Anda di halaman 1dari 28

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Kelainan Pada Sistem Saraf tepat pada
waktunya. Adapun penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Biologi. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kelainan Pada Sistem
Saraf bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu guru selaku guru bidang studi Biologi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi Biologi.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

 Latar belakang
 Rumusan Masalah
 Tujuan penulisan

BAB II ISI

 Demensia
 Amnesia
 Alzheimer
 Geger Otak

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan
 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron).
Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh.
Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan
alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi
beberapa kelenjar endokrin.

Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangt kompleks dan khusus. Sistem
saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan
tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh.
Rangsangan ada yang berasal dari luar tubuh seperti cahaya, gravitasi, suhu, panas, dan
dingin.

Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh seperti rasa lapar, haus, sakit, nyeri,
dan sebagainya. Untuk bereaksi terhadap rangsangan tersebut tubuh kita memerlukan tiga
komponen, yaitu reseptor sebagai penerima rangsangan, sistem saraf sebagai penerima,
pengolah, dan penerus hasil olahan rangsangan ke efektor, dan efektor sebagai sel atau organ
yang digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan.

Dalam Sistem Saraf terdapat beberapa Kelainan pada sistem saraf dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya: karena adanya kerusakan pada sistem saraf akibat adanya luka,
infeksi mikroorganisme, kerusakan yang sifatnya genetis, penggunaan obat-obatan, benturan
benda keras, adanya virus, bakteri ataupun radang, adapun Kelainan Sistem Saraf diantara
nya yaitu Demensia, Amnesia, Alzheimeri,dan Geger Otak. Oleh karena itu, dalam makalah
ini akan dibahas tentang kelainan pada sistem saraf.
 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Demensia?
2. Apa yang dimaksud dengan Amnesia?
3. Apa yang dimaksud dengan Alzheimer?
4. Apa yang dimaksud Geger Otak?

 Tujuan Penulisan

Untuk menambah wawasan tentang gangguan sistem saraf dan agar pembaca juga
mengetahui gangguan pada sistem saraf seperti Demensia, Amnesia, Alzheimer, dan geger
otak. Tujuan penulisan makalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi tentang
gangguan pada sistem saraf.

BAB II

ISI

 Demensia

A.Pengertian

Demensia bukanlah sebuah penyakit namun merupakan suatu gejala yang disebabkan
oleh penyakit atau kelainan pada otak. Demensia ditandai dengan terganggunya mental
seseorang yang menyebabkan gangguan berpikir dan hilang ingatan. Demensia juga
dapat menyebabkan perubahan sifat dan perilaku seseorang. Jika tidak ditangani, gejala
demensia akan menjadi semakin buruk dan mengganggu kegiatan keseharian seseorang.
Demensia hanya dapat disembuhkan jika penyakit penyebabnya dapat disembuhkan.
Sebagai contoh, apabila terjadi akibat penyalahgunaan zat terlarang , demensia dapat
dipulihkan pasien berhenti mengonsumsi obat terlarang atau alkohol.

B. Jenis -jenis demensia

• Alzheimer

Penderita demensia yang mengalami Alzheimer umumnya berusia 65 tahun ke atas. Meski


demikian, gejala penyakit Alzheimer mungkin juga muncul di usia yang lebih muda,
seringkali dikarenakan cacat genetik. Walaupun penyebab pasti penyakit Alzheimer tidak
diketahui, namun diyakini bahwa plak dan kusut di jaringan otak merupakan biang keladinya.
Plak terbentuk akibat protein beta-amyloid yang menggumpal. Selain itu, faktor genetik juga
dipercaya berperan penting dalam menyebabkan penyakit ini.

Alzheimer biasanya mengalami peningkatan secara perlahan dalam waktu 7-10 tahun.


Kemampuan mental Anda dalam mengolah informasi (logika) perlahan menurun. Sampai
pada akhirnya seluruh bagian otak yang dipengaruhi tidak bekerja dengan semestinya,
termasuk kemampuan berbahasa, penilaian, mengontrol memori, serta kemampuan spasial.

•  Lewy Body Demensia

Kondisi ini memengaruhi sekitar 10-22 persen dari jumlah keseluruhan penderita demensia
dan menjadikannya salah satu jenis demensia yang paling umum terjadi. Lewy body
demensia lebih sering dialami oleh orang tua.

