PUSKESMAS MANDIANGIN
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yang berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga
dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk memenuhi fungsinya maka Puskesmas mempunyai kegiatan/ Upaya kesehatan
wajib yang terdiri dari upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB), upaya
Promosi Kesehatan, upaya Kesehatan Lingkungan, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya Pengobatan Dasar. Selain itu,
Puskesmas Mandiangin juga mempunyai kegiatan/ upaya kesehatan pengembangan yang
meliputi upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan gigi dan
mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, Upaya
Kesehatan Remaja serta sarana penunjang Laboratorium.
Dalam usaha mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, maka pembangunan
kesehatan terutama di tingkat yang paling dasar yaitu tingkat puskesmas perlu lebih
diperhatikan dan ditingkatkan. Hal ini didukung dengan adanya pelayanan – pelayanan
ditingkat desa yaitu dengan adanya Poskesdes, Puskesling dan Puskesmas Pembantu serta
penyebaran tenaga di tingkat Desa dengan menempatkan Bidan di Desa.
I. Profil Organisasi
I.1 Struktur organisasi (terlampir )
I.2 Visi dan Misi
I.2.1 Visi
Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri.
I.2.2 Misi
Dalam mewujudkan Visi tersebut diatas Puskesmas Mandiangin mempunyai misi yaitu :
a. Memberikan pelayanan yang bermutu dan paripurna bagi seluruh lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan profesionalisme, sumber daya manusia dalam pelayanan yang
berkelanjutan.
c. Mengembangkan dan membina keadaan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat.
d. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga agar hidup berPHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) dijadikan sebagai kebutuhan hidup sehari-hari.
I.3 Budaya Organisasi
1.3.1 Budaya Kerja Puskesmas Mandiangin
Terdapat budaya kerja 5 S + 1 T ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun ), 5 R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan rajin) dan 5 AS ( Kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas,
kerja puas dan kerja ikhlas )
1.3.2 Tata Nilai
Tata nilai yang dianut di Puskesmas Mandiangin adalah “PRIMA”
a. Profesional
b. Responsif
c. Inisiatif dan Inovatif
d. Malu
e. Akuntabel
1.3.3 Motto Puskesmas Mandiangin
Motto Puskesmas Mandiangin yaitu “PRIMA”
a. Peduli
b. Ramah
c. Ikhlas
d. Merata
e. Ikhlas
2. Kebijakan Mutu
a. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab pelayanan klinis dan penanggung
jawab Upaya Puskesmas wajib berpartisipasi dalam program mutu mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
b. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu yang
diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
c. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Mandiangin dengan
pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu
d. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
1. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
2. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
3. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
4. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien
5. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja Upaya Puskesmas,
dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome, dan
indikator-indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu
7. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan Upaya Puskesmas
8. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
9. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien
10. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu puskesmas
11. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
12. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu
e. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
1. konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas
2. memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
3. menggunakan pedoman penyelenggaraan Upaya Puskesmas, pedoman praktik
klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan
4. sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
5. mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
6. dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
7. dibangun berbasis praktik klinik yang baik,
8. menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
9. dan mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
f. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
g. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu kepada Kepala
Puskesmas tiap tribulan.
3. Proses Pelayanan
Kegiatan operasional dan interaksi fungsi- fungsi dalam menjalankan kegiatannya
dipetakan sebagaiman tampak dalam alur pelayanan di puskesmas (terlampir).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam menyusun Pedoman
Manual Mutu Puskesmas berdasarkan fungsi dan azas penyelenggaraannya.
2. Tujuan Khusus
a) Tersusunnya Pedoman Manual Mutu Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam
upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat.
b) Tersusunnya Pedoman Manual Mutu setelah diterimanya alokasi sumber dana
untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.
c) Terlaksananya Akreditasi Puskesmas Mandiangin pada tahun 2017.
C. LANDASAN HUKUM
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Mandiangin Thaun 2017 disusun berdasarkan
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah ;
6. PerMenKes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
7. Kep.Menkes RI Nomor: 828/ Menkes/ SK/ IX/ 2008 tentang Standart
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota;
8. Kep.Menkes RI Nomor: 374/ Menkes/ SK/ V/ 2009 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
D. LANDASAN PENYELENGGARAN PELAYANAN KESEHATAN
Dasar pelaksanaan pembangunan kesehatan adalah :
1. Perikemanusiaan
Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang
dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja obyek namun
sekaligus pula subyek kegiatan, proyek, program kesehatan. Segenap
komponen bangsa bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat, beserta lingkungannya setiap
kegiatan program kesehatan harus mampu membangkitkan peran serta individu,
keluarga, dan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap individu,
keluarga, dan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri.
Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga, masyarakat melalui kegiatan
program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil keputusan yang tepat ketika
membutuhkan pelayanan kesehatan.Warga masyarakat harus mau bahu membahu
menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau
fasilitas kesehatan yang sesuai kebutuhan dalam waktu sesingkat mungkin. Di lain
pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada perlu terus diberdayakan agar mampu
memberikan pertolongan kesehatanyang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan
norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.
3. Adil dan Merata
Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan yang
sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sehingga dapat
mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Kesempatan untukb
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu tidak
boleh memandang perbedaan RAS, golongan, agama, suku dan status social
ekonomi seorang individu, keluarga atau sekelompok masyarakat.
Pembangunan kesehatan yang cenderung urban – based harus terus
diimbangi dengan upaya – upaya pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat
luar gedung maupun yang bersifat satelit pelayanan.
Dengan demikian, pembangunan kesehatan dapat menjangkau kantong-
kantong penduduk risiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit
dan kematian. Kelompok – kelompok penduduk inilah yang sesungguhnya lebih
membutuhkan pertolongan karena selain lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan
membayar mereka jauh lebih kecil/ sedikit.
4. Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan/atau
kesehatan dalam kegiatan, proyek dan program kesehatan harus mengutamakan
peningkatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek, dan program kesehatan
diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek, dan program kesehatan
diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuaidengan standar profesi dan
peraturan perundang – undangan yang berlaku serta mempertimbangkan dengan
sungguh – sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik daerah setempat.
E. SISTEMATIKA
Sistematika penulisan dokumen Pedoman Manual Mutu Puskesmas Mandiangin (PTP)
Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
Memuat latar belakang dan tujuan dari penyusunan Pedoman Manual Mutu Puskesmas
Mandiangin (PTP) Tahun 2017 dan visi, misi dan budaya kerja puskesmas. Disamping itu
juga diuraikan tentang landasan hukum dan Landasan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
kewenangan yang digunakan untuk menjamin upaya pencapaian tujuan program
pembangunan kesehatan di Puskesmas Mandiangin tahun 2017 serta sistematika penulisan
dokumen dan kebijakan mutu.
BAB II. Gambaran Umum.
Memuat analisa situasi, uraian ringkas tentang perkembangan program/ kegiatan yang
terjadi pada saat ini mulai dari keadaan geografis, kependudukan dan capaian SPM (Standart
Pelayanan Minimal) di bidang Kesehatan.
BAB III. Sistem Manajemen Mutu & Sistem Penyelenggaran Penyelenggaraan
Pelayanan
Memuat tentang persyaratan umum dan penerapan Sistem Manajemen mutu dan sistem
penyelenggaraan Puskesmas Mandiangin.
BAB IV. Tanggung Jawab Manajemen
Memuat tentang Komitmen Manajemen untuk pengembangan dan penerapan sistem
manajemen mutu di Puskesmas.
BAB V. Tinjauan Manajemen
BAB VI. Manajemen Sumber Daya
BAB VII. Penyelenggaraan Pelayanan
BAB VIII. Kondisi Yang Diharapkan
Kondisi yang diharapkan adalah semua program yang sudah tercantum dalam PTP
Puskesmas dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien berdaya guna bagi kepentingan
masyarakat.
BAB IX. Rencana Usulan Kegiatan
Rencana Usulan Kegiatan yang diajukan oleh Program sudah melalui Loka Karyamini
Puskesmas dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat anggaran dan tepat guna/ manfaat bagi
kemakmuran masyarakat.
BAB X. Penutup
BAB III
Sistem Manajemen Mutu & Sistem Penyelenggaran Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan umum
Pedoman ini berisi persyaratan umum dalam penerapan system manajemen mutu pusat
kesehatan masyarakat (puskesmas)
1. Kepala puskesmas
1) Menetapkan sisttem manajemen mutu puskesmas.
2) Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis untuk
pelaksanaan system kinerja setiap proses yang ada di dalam proses bisnis
3) Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan dan
informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua proses.
2. Ketua tim mutu puskesmas,
1) Menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu puskesmas.
2) Memastikan bahwa persyaratan umum dalam pelaksaan system manajemen
mutu puskesmas dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan,
3. Koordinator pelayanan klinis, administrasi manajemen/Ka. TU dan Koordinator
upaya puskesmas :
1) Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan system yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
2) Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses yang terkait
dengan unit masing-masing.
3) Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta melakukan
perbaikan terus menerus.
4. Kebijakan
Sistim mutu puskesmas merupakan penjabaran, penerapan kebijakan pemerintah
tentang palayanan kesehatan pada masyarakat yang di dasarkan atas peraturan
pemerintah, peraturan daerah dan perundang-undangan sebagai berikut :
1) Keputusan kementri kesehatan Republik Indonesia,
2) Surat keputusan bupati,
3) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul,
5. Puskesmas menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan
memperbaiki secara berkesinambungan system manajemen mutu puskesmas,
1) Mengidentifikasi prosesw yang diperlukan untuk system manajemen mutu dan
aplikasinya,
2) Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut di dalam proses bisnis.
3) Menetapkan criteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa
baik operasi maupun pengendalian proses-proses berjalan efektif.
4) Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang di perlukan untuk
mendung operasi dan pemantauan proses pelayanan dan hasilnya.
5) Memantau, mengukur dan menganalisa proses-proses dan hasilnya.
6) Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan
yang direncanakan serta perbaikan berkesinambungan.
7) Menerapkan seluruh persyaratan sistim manajemen mutu puskesmas.
6. Dokumen terkait
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi akreditasi
puskesmas.
B. Pengendalian dokumen
Pedoman ini menjelaskan persyaratan dokumentasi dan pengendaliannya di dalam
penerapan sistim manajemen mutu puskesmas
Tanggung Jawab:
1. Kepala puskesmas
a. Menetapkan pernyataan kebijakan mutu dan sasaran mutu kinerja,
b. Mengesahkan pedoman dan standar prosedur operasi mutu,
2. Ketua tim mutu.
a. Menetapkan, menerapkan dan memeliharastandar prosedur operasional (SPO)
pengendalian dokumen dan SPO pengendalian catatan.
b. Memastikan efektifitas pengendalian system manajemen mutu sesuai persyaratan
akreditasi puskesmas.
3. Koordinator pelayanan klinis/yanis, Administrasi Manajemen/Ka.TU dan penanggung
jawab upaya puskesmas
a. Menyusun dan mengendalikan SPO dan dokumen lain yang berkaitan dengan
aktivitas yang berada di bawah tanggung jawabnya, termasuk aktifitas perubahanya.
b. Memelihara catatan mutu klinis maupun mutu upaya puskesmas.
4. Kebijakan
a. Menetapkan, memelihara dan mengendalikan semua dokumen yang di persyaratan
oleh akreditasi puskesmas,
BAB IV
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
Pedoman ini menjelaskan komitmen manajemen untuk pengembangan dan penerapan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
Tanggung jawab
a. Kepala Puskesmas
1) Menetapkan pernyataan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja,
2) Mengadakan Tinjauan Manajemen secara berkala,
3) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu,
4) Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan di
dalam Sistem Manajemen Mutu puskesmas.
b. Ketua Tim Mutu
Memastikan Kebijakan dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas dipahami oleh
karyawan.
c. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan Koordinator
Upaya Puskesmas Mensosialisasikan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja
kepada karyawan terkait. Baik lintas program maupun lintas sektoral.
d. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan
dan peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
dan terus menerus memperbaiki keefektifannya.
2) Mengkomunikasikan kepada seluruh Kepala Unit kerja terkait dan seluruh
karyawan tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan
persyaratan lain.
3) Menetapkan kebijakan Mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu kinerja
dipenuhi.
4) Memimpin tinjauan manajemen yang dilaksanakan dengan Rapat Tinjauan
Manajemen dan minimal dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
5) Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber daya
manusia, perlatan kesehatan dan pengobatan, obat-obatan, dan infrastruktur.
e. Dokumen Terkait
1) Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas.
2) SPO Rapat Tinjauan Manajemen.
B. Fokus pada sasaran/ pasien
Pelayanan Puskesmas harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan dari sasaran/
pasien sehingga perlu dilakukan identifikasi kebutuhan sasaran, hak dan kewajiban
sasaran sampai dan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
f. Kepala Puskesmas
1) Menetapkan pernyatan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja,
2) Mengadakan Tinjauan Manajemen secara berkala,
3) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu,
4) Memastikan seluruh persyaratan pelanggan dan peraturan yang terkait dengan
pelayanan telah dipenuhi oleh pihak terkait,
5) Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan di
dalam system Manajemen Mutu Puskesmas.
g. Ketua Tim Mutu
Memastikan Kebijakan dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas dipahami oleh
karyawan.
h. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan Koordinator
Upaya Puskesmas Mensosialisasikan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja
kepada karyawan terkait. Baik lintas program maupun lintas sektoral.
i. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan
dan peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
dan terus menerus memperbaiki keefektifannya.
2) Mengkomunikasikan kepada seluruh Kepala Unit kerja terkait dan seluruh
karyawan tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan
persyaratan lain.
3) Menetapkan kebijakan Mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu kinerja
dipenuhi.
A. Umum
Pedoman ini mencakup pelaksanaan Tinjauan Manajemen dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu sesuai standar akreditasi Puskesmas.
Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas
1) Memimpin Rapat Tinjauan Manajemen
2) Memutuskan hal-hal yang dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen
2. Ketua Tim Mutu Puskesmas
1) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur Tinjauan Manajemen
2) Melaksanakan dan mendokumentasikan pelaksanaan Rapat tinjauan
Manajemen.
3. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Ka. TU dan coordinator
Upaya Puskesmas serta seluruh pelaksana
Menindaklanjuti hasil keputusan Rapat Tinjauan Manajemen.
4. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas menetapkan dan melaksanakan Tinjauan Manajemen
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali dalam bentuk rapat Tinjauan
Manajemen
2) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur Tinjauan Manajemen
untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektifitas penerapan Sistem
Manajemen Mutu.
5. Dokumen Terkait
SPO Tinjauan Manajemen dan kinerja
B. Masukan Tinjauan Manajemen
Memastikan masukan dari tinjauan manajemen sebagai agenda rapat meliputi :
1. Hasil Internal atau eksternal audit
2. Umpan balik pelanggan (keluhan pelanggan dan hasil pengukuran kepuasan
pelanggan)
3. Kinerja proses dan kesesuaian hasil pelayanan
4. Pembahasan Kebijakan dan sasaran mutu
5. Status Tindakan perbaikan dan pencegahan
6. Tindakan lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya
7. Perubahan yang berdampak pada Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan
8. Peluang untuk peningkatan
C. Luaran Tinjauan
Keluaran Tinjauan Manajemen meliputi :
1. Perbaikan dari efektivitas Sistem Manajemen Mutu
2. Perbaikan produk yang terkait dengan persyaratan pelanggan
3. Sumber daya yang dibutuhkan
4. Memastikan hasil-hasil dari Rapat Tinjauan Manajemen didokumentasikan
BAB VI
Manajemen Sumber Daya
BAB VII
Penyelenggaraan Pelayanan
A. ANALISA SITUASI
1. Data Umum
a) Peta Wilayah Kerja
1) Demografi Kecamatan Mandiangin
1. Ambulance APBD 1
2. Sepeda Motor APBD 8
3. Komputer APBD 1
4. Laptop APBD 3
5. Wireless JKN 1
5 Pemusiran Aktif 16 2 - -
6 Rangkiling Aktif 11 1 - -
8 Mandiangin Aktif 16 2 - -
11 Kutejaye Aktif 11 1 - -
15 Kertopati Aktif 11 1 - -
Cakupan neonatus dengan 71 42 59% 78 77 99% target SPM. Dari target 464 yang tercapai baru
komplikasi yang ditangani Indikator 555(84%). Hal ini juga mengalami penurunan
Cakupan kunjungan bayi 469 400 85% 511 467 91% SPM. jika di bandingkan dengan tahun 2016
Cakupan Desa/kelurahan Universal 14 14 100% 18 18 100% - Masih ada persalinan tidak di fasilitas
Cakupan pelayanan anak balita 1880 1650 88% 2104 1552 74% - Cakupan pelayanan ibu nifas belum mencapai
Cakupan Balita 6-59 bulan yang target SPM, dari target 555 orang yang
1715 1704 99%
mendapatkan vitamin A 1680 1694 101% tercapai 464. Hal ini juga mengalami
Cakupan Penjaringan kesehatan 23 23 100% target SPM, dari target 511 baru tercapai
22 22 100%
467(84). Pencapaian ini mengalami
TARGET % TARGET % KESENJAN
THN CAPAIAN CAPAIAN THN CAPAIAN GAN
NO INDIKATOR SPM DI PUSKESMAS RUMUSAN MASALAH
2015 2015 2015 2016 THN ADA /
2016 TIDAK
siswa SD dan setingkat 4342 3763 87% peningkatan dari tahun sebelumnya.
Cakupan peserta KB aktif 3508 2977 85% - Cakupan pelayanan anak balita belum
Cakupan penemuan dan mencapai target SPM, dari target 2104, yang
penanganan penderita penyakit 32 0 0% tercapai 1552
a. Penemuan kasus TBC BTA positif 32 19 59% - Cakupan penemuan kasus TBC BTA positif
(CDR/case detection rate). 1245 523 42% tidak mencapai target SPM, dari target 32
b. Penemuan Penderita diare. 936 936 100% orang belum ada yang tercapai. Hal ini
c. Penemuan kasus pneumonia 6 6 100% mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yang mencapai 59%.
- Cakupan peserta KB aktif masih tidak
mencapai target SPM, dari target 4342
tercapai 3762 (87%). Capaian ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yang
hanya 85%
- Cakupan penemuan penderita diare tidak
mencapai target SPM, dari target 1245 yang
tercapai 523 (42%). Hal ini mengalami
penurunan dari tahun 2015 yang sudah
mencapai 100%.
TARGET % TARGET % KESENJAN
THN CAPAIAN CAPAIAN THN CAPAIAN GAN
NO INDIKATOR SPM DI PUSKESMAS RUMUSAN MASALAH
2015 2015 2015 2016 THN ADA /
2016 TIDAK
2 Penyelidikan Epidemiologi dan
Penggulangan Penyakit
Cakupan Desa/ Kelurahan 23 23 100% 3 3 100%
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam
3 Promkes dan Pemberdayaan
Masyarakat 14 13 93 % 14 13 100%
a. Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif
BAB VIII
KONDISI YANG DIHARAPKAN
NO INDIKATOR TARGET
>2/100000
a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun pddk
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket.
Terpilih
1 Masih rendahnya Kurangnya pengetahuan & kesadaran Pembentukan kelas ibu hamil Pelaksanaan kelas ibu Kegiatan pelaksanaan kelas
kunjungan K4 masyarakat Penyuluhan ibu hamil hamil ibu hamil di 24 posyandu
Masih tingginya kepercayaan Pendataan sasaran Pendataan sasaran oleh tim bidan puskesmas (6x
masyarakat terhadap dukun Sweeping K4 Pembinaan pelayanan setahun )
Masih belum maksimalnya Pembinaan pelayanan kesehatan ibu kesehatan ibu Dilakukan sasaran jumlah ibu
pemanfaatan posyandu hamil yang akurat, sehingga
Tingginya sasaran dari dinas dapat membantu dinas
kesehatan kesehatan dalam penyusunan
Kurangnya dukungan dari keluarga target
dan pemerintah desa Dilakukan pembinaan
pelayanan kesehatan kepada
bidan desa, sehingga terjadi
peningkatan pelayanan oleh
bidan desa terhadap ibu
hamil.
2 Cakupan persalinan oleh Kurangnya pengetahuan dan Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal Dilakukan pelayanan
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket.
Terpilih
nakes rendah kesadaran masyarakat Pelaksanaan program P4K Pelaksanaan program P4K antenatal di 24 posyandu
Masih tingginyan kepercayaan Pelaksanaan kelas ibu hamil Pelaksanaan kelas ibu untuk mendekatkan akses
masyarakat terhadap dukun Optimalisasi penggunaan dana hamil pelayanan kesehatan terhadap
Masih belum maksimalnya Jampersal Optimalisasi penggunaan bumi.
pemanfaatan posyandu Pertemuan lintas sektor dana Jampersal Pelaksanaannprogram P4K
Rendahnya tingkat pendapatan Pertemuan lintas sektor yang ada di wilayah kerja
masyarakat Puskesmas Mandiangin
Kurangnya dukungan dari keluarga Pelaksaan kelas ibu hamil
dan pemerintah desa untuk memotivasi ibu agar
dilakukan persalinan di
faskes.
Untuk ibu hamil yang tidak
mampu dapat di bantu
melalui dana jampersal.
pertemuan lintas sektor untuk
merangkul kepala
desa/kader/tokoh masyarakat,
agar dapat memberikan
motivasi pada ibu hamil
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket.
Terpilih
3 Rendahnya cakupan ibu Kurangnya pengetahuan dan Pemantauan kesehatan ibu nifas Pemantauan kesehatan ibu Pertemuan lintas sektor untuk
nifas kesadaran masyarakat Pertemuan lintas sektor nifas merangkul kepala
Masih tingginyan kepercayaan Pertemuan lintas sektor desa/kader/tokoh masyarakat,
masyarakat terhadap dukun agar dapat memeberikan
Masih belum maksimalnya motivasi pada bufas
pemanfaatan posyandu Pemantauan kesehatan bufas
Tingginya sasaran dari dinas oleh bidan desa dengan
kesehatan melakuakan kunjungan rumah
Kurangnya dukungan dari
keluarga dari pemerintahan desa
4 Penemuan kasus TB BTA Terjadinya kerusakan alat mikroskop Meningkatkan kerja sama dengan Meningkatkan kerjasama Telah dilakukan kerjasama
(+) rendah Kurangnya koordinasi petugas puskesmas lain dengan puskesmas lain dengan puskesmas pauh
laboratorium dengan puskesmas lain Rencana pemebelian mikroskop Pemeberitahuan ke dinkes dalam hal pemeriksaan
Tidak tersedianya dana untuk Pemberitahuan ke dinkes mengenai mengenai kerusakan alat sampel sputum
pembelian mikroskop kerusakan alat Telah disampaikan surat
Tidak ada tindak lanjut dari dinas pemberitahuan kepada dinkes
kesehatan terhadap kerusakan tentang kerusakan alat
mikroskop
5 Rendahnya kunjungan Masih rendahnya kesadaran ibu Pertemuan lintas sektor Pertemuan lintas sektor untuk
No. Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Ket.
Terpilih
bayi dan balita untuk membawa anak ke posyandu Pendataan sasaran merangkul kepala
Masih belum maksimalnya Pemberian PMT di posyandu desa/kader/tokoh masyarakat,
pemanfaatan posyandu agar dapat memeberikan
Tingginya sasaran dari dinkes motivasi pada ibu untuk
Tingkat ekonominya rendah membawa balita ke posyandu
Kurangnya dukungan dari keluarga Telah dilakukan pendataan
jumlah sasaran bayi dan balita
PEMERINTAH KABUPATENSAROLANGUN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MANDIANGIN
Jln. Raya Sarolangun – Tembesi kecamatan Mandiangin Tlp (0745).......
SAROLANGUN – JAMBI
Analisis fishbone
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA
Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT
BAB IX
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017
DAN RENCANA USULAN KEGIATAN TAHUN 2018
BAB X
PENUTUP
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Mandiangin ini disusun sebagai dasar pedoman untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mandiangin baik upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan pengembangan, maupun upaya kesehatan penunjang.
Dengan demikian puskesmas dapat menyelenggarakan upaya kesehatan secara efektif dan efisien
demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan di tahun berikutnya.
dr. Sat Joga Agus Widi Nugroho drg. Neysa Wulan Sari
NIP. 19650303 200907 1 001 NIP.19861118 201503 2 003
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU NIFAS RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA
Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT
CAKUPAN PERSALINAN OLEH NAKES RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA
Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT
CAKUPAN PENEMUAN TBC BTA POSITIF RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA
Kurangnya koordinasi
petugas labor dengan
Pembelian tidak dapat
puskesmas lain Rendahnya cakupan
dilakukandiladilakukan
penemuan TBC BTA positif
Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT
CAKUPAN PELAYANAN BALITA RENDAH
LINGKUNGAN MANUSIA
Pustu/poskesdes
kurang representatif
METODE ALAT