Fasilitas Pembakaran Sampah Intermediate Treatment Facility Sunter
Fasilitas Pembakaran Sampah Intermediate Treatment Facility Sunter
PEMBAKARAN
SAMPAH
Intermediate Treatment Facility
Sunter, Provinsi DKI Jakarta
Oleh: Fajri Fadhillah
ICEL
Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019 #7
INVENTARISASI
EMISI PROVINSI
DKIFASILITAS
JAKARTA
PEMBAKARAN
SAMPAH
Oleh: Annisa Erou dan Fajri Fadhillah
ICEL
FASILITAS PEMBAKARAN SAMPAH
Intermediate Treatment Facility Sunter, Provinsi DKI Jakarta
Sebelah Selatan
Taman BMW, Jalan
Danau Sunter Barat
(75 m)
Tahap Konstruksi
Jl. R.E. Martadinata, Jl. Sunter Permai Raya, dan Jl. Danau
Gangguan Lalu Lintas
Sunter Barat (radius 100 meter)
Tahap Operasi
Sekitar Lokasi ITF (radius 500 meter) dan Jl. Sunter Permai
Timbulan Kebauan
Raya
Sekitar Lokasi ITF (radius 500 meter) dan Jl. Sunter Permai
Peningkatan Getaran
Raya
Jl. R.E. Martadinata, Jl. Sunter Permai Raya, dan Jl. Danau
Gangguan Lalu Lintas
Sunter Barat
Tahap Konstruksi
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Terakhir, batas administratif dari ITF Sunter adalah Kelurahan Sunter Agung – Kecamatan Tanjung
Priok, Kelurahan Papanggo - Kecamatan Tanjung Priok, Kelurahan Ancol – Kecamatan Pademangan,
9
Kota Administrasi Provinsi Jakarta Utara. Dengan begitu, masyarakat yang kemungkinan terdampak
oleh kegiatan ITF Sunter adalah masyarakat yang tinggal dan/atau berkegiatan di area dengan batas
administratif sebagaimana disebutkan di atas.
4. Perizinan
PT. Jakpro sudah memiliki dokumen-dokumen perizinan yang berkaitan dengan
pembangunan ITF Sunter. PT. Jakpro sudah menerima penugasan dari Gubernur DKI
10
Jakarta untuk menyelenggarakan ITF Sunter. PT. Jakpro juga sudah memegang
11
persetujuan Izin Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa Tanah dan juga Ketetapan
12
Rencana Kota untuk pembangunan ITF Sunter. PT. Jakpro juga memiliki Surat Keputusan
13 14
Kelayakan Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan untuk pembangunan ITF Sunter berdasarkan
penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal Daerah Provinsi DKI Jakarta (KPA Provinsi DKI Jakarta).
Selain itu, ada juga perizinan yang sedang diurus oleh PT. Jakpro, yakni Izin Genset, Izin
Pengoperasian Genset, Izin Pembuangan Air Limbah, Izin Instalasi Pengolahan Air Limbah, Izin Tempat
Penyimpanan Sementara Limbah Berbahaya dan Beracun (TPS LB3), Gambar Perencanaan Arsitektur
15
(GPA), Izin PLB dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
2.200 4 – 10 J/Kg
ton/per hari
Total konsumsi
Kapasitas termal listrik internal
170 MWt ITF Sunter
4,950 MWe
Output listrik bruto Output listrik bruto
40 – 50 MWe 35 – 45 MWe
Kegiatan ITF Sunter, baik pada saat tahap konstruksi maupun tahap operasi, akan menimbulkan dampak
berupa gangguan lalu lintas. Mobilisasi dan demobilisasi material dan peralatan konstruksi merupakan
16
sumber gangguan lalu lintas pada tahap konstruksi ITF Sunter. Ada lima jalan yang terpengaruh oleh
kegiatan konstruksi ITF Sunter, yakni Jalan Sunter Permai Raya, Jalan R.E. Martadinata, Jalan Danau
Sunter Utara, Jalan Danau Sunter Barat dan Jalan Griya Utama. Andal ITF Sunter menyebutkan bahwa
Jalan Sunter Permai Raya akan berubah dari kondisi arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi
17
menjadi arus lalu lintas stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas . Lalu kondisi Jalan R.E.
18
Martadinata akan berubah dari cenderung arus lalu lintas mulai tidak stabil menjadi arus tidak stabil.
19
Proses gangguan lalu lintas akibat konstruksi ITF Sunter akan berlangsung selama 40 bulan.
Pada tahap operasi ITF Sunter, gangguan lalu lintas di Jalan Sunter Permai Raya dan Jalan R.E.
Martadinata memburuk. 25 truk pengangkut sampah akan masuk dan keluar area ITF Sunter setiap
20
jam selama 24 jam waktu operasi ITF Sunter. Dengan keadaan ini, Jalan Sunter Permai Raya akan
mengalami arus lalu lintas yang mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda dan volume
21
mendekati kapasitas. Kondisi arus lalu lintas di Jalan R.E. Martadinata akan cenderung terhambat,
kecepatan rendah, volume jalan melebihi kapasitas dan sering terjadi kemacetan pada waktu yang
22 23
cukup lama. Operasional ITF Sunter akan berlangsung kurang lebih selama 25 tahun.
Berkaitan dengan lalu lintas, terdapat juga kemungkinan terjadinya dampak negatif dari pengangkutan
limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) dari lokasi ITF Sunter keluar ITF Sunter. Tentang ini
akan dibahas pada bagian mengenai pengelolaan limbah B3 pada huruf f.
b) Kebisingan
Kegiatan konstruksi dan operasi ITF Sunter akan meningkatkan tingkat kebisingan di sekitar lokasi ITF
Sunter. Tanpa adanya konstruksi dan operasi ITF Sunter pun, empat dari tujuh titik di sekitar ITF Sunter
24
sudah melampaui baku mutu kebisingan, seperti terlihat pada tabel di alaman berikut:
Lalu, Andal ITF Sunter menghitung peningkatan kebisingan baik pada saat konstruksi dan operasi ITF
Sunter. Hasilnya dari tujuh lokasi dalam tabel tersebut, hanya satu lokasi saja yang kebisingannya masih
25
di bawah baku mutu, yankni area rekreasi di timur ITF Sunter. Penyusun Amdal ITF Sunter memberikan
catatan bahwa kontribusi tinggi dari periode puncak konstruksi dan operasi ITF Sunter terjadi di area
26
tapak ITF dan area Taman BMW. Dalam kedua area tersebut, peningkatan kebisingan sudah melebihi 3
27
dB(A), di mana dianggap signifikan karena akan disadari oleh reseptor yang berada di lokasi tersebut.
Andal ITF Sunter menginformasikan bahwa kualitas udara di area sekitar rencana pembangunan ITF
Sunter masih berada di bawah Baku Mutu Udara Ambien (BMUA) menurut SK Gubernur Provinsi DKI
Jakarta No. 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan (SK
Gubernur DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001).28 Apabila ITF Sunter mulai beroperasi, Andal memprakirakan
bahwa kualitas udara untuk parameter SO2, NOx, Total Partikulat, CO, dan Dioksin dan Furan (DnF) akan
menurun, akan tetapi masih berada di bawah baku mutu yang diatur dalam SK Gubernur DKI Jakarta No.
551 Tahun 2001. Perbandingan antara kualitas udara sebelum ITF Sunter beroperasi (rona awal) dengan
kualitas udara ketika ITF beroperasi dapat dilihat pada lampiran 1 di bagian akhir lembar informasi ini.
Namun, perlu digarisbawahi pula bahwa Andal ITF Sunter tidak mencantumkan informasi kualitas udara
jangka panjang dalam bentuk rata-rata tahunan. Informasi rona awal dari parameter dioksin dan furan
juga tidak tersedia. Selain itu, dari 8 (delapan) parameter yang didata pada rona awal, prakiraan dampak
hanya dilakukan terhadap 5 (lima) parameter.
Selain pada tahap operasi, dampak penurunan kualitas udara akan terjadi pada tahap konstruksi
ITF Sunter. Kegiatan pembangunan bangunan utama, pemasangan peralatan ITF Sunter beserta
mobilisasi dan demobilisasi material dan peralatan merupakan sumber kegiatan konstruksi yang
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara.29 Puncak tahap konstruksi ITF Sunter diperkirakan
akan terjadi pada Juni 2019 sampai dengan Mei 2020.30 Dari kegiatan konstruksi tersebut, Andal ITF
Sunter memperkirakan konsentrasi NOx di empat titik akan melampaui BMUA menurut SK Gubernur DKI
Jakarta No. 551 Tahun 2001.31
d) Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas udara. Andal ITF Sunter
menyebutkan beberapa jenis penyakit yang diperkirakan akan timbul akibat operasi ITF Sunter.32
Penyakit-penyakit tersebut mencakup:
• Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA);
• Kanker;
• Pembengkakan paru (edema pulmonari); dan
• Asma.
Tetapi, Andal ITF Sunter memperkirakan peningkatan jumlah penyakit-penyakit tersebut hanya
sebagian-sebagian saja. Andal ITF Sunter hanya memperkirakan peningkatan timbulan penyakit
kanker. Dari empat penyakit tersebut, hanya ISPA saja yang tersedia jumlahnya sebagai data rona awal.
Tabel berikut ini menunjukan data rona awal dan peningkatan jumlah keempat penyakit tersebut akibat
operasi ITF Sunter:
Prakiraan
Penyakit Rona Awal Pengaruh Keterangan
Dampak
Penyakit
ISPA 765 Tidak
terbanyak
diperkirakan
dari 10
penyakit
utama di Kec.
Tanjung Priok
Selain empat penyakit di atas, sebenarnya terdapat juga penyakit-penyakit lainnya yang
berhubungan dengan emisi dari kegiatan ITF Sunter, seperti penyakit bronchitis, pneumonia dan
penyakit kardiovaskular. Namun data awal dan perkiraan peningkatan penyakit-penyakit tersebut tidak
tertera dalam Andal ITF Sunter.
e) Pengelolaan Limbah B3
Pada aspek dampak pengelolaan limbah B3, terdapat beberapa jenis limbah B3 yang timbul dari operasi
ITF Sunter, yakni APC residue, slag, sludge dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), oli bekas, dan
33
drum atau tong sisa tempat penampungan oli bekas dan kemasan bahan kimia. Berikut ini jumlah
34
timbulan limbah B3 dari masing-masing jenis tersebut:
Untuk oli bekas, kemasan oli, dan kemasan bahan kimia, ITF Sunter akan menggunakan Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 sebelum diangkut keluar oleh pihak ketiga. Slag akan
3
didinginkan dan dipindakan ke slag pit dengan kapasitas 2000 m . Slag tersebut akan diuji Toxicity
Characteristic Leaching Procedure (TCLP) untuk menentukan apakah slag dapat dimanfaatkan untuk
material konstruksi. Jika tidak lolos uji tes, slag akan distabilisasi dan dibawa ke TPA khusus limbah
B3. APC residue akan dipisahkan dari gas buang dan akan dipindahkan ke tempat penampungan khusus
3
berkapasitas 2 x 260 m , yakni APC residue silo.
Pemrakarsa ITF Sunter akan mengangkut keluar seluruh jenis limbah B3 yang dihasilkan oleh ITF
35
Sunter. Pengangkutan limbah B3 tersebut akan melalui akses utama kelua masuk ITF Sunter yang
meliputi ruas Jalan Sunter Permai Raya; ruas Jalan Danau Sunter Barat; simpang Jalan Sunter Permai
Raya – Jalan Danau Sunter Barat hingga masuk ke kompleks ITF Sunter (seluruhnya dari arah selatan);
36
ruas Jalan R.E. Martadinata bagian selatan. Kegiatan pengangkutan limbah B3 keluar ITF Sunter ini
juga memiliki potensi dampak negatif bagi masyarakat yang berkegiatan di area jalan-jalan tersebut.
Bagaimana pengangkutan limbah B3 tersebut dilakukan tidak tercantum dalam Andal ITF Sunter.
Pada aspek kualitas air, operasi ITF Sunter akan menimbulkan air limbah domestik dan air lindi dengan
3 37
total 140 m per hari. Semua air limbah akan dikumpulkan dalam water reuse tank dan diolah lebih
lanjut dalam IPAL. Air limbah akan dibuang ke Kali Sentiong/Sunter I setelah diolah.
Andal ITF Sunter menyebutkan bahwa kualitas Kali Sentiong/Sunter I sudah melebihi baku mutu untuk
sembilan parameter. Sembilan parameter tersebut adalah Daya Hantar Listrik (DHL), Zat Padat Terlarut
(TDS), Kromium, Valensi 6 (CR 6+), Fosfat Terlarut, COD, BOD (5 hari 20oC), Surfaktan Anionik (MBAS)
dan minyak dan lemak total coliform. Meskipun faktanya seperti itu, penyusun Amdal ITF Sunter hanya
memperkirakan peningkatan pencemaran air untuk COD, BOD dan TSS. Dalam keadaan buangan air
limbah ITF Sunter berada di bawah baku mutu air limbah pun, kualitas air Kali Sentiong akan melampaui
baku mutu air permukaan, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
Baku Mutu
Air Limbah Kali Sentiong
Parameter Percampuran Air Limbah Air Permukaan
(mg/l) (mg/l)
(mg/l) (mg/l)
LAMPIRAN
Lampiran I. Tabel Perbandingan Kualitas Udara Sebelum (Rona Awal) dan Ketika ITF
Sunter Beroperasi (Rona Akhir)
Catatan Akhir
1
Kerangka Acuan Andal (KA-Andal) Amdal Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter Kapasitas 2.200 Ton/Hari dan
Fasilitas Pendukungnya, hal. 1-3.
2
Ibid., hal. 2-1 sampai 2-2.
3
Ibid., hal. 2-2.
4
Ibid.
5
Kerangka Acuan Andal (KA-Andal) Amdal Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter Kapasitas 2.200 Ton/Hari
dan Fasilitas Pendukungnya, hal. 2-176.
6
Ibid., hal. 2-176 sampai 2-177.
7
Ibid.
8
Ibid., hal. 2-177 sampai 2-178.
9
Ibid.
10
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 33 Tahun 2018 tentang Penugasan Lanjutan kepada Perseroan Terbatas Jakarta
Propertindo dalam Penyelenggaraan Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/Intermediate Treatment Facility.
11
Nota Dinas dari Badan Pengelola Aset Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta No. 1703/-076.11 tanggal 12 April 2018 perihal
Laporan Persetujuan Izin Pemanfaatan Barang Milik Daerah Berupa Tanah Terletak di Jalan Sunter Permai Raya/Jalan RE Marta-
dinata, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara Untuk Pembangunan Intermediate
Treatment Facility (ITF/pengolahan sampah di dalam kota) oleh PT. Jakarta Propertindo.
12
Ketetapan Rencana Kota No. 216/C.23a/31/-1.711.53/2018/U yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2018.
13
Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta Nomor 43/K.1c/31/-
1.774.15/2018 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF
Sunter dan Fasilitas Pendukungnya Kapasitas 2.200 Ton/Hari, di Jalan Sunter Permai Raya Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan
Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara oleh Pemerintah Republik Indonesia cq Pemerintah Provinsi DKI Jakarta cq PT.
Jakarta Propertindo, ditanda tangani oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI
Jakarta, tanggal 19 Desember 2018.
14
Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta Nomor 46/K.1a/31/-
1.774.15.2018 tentang Izin Lingkungan Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter dan Fasilitas
Pendukungnya Kapasitas 2.200 Ton/Hari, di Jalan Sunter Permai Raya Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Kota
Administrasi Jakarta Utara oleh Pemerintah Republik Indonesia cq Pemerintah Provinsi DKI Jakarta cq PT. Jakarta Propertindo,
tanggal 19 Desember 2018.
15
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal), Amdal Fasilitas Pengelolaan Sampah di dalam Kota/ITF Sunter Kapasitas 2.200
Ton/Hari dan Fasilitas Pendukungnya, hal. 1-18.
16
Ibid., hal. 3-9.
17
Ibid., hal. 3-13.
18
Ibid.
19
Ibid., hal. 3-14.
20
Ibid., hal. 3-81.
21
Ibid., hal. 3-82
22
Ibid.
23
Ibid., hal. 1-3.
24
Ibid., hal. 2-14.
25
Ibid., hal. 3-30 dan hal. 3-63.
26
Ibid., hal. 3-29 dan hal. 3-62.
27
Ibid.
28
Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan pengukuran kualitas udara ambien (data primer) pada enam lokasi di sekitar
rencana pembangunan ITF Sunter pada tanggal 10 – 13 Oktober 2018. Delapan parameter pencemar udara yang diukur, yakni
Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Oksidan (O3), Karbon Monoksida (CO), Debu (TSP), Timbal (Pb), Partikel < 10 μm
(PM10), Partikel < 2,5 μm (PM2.5). Lih: Ibid., hal. 2-11 sampai 2-12.
29
Ibid., hal. 3-16.
30
Ibid.
31
Ibid., hal. 3-17.
32
Ibid., hal. 3-78.
33
Ibid., hal. 3-74.
34
Ibid., hal. 3-74 sampai 3-75.
35
Ibid., hal. 1-100.
36
Ibid.
37
Ibid.,