Jenis demensia ini terjadi jika terdapat gumpalan abnormal protein yang ditemukan pada otak
penderitanya. Gejala yang ditimbulkan lewy body demensia mirip dengan yang dialami
penderita penyakit alzheimer, di antaranya adalah sering berhalusinasi serta tangan yang
sering kaku dan bergetar sendiri.

Orang yang mengalami lewy body demensia sering kali merasakan gangguan tidur yang
diakibatkan oleh kelainan perilaku tidur/kelainan REM (Rapid Eye Movement). Mereka
sering bergerak padahal sedang tidur pulas.

•  Demensia Vaskular

Jenis demensia ini terjadi akibat kerusakan otak—karena penurunan atau penyumbatan aliran
darah di pembuluh darah yang menuju ke otak.

Masalah ini berpotensi menyebabkan struk, infeksi katup jantung (endokarditis),dan masalah


pembuluh darah lain.

Gejala demensia vaskular biasanya muncul secara mendadak dan terjadi pada orang dengan
tekanan darah tinggi, yang pernah terkena struk atau serangan jantung.Penyakit Alzheimer
dan jenis demensia lain dapat dialami berbarengan dengan demensia vaskular. Ko

• Demensia Frontotemporal

Salah satu jenis demensia yang jarang dialami, dan cenderung terjadi pada usia antara 40-65
tahun. Jenis demensia ini dikaitkan dengan penurunan fungsi sel saraf di lobus frontal dan
temporal otak. Area ini secara umum mempengaruhi kepribadian, perilaku dan kemampuan
berbahasa.

Beberapa tanda dan gejala demensia frontotemporal terdiri dari kesulitan berkomunikasi, sulit


berpikir atau berkonsentrasi, perilaku yang tidak pantas, serta kesulitan mengatur gerakan.

C. Tanda-tanda & gejala

Gejala-gejala umum dari demensia bisa meliputi perubahan secara kognitif dan psikologis.
~ Gejala terkait perubahan kognitif

 Kehilangan ingatan
 Kesulitan berbahasa, berkomunikasi dengan orang lain, dan melakukan kegiatan
sehari-hari
 Mengalami disorientasi atau kebingungan akan waktu dan tempat
 Kesulitan dalam berpikir dan mencerna informasi
 Sering lupa dan salah saat meletakkan suatu benda

~Gejala terkait perubahan psikologis

 Perubahan perilaku, kepribadian, dan mood yang kerap terjadi secara tiba-tiba
 Kehilangan inisiatif atau apatis pada hal apa pun, termasuk pada kegiatan yang
sebelumnya pernah ditekuni
 Kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari
 Mengalami depresi
 Mengalami halusinasi
 Mengalami paranoia
 Merasa gelisah

Seiring bertambahnya usia pasien, gejala demensia di tahap akhir biasanya dapat semakin
memburuk. Hanya saja, mengalami masalah bukan selalu pertanda demensia. Sebab bisa saja
yang Anda alami hanyalah penurunan daya ingat biasa.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

D.Faktor resiko

Ada banyak faktor risiko untuk osteoporosis. Beberapa di antaranya dapat diubah sejak dini,
tapi beberapa lainnya cenderung sulit atau bahkan tidak bisa diubah.
 Faktor risiko demensia yang tidak bisa diubah:

1. Usia

Anda lebih rentan terkena kondisi ini setelah berusia 65 tahun. Namun, demensia bukanlah
bagian dari proses penuaan yang normal, melainkan juga tidak menutup kemungkinan untuk
terjadi saat usia muda.

2. Riwayat keluarga

Memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami kondisi ini, menempatkan Anda pada
risiko lebih besar untuk mengalaminya. Namun, banyak juga orang dengan riwayat keluarga
tapi tidak pernah mengalami gejalanya.

Sebaliknya, tidak sedikit juga orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini
tapi justru mengalaminya. Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk menentukan
kemungkinan yang Anda miliki terkait kondisi ini.

3. Down syndrome

Banyak orang dengan Down syndrome mengalami penyakit Alzheimer pada usia paruh baya.

4. Gangguan kognitif ringan

Kondisi ini meliputi gangguan ingatan namun tanpa hilangnya fungsi sehari-hari. Gangguan
kognitif dapat meningkatkan risiko terserang demensia.

 Faktor risiko demensia yang bisa diubah:

1. Penyalahgunaan alkohol

Sering minum alkohol dalam jumlah banyak, bisa membuat Anda memiliki risiko lebih tinggi
untuk mengalami kondisi ini.
2. Faktor risiko penyakit kardiovaskular

Faktor risiko tekanan darah tinggi (hipertensi), kolestrol tinggi, menumpuknya lemak pada
dinding arteri (aterosklerosis), dan obesitas. Kesemua hal tersebut dapat meningkatkan risiko
terkena kondisi ini.

3. Depresi

Meski belum dapat dipahami dengan baik, depresi pada usia lanjut mungkin mengindikasikan
perkembangan demensia.

4. Diabetes

Jika Anda memiliki diabetes, Anda memiliki risiko lebih tinggi terhadap demensia, terutama
jika tidak ditangani dengan baik.

5. Merokok

Meningkatkan risiko terhadap demensia dan penyakit lainnya seperti penyakit pembuluh
darah (vaskular).

6. Sleep apnea

Orang yang sering mendengkur dan berhenti bernapas saat tidur dapat mengalami kondisi
yang ditandai dengan gangguan pada fungsi kognitif.

E.Penyebab Demensia

Ada berbagai penyebab demensia. Namun secara umum, kondisi ini disebabkan adanya
kerusakan sel-sel otak (neuron) yang bisa terjadi di beberapa bagian otak. Selain itu, kondisi
ini juga bisa diawali karena muncul gangguan pada bagian tubuh lain yang kemudian
memengaruhi fungsi neuron tersebut.

Neuron atau sel-sel otak akan melemah dan kehilangan fungsinya secara bertahap, sampai
akhirnya mati. Kondisi ini akhirnya memengaruhi koneksi antar neuron, yang disebut sebagai
sinapsis. Alhasil, pesan yang seharusnya dihantarkan oleh otak pun terputus sehingga
mengakibatkan timbulnya berbagai masalah.
Hal inilah yang nantinya dapat menghambat sel-sel otak untuk menjalankan fungsinya dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan, turut memengaruhi perilaku dan perasaan orang
yang mengalaminya. Demensia dapat memengaruhi seseorang dengan cara yang berbeda,
tergantung dari area otak yang bermasalah.

Di samping karena berbagai penyakit, seperti Alzheimer, kondisi yang ditandai dengan
penurunan fungsi otak ini juga bisa disebabkan oleh beberapa hal lainnya. Misalnya efek
samping obat, minum alkohol berlebih (alkoholisme), serta tumor atau infeksi otak.

Bukan hanya itu saja, demensia juga bisa disebabkan oleh kondisi lainnnya, meliputi:

 Gangguan pada struktur otak, seperti hidrosefalus dan hematoma subdural.


 Gangguan pada sistem metabolisme. Misalnya hipotiroidisme, kekurangan vitamin B-
12, kalium, natrium, kadar gula darah rendah (hipoglikemia), serta masalah ginjal dan
hati.
 Terapar zat kimia yang menyebabkan keracunan, seperti timah, logam berat, dan
pestisida.
 Anoxia, atau juga disebut sebagai hipoksia, yang terjadi ketika tubuh tidak
mendapatkan oksigen yang cukup. Anoxia bisa berkembang karena asma yang parah,
serangan jantung, keracunan karbon monoksida, dan lainnya.
 Kurang gizi. Misalnya karena kekurangan cairan (dehidrasi), vitamin, dan mineral
lainnya yang diperlukan tubuh.

Penyebab demensia ini kemungkinan masih dapat diobati ijika gejalanya terdeteksi sejak dini.
Maka itu, penting untuk menemui dokter Anda dan mendapatkan pemeriksaan medis segera
setelah gejalanya berkembang. Atau setidaknya, mengalami kondisi tertentu yang dirasa tidak
biasa.

F. Pencegahan demensia

 Olahraga dan aktif setiap hari. Cara ini dapat membantu meningkatkan kesehatan dan
melindungi otak, terutama dengan pola makan yang sehat.
 Jaga gaya hidup yang seimbang, cobalah untuk melakukan aktivitas dengan orang
lain, seperti menari, melukis, memasak, bernyanyi atau apapun yang Anda sukai.
 Tidur yang cukup, dan coba kurangi atau tidak mengonsumsi kafein sama sekali.
 Jaga tekanan darah tetap stabil. Sebab tekanan darah tinggi bisa menjadi salah satu
faktor risiko demensia.
 Terapkan pola makan sehat. Cara ini bisa membantu menjaga fungsi berbagai organ
tubuh, guna mencegah demensia.

G. Diagnosis dan pengobatan

Pengobatan demensia tergantung pada penyebabnya. Dalam kasus demensia paling progresif,
termasuk penyakit Alzheimer, tidak ada obat dan tidak ada pengobatan yang memperlambat
atau menghentikan perkembangannya.

Akan tetapi ada pengobatan yang dapat memperbaiki gejala sementara. Obat yang sama yang
digunakan untuk mengobati Alzheimer adalah beberapa obat yang kadang diresepkan untuk
membantu gejala demensia jenis lain.

Berikut ini adalah beberapa perawatan penyakit demensia yang bisa dicoba, di antaranya:

1. Pengobatan Non Medis

Beberapa gejala demensia dan masalah perilaku mungkin dapat diobati pada awalnya
menggunakan pendekatan non-medis, seperti:

 Terapi okupasi

Seorang terapis okupasi dapat menunjukkan kepada Anda bagaimana membuat rumah lebih
aman dan mengajarkan coping behaviours (perilaku mengatasi masalah). Hal ini bertujuan
untuk mencegah cedera seperti terjatuh, mengelola perilaku, dan mempersiapkan diri untuk
perkembangan demensia.
 Memodifikasi lingkungan

Mengurangi kebisingan dapat memudahkan seseorang dengan demensia untuk fokus. Anda
mungkin perlu menyembunyikan benda-benda yang dapat mengancam keselamatan, seperti
pisau dan kunci mobil.

 Menyederhanakan aktivitas
Mengerjakan sesuatu secara bertahap adalah langkah yang bisa dilakukan untuk memudahkan
apa sedang dikerjakan. Fokuslah pada kesuksesan bukan pada kegagalan. Mengerjakan
sesuatu secara terstruktur dan rutin juga membantu mengurangi kebingungan pada penderita
demensia.

2. Pengobatan Medis

Sebagian besar jenis demensia tidak dapat disembuhkan, tetapi ada cara untuk mengelola
gejalanya. Berikut ini adalah beberapa obat-obatan yang bisa dikonsumsi, di antaranya:

 Cholinesterase inhibitors

Obat-obatan ini  termasuk donepezil (Aricept), rivastigmine (Exelon) dan galantamine


(Razadyne). Obat jenis ini bekerja dengan meningkatkan zat kimia yang terlibat dalam
memori dan penilaian.

Meski obat ini digunakan untuk mengobati penyakit Alzheimer, obat-obatan ini mungkin
juga diresepkan untuk demensia lain, termasuk demensia vaskular, demensia penyakit
Parkinson, dan Lewy body dementia.
Efek samping yang bisa terjadi adalah mual, muntah dan diare. Efek samping lain yang
mungkin terjadi termasuk detak jantung yang melambat, pingsan dan gangguan tidur.

 Memantine

Memantine (Namenda) bekerja dengan mengatur aktivitas glutamat, pembawa pesan kimia
lain yang terlibat dalam fungsi otak, seperti belajar dan memori. Dalam beberapa kasus,
memantine diresepkan dengan cholinesterase inhibitor. Efek samping umum dari memantine
adalah pusing.

 Obat lain

Dokter mungkin meresepkan obat lain untuk mengatasi gejala atau kondisi lain seperti
depresi, gangguan tidur, halusinasi, parkinsonisme atau agitasi
 Amnesia

A.Pengertian

Amnesia atau hilang ingatan adalah gangguan yang menyebabkan seseorang tidak bisa
mengingat fakta, informasi, atau kejadian yang pernah dialaminya. Gangguan daya ingat pada
penderita amnesia bisa ringