Anda di halaman 1dari 57

PEDOMAN MANUAL MUTU

PUSKESMAS MANDIANGIN
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yang berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga
dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk memenuhi fungsinya maka Puskesmas mempunyai kegiatan/ Upaya kesehatan
wajib yang terdiri dari upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB), upaya
Promosi Kesehatan, upaya Kesehatan Lingkungan, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya Pengobatan Dasar. Selain itu,
Puskesmas Mandiangin juga mempunyai kegiatan/ upaya kesehatan pengembangan yang
meliputi upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan gigi dan
mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, Upaya
Kesehatan Remaja serta sarana penunjang Laboratorium.
Dalam usaha mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, maka pembangunan
kesehatan terutama di tingkat yang paling dasar yaitu tingkat puskesmas perlu lebih
diperhatikan dan ditingkatkan. Hal ini didukung dengan adanya pelayanan – pelayanan
ditingkat desa yaitu dengan adanya Poskesdes, Puskesling dan Puskesmas Pembantu serta
penyebaran tenaga di tingkat Desa dengan menempatkan Bidan di Desa.
I. Profil Organisasi
I.1 Struktur organisasi (terlampir )
I.2 Visi dan Misi
I.2.1 Visi
Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri.

I.2.2 Misi
Dalam mewujudkan Visi tersebut diatas Puskesmas Mandiangin mempunyai misi yaitu :

a. Memberikan pelayanan yang bermutu dan paripurna bagi seluruh lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan profesionalisme, sumber daya manusia dalam pelayanan yang
berkelanjutan.
c. Mengembangkan dan membina keadaan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat.
d. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga agar hidup berPHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) dijadikan sebagai kebutuhan hidup sehari-hari.
I.3 Budaya Organisasi
1.3.1 Budaya Kerja Puskesmas Mandiangin
Terdapat budaya kerja 5 S + 1 T ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun ), 5 R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan rajin) dan 5 AS ( Kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas,
kerja puas dan kerja ikhlas )
1.3.2 Tata Nilai
Tata nilai yang dianut di Puskesmas Mandiangin adalah “PRIMA”
a. Profesional
b. Responsif
c. Inisiatif dan Inovatif
d. Malu
e. Akuntabel
1.3.3 Motto Puskesmas Mandiangin
Motto Puskesmas Mandiangin yaitu “PRIMA”
a. Peduli
b. Ramah
c. Ikhlas
d. Merata
e. Ikhlas
2. Kebijakan Mutu
a. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab pelayanan klinis dan penanggung
jawab Upaya Puskesmas wajib berpartisipasi dalam program mutu mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
b. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu yang
diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
c. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Mandiangin dengan
pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu
d. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
1. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
2. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
3. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
4. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien
5. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja Upaya Puskesmas,
dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome, dan
indikator-indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu
7. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan Upaya Puskesmas
8. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
9. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien
10. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu puskesmas
11. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
12. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu
e. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
1. konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas
2. memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
3. menggunakan pedoman penyelenggaraan Upaya Puskesmas, pedoman praktik
klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan
4. sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
5. mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
6. dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
7. dibangun berbasis praktik klinik yang baik,
8. menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
9. dan mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
f. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
g. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu kepada Kepala
Puskesmas tiap tribulan.
3. Proses Pelayanan
Kegiatan operasional dan interaksi fungsi- fungsi dalam menjalankan kegiatannya
dipetakan sebagaiman tampak dalam alur pelayanan di puskesmas (terlampir).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam menyusun Pedoman
Manual Mutu Puskesmas berdasarkan fungsi dan azas penyelenggaraannya.
2. Tujuan Khusus
a) Tersusunnya Pedoman Manual Mutu Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam
upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat.
b) Tersusunnya Pedoman Manual Mutu setelah diterimanya alokasi sumber dana
untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.
c) Terlaksananya Akreditasi Puskesmas Mandiangin pada tahun 2017.

C. LANDASAN HUKUM
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Mandiangin Thaun 2017 disusun berdasarkan
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah ;
6. PerMenKes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
7. Kep.Menkes RI Nomor: 828/ Menkes/ SK/ IX/ 2008 tentang Standart
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota;
8. Kep.Menkes RI Nomor: 374/ Menkes/ SK/ V/ 2009 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
D. LANDASAN PENYELENGGARAN PELAYANAN KESEHATAN
Dasar pelaksanaan pembangunan kesehatan adalah :
1. Perikemanusiaan
Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang
dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja obyek namun
sekaligus pula subyek kegiatan, proyek, program kesehatan. Segenap
komponen bangsa bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat, beserta lingkungannya setiap
kegiatan program kesehatan harus mampu membangkitkan peran serta individu,
keluarga, dan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap individu,
keluarga, dan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri.
Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga, masyarakat melalui kegiatan
program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil keputusan yang tepat ketika
membutuhkan pelayanan kesehatan.Warga masyarakat harus mau bahu membahu
menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau
fasilitas kesehatan yang sesuai kebutuhan dalam waktu sesingkat mungkin. Di lain
pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada perlu terus diberdayakan agar mampu
memberikan pertolongan kesehatanyang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan
norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.
3. Adil dan Merata
Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan yang
sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sehingga dapat
mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Kesempatan untukb
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu tidak
boleh memandang perbedaan RAS, golongan, agama, suku dan status social
ekonomi seorang individu, keluarga atau sekelompok masyarakat.
Pembangunan kesehatan yang cenderung urban – based harus terus
diimbangi dengan upaya – upaya pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat
luar gedung maupun yang bersifat satelit pelayanan.
Dengan demikian, pembangunan kesehatan dapat menjangkau kantong-
kantong penduduk risiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit
dan kematian. Kelompok – kelompok penduduk inilah yang sesungguhnya lebih
membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan
membayar mereka jauh lebih kecil/ sedikit.
4. Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan/atau
kesehatan dalam kegiatan, proyek dan program kesehatan harus mengutamakan
peningkatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek, dan program kesehatan
diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek, dan program kesehatan
diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuaidengan standar profesi dan
peraturan perundang – undangan yang berlaku serta mempertimbangkan dengan
sungguh – sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik daerah setempat.

E. SISTEMATIKA
Sistematika penulisan dokumen Pedoman Manual Mutu Puskesmas Mandiangin (PTP)
Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
Memuat latar belakang dan tujuan dari penyusunan Pedoman Manual Mutu Puskesmas
Mandiangin (PTP) Tahun 2017 dan visi, misi dan budaya kerja puskesmas. Disamping itu
juga diuraikan tentang landasan hukum dan Landasan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
kewenangan yang digunakan untuk menjamin upaya pencapaian tujuan program
pembangunan kesehatan di Puskesmas Mandiangin tahun 2017 serta sistematika penulisan
dokumen dan kebijakan mutu.
BAB II. Gambaran Umum.
Memuat analisa situasi, uraian ringkas tentang perkembangan program/ kegiatan yang
terjadi pada saat ini mulai dari keadaan geografis, kependudukan dan capaian SPM (Standart
Pelayanan Minimal) di bidang Kesehatan.
BAB III. Sistem Manajemen Mutu & Sistem Penyelenggaran Penyelenggaraan
Pelayanan
Memuat tentang persyaratan umum dan penerapan Sistem Manajemen mutu dan sistem
penyelenggaraan Puskesmas Mandiangin.
BAB IV. Tanggung Jawab Manajemen
Memuat tentang Komitmen Manajemen untuk pengembangan dan penerapan sistem
manajemen mutu di Puskesmas.
BAB V. Tinjauan Manajemen
BAB VI. Manajemen Sumber Daya
BAB VII. Penyelenggaraan Pelayanan
BAB VIII. Kondisi Yang Diharapkan
Kondisi yang diharapkan adalah semua program yang sudah tercantum dalam PTP
Puskesmas dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien berdaya guna bagi kepentingan
masyarakat.
BAB IX. Rencana Usulan Kegiatan
Rencana Usulan Kegiatan yang diajukan oleh Program sudah melalui Loka Karyamini
Puskesmas dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat anggaran dan tepat guna/ manfaat bagi
kemakmuran masyarakat.
BAB X. Penutup

