapan destinasi untuk bersaing
dikarenakan masih lemahnya pengelolaan destinasi
pariwisata dan belum memadainya dukungan
transportasi dan infrastruktur.
3. Belum optimalnya kompetensi dan kapabilitas SDM
pariwisata;
4. Belum optimalnya sinergitas dan kemitraan;
5. Belum optimalnya pemanfaatan data dan informasi;
Sumber: Renstra Disparbud Provinsi Banten, 2012-2017
KSP
KSP
Isu Strategis Banten
Baduy
Lama
1. Belum optimalnya penataan ruang kawasan; √
9. Kurangnya jalur alternatif dan jalan lingkar luar dalam upaya antisipasi dan √
mengurangi kemacetan lalu lintas perkotaan;
KSP MASYARAKAT ADAT KSP BANTEN LAMA (KOTA
BADUY (KAB. LEBAK) SERANG)
Kawasan Inti : Seluas 5.137 Ha Kawasan Inti : Seluas Ha
(0,59% dari Luas Provinsi (…% dari luas Provinsi
Banten) Sumber RTRW
Provinsi Banten. Banten)
Kawasan Penyangga: Kawasan Penyangga:
Meliputi Kecamatan meliputi kecamatan
Leuwidamar; sebagian Kasemen, sebagian
wilayah kecamatan wilayah kecamatan
Bojongmanik; sebagian
wilayah kecamatan Cijaku; Taktakan.
dan sebagian wilayah
kecamatan Muncang.
Tahun 2014
No Kegiatan dan Pelaporan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Persiapan
1 Persiapan administrasi dan personil
2 Tinjauan kebijakan tentang RTR KSP
3 Penyusunan Metodologi dan Rencana Kerja
II Survey dan Pengumpulan Data serta Analisis
1 Pengumpulan data sekunder tentang kawasan Banten Lama dan Kawasan
Badui serta analisis perkembangan kawasan saat ini dikaitkan dengan
adanya drat Pedoman Penyusunan RTR KSP
III Perumusan Materi Pengendalian Pemanfaatan Ruang
1 Indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi
2 Arahan perizinan wilayah provinsi
3 Arahan insentif
4 Arahan sanksi
IV Pelaporan
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Antara
3 Draft Laporan Akhir
4 Laporan Akhir
Kontak :
: peniadiarti@yahoo.com; tiar.poerba@gmail.com
081310418551
0818836485