Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SD

( Prinsip dan Tahap-Tahap Pengembangan Kurikulum )

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. H. Moh Siddik, M. Pd

Kelompok 2

Nama Anggota :

Dewi Paramitha ( 1905116078)

Novi Wahyuning Tias ( 1905116064)

Olivya Intan ( 1905116074)

UNIVERSITAS MULAWARMAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun makalah ‘‘Prinsip dan Tahap-Tahap Pengembangan Kurikulum‘‘ ini


diselesaikan dengan tujuan penyelesaian salah satu tugas dari mata kuliah Pengembangan
Kurikulum di SD Program Studi PGSD S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Mulawarman. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr.
H. Moh Siddik, M. Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Pengembangan Kurikulum di SD.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan.

Samarinda, 22 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………... 1
1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber dan Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum  …………………………………. 5
2.2 Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum.......................................................… 6

2.3 Prinsip-Prinsip Khusus Pengembangan Kurikulum ......………………………………... 9

2.4 Tahap-Tahap Pengembangan Kurikulum ...................................... ………………...…. 11


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi analisis, sintesis, evaluasi, 
pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum.
Proses pengembangan kurikulum harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk itu, para pengem
bang kurikulum agar bisa bekerja secara mantap, terarah, dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Prod
uk dari proses pengembangan kurikulum tersebut diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan 
masyarakat, perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, adanya berbagai prin
sip pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa kurikulum merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sumber dan tipe prinsip pengembangan kurikulum?
2. Apa prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum?
3. Apa prinsip-prinsip khusus pengembangan kurikulum?
4. Apa tahap-tahap pengembangan kurikulum?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui sumber dan tipe prinsip pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum.
3. Mengetahui rinsip-prinsip khusus pengembangan kurikulum.
4. Mengetahui tahap-tahap pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber dan Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum
A. Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
Menurut Oliva (1992) ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu “ data empiris 
(empirical data), data eksperimen (experimental data), cerita/legenda yang hidup di masyarakat (
folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense)”. Data Empiris menunjukkan adanya
pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif. Data Ekesperimen berkaitan dengan
temuan-temuan hasil penelitian. Data temuan hasil penelitian merupakan data yang dipandang
valid dan reliabel sehingga tingkat kebenaran dan akurasinya lebih meyakinkan untuk dijadikan
prinsip dalam pengembangan kurikulum. Dalam fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard
data) itu sifatnya sangat terbatas. Banyak data-data lainnya yang di peroleh bukan dari hasil
penelitian, tetapi terbukti efektif untuk memecahlam masalah-masalah kehidupan yang
kompleks, di antaranya adat kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum), hasil
pertimbangan dan penilaian akal pikiran (common sense). Bahkan data yang diperoleh dari
penelitian sendiri digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat
terlebih dahulu.

Folklore adalah sebagian dari kebudayaan yang berbentuk lisan, bukan tertulis, seperti
cerita-cerita dan legenda. Menurut Brunvand, folklore dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
(1) folklore lisan, seperti dialek, julukan, titel, peribahasa, teka-teki, syair rakyat, cerita rakyat,
mitos (dongeng suci), legenda, dongeng, dan nyanyian rakyat (folksong), (2) folklore setengah
lisan, seperti kepercayaan rakyat dan tahayul. Aspek kebudayaan seperti ini bukan saja lisan,
tetapi juga berupa perbuatan, seperti pemainan rakyat, drama, wayang, ludruk, tari adat, upacara,
dan pesta, (3) folklore yang bukan lisan, baik materil (arsitektur, kerajinan tangan, pakaian,
perhiasan, seni masak, obat-obatan) maupun bukan materil (gerak, isyarat, musik rakyat).
Folklare mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai bahan hiburan, sebagai suatu sistem
proycks., sebagai pengesahan suatu adat kebiasaan, sebagai bahan pendidikan, sebagai social
pressure and social control. Dengan demikian, semua jenis data tersebut sangat berguna bagi
kegiatan pengembangan kurikulum, sebagai sumber prinsip yang akan dijadikan pegangan.

B. Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum
Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe
prinsip, yaitu: Anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh, Anggapan kebenaran parsial, dan
Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian. Anggapan kebenaran utuh atau
menyeluruh adalah fakta, konsep dan prinsip yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian
yang ketat dan berulang sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan di tempat yang
berbeda. Tipe prinsip ini tidak akan mendapat tantangan atau kritik karena sudah diyakini oleh
orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum. Anggapan kebenaran parsial, yaitu
fakta, konsep dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus, tetapi sifatnya masih
belum bisa digeneralisasikan. Tipe prinsip ini dianggap baik dan bermanfaat sehingga bisa
digunakan. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian yaitu asumsi kerja atau
prinsip yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgement dan pemikiran
akal sehat. Pada dasarnya, kesemua tipe prinsip itu bisa digunakan. Tipe prinsip mana yang
mendapat penekanan dalam penggunaanya, sangat bergantung pada perspektif para pengembang
kurikulum tentang kurikulum itu sendiri

2.2 Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum yaitu :
1. Prinsip Berorientasi pada Tujuan dan Kompetensi
Tujuan yang dimaksud merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam pendidikan. Dalam
pengertiarı kurikulum menurut UU No.20 Tahun 2003 disebutkan "kurikulum adalah.....untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu" Dengan demikian, prinsip umum kurikulum yang pertama
adalah prinsip berorientasi pada tujuan. Tujuan pendidikan mempunyai tingkatan/hierarki
tertentu, mulai dari tujuan yang sangat umun sampai dengan ujuan khusus (spesifik). Tujuan
yang dimaksud meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuau kurikuler, tujuan
pembelajaran umum, dan tujuan pembelajaran khusus (behavioral objective). Tujuan perdidikan
harus mencakup semua aspek perilaku peserta didik, baik dalam domain kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
Kompetensi adalah perpaduan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam pola berpikir dan pola bertindak. Ciri utama prinisp ini adalah digunakannya
pemikiran yang sistematik dan sistemik (systematic and systemic thinking) di dalam
pengembangan kurikulum, Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
pengembang kurikulun adalah menetapkan standar kompetensi lulusan. Prinsip berorientasi pada
kompetensi digunakan untuk menunjukkan sekurang-kurangnya tiga hal, yaitu sebagai indikator
penguasaan kemampuan, sebagai titik awal desain dan implementasi kurikulum, dan sebagai
kerangka untuk memahami kurikulum. Implikasinya adalah mengusahakan agar seluruh kegiatan
kurikuler terarah untuk menguasai kormpetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.  Prinsip relevansi
Prinsip ini terdiri atas dua jenis, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal. Relevansi 
eksternal menunjukkan relevansi antara kurikulum dengan lingkungan hidup peserta didik dan m
asyarakat, perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang serta tuntutan da
n kebutuhan dunia pekerjaan. Relevansi internal artinya relevansi diantara komponen kurikulum 
itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang dibangun oleh subsistem atau kompnen, sep
erti tujuan, isi, proses dan evaluasi. Suatu kurikulum yang baik harus memenuhi syarat relevansi 
internal yaitu adanya koherensi dan konsistensi antar komponennya. Implikasinya adalah mengu
sahkan pengembangan kurikulum sedemikian rupa sehingga tamatan pendidikan dengan kurikul
um itu dapat memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat. Para peng
embang kurikulum harus paham betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi kurikul
um, proses pembelajaran dan sistem evaluasi.

3. Prinsip efesiensi

Prinsip ini perlu dipertimbangkan terutama yang menyangkut tentang waktu, tenaga, pera
latan dan dana. Implikasinya adalah mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan wa
ktu, tenaga, biaya dan sumbersumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikul
er itu memadai dan memenuhi harapan.

4. Prinsip keefektifan.

Prinsip ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu proses dan produk. Dimensi proses meng
acu pada keefektifan proses pembelajaran sebagai real curriculum (keefektifan guru mengajar da
n keefektifan peserta didik belajar), sedangkan dimensi produk mengacu pada hasil yang ingin di
capai. Implikasinya adalah para pengembang kurikulum harus mengusahakan agar kegiatan kuri
kuler bersifat membuahkan hasil, yaitu menguasai kompetensi tanpa ada kegiatan yang mubazir.

5. Prinsip fleksibilitas

Kurikulum hrus dikembangkan secara lentur (tidak kaku) baik dalam dimensi proses mau
pun dimensi hasil yang diharapkan. Implikasinya adalah para pengembang kurikulum harus men
gusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi d
i lapangan serta ketersediaan waktu tanpa merombak standar kompetensi dan kompetensi dasar y
ang telah ditetapkan.

6. Prinsip integritas

Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu keseluruhan atau kesatuan yang


bermakna dan berstruktur. Bermakna maksudnya adalah suatu keseluruhan itu memiliki arti,
nilai, manfaat atau faedah tertentu Keseluruhan bukan merupakan penjumlahan darr bagian-
bagian melainkan suatu totalitas yang memiliki maknanya sendiri. Prinsip ini bera susmsi bahwa
setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam struktur tertentu
Implikasinya adalah para pengembang kurikulum harus memperhatikan dan mengusahkan agar
pendidikan dapat menghasilkan pribadi- pribadi yang unggul dan manusia seutuhnya. Peserta
didik memiliki potensi yang dapat tumbuh dan berkembang. Peserta didik adalah organisme
yang hidup dalam masyarakat dan mempunyai kebutuhan serta harapan masa depan yang lebih
baik

7. Prinsip kontinuitas

Kurikulum harus dikembangkan secara berkesinambungan, baik sinambung antar mata


pelajaran, antarkelas maupun antarjenjang pendidikan Hal ini dimaksud kan agar proses
pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, dimana pendidikan pada kelas atau
jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar untuk melanjutkan pada kelas dan jenjang
diatasnya. Implikasinya adalah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler merupakan bagian
yang berkesinambungan dengan kegiatan- kegiatan kurikuler lainnya, baik secara verikal
(bertahap, berjenjang) maupun secara horizontal.

8. Prinsip sinkronisasi

Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahkan agar semua kegiatan k urikuler,


ekstrakurikuler dan kokurikuler serta pengalaman belajar lainnya dapt serasi, selaras, seimbang,
searah dan setujuan.

9. Prinsip objektivitas

Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar semua kegiatan


( intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler) dilakukan dengan tatanan kebenaran ilmiah
serta mengesampingkan pengaruh- pengaruh subjektivitas, emosional dan irasional.

10. Prinsip demokrasi

Dalam mengembangkan kurikulum perlu memperhatikan nilai- nilai demokratis.


Tujuannya untuk menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses
pembelajaran yang demokratis. Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh nilai- nilai
demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan menjunjung keadilan, menerapkan
persamaan kesempatan dan memperhatikan keragaman peseta didik. Dalam praktiknya,
pengembang kurikulum hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus
dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinva. Dalam
proses pengembangan kuriklum perlu adanya suasana yang terbuka, akrab dan saling
menghargai, sebaliknya, guru harus menghindari suasana pembelajaran yang kaku, penuh
dengan ketegangan, dan syarat dengan perintah atau intruksi yang membuat peserta didik
menjadi pasif tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kelelahan. Pengembangan kurikulum
perlu mempertimbangkan agar manajemen kurikulum dan pembelajaran serta keterlibatan
lingkungan dapat dilakukan sesuai dengan prinsip atau asas demokrasi. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum biasanya ditulis secara eksplisit didalam kurikulum sekolah,
implementasi prinsip- prinsip pengembangan kurikulum tersebut dapat dikaji dari keseluruhan isi
buku kurikulum tersebut atau didalam pelaksanaan kurikulum dan evaluasi kurikulum. Sering
terjadi, implementasi prinsip- prinsip kurikulum sukar diidentifikasi, bahkan yang sering terjadi
adalah peristiwa peri stiwa kurikuler yang menyimpang dari prinsip- prinsip yang digunakan
dalam pengembangan kurikulum itu. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :

1. Pencantuman prinsip- prinsip pengembangan kurikulum didalam buku kurikulum tidak hanya
bersifat profoma. Hal itu dimaksudkan untuk menaati langkah- langkah pengembangan
kurikulum dan untuk menimbulkan pemahaman bahwa suatu kurikulum mendukung nilai- nilai
luhur tertentu, terutama yang bersifat politis dan ilmiah,

2. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulun tidak hanya dipahami oleh para pengembang


kurikulum. Pelaksanaan kurikulum dan hasil evaluasi kurikulum tidak menunjukkan adanya
kandungan nilai dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu.

3.Situasi dan kondisi tata hidup tempat kurikulum itu dilaksankan telah berkembang sesuai
dengan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri

2.3 Prinsip-Prinsip Khusus Pengembangan Kurikulum

Di samping prinsip-prinsip umum diatas, ada juga prinsip-prinsip khusus yang bersumber
dari anatomi kurikulum, yaitu:

1. Prinsip-prinsip tujuan kurikulum

Prinsip ini ditinjau dari tujuan sebagai salah satu komponen pokok dalam pen gembangan
kurikulum. Menurut Hilda Taba (1962) ada tiga sumber tujuan, yaitu kebudavaan masyarakat,
individu, dan mata pelajaran-disiplin ilmu. Sementara itu, Nana, Sy. Sukmadinata (2005)
mengemukakan sumber tujuan adalah (a) ketentutan dan kebijakan pemerintah, yang dapat
ditemkan dalam dokumen- dokumen lembaga negara mengenai tujuan dan strategi pembangunan
termasuk di dalamnya pendidikan, (b) survei mengenai kebutuhan-kebutuhan murid dengan
menggunakan angket, wawancara, observasi, (c) survei mengenai persepsi orang tua masyarakat
tentang kebutuhannya yang dijaring melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai
media massa, (e) survei tentan manpower, (f) pengalaman negara negara lain dalam masalah
yang sama, dan (g) penelitian lain.

2. Prinsip-prinsip isi kurikulum


Prinsip ini menunjukkan (a) isi kurikulum harus mencerminkan falsafah dan dasar suatu
negara, (b) isi kurikulum harus diintegrasikan dalam nation dan characer building. (c) isi
kurikulum hanya mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karya agar peserta didik memiliki
mental, moral, budi pekerti luhur, tinggi keyakiuan agamanya, cerdas. terampil, serta memiliki
fisik yang sehat dan kuat (d) isi kurikulum harus mempersiapkan sikap dan mental peserta didik
untuk dapat mandiri dan bertanggung jawab dalam masyarakat, (e) isi kurikulum harus
memadukan teori dan praktik, (f) isi kurikulum harus memadukan pengetahuan, keterampilan
dan sikap dan nilai- nilai, (g) isi kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, (h) isi kurikulum harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat, (i) isi kurikulum harus dapat mengintegrasikan kegiatan intra, ekstra
dan kokurikuler, (j) isi kurikulum harus memungkinkan adanya kontinuitas antara satu lembaga
dengan lembaga pendidikan lainnya, dan (k) isi kurikulum harus dapat disesuaikan dengan
kondisi-kondisi setempat.

3. Prinsip-prinsip didaktik-metodik

Prinsip ini meliputi: (a) semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus fu
ngsional dan praktis, (b) pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf pe mahaman
dan perkembangan peserta didik, (c) guru harus membangkitkan dan memupuk minat, perhatian
dan kemampuan peserta didik, (d) penyajian bahan pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan
praktik , (e ) dalam pembelajaran guru harus dapat membentuk perpaduan antara kegiatan belajar
individual dengan kegiatan belajar kelompok, (f) guru harus dapat mengembangkan sikap dan
nilal-nilai peserta didik, (g) penyajian bahan pelajaran harus dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan peserta didik terhadap Tuhan YME, (h)penyajian bahan hendaknya menggunakan
multimetode, media, sumber belajar dan variasi teknik penilaian, dan, (i) dalam hal tertentu, guru
perlu memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik

Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan proses pembelajaran (pendekatan, strategi, mtode


din teknik) adalah (a) harus sesuai dengan tujuan (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan materi
pelajaran, (b) bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual peserta didik, (c)
memberikan urutan kegiatan yang logis, sistematis dan berjenjang, (d) mengaktifkan peserta
didik untuk belajar dan merangsang guru untuk mengajar, (e) merangsang berkembangnya
kemampuan baru, (f) menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di numah, (g)
mendorong peserta didik menggunakan berbagai sumber be lajar, (h) untuk belajar keterampilan
sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang meneka nkan “learning by doing” disamping “learning
by seeing and knowing”

4. Prinsip berkenaan dengan media dan sumber belajar

Prinsip ini menunjukkan kesesuaian media dan sunber belajar dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar, materi pelajaran, karakteristik media pembelaj aran, tingkat perkemangan
peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktis- ekenomis Untuk itu, pengembang kurikulum
harus memperhatikan faktor-faktor, antara lain ebjektivitas, program pembelajaran, sasaran
program. situasi dan kondisi (sekolah dan peserta didik), kualitas media, keefektifan dan efisiensi
penggunaan

5. Prinsip-prinsip evaluasi

Prinsip ini meliputi: prinsip mendidik, prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas, prinsip
objektivitas, prinsip kooperatif, prinsip praktis dan prinsip akuntabilitas. Manfaat yang bisa
diambil dari prinsip umum dan prinsip khusus pengembangan kurikulum tersebut adalah kita
bisa menggunakan secara bersamaan, karena akan saling melengkapi. Semakin lengkap dan
komprehensif, kesempurnaan suatu prinsip akan semakin baik, karena akan semakin
memperjelas dalam mengarahkan kerja para pengembang kurikulum dan kesempurnaan
kurikulum yang dihasilkannya. Meskipun demikian, prinsip- prinsip yang disajikan diatas
sifatnva tidak kaku, masih mungkin untuk dimodifikasi, ditambah atau dikurangi sesuai dengan
kebutuhan yang ada.

2.4 Tahap-Tahap Pengembangan Kurikulum 

Tahap-tahap pengembangan kurikulum. Ada empat tahap dalam pengembangan


kurikulum yaitu:

1. Pengembangan kurikulum pada tingkat makro (nasional)

Pada tingkat ini, pengembangan kurikulum dibahas dalam ruang lingkup nasi onal yang
meliputi tri-pusat pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan
nonformal dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Baik secara vertikal maupun
horizontal dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

2. Pengembangan kurikulum pada tingkat institusi (sekolah)

Pengembangan kurikulum tingkat institutsi lembaga mencakup tiga kegiatan pokok,


vaitu merumuskan tujuan sekolah atau standar kompetensi lulusan masing- masing lembaga,
penetapan isi dan struktur program, dan penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum secara
keseluruhan.

3. Pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran (bidang studi)

Pengembangan kurikulum pada tingkat bidang studi ini dilakukan dalam bentuk
menyusun atau mengembangkan silabus bidang studi mata pelajaran untuk setiap semester.
Silabus suatu bidang studi berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, sistem penilaian, alokasi waktu, dan sumber
bahan alat belajar. Pengembangan silabus harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, antara lain
ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan
menyeluruh
4. Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas

Untuk mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas, maka guru perlu
menyusun program pembelajaran, seperti paket modul paket belajar dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).

Dalam pelaksanaannya, pengembangan kurikulum harus menempuh tahap-tahap sebagai berikut:

Tahap 1: Studi kelayakan dan analisis kebutuhan

Pada tahap ini, pengembang kurikulum melakukan analisis kebutuhan program dan merumuskan
berbagai pertimbangan, temasuk hal- hal apa yang harus dikembangkan. Analisis kebutuhan
dapat dilakukan terhadap: (a) kebutuhan peserta didik, terutama aspek perkembangan psikologis,
seperti bakat, minat, dan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki, baik kompetensi
akademik, kompetensi sosial/ kompetensi personal, maupun kompetensi vokasional, sesuai
dengan jenis dan jenjang pendidikan yang ditetapkan (b) kebutuhan masyarakat dan dunia kerja,
dan (c) kebutuhan pembangunan (nasional dan daerah). Teknik yang dapat digunakan antara lain
studi lapangan (observasi, wawancara, angket, dll.), survei, analisis kompetensi, analisis tugas,
dan studi dokumentasi. Studi kelayakan meliputi program yang akan dikembangkan, rasional
pergembangan, rumusan deskripsi tugas secara umurn, analisis tugas secara khusus, rumusan
kemampuan yang akan dikembangkan, analisis kebutuhan program sesuai dengan rumusan
kemampuan yang akan dikembangkan.

Tahap 2. Perencanaan kurikulum (draft awal)

Pada tahap ini, pengembang kurikulum menyusun suatu konsep perencanaan awal kurikulum
Berdasarkan rumusuan kemampuan yang akan dikembangkan pada tahap pertama, kemudian
dirumuskan tujuan kurikulum yang mendasari rumusan isi dan struktur kurikulum yang
diharapkan. Selanjutnya, pengembang kurikulum merancang strategi pembelajaran yang meliputi
pendekatan strategi, metode, media, sumber belajar, dan sistem penilaian berdasarkan kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya pada tahap awal penilihan metode, media,
sumber belajar, dan teknik penilaian hendaknya mengacu pada prinsipnya, masing-masing dan
disesuaikan dengan kemampuan guru di lapangan serta situasi dan kondsi lembaga pendidikan
sekolah

Tahap 3: pengembangan rencana operasional kurikulum

Pada tahap ini, pengembangan kurikulum membuat rencana operasional kurikulum, yang
meliputi penyusunan silabus, pengembangan bahan ajar, dan menentukan sumber-sumber
belajar, seperti buku, sumber modul narasumber dan sebagainya.

Tahap 4: pelaksanaan uji coba terbatas kunkulum dilapangan

Tujuan uji coba dilapangan adalah untuk mengetahui kemungkinan pelaksanaan dan
keberhasilan kurikulum, hambatan atau masalah apa yang terjadi bagaimana pengaruh
lingkungan, faktor- faktor apa yang mendukung dan bagaimana upaya mengatasi hambatan atau
pemecahan masalah. Kegiatan uji coba meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi, perbaikan dan
penyesuaian. Uji coba biasanaya dilakukan pada kelompok sampel yang representatif

Tahap 5: implementasi kurikulum

Pada tahap ini, pengembang kurikulum harus melakukan minimal dua kegiatan pokok, yaitu (1)
kegiatan diseminasi, yaitu pelaksanaan kurikulum dalam ruang lingkup yang lebih luas, dan (2)
melaksanakan kurikulum secara menyeluruh untuk semua jenis dan jenjang pendidikan .

Tahap 6: monitoring dan evaluasi kurikulum

Pada tahap ini pengembang kurikulum melakukan monitoring dan evaluasi kurikulum yang
meliputi tahap masukan sesuai dengan desain kurikulum dan hasil atau dampak pelaksanaan
kunkulum.

Tahap 7: perbaikan dan penyesuaian Pada tahap ini, pengembang kurikulum harus melakukan
perbaikan dan penyesuai an apabila berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kurikulum
ternyata terdapat hal-hal yang menyimpang atau tidak sesuai dengan keadaan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal


yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan
pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum
planning), yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum
itu sendiri. Prinsip pengembangan kurikulum memiliki beberapa sumber yaitu data empiris
(empirical data), data eksperimen (exsperiment data), cerita/Legenda yang hidup di
masyarakat (folklore of curriculum), dan akal Sehat (common sense). Kemudian, prinsip
pengembangan kurikulum terbagi kedalam tiga jenis, yaitu whole truth, partial truth, dan
hypothesis. Dan secara luas prinsip pengembangan kurikulum dibagi menjadi dua macam,
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Winarso, Widodo. (2015). Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Cirebon : CV. Confident

Anda mungkin juga menyukai