BAB III
Sistem Manajemen Mutu & Sistem Penyelenggaran Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan umum
Pedoman ini berisi persyaratan umum dalam penerapan system manajemen mutu pusat
kesehatan masyarakat (puskesmas)
1. Kepala puskesmas
1) Menetapkan sisttem manajemen mutu puskesmas.
2) Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis untuk
pelaksanaan system kinerja setiap proses yang ada di dalam proses bisnis
3) Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan dan
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses.
2. Ketua tim mutu puskesmas,
1) Menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu puskesmas.
2) Memastikan bahwa persyaratan umum dalam pelaksaan system manajemen
mutu puskesmas dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan,
3. Koordinator pelayanan klinis, administrasi manajemen/Ka. TU dan Koordinator
upaya puskesmas :
1) Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan system yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
2) Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses yang terkait
dengan unit masing-masing.
3) Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta melakukan
perbaikan terus menerus.
4. Kebijakan
Sistim mutu puskesmas merupakan penjabaran, penerapan kebijakan pemerintah
tentang palayanan kesehatan pada masyarakat yang di dasarkan atas peraturan
pemerintah, peraturan daerah dan perundang-undangan sebagai berikut :
1) Keputusan kementri kesehatan Republik Indonesia,
2) Surat keputusan bupati,
3) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul,
5. Puskesmas menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan
memperbaiki secara berkesinambungan system manajemen mutu puskesmas,
1) Mengidentifikasi prosesw yang diperlukan untuk system manajemen mutu dan
aplikasinya,
2) Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut di dalam proses bisnis.
3) Menetapkan criteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa
baik operasi maupun pengendalian proses-proses berjalan efektif.
4) Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang di perlukan untuk
mendung operasi dan pemantauan proses pelayanan dan hasilnya.
5) Memantau, mengukur dan menganalisa proses-proses dan hasilnya.
6) Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan
yang direncanakan serta perbaikan berkesinambungan.
7) Menerapkan seluruh persyaratan sistim manajemen mutu puskesmas.
6. Dokumen terkait
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi akreditasi
puskesmas.
B. Pengendalian dokumen
Pedoman ini menjelaskan persyaratan dokumentasi dan pengendaliannya di dalam
penerapan sistim manajemen mutu puskesmas
Tanggung Jawab:
1. Kepala puskesmas
a. Menetapkan pernyataan kebijakan mutu dan sasaran mutu kinerja,
b. Mengesahkan pedoman dan standar prosedur operasi mutu,
2. Ketua tim mutu.
a. Menetapkan, menerapkan dan memeliharastandar prosedur operasional (SPO)
pengendalian dokumen dan SPO pengendalian catatan.
b. Memastikan efektifitas pengendalian system manajemen mutu sesuai persyaratan
akreditasi puskesmas.
3. Koordinator pelayanan klinis/yanis, Administrasi Manajemen/Ka.TU dan penanggung
jawab upaya puskesmas
a. Menyusun dan mengendalikan SPO dan dokumen lain yang berkaitan dengan
aktivitas yang berada di bawah tanggung jawabnya, termasuk aktifitas perubahanya.
b. Memelihara catatan mutu klinis maupun mutu upaya puskesmas.
4. Kebijakan
a. Menetapkan, memelihara dan mengendalikan semua dokumen yang di persyaratan
oleh akreditasi puskesmas,

b. Struktur dokumentasi system manajemen mutu puskesmas :


 Tingkat 1 pedoman mutu
Dokumen yang menguraikan tujuan, sasaran dan kebijakan yang memenuhi
persyaratan akreditasi puskesmas,
 Tingkat 2 prosedur mutu
Dokumen yang menguraikan aktivitas puskesmas dan koordinasi di dalam
pelaksanaan kebijakan sebagaimana di tetapkan dalam pedoman mutu.
 Tingkat 3 referensi kerja
Dokumen yang menjelaskan petunjuk pelaksanaan aktivitas dan acuan kerja.
termasuk dalam tingkat tiga ini adlah catatan mutu sebagai bukti pelaksanaan
aktivitas seperti : standar prosedur operasional (SPO), Form dan dokumen
pendukung.
 Menetapkan mengendalikan dokumen yang diperlukan untuk identifikasi,
penerbitan, pendistribusian, peninjauan, perubahan, dan pemusnahan.
 Menetapkan mengendalikan catatan mutu dan pemusnahan catatan mutu.
5. SOP, Pengendalian Dokumen dan catatan mutu.
C. Pengendalian Rekaman
Pedoman ini menjelaskan persyaratan dokumentasi dan pengendalian rekaman di
dalam penerapan system manajmen mutu puskesmas
Tanggungjawab
1. Kepala Puskesmas
a. Menetapkan pernyataan kebijakan mutu dan sasaran mutu kinerja,
b. Mengesahkan pedoman dan Standar Prosedur Operasian Mutu,
2. Ketua Tim Mutu.
a. Menetapkan, menerapkan dan memelihara Standar Prosedur Operasional (SPO)
pengendalian rekaman
b. Memastikan efektivitas pengendaian system manajemen mutu sesuai persyaran
aktreditasi puskesmas,
3. Koordinator pelayanan klinis/yanis, administrasi manajemen/Ka.TU dan
penanggungjawab upaya puskesmas
a. Menyusun dan mengendalikan SPO dan dokumen lain yang berkaitan dengan aktifitas
yang berada di bawah tanggung jawabnya, termasuk aktifitas perubahan.
b. Memelihara rekman mutu klinis maupun mutu upaya puskesmas.
4. Kebijakan
a. Menetapkan, memelihara dan mengendalikan semua dokumen yang dipersyaratkan
oleh akreditasi puskesmas,
b. Struktur Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu Puskesmas :
 Tingkat 1 Pedoman Mutu
Dokumen yang menguraikan tujuan, sasaran dan kebijakan yang memenuhi
Persyaratan Akreditasi Puskesmas.
 Tingkat 2 Prosedur Mutu
Dokumen yang menguraikan aktivitas Puskesmas dan koordinasi di dalam
pelaksanaan kebijakan sebagaimana ditetapkan dalam pedoman mutu.
 Tingkat 3 Referensi Kerja
Dokumen yang menjelaskan petunjuk pelaksaan aktivitas dan acuan kerja,
termasuk dalam tingkat tiga ini adalah catatan mutu sebagai bukti pelaksanaan
aktivitas seperti : Standar Prosedur Operasional (SOP), Form dan Dokumen
pendukung.
 Menetapkan mengendalikan rekaman yang diperlukan untuk identifikasi,
penerbitan, pendistribusian, peninjauan, perubahan dan pemusnahan.
 Menetapkan mengendalikan catatan mutu untuk penyimpanan, perlindungan,
pengambilan masa simpan dan pemusnahan catatan mutu.
5. Dokumen Terkait
SPO. Pengendalian Rekaman dan Catatan Mutu.

BAB IV
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
Pedoman ini menjelaskan komitmen manajemen untuk pengembangan dan penerapan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
Tanggung jawab
a. Kepala Puskesmas
1) Menetapkan pernyataan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja,
2) Mengadakan Tinjauan Manajemen secara berkala,
3) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu,
4) Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan di
dalam Sistem Manajemen Mutu puskesmas.
b. Ketua Tim Mutu
Memastikan Kebijakan dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas dipahami oleh
karyawan.
c. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan Koordinator
Upaya Puskesmas Mensosialisasikan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja
kepada karyawan terkait. Baik lintas program maupun lintas sektoral.
d. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan
dan peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
dan terus menerus memperbaiki keefektifannya.
2) Mengkomunikasikan kepada seluruh Kepala Unit kerja terkait dan seluruh
karyawan tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan
persyaratan lain.
3) Menetapkan kebijakan Mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu kinerja
dipenuhi.
4) Memimpin tinjauan manajemen yang dilaksanakan dengan Rapat Tinjauan
Manajemen dan minimal dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
5) Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber daya
manusia, perlatan kesehatan dan pengobatan, obat-obatan, dan infrastruktur.

e. Dokumen Terkait
1) Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas.
2) SPO Rapat Tinjauan Manajemen.
B. Fokus pada sasaran/ pasien
Pelayanan Puskesmas harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan dari sasaran/
pasien sehingga perlu dilakukan identifikasi kebutuhan sasaran, hak dan kewajiban
sasaran sampai dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
f. Kepala Puskesmas
1) Menetapkan pernyatan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja,
2) Mengadakan Tinjauan Manajemen secara berkala,
3) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu,
4) Memastikan seluruh persyaratan pelanggan dan peraturan yang terkait dengan
pelayanan telah dipenuhi oleh pihak terkait,
5) Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan di
dalam system Manajemen Mutu Puskesmas.
g. Ketua Tim Mutu
Memastikan Kebijakan dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas dipahami oleh
karyawan.
h. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan Koordinator
Upaya Puskesmas Mensosialisasikan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja
kepada karyawan terkait. Baik lintas program maupun lintas sektoral.
i. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan
dan peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
dan terus menerus memperbaiki keefektifannya.
2) Mengkomunikasikan kepada seluruh Kepala Unit kerja terkait dan seluruh
karyawan tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan
persyaratan lain.
3) Menetapkan kebijakan Mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu kinerja
dipenuhi.

4) Memimpin tinjauan manajemen yang dilaksanakan dengan Rapat Tinjauan


Manajemen dan minimal dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
5) Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber daya
manusia, perlatan kesehatan dan pengobatan, obat-obatan, dan infrastruktur.
j. Dokumen Terkait
1) Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas.
2) SPO Rapat Tinjauan Manajemen.
C. Kebijakan Mutu
Pedoman ini menjelaskan kebijakan mutu Puskesmas dan Penerapan Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas.
Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
Mengesahkan kebijkan mutu Puskesmas
2. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan koordinator
Upaya Puskesmas
Memeriksa, meninjau dan memberi masukan mengenai kebijakan Mutu
Puskesmas.
3. Ketua Tim Mutu
Menyiapkan dan mensosialisasikan Kebijakan Mutu Puskesmas,
Memastikan pelaksanaan aktivitas yang berada di bawah tanggungjawabnya
sesuai dengan kebijakan mutu Puskesmas,
4. Kebijakan
1) Sesuai dengan Visi, Misi dan tujuan Puskesmas,
2) Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan terus
menerus untuk efektifitas Sistem Manajemen Mutu.
3) Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu
kinerja,
4) Puskesmas memastikan Kebijakan Mutu berjalan sesuai dengan ketentuan,
5) Dikomunikasikan dan dipahami seluruh karyawan
6) Ditinjau agar terus menerus sesuai kebutuhan,
5. Dokumen Terkait
Kebijakan Mutu Puskesmas.

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/ Mutu


Pedoman ini menjelaskan perencanaan program manajemen untuk penerapan Sistem
Manajemen Mutu.
Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
Mengesahkan sasaran mutu disetiap program/ upaya atau unit kerja.
Memeriksa dan meninjau rencana manajemen mutu disetiap bagian untuk
mencapai sasaran mutu kinerja yang ditetapkan.
2. Ketua Tim Mutu
Memastikan rencana manajemen mutu dilaksanakan oleh masing-masing fungsi
atau unit kerja sesuai dengan tujuan dan sasaran Puskesmas.
3. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan coordinator
Upaya Puskesmas
1) Memastikan pelaksanaan aktivitas yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai kebijakan mutu Puskesmas,
2) Menyusun rencana manajemen mutu sesuai sasaran mutu kinerja,
3) Melaksanakan rencana manajemen mutu sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan,
4) Memantau pelaksanaan rencana Manajemen mutu di unit kerjanya.
4. Kebijakan
Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara Rencana
Manajemen Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan kebijakan
Puskesmas. Rencana Manajemen Mutu yang ada di setiap unit kerja meliputi :
1) Perencanaan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada setiap
fungsi yang berhubungan dalam Puskesmas.
2) Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai
3) Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan rencana manajemen jika ada
perubahan pada aktivitas pelayanan, terjadi ketidaksesuaia, pelayanan baru
atau adanya aktivitas pengembangan pelayanan Puskesmas.
5. Dokumen Terkait
Sasaran dan Rencanan Manajemen Mutu KInerja Puskesmas.
E. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi
Pedoman ini menjelaskan tanggung jawab dan proses komunikasi dalam penerapan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
1) Mengesahkan Struktur Organisasi, mengangkat Ketua Tim Mutu dan
menyediakan Sumber daya yang diperlukan.
2) Memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang dikomunikasikan ke
pelaksanan terkait di dalam puskesmas.
3) Memeriksa dan meninjau struktur organisasi, tanggung jawab dan wewenang
2. Ketua Tim Mutu
Melaksanakan tugas dan tanggungt jawab berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan
3. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan coordinator
Upaya Puskesmas
1) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang ditetapkan
2) Memastikan bahwa personil yang berada di bawahnya melaksanakan tugas
sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
4. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas menetapkan peranan, tanggung jawab dan wewenang dari
sumber daya untuk melaksanakan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang
efektif
2) Kepala Puskesmas menyediakan sumber daya untuk penerapan dan
pengendalian Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
3) Kepala Puskesmas menetapkan dan memastikan proses komunikasi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Puskesmas dan dijalankan untuk
mengefektifkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas, sesuai matriks internal
komunikasi yang ditetapkan.
5. Dokumen Terkait
1) Surat Pengangkatan Ketua Tim Mutu Puskesmas
2) Uraian Tugas dan Wewenang
3) Struktur Organisasi
F. Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawab Manajemen Mutu
a. Ketua Tim Mutu
Melaksanakan tugas dan tanggungt jawab berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan.
b. Ketua Tim Mutu Puskesmas, yang memiliki dan tanggung jawab dan wewenang :
1) Memastikan proses yang diperlukan untuk system manajemen mutu
Puskesmas ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.
2) Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang efektifitas penerapan system
Manajemen Mutu Puskesmas dan perbaikan yang diperlukan
3) Memastikan persyaratan pelanggan dipahami Puskesmas
4) Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
G. Komunikasi Internal
Agar pelaksanaan pelayanan dapat mencapai tujuan mutu yang ditetapkan diperlukan
komunikadi yang baik antara pimpinan Puskesmas, Ketua tim mutu Puskesmas dan
semua karyawan. Untuk itu perlu ditetapkan mekanisme untuk menjalin komunikasi
internal yaitu melalui :
1) Lokmin bulanan puskesmas
2) Apel pagi / siang
3) Handphone
4) Whatsapp
BAB V
TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum
Pedoman ini mencakup pelaksanaan Tinjauan Manajemen dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu sesuai standar akreditasi Puskesmas.
Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
1) Memimpin Rapat Tinjauan Manajemen
2) Memutuskan hal-hal yang dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen
2. Ketua Tim Mutu Puskesmas
1) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur Tinjauan Manajemen
2) Melaksanakan dan mendokumentasikan pelaksanaan Rapat tinjauan
Manajemen.
3. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan coordinator
Upaya Puskesmas serta seluruh pelaksana
Menindaklanjuti hasil keputusan Rapat Tinjauan Manajemen.
4. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas menetapkan dan melaksanakan Tinjauan Manajemen
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali dalam bentuk rapat Tinjauan
Manajemen
2) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur Tinjauan Manajemen
untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektifitas penerapan Sistem
Manajemen Mutu.
5. Dokumen Terkait
SPO Tinjauan Manajemen dan kinerja
B. Masukan Tinjauan Manajemen
Memastikan masukan dari tinjauan manajemen sebagai agenda rapat meliputi :
1. Hasil Internal atau eksternal audit
2. Umpan balik pelanggan (keluhan pelanggan dan hasil pengukuran kepuasan
pelanggan)
3. Kinerja proses dan kesesuaian hasil pelayanan
4. Pembahasan Kebijakan dan sasaran mutu
5. Status Tindakan perbaikan dan pencegahan
6. Tindakan lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya
7. Perubahan yang berdampak pada Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan
8. Peluang untuk peningkatan
C. Luaran Tinjauan
Keluaran Tinjauan Manajemen meliputi :
1. Perbaikan dari efektivitas Sistem Manajemen Mutu
2. Perbaikan produk yang terkait dengan persyaratan pelanggan
3. Sumber daya yang dibutuhkan
4. Memastikan hasil-hasil dari Rapat Tinjauan Manajemen didokumentasikan
BAB VI
Manajemen Sumber Daya

A. Penyediaan sumber daya


Pedoman ini menjelaskan penyediaan sumber daya untuk pelaksanaan dari Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas dan Sistem Pelayanan di Puskesmas.
Wewenang dan tanggung jawab
1. Kepala Puskesmas
Memastikan tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk memelihara Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas.
2. Koordinator pelayanan Klini, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan Koordinator
Upaya Puskesmas.
Memantau dan mengevaluasi kebutuhan Sumber Daya pada masing-masing unit.
3. Kebijakan Puskesmas
Menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk :
1) Melaksanakan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas dan terus
menerus memperbaiki keefektifannya.
2) Meningkatan kepuasan Pelanggan dengan memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan
4. Dokumen Terkait
1) Penerimaan dan Pembelian sarana Puskesmas
2) Daftar Inventaris
B. Manajemen sumber daya manusia
Pedoman ini menerangkan pemastian tentang sumber daya yang kompoten dalam
menerapkan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas,
Tanggung Jawab :
1. Kepala Puskesmas
1) Bertanggung jawab untuk menyediakan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dan pengelolaannya,
2) Menetapkan standar kompetensi karyawan yang ada
3) Menganalisis kompetensi semua karyawan yang ada
4) Menyediakan pola ketenagaan Puskesmas
5) Mengembangkan kompetensi karyawan

2. Ketua Tim Mutu Puskesmas


Bertanggung jawab memastikan sosialisasi kebijakan mutu sumber daya manusia
pada seluruh pegawai Puskesmas
3. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi/ Ka. TU dari Koordinator Upaya
Puskesmas
Memberi masukan tentang kompetensi Klinis dan tenaga non Klinis lainnya
4. Kebijakan :
1) Menetapkan persyaratan personel yang terlibat dalam pelayanan kesehatan
yang bermutu berdasarkan kesesuaian tingkat pendidikan, pelatihan,
kemampuan dan pengalaman.
2) Menindak lanjuti perbedaan antara kompetensi personel dengan persyaratan/
standar kompetensi melalui pendidikan atau pelatihan serta pembinaan sesuai
bidangnya atau penugasan baru
3) Meningkatkan keterlibatan dan kepedulian karyawan dalam pencapaian
sasaran mutu melalui pembinaan karyawan baik formal maupun nonformal
agar tercapainya kepuasan pelanggan
4) Melakukan evaluasi terhadap efektivitas dari pelatihan yang dilakukan
5) Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang
sesuai
5. Prosedur terkait :
1) SPO Pelatihan
2) SPO Orientasi Karyawan
C. Infrastruktur
Pedoman ini menjelaskan prasarana yang berpengaruh dalam Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas
Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
Menetapkan dan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dan
mempengaruhi Kepuasan Pelayanan Puskesmas
2. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan Koordinator
Upaya Puskesmas
1) Memastikan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan
Puskesmas
2) Memastikan sarana dan prasarana yang digunakan di unit kerja sesuai
petunjuk kerja/ SPO yang ditetapkan
3. Kebijakan
1) Puskesmas menetapkan, menyediakan, memelihara prasarana yang diperlukan
untuk mencapai kesesuaian pelayanan.
2) Prasarana tersebut meliputi gedung, tempat kerja, pelatihan utilitas, peralatan
kesehatan, peralatan-peralatan pembantu pelayanan pasien dilingkungan
Puskesmas.
4. Dokumen Terkait
1) SPO pemeliharaan lingkungan kerja
2) SPO pemeliharaan sarana dan prasarana
D. Lingkungan Kerja
Pedoman ini menjelaskan lingkungan kerja yang berpengaruh dalam Sistem
Manjemen Mutu Puskesmas
Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
Menetapkan dan menyediakan lingkungan kerja yang diperlukan dan
mempengaruhi Kepuasan Pelayanan Puskesmas
2. Koordinator Pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan Koordinator
Upaya Puskesmas
1) Memastikan pemeliharaan Lingkungan Kerja dilaksanakan untuk mendukung
pelayanan Puskesmas
2) Memelihara lingkungan kerja untuk mencapai kesesuaian pelayanan
3) Menjaga kebersihan, kerapian dan kenyamanan lingkungan kerja di unit kerja
3. Kebijakan
1) Puskesmas menetapkan, menyediakan lingkungan kerja yang diperlukan untuk
mencapai kesesuaian pelayanan
2) Puskesmas mengidentifikasi dan mengatur unsure-unsur lingkungan kerja
yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian pelayanan dengan cara menjaga
kebersihan lingkungan tempat kerja dan menjaga kondisi ruang kerja.
4. Dokumen Terkait
1) SPO Pemeliharaan lingkungan Kerja
2) SPO Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

BAB VII
Penyelenggaraan Pelayanan

A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas :


1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, Akses dan Pengukuran Kinerja
1) Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat
Perencanaan UKM dimulai dengan melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat dan
hasil capaian progam. Hasil pengumpulan identifikasi kebutuhan masyarakat dan hasil
capaian program dilakukan analisis dan disusun prioritas masalah. Dari hasil penetuan
prioritas masalah disusun rencana kegiatan. Rencana kegiatan dari pelaksana program
dikompilasi oleh Tim Perencanaan Program Puskesmas dan disusun sebagai Rencana Usulan
Kegiatan (RUK). Rencana Usulan Kegiatan mendapat pengesahan dari Kepala Puskesmas
untuk kemudian menjadi Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
RPK disosialisasikan dan dilakukan pembahasan konsultatif kepad Lintas Sektor dan
kader kesehatan untuk mendapatkan umpan balik berupa perbaikan kegiatan. Umpan balik
dari lintas sector dan kader dilakukan pembahasan dalam forum lintas program. Dari hasil
pembahasan umpan balik disusun rencana perbaikan program.
2) Akses Kegiatan UKM
Penanggung jawab UKM Puskesmas memastikan pelaksanaan kegiatan tepat waktu
dan tepat sasaran dengan menyusun jadwal kegiatan bulanan dan melakukan monitoring
pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan melakukan sosialisasi dengan cara
menyampaikan informasi kegiatan kepada sasaran. Penyampaian informasi dilakukan dengan
cara menempelkan jadwal kegiatan UKM di papan informasi Puskesmas, selain itu bisa
dilakukan melalui leaflet, undangan, SMS, telepon, whatsapp dan akun facebook Puskesmas.
3) Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja UKM dilakukan melalui :
a. Penilaian capaian program
b. Penilaian pelaksanaan uraian tugas pelaksana program
c. Audit Internal UKM
2. Proses yang Berhubungan Dengan Sasaran
a. Penetapan persyaratan sasaran
Pelaksana program menetapkan sasaran kegiatan berdasarkan kerangka acuan
kegiatan program
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
Komunikasi dengan sasaran dilakukan pada saat :
a) Identifikasi kebutuhan masyarakat
b) Penyampaian informasi kegiatan program
c) Pelaksanaan kegiatan
d) Evaluasi kegiatan
3. Pembelian (Jika Ada)
4. Penyelenggaraan UKM :
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
Pengendalian proses penyelenggaraan upaya dilakukan dengan cara :
 Monitoring pelaksanaan kegiatan UKM
 Monitoring pencapaian kinerja program
 Monitoring pelaksanaan uraian tugas
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c.Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
Hak sasaran program UKM :
a) Mendapatkan pelayanan program untuk diri, keluarga dan lingkungannya
b) Dapat mengakses kegiatan program yang dilaksanakan oleh Puskesmas
berbagai media dan cara yang ditetapkan oleh Puskesmas.
c) Memberikan usulan, masukan, kritik dan saran kepada Puskesmas mengenai
program yang dilaksanakan pada dirinya, keluarga dan lingkungannya.
Kewajiban sasaran UKM :
a) Berperan aktif dalam kegiatan program yang dilaksanakan oleh Puskesmas
b) Bersedia menindaklanjuti rencana pelaksanaan program yang dilaksanakan
oleh Puskesmas
c) Memberikan dukungan dalam kelancaran pelaksanaan program
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen resiko dan keselamatan
a. Penanggung jawab UKM melakukan Identifikasi resiko terhadap
lingkungan dan masyarakat akibat pelaksanaan kegiatan UKM.
b. Pelaksanaan program melakukan analisis dan merencanakan upaya
pencegahan dan minimalisasi resiko.
c. Penanggung jawab UKM dan pelaksana melakukan evaluasi terhadap
upaya pencegahan dan minimalisasi resiko
d. Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan akibat resiko dalam
pelaksanaan kegiatan, dilakukan minimalisasi akibat resiko dan dilaporkan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
5. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan Sasaran, kinerja UKM :
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran :
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauandan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif

B. Pelayanan Klinis ( Upaya Kesehatan Perorangan)


1. Perencanaan Pelayanan Klinis
Rencana tindakan dan pengobatab serta rencana layanan terpadu jika diperlukan
penanganan oleh tim kesehatan antarprofesi disusun dengan tujuan yang jelas, terkoordinasi
dan melibatkan pasien/ keluarga. Rencana layanan klinis disusun bersama pasien dengan
memperhatikan kebutuhan biologis, Psikologis, social, spiritual dan tata nilai budaya pasien.
Pasien/ keluarga diberi peluang untuk bekerjasama dalam menyusun rencana layanan klinis
yang akan dilakukan.
Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang melibatkan tim kesehatan.
Rencana layanan terpadu meliputi : tujuan layanan yang akan diberikan, pendidikan
kesehatan pada pasien dan/ atau keluarga pasien, jadwal kegiatan, sumber daya yang akan
digunakan dan kejelasan tanggung jawab tiap anggota tim kesehatan dalam melaksanakan
layanan.

2. Proses yang Berhubungan dengan Pelanggan


a. Hak dan kewajiban pasien, keluarga dan petugas dipertimbangkan dan diinformasikan
pada saat pendaftaran.
b. Tahapan pelayanan klinis diinformasikan kepada pasien untuk menjamin
kesinambungan pelayanan
c. Pasien mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang akan
diperoleh.
d. Persetujuan tindakan medic diminta sebelum pelaksanaan tindakan bagi yang
membutuhkan persetujuan tindakan medic.
e. Pasien/ keluarga pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang rencana
rujukan
f. Pasien/ keluarga pasien memperoleh penjelasan yang memadai tentang tindak lanjut
layanan saat pemulangan atau saat dirujuk ke sarana kesehatan yang lain.
3. Pembelian/ Pengadaan Barang Terkait Dengan Pelayanan Klinis :
a. Proses pembelian
Dilakukan proses pembelian barang sesuai prosedur belanja barang yang ditetapkan
b. Verifikasi barang yang dibeli
Dilakukan proses verifikasi barang yang di beli sesuai prosedur oleh petugas
pembelian dan petugas penerima barang.
c. Kontrak dengan pihak ketiga
Pengelola menjamin bahwa penyelenggaraan oleh pihak ketiga memenuhi standar
yang berlaku. Terdapat dokumen kontrak yang jelas dengan pihak ketiga dan
pengelola dengan spesifikasi pekerjaan yang jelas dan memenuhi standar yang
berlaku, dilaksanakan sesuai dengan rencana dan menaati peraturan perundangan
yang berlaku. Kinerja pihak ketiga dimonitor dan dievaluasi untuk menilai kesesuaian
terhadap kontrak/ perjanjian kerjasama.
4. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis :
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
Pelaksanaan layanan dipandu oleh kebijakan, prosedur dan peraturan yang berlaku.
Pedoman pelayanan dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan layanan klinis.
b. Validasi proses pelayanan
Hasil pemantauan pelaksanaan layanan digunakan untuk menyesuaikan rencana
layanan. Penilaian dilakukan dengan pengukuran dan analisis terhadap indicator-
indikator klinis yang ditetapkan.
c. Identifikasi dan ketelusuran
Terdapat prosedur identifikasi pasien sebagai upaya menjamin keselamatan/
mencegah terjadinya kesalahan.
d. Hak dan kewajiban pasien
Hak dan kewajiban pasien, keluarga dan petugas dipertimbangkan dan diinformasikan
pada saat pendaftaran. Seluruh petugas kesehatan memperhatikan cara menghargai
kebutuhan dan hak pasien selama pelaksanaan layanan.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (specimen, rekam medis, dsb)
Terdapat kebijakan dan prosedur penerimaan, pengambilan dan penyimpanan
spesimen.
Terdapat sistem yang memandu penyimpanan dan pemrosesan rekam medis.
f. Manajemen resiko dan keselamatan pasien
Terdapat kebijakan tentang penerapan manajemen resiko klinis, panduan manajemen
resiko klinis, bukti identifikasi resiko, analisis dan tindak lanjut resiko pelayanan
klinis.
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien :
a. Penilaian indikator kinerja klinis
Disusun indicator kinerja klinis, penilaian pencapaian target, evaluasi berkala dan
tindak lanjut oleh Tim Mutu.
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Sasaran keselamatan pasien diukur, dikumpulkan dan dievaluasi dengan tepat
menggunakan instrument-instrumen yang efektif.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
Dilakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Potensial Cedera (KPC) maupun Kejadian
Nyaris Cedera (KNC).
d. Analisis dan tindak lanjut
Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur, dikumpulkan, dievaluasi
berkala dan dilakukan tindak lanjut.
e. Penerapan manajemen resiko
Manajemen resiko diterapkan di setiap unit layanan dan dilakukan evaluasi serta
tindak lanjut.

6. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan :


a. Umum
Pengelola Puskesmas memimpin koordinasi kegiatan peningkatan mutu Puskesmas
dalam proses evaluasi dan tindak lanjut penyempurnaan.
b. Pemantauan dan pengukuran :
1) Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan dilakukan melalui survey kepuasan pelanggan secara berkala dan
dilakukan evaluasi serta tindak lanjut.
2) Audit internal
Audit internal dilakukan secara berkala setiap 6 bulan oleh Tim Audit Internal,
dikoordinasikan oleh Tim Mutu dan dilaporkan dalam rapat Tinjauan Manajemen.
3) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
Dilakukan pemantauan dan pengukuran proses dan kinerja pemberi layanan klinis secara
berkala, dievaluasi dan direncanakan tindak lanjut perbaikan.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Dilakukan pemantauan dan pengukuran hasil layanan sesuai indicator yang ditetapkan
secara berkala setiap 3 bulan oleh Tim Mutu, dievaluasi dan direncanakan tindak lanjut
perbaikan.
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Dilakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut terhadap hasil yang tidak sesuai target
indikator kinerja klinis dan evaluasi terhadap tindak lanjut yang sudah dilakukan.
d. Analisis data
Analisis data hasil pengukuran indicator klinis dilakukan oleh Tim Mutu setelah unit
layanan memberikan laporan berkala tentang capaian target layanannya.
e. Peningkatan berkelanjutan
Program peningkatan Mutu kinerja klinis dilakukan berkesinambungan dan kontinyu
melalui evaluasi oleh Tim Mutu.
f. Tindakan korektif
Disusun prosedur tindakan korrektif sebagai upaya perbaikan terhadap capaian hasil
kegiatan yang tidak sesuai.
g. Tindakan preventif
Disusun prosedur tindakan preventif untuk mencegah adanya kegiatan yang
menghambat terlaksananya kegiatan dan pencapaian hasil optimal.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. ANALISA SITUASI
1. Data Umum
a) Peta Wilayah Kerja
1) Demografi Kecamatan Mandiangin

Peta wilayah kerja Puskesmas Mandiangin


Puskesmas Mandiangin terletak di Wilayah Kecamatan Mandiangin dan berada di tepi
jalan Utama Provinsi Jambi yang berjarak 59 km dari kota Sarolangun kearah Jambi. Dengan
Luas wilayah kerja 750 Ha. Wilayah kerja Puskesmas Mandiangin juga meliputi 18 desa dari
28 desa yang berada di Wilayah Kecamatan Mandiangin yaitu desa Gurun Mudo, Gurun
Baru, Gurun Tuo, Gurun Tuo Simpang, Pemusiran, Rangkiling, Rangkiling Simpang,
Mandiangin, Mandiangin Tuo, Mandiangin Pasar, Kute Jaye, Taman Dewa, Talang Serdang,
Kertopati Simpang, Kertopati, Bukit Peranginan, Muaro Ketalo, Dan Sungai Rotan. dimana
desa-desa tersebut termasuk jenis kualifikasi desa swadaya dan swakarya.
Kecamatan Mandiangin dibagi menjadi 2 wilayah kerja Puskesmas, yaitu Puskesmas
Mandiangin dan Puskesmas Butang Baru, adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas
Mandiangin adalah :

1. Sebelah Barat : Kecamatan Pauh


2. Sebelah Utara : Kabupaten Batanghari
3. Sebelah Timur : Kabupaten Batanghari
4. Sebelah Selatan : Provinsi Sumatra Selatan
2) Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin berdasarkan Data Statistik Kecamatan
Mandiangin Kabupaten Sarolangun Tahun 2016
No Desa Laki- Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Gurun Mudo 889 789 1678 112,5
2 Gurun Baru 336 404 780 126,7
3 Gurun Tuo 427 456 883 97,2
4 Gurun Tuo Simpang 649 536 1185 93,3
5 Pemusiran 1988 2076 4065 123,5
6 Rangkiling 324 302 626 90,5
7 Rangkiling Simpang 1041 987 2028 96,8
8 Mandiangin 1357 1312 2669 104,1
9 Mandiangin Pasar 1160 915 2075 100,8
10 Mandiangin Tuo 760 684 1444 108,5
11 Kutejaye 745 819 1564 105,7
12 Taman Dewa 581 535 1116 105,2
13 Talang Serdang 368 310 678 105,2
14 Simpang Kertopati 419 319 738 102,1
15 Kertopati 704 723 1477 98,3
16 Bukit Peranginan 947 930 1878 95,4
17 Muara Ketalo 411 428 839 102,6
18 Sungai Rotan 321 265 586 104,4

b) Data Sumber Daya


Data sumber daya Puskesmas Mandiangin meliputi ketenagaan, obat, alat,dan
sarpras sumber pembiayaan dari pusat dan daerah.
Data Sumber Daya Manusia Puskesmas Mandiangin 2016
Status
Yang ada
No Jenis Ketenagaan
sekarang Honor
PNS PTT Sukwan
Daerah
PUSKESMAS INDUK
1 Dokter 2 2 - - 1
2 Dokter Gigi - 1 - - -
3 Sarjana Kesehatan 2 - 2 -
4 Masyarakat
D III Umum Non Kesehatan - - - - -
5 Bidan
- D IV Kebidanan 2 - - 1 1
- D III Kebidanan 28 8 5 6 9
- D I Kebidanan 2 2 - - -
6 Perawat
- S1 Keperawatan 6 2 - 2 2
- D IV KGD 1 1 - - -
- D III Keperawatan 19 4 - 9 6
- SPK 4 4 - - -
7 Perawat Gigi
- D IV Perawat Gigi 1 - - - 1
- D III Perawat Gigi 2 2 - - -
- SPRG 1 1 - - -
8 Gizi
- S1 Gizi 2 - - 1 1
- D IV Gizi 1 1 - - -
9 Farmasi
- Apoteker 1 1 - - -
- D I Farmasi 1 - - 1 -
- SMF 2 2 - - -
10 Analis Kesehatan 1 1 - - -
11 Kesling 1 - - 1 -
12 SMEA / SMA 3 3 - - -
13 SMP / Mts 1 - - 1 -
14 SD - - - - -

Data Jaringan Pembantu Puskesmas Mandiangin 2016


Poskesdes Gurun Mudo Poskesdes Kutejaye
*bidan 1orang *Bidan desa 1 orang
Poskesdes Gurun Baru Poskesdes Taman Dewa
*Bidan desa 1 orang *Bidan desa 1 orang
Poskesdes Gurun Tuo Poskesdes Talang Serdang
*Bidan 1 orang *Bidan desa 1 orang
Pustu Gurun Tuo Simpang Pustu Simpang Kertopati
*Bidan desa 1 orang *Bidan desa 1 orang
Poskesdes pemusiran Poskesdes Kertopati
*Bidan 2 orang *Bidan 1 orang
Pustu Rangkiling Pustu Bukit Peranginan
*Bidan 1 orang * Bidan 1 orang
Poskesdes Rangkiling Simpang Poskesdes Simpang Langgar
* Bidan 1 orang * Bidan 1 orang
Poskesdes Mandiangin Poskesdes Muara Ketalo
* Bidan 1 orang * Bidan 1 orang
Poskesdes Mandiangin Tuo Poskesdes Sungai Rotan
*Bidan 1 orang * Bidan 1 orang

Data Sarana dan Prasarana Pembantu Puskesmas Mandiangin


Jumlah
No Jenis Sarpras Sumber Keterangan

1. Ambulance APBD 1
2. Sepeda Motor APBD 8
3. Komputer APBD 1
4. Laptop APBD 3
5. Wireless JKN 1

c) Data Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat dapat dilihat dari kegiatan posyandu, jumlah kader
kesehatan, dan desa siaga, selain itu tidak lepas pula peran dari tokoh
masyarakat dan pemangku kepentingan/ stake holder.
Data Keaktifan Desa dan Masyarakat
Desa Pos. Pos.
No Desa Kader Posbindu
Siaga Balita Lansia
1 Gurun Mudo Aktif 11 1 - -

2 Gurun Baru Aktif 11 1 - -

3 Gurun Tuo Aktif 11 1 - -


4 Gurun Tuo Simpang Aktif 11 1 - -

5 Pemusiran Aktif 16 2 - -

6 Rangkiling Aktif 11 1 - -

7 Rangkiling Simpang Aktif 16 2 - -

8 Mandiangin Aktif 16 2 - -

9 Mandiangin Pasar Aktif 16 2 - -

10 Mandiangin Tuo Aktif 11 1 - -

11 Kutejaye Aktif 11 1 - -

12 Taman Dewa Aktif 11 1 - -

13 Talang Serdang Aktif 11 1 - -

14 Simpang Kertopati Aktif 11 1 - Aktif

15 Kertopati Aktif 11 1 - -

16 Bukit Peranginan Aktif 16 2 - -

17 Muara Ketalo Aktif 11 1 - -

18 Sungai Rotan Aktif 11 1 - -

d) Data Penduduk dan Sasaran Program


Jumlah penduduk dibedakan berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,
pekerjaan, pendidikan dan masyarakat miskin.

Data Jumlah Penduduk Mandiangin Tahun 2016 berdasar Kategori Umur


No Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0-4 855 795 1650
2 5-9 952 932 1884
3 10-14 814 828 1642
4 15-19 884 935 1819
5 20-24 853 902 1755
6 25-29 1033 1066 1099
7 30-34 840 839 1679
8 35-39 872 832 1704
9 40-44 722 717 1439
10 45-49 703 666 1369
11 50-54 629 541 1170
12 55-59 543 505 1048
13 60-64 448 430 878
14 65-69 421 383 804
15 70-74 272 229 501
16 75+ 222 189 411
Jumlah 11.063 10.789 21.852
Data PUS Kecamatan Mandiangin Tahun 2016
No Nama Desa Jumlah WUS (15-39 tahun)
1 Gurun Mudo 469
2 Gurun Baru 190
3 Gurun Tuo Simpang 267
4 Gurun Tuo 218
5 Pemusiran 345
6 Rangkiling 215
7 Rangkiling Simpang 706
8 Mandiangin 588
9 Mandiangin Pasar 544
10 Kutejaye 626
11 Mandiangin Tuo 564
12 Taman Dewa 428
13 Talang Serdang 328
14 Simpang Kertopati 221
15 Kertopati 434
16 Bukit Peranginan 310
17 Muara Ketalo 194
18 Sungai Rotan 227
Jumlah 6.874
e) Data Sekolah
Data tentang sekolah meliputi jumlah sekolah, jumlah siswa, dan jumlah guru
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mandiangin.

Rincian Sarana Pendidikan Dirinci Menurut Desa dan Jenis Sekolah


Tahun 2015
TK SD
No Nama Desa
Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Gurun Mudo - 1 1 -
2 Gurun Baru - 1 1 -
3 Gurun Tuo - 1 1 -
4 Gurun Tuo Simpang - 1 2 -
5 Pemusiran - 1 1 -
6 Rangkiling - 1 2 -
7 Rangkiling Simpang - 1 1 -
8 Mandiangin - 3 1 -
9 Mandiangin Pasar - 1 1 -
10 Mandiangin Tuo - 1 1 -
11 Kutejaye - 1 1 -
12 Taman Dewa - 1 1 -
13 Talang Serdang - 1 1 -
14 Simpang Kertopati - 1 1 -
15 Kertopati - 2 2 -
16 Bukit Peranginan - 2 2 -
17 Muara Ketalo - 1 1 -
18 Sungai Rotan - 1 1 -

SMP SMU SMK


No Nama Desa
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Gurun Mudo - - - - - -
2 Gurun Baru - - - - - -
3 Gurun Tuo - - - - - -
4 Gurun Tuo 1 - - - - -
Simpang
5 Pemusiran 1 - 1 1 - -
6 Rangkiling - 1 - - - -
7 Rangkiling - - - - - -
Simpang
8 Mandiangin 1 1 1 - - 1
9 Mandiangin Pasar - - - - - -
10 Mandiangin Tuo - - - - - -
11 Kutejaye - - - - - -
12 Taman Dewa - - - - - -
13 Talang Serdang - - 1 - - -
14 Simpang Kertopati - 1 - - - 1
15 Kertopati - 1 - - - -
16 Bukit Peranginan 1 - - - - -
17 Muara Ketalo - - - - - -
18 Sungai Rotan - - 1 -
Jumlah Murid dan Guru Taman Kanak- kanak dirinci menurut desa dan jenis kelamin
di kecamatan Mandiangin Tahun 2015
Jumlah Murid Jumlah Guru
No Nama Desa
Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah
1 Gurun Mudo 13 17 30 3 3
2 Gurun Baru 4 13 17 4 4
3 Gurun Tuo 7 9 16 2 2
4 Gurun Tuo Simpang 17 23 40 2 2
5 Pemusiran 19 13 32 2 2
6 Rangkiling 7 4 11 2 2
7 Rangkiling Simpang 9 12 21 2 2
8 Mandiangin 39 32 71 13 13
9 Mandiangin Pasar 14 9 23 4 4
10 Mandiangin Tuo 12 7 19 4 4
11 Kutejaye 8 8 16 3 3
12 Taman Dewa 13 9 22 8 8
13 Talang Serdang 7 10 17 4 4
14 Simpang Kertopati 14 11 25 3 3
15 Kertopati 13 17 30 4 4
16 Bukit Peranginan 15 11 26 3 3
17 Muara Ketalo 10 15 25 3 3
18 Sungai Rotan 8 6 14 4 4
Jumlah Murid dan Guru Sekolah Dasar dirinci menurut desa dan jenis kelamin di
kecamatan Mandiangin Tahun 2015
Jumlah Murid Jumlah Guru
No Nama Desa
Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah
1 Gurun Mudo 61 58 119 5 4 9
2 Gurun Baru 34 41 75 5 3 8
3 Gurun Tuo 58 36 94 2 8 10
4 Gurun Tuo Simpang 97 89 186 5 13 18
5 Pemusiran 118 153 271 7 5 12
6 Rangkiling 57 69 126 4 6 10
7 Rangkiling Simpang 131 113 244 7 13 20
8 Mandiangin 174 151 325 5 14 19
9 Mandiangin Pasar 153 135 288 6 8 14
10 Mandiangin Tuo 57 53 110 2 8 10
11 Kutejaye 68 65 133 3 12 15
12 Taman Dewa 50 65 115 1 11 12
13 Talang Serdang 57 47 104 4 8 12
14 Simpang Kertopati 47 42 89 3 6 9
15 Kertopati 104 110 214 9 13 22
16 Bukit Peranginan 134 132 266 7 14 21
17 Muara Ketalo 50 54 104 1 8 9
18 Sungai Rotan 18 27 45 3 5 8
Jumlah Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama dirinci menurut desa dan jenis
kelamin di kecamatan Mandiangin Tahun 2015
Jumlah Murid Jumlah Guru
No Nama Desa
Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah
1 Gurun Mudo - - - - - -
2 Gurun Baru - - - - - -
3 Gurun Tuo - - - - - -
4 Gurun Tuo Simpang 44 47 91 4 3 7
5 Pemusiran 43 32 75 9 6 15
6 Rangkiling 22 17 39 8 6 14
7 Rangkiling Simpang -
8 Mandiangin 234 310 544 5 17 22
9 Mandiangin Pasar - - - - - -
10 Mandiangin Tuo - - - - - -
11 Kutejaye - - - - - -
12 Taman Dewa - - - - - -
13 Talang Serdang - - - - - -
14 Simpang Kertopati 73 40 113 10 6 16
15 Kertopati 30 34 64 6 4 10
16 Bukit Peranginan 62 64 126 13 6 19
17 Muara Ketalo - - - - - -
18 Sungai Rotan - - - - - -
Jumlah Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas dirinci menurut desa dan jenis
kelamin di kecamatan Mandiangin Tahun 2015
Jumlah Murid Jumlah Guru
No Nama Desa
Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah
1 Gurun Mudo - - - - - -
2 Gurun Baru - - - - - -
3 Gurun Tuo - - - - - -
4 Gurun Tuo Simpang - - - - - -
5 Pemusiran - - - - - -
6 Rangkiling - - - - - -
7 Rangkiling Simpang - - - - - -
8 Mandiangin 151 212 363 4 12 16
9 Mandiangin Pasar - - - - - -
10 Mandiangin Tuo - - - - - -
11 Kutejaye - - - - - -
12 Taman Dewa - - - - - -
13 Talang Serdang 194 92 286 21 9 30
14 Simpang Kertopati 106 107 213 6 7 13
15 Kertopati - - - - - -
16 Bukit Peranginan - - - - - -
17 Muara Ketalo - - - - - -
18 Sungai Rotan - - - - - -

f. Jenis – Jenis Pelayanan Yang ada di Puskesmas Mandiangin


1) Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan Laboratorium :
 Pelayanan Pemeriksaan Umum
 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
 Pelayanan KIA - KB yang bersifat UKP
 Pelayanan Gawat Darurat
 Pelayanan Gizi yan bersifat UKP
 Pelayanan Persalinan
 Pelayanan Rawat Inap
 Pelayanan Kefarmasian
 Pelayanan Laboratorium
2) Upaya Kesehatan Masyarakate Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat :
 Pelayanan Promosi Kesehatan / UKS
 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
 Pelayanan KIA – KB yang bersifat UKM
 Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
 Pelayanan Kesehatan Jiwa
3) Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan :
 Pelayanan Kesehatan Jiwa
 Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
 Pelayanan Kesehatan Olah Raga
 Pelayanan Kesehatan Indera
 Pelayanan Kesehatan Lansia
 Pelayanan Kesehatan Kerja
B. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DI PUSKESMAS MANDIANGIN
TARGET % TARGET % KESENJAN
THN CAPAIAN CAPAIAN THN CAPAIAN GAN
NO INDIKATOR SPM DI PUSKESMAS RUMUSAN MASALAH
2015 2015 2015 2016 THN ADA /
2016 TIDAK
1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR
 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 517 489 95% 579 541 93% Ada - Cakupan kunjungan ibu hamil K4 belum
 Cakupan komplikasi kebidanan yang 104 104 96% 115 94 82% beberapa mencapai target, dari target 579 orang yang
ditangani indikator tercapai 502 (mengalami penurunan dari
 Cakupan pertolongan persalinan 104 100 96% 555 464 84% pada tahun tahun 2015)
oleh tenaga kesehatan yang memiliki 2016 yang - Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kompetensi kebidanan tidak kesehatan yang memiliki kompetensi
 Cakupan layanan nifas 493 472 96 555 464 84% mencapai kebidanan masih belum mencapai target

 Cakupan neonatus dengan 71 42 59% 78 77 99% target SPM. Dari target 464 yang tercapai baru

komplikasi yang ditangani Indikator 555(84%). Hal ini juga mengalami penurunan

 Cakupan kunjungan bayi 469 400 85% 511 467 91% SPM. jika di bandingkan dengan tahun 2016

 Cakupan Desa/kelurahan Universal 14 14 100% 18 18 100% - Masih ada persalinan tidak di fasilitas

Child Immunization (UCI) kesehatan dan ditolong oleh dukun

 Cakupan pelayanan anak balita 1880 1650 88% 2104 1552 74% - Cakupan pelayanan ibu nifas belum mencapai

 Cakupan Balita 6-59 bulan yang target SPM, dari target 555 orang yang
1715 1704 99%
mendapatkan vitamin A 1680 1694 101% tercapai 464. Hal ini juga mengalami

 Cakupan balita gizi buruk mendapat penurunan dari tahun 2015


12 12 100%
perawatan 9 9 100% - Cakupan kunjungan bayi belum mencapai

 Cakupan Penjaringan kesehatan 23 23 100% target SPM, dari target 511 baru tercapai
22 22 100%
467(84). Pencapaian ini mengalami
TARGET % TARGET % KESENJAN
THN CAPAIAN CAPAIAN THN CAPAIAN GAN
NO INDIKATOR SPM DI PUSKESMAS RUMUSAN MASALAH
2015 2015 2015 2016 THN ADA /
2016 TIDAK
siswa SD dan setingkat 4342 3763 87% peningkatan dari tahun sebelumnya.
 Cakupan peserta KB aktif 3508 2977 85% - Cakupan pelayanan anak balita belum
 Cakupan penemuan dan mencapai target SPM, dari target 2104, yang
penanganan penderita penyakit 32 0 0% tercapai 1552
a. Penemuan kasus TBC BTA positif 32 19 59% - Cakupan penemuan kasus TBC BTA positif
(CDR/case detection rate). 1245 523 42% tidak mencapai target SPM, dari target 32
b. Penemuan Penderita diare. 936 936 100% orang belum ada yang tercapai. Hal ini
c. Penemuan kasus pneumonia 6 6 100% mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yang mencapai 59%.
- Cakupan peserta KB aktif masih tidak
mencapai target SPM, dari target 4342
tercapai 3762 (87%). Capaian ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yang
hanya 85%
- Cakupan penemuan penderita diare tidak
mencapai target SPM, dari target 1245 yang
tercapai 523 (42%). Hal ini mengalami
penurunan dari tahun 2015 yang sudah
mencapai 100%.
TARGET % TARGET % KESENJAN
THN CAPAIAN CAPAIAN THN CAPAIAN GAN
NO INDIKATOR SPM DI PUSKESMAS RUMUSAN MASALAH
2015 2015 2015 2016 THN ADA /
2016 TIDAK
2 Penyelidikan Epidemiologi dan
Penggulangan Penyakit
 Cakupan Desa/ Kelurahan 23 23 100% 3 3 100%
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam
3 Promkes dan Pemberdayaan
Masyarakat 14 13 93 % 14 13 100%
a. Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif
BAB VIII
KONDISI YANG DIHARAPKAN

Rencana Target SPM


A. SK Kepala Dinas Kesehatan Kab. Sarolangun

NO INDIKATOR TARGET

A PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 579

2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 115

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi


3 555
kebidanan

4 Cakupan layanan nifas 555

5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 78

6 Cakupan kunjungan bayi 511

7 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 18

8 Cakupan pelayanan anak balita 2104

9 Cakupan Bayi 6-59 bulan yang mendapatkan vitamin A 1680

10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 9

11 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 23

12 Cakupan peserta KB aktif 4342

13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

>2/100000
a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun pddk

b. Penemuan pasien baru TB BTA Positif (CDR) 32

c. Penderita DBD yang ditangani 100%


d. Penemuan Penderita Diare 1245

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100%

B PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi<24 jam 3

C PROMKES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa Siaga Aktif 14


TABEL CARA PEMECAHAN MASALAH

No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket.
Terpilih
1 Masih rendahnya  Kurangnya pengetahuan & kesadaran  Pembentukan kelas ibu hamil  Pelaksanaan kelas ibu  Kegiatan pelaksanaan kelas
kunjungan K4 masyarakat  Penyuluhan ibu hamil hamil ibu hamil di 24 posyandu
 Masih tingginya kepercayaan  Pendataan sasaran  Pendataan sasaran oleh tim bidan puskesmas (6x
masyarakat terhadap dukun  Sweeping K4  Pembinaan pelayanan setahun )
 Masih belum maksimalnya  Pembinaan pelayanan kesehatan ibu kesehatan ibu  Dilakukan sasaran jumlah ibu
pemanfaatan posyandu hamil yang akurat, sehingga
 Tingginya sasaran dari dinas dapat membantu dinas
kesehatan kesehatan dalam penyusunan
 Kurangnya dukungan dari keluarga target
dan pemerintah desa  Dilakukan pembinaan
pelayanan kesehatan kepada
bidan desa, sehingga terjadi
peningkatan pelayanan oleh
bidan desa terhadap ibu
hamil.

2 Cakupan persalinan oleh  Kurangnya pengetahuan dan  Pelayanan antenatal  Pelayanan antenatal  Dilakukan pelayanan
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket.
Terpilih
nakes rendah kesadaran masyarakat  Pelaksanaan program P4K  Pelaksanaan program P4K antenatal di 24 posyandu
 Masih tingginyan kepercayaan  Pelaksanaan kelas ibu hamil  Pelaksanaan kelas ibu untuk mendekatkan akses
masyarakat terhadap dukun  Optimalisasi penggunaan dana hamil pelayanan kesehatan terhadap
 Masih belum maksimalnya Jampersal  Optimalisasi penggunaan bumi.
pemanfaatan posyandu  Pertemuan lintas sektor dana Jampersal  Pelaksanaannprogram P4K
 Rendahnya tingkat pendapatan  Pertemuan lintas sektor yang ada di wilayah kerja
masyarakat Puskesmas Mandiangin
 Kurangnya dukungan dari keluarga  Pelaksaan kelas ibu hamil
dan pemerintah desa untuk memotivasi ibu agar
dilakukan persalinan di
faskes.
 Untuk ibu hamil yang tidak
mampu dapat di bantu
melalui dana jampersal.
 pertemuan lintas sektor untuk
merangkul kepala
desa/kader/tokoh masyarakat,
agar dapat memberikan
motivasi pada ibu hamil
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket.
Terpilih
3 Rendahnya cakupan ibu  Kurangnya pengetahuan dan  Pemantauan kesehatan ibu nifas  Pemantauan kesehatan ibu  Pertemuan lintas sektor untuk
nifas kesadaran masyarakat  Pertemuan lintas sektor nifas merangkul kepala
 Masih tingginyan kepercayaan  Pertemuan lintas sektor desa/kader/tokoh masyarakat,
masyarakat terhadap dukun agar dapat memeberikan
 Masih belum maksimalnya motivasi pada bufas
pemanfaatan posyandu  Pemantauan kesehatan bufas
 Tingginya sasaran dari dinas oleh bidan desa dengan
kesehatan melakuakan kunjungan rumah
 Kurangnya dukungan dari
keluarga dari pemerintahan desa

4 Penemuan kasus TB BTA  Terjadinya kerusakan alat mikroskop  Meningkatkan kerja sama dengan  Meningkatkan kerjasama  Telah dilakukan kerjasama
(+) rendah  Kurangnya koordinasi petugas puskesmas lain dengan puskesmas lain dengan puskesmas pauh
laboratorium dengan puskesmas lain  Rencana pemebelian mikroskop  Pemeberitahuan ke dinkes dalam hal pemeriksaan
 Tidak tersedianya dana untuk  Pemberitahuan ke dinkes mengenai mengenai kerusakan alat sampel sputum
pembelian mikroskop kerusakan alat  Telah disampaikan surat
 Tidak ada tindak lanjut dari dinas pemberitahuan kepada dinkes
kesehatan terhadap kerusakan tentang kerusakan alat
mikroskop
5 Rendahnya kunjungan  Masih rendahnya kesadaran ibu  Pertemuan lintas sektor  Pertemuan lintas sektor untuk
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket.
Terpilih
bayi dan balita untuk membawa anak ke posyandu  Pendataan sasaran merangkul kepala
 Masih belum maksimalnya  Pemberian PMT di posyandu desa/kader/tokoh masyarakat,
pemanfaatan posyandu agar dapat memeberikan
 Tingginya sasaran dari dinkes motivasi pada ibu untuk
 Tingkat ekonominya rendah membawa balita ke posyandu
 Kurangnya dukungan dari keluarga  Telah dilakukan pendataan
jumlah sasaran bayi dan balita
PEMERINTAH KABUPATENSAROLANGUN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MANDIANGIN
Jln. Raya Sarolangun – Tembesi kecamatan Mandiangin Tlp (0745).......
SAROLANGUN – JAMBI

Analisis fishbone
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA

Masih tingginya kepercayaan


Dukungan dari keluarga Dukungan pemerintah desa masyarakat terhadap dukun
kekeluarag

Penurunan motivasi ibu Pendidikan


Penurunan Motivasi ibu Rendahnya cakupan
masyarakat rendah
kunjungan ibu hamil
k4

Masih belum maksimal


pemanfaatan posyandu
Tingginya sasaran dari Dinkes

Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT
BAB IX
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017
DAN RENCANA USULAN KEGIATAN TAHUN 2018
BAB X
PENUTUP

Pedoman Manual Mutu Puskesmas Mandiangin ini disusun sebagai dasar pedoman untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mandiangin baik upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan pengembangan, maupun upaya kesehatan penunjang.
Dengan demikian puskesmas dapat menyelenggarakan upaya kesehatan secara efektif dan efisien
demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan di tahun berikutnya.

Disahkan oleh, Mandiangin, 2016


Kepala Puskesmas Mandiangin Wakil Manajemen Mutu

dr. Sat Joga Agus Widi Nugroho drg. Neysa Wulan Sari
NIP. 19650303 200907 1 001 NIP.19861118 201503 2 003
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU NIFAS RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA

Masih tingginya kepercayaan


Dukungan dari keluarga Dukungan pemerintah desa masyarakat terhadap dukun
kekeluarag

Penurunan motivasi ibu Pendidikan


Penurunan Motivasi ibu Rendahnya cakupan
masyarakat rendah
kunjungan ibu nifas

Masih belum maksimal


pemanfaatan posyandu
Tingginya sasaran dari Dinkes

Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT
CAKUPAN PERSALINAN OLEH NAKES RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA

Masih tingginya kepercayaan


Dukungan dari keluarga Dukungan pemerintah desa masyarakat terhadap dukun
kekeluarag

Penurunan motivasi ibu Pendidikan


Penurunan Motivasi ibu Rendahnya cakupan
masyarakat rendah
persalinan oleh
nakes

Masih belum maksimal


pemanfaatan posyandu
Tingginya sasaran dari Dinkes

Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT
CAKUPAN PENEMUAN TBC BTA POSITIF RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA

Tidak tersedianya dana


untukpembelian mikroskop

Kurangnya koordinasi
petugas labor dengan
Pembelian tidak dapat
puskesmas lain Rendahnya cakupan
dilakukandiladilakukan
penemuan TBC BTA positif

Terjadinya kerusakan alat


mikroskop
Tingginya sasaran dari Dinkes

Sampel sputum tidak


dapat diperiksa
METODE ALAT
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA

Masih Kurangnya kesadaran


Dukungan dari keluarga Dukungan pemerintah desa ibu untuk membawa anak ke
kekeluarag fasilitas kesehatan

Penurunan motivasi ibu Pendidikan


Penurunan Motivasi ibu Rendahnya cakupan
masyarakat rendah
kunjungan bayi

Masih belum maksimal


pemanfaatan posyandu
Tingginya sasaran dari Dinkes

Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT
CAKUPAN PELAYANAN BALITA RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA

Masih rendahnya kesadaran


Dukungan dari keluarga Dukungan pemerintah desa Linsek ibu untuk membawa anak ke
kekeluarag posyandu

Penurunan motivasi ibu Pendidikan ibu masih


Penurunan Motivasi ibu Rendahnya cakupan
rendah
kunjungan balita

Masih belum maksimal


pemanfaatan posyandu
Tingginya sasaran dari Dinkes

Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT

Anda mungkin juga menyukai