Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

“KEKURANGAN VOLUME CAIRAN”

A. Definisi
Kekurangan volume cairan adalah suatu keadaan dimana di dalam tubuh terjadi
penurunan cairan intravaskuler dan interstisial.
Cairan tubuh terdistribusi dalam dua kompartemen, yaitu cairan ekstrasel (CES) dan
cairan intrasel (CIS). Cairan ekstrasel terdiri dari cairan intersisial dan cairan
intravaskuler. Lima belas persen berat tubuh merupakan cairan interstitial. Cairan
intravaskuler terdiri dari plasma, bagian cairan limfe, yang mengandung air yang tidak
berwarna dan darah. Plasma menyusun 5% berat tubuh. Cairan intrasel merupakan cairan
dalam membrane sel yang membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel
memiliki banyak solute(zat terlarut) yang sama dengan cairan yang berada di ruang
ekstrasel. Namun proporsi substansi-substansi tersebut berbeda (Potter&Perry, 2006).

B. Fungsi dan Tujuan


Tujuan dari manajemen cairan adalah menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif
konstan dan komposisinya tetap stabil yang sangat penting untuk homeostatis. Sistem
pengaturan mempertahankan konstannya cairan tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit
dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.

C. Fisiologi Volume Cairan


Tubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan
agar dalam kondisi yang setimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam proses
mekanisme ini.
Normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr, namun bila dirata-ratakan,
kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid 1500 cc,
daro makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400 cc/hari. Sedangkan
untuk pengaturan keseimbangan cairan tubuh terdapat mekanisme pembuangan cairan
tubuh yang melibatkan berbagai organ. Organ tersebut adalah melalui kulit 300-400 cc
berupa keringat dan penguapan namun tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari paru-
paru 300-400 cc berupa uap air dari ekspirasi. Dari GIT sekitar 200 cc/hari
dan akan meningkat pada kasus diare. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal,
sekitar 1200-1500 cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstraseluler, maka akan terjadi
beberapa mekanisme :
 Diproduksi ADH (anti diuretic hormone) yang berfungsi untuk mereabsorpsi air
 Aldosteron diproduksi oleh corteks adrenal, berfungsi untuk mereabsorpsi Na yang
berefek pada peningkatan air di ekstraseluler
 Renin yang dilepaskan sel jukstaglomerural ginjal, berfungsi untuk vasokontriksi
dan sekresi aldosteron.

Kebutuhan cairan tubuh menurut BB :

CAIRAN
NO Umur BB (KG) (ML/24 JAM)
1 3 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun (adult) 54 2200-2700

Proses Perpindahan Cairan Tubuh
a) Difusi
Perpindahan partikel melewati membran permeabel dan sehingga kedua
kompartemen larutan atau gas menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi
karena ion yang berbeda muatan dapat tarik menarik. Kecepatan difusi (perpindahan
yang terus menerus dari molekul dalam suatu larutan atau gas) dipengaruhi oleh :
 Ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar)
 Konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah)
 Temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi)
b) Osmosis
Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih
tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu
membran permeabel yang selektif. Proses osmosis (perpindahan pelarut dari yang
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi), dipengaruhi oleh pergerakan air dan semi
permeabilitas membran.
c) Transport Aktif
Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien
elektrokimia dari area berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi yang lebih tinggi.
Pada proses ini memerlukan molekul ATPuntuk melintasi membran sel.
d) Tekanan Hidrostatik
Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding pembuluh darah.
Tekanan hidrostatik berada diantara arteri dan vena (kapiler) sehingga larutan
berpindah dari kapiler ke intertisial. Tekanan hidrostatik ditentukan oleh kekuatan
pompa jantung, kecepatan aliran darah, tekanan darah arteri, tekanan darah vena.

e) filtrasi
Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri dan kapiler yang lebih
tinggi dari ruang intertisial. Perpindahan cairan melewati membran permeabel dari
tempat yang tinggi tekanan hidrostatiknya ke tempat yang lebih rendah tekanan
hidrostatiknya.
f) Tekanan Osmotik Koloid
Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang tidak bisa berdifusi)
dalam plasma. Tekanan osmotik koloid menyebabkan perpindahan cairan antara
intravaskuler dan intertisial melewati lapisan semipermeabel. Hal ini karena protein
dalam intravaskuler 16x lebih besar dari cairan intertisial, cairan masuk ke capiler
atau kompartemen pembuluh darah bila pompa jantung efektif.

D. Jenis-jenis
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan
suspensi sel didalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang
memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi
fluida ekstraselular, termasukplasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh dapat
ditemukan pada spasi jaringan (bahasa Inggris: tissue space, interstitial space).
Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan
pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui air seni.
Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya dehidrasi.
Contoh cairan tubuh adalah : darah dan plasma darah, sitosol, cairan serebrospinal, cairan
limfa, cairan pleura, dan cairan amnion. Cairan tubuh dibagi dalam :
1) Cairan intraseluler, yaitu cairan yang terdapat dalam sel-sel seluruh tubuh. Sekitar
40% berat badan kita merupakan air yang terdapat di dalam sel.
2) Cairan ekstraseluler, yaitu cairan yang terdapat di luar sel tubuh, jumlahnya
sekitar 20% berat badan, yang terbagi pula dalam :
 Cairan intristisial atau cairan antar sel, yang berada diantara sel-sel.
 Cairan intra vaskuler, yang berada dalam pembuluh darah, berupa air dalam
plasma darah.
3) Cairan transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, seperti cairan otak
(likuor serebrospinal), bola mata, sendi, dll

E. Cara Mengatasi Kekurangan Cairan


1) Minum air putih secukupnya (tidak boleh terlalu berlebihan)
Minum air putih dengan cara berlebihan atau lebih dari jumlah yang dibutuhkan
tubuh maka justru akan menyebabkan cairan elektrolit dalam tubuh akan berkurang.
Maka jangan minum air putih lebih dari 800 ml air per jam. Karena jika terlalu
berlebihan dalam minum air putih cairan elektrolit akan semakin banyak yang ikut
keluar dari tubuh melalui urine, karena semakin banyak minum akan semakin sering
buang air kecil sehingga semakin banyak cairan elektrolit tubuh yang terbuang
bersama urine.
2) Makan buah dan sayur
Buah dan sayur mengandung banyak sodium yang baik untuk meningkatkan
cairan elektrolit dalam tubuh. secangkir juz sayuran mengandung sodium sebanyak
500 mg. Sayuran yang mengandung banyak sodium seperti wortel seledri, cardon
(sayuran Italia), ubi jalar, bayam. Sedangkan buah-buahan yang mengandung banyak
sodium yaitu seperti apel, jambu biji, serta markisa.
3) Mengkonsumsi minuman isotonik
Minuman isotonik sudah banyak diproduksi oleh berbagai perusahan dan untuk
mendapatkannya maka sanagt mudah karean sekarang sudah banyak merk produk
minuman isotonik. Minuman isotonik ini terkenal ampuh untuk mengganti cairan
isotonik yang hilang didalam tubuh. dalam memilih minuman isotonik kita harus
berhati-hati karena banyak juga minuma isotonik yang mengandung bahan kimia
berbahaya. Pilihlah minuman isotonik yang tidak banyak mengandung bahan kimia
sehingga cairan elektrolit tubuh bisa terpenuhi serta tubuh terhindar dari efek negatif
bahan kimia.
4) Mengkonsumsi air kelapa
Jika anda ingin mengganti cairan elektrolit tubuh yang hilang maka minuman
yang tepat dan alami yaitu air kelapa. Selain itu air kelapa tidak mengandung bahan
kimia yang dapat membahayakan kesehatan tubuh sehingga aman untuk dikonsumsi.
Air kelapa selain bermanfaat untuk menggantikan cairan elektrolit tubuh yang hilang
juga mempunyai banyak manfaat untuk tubuh kita seperti menghilangkan racun-racun
yang ada dalam tubuh kita akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan kemasan,
sehingga tubuh kita akan bersih dari racun-racun tersebut.

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi


a) Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b) Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas
dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c) Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
d) Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e) Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh misalnya : 
 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator 
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya secara mandiri.
f) Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g) Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h) Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.

DAFTAR PUSTAKA
DeLaune. Sue C., (2002), Fundamental of Nursing Standar &Practice, Louisiana
USA, Delmar
Guyton, (2005), Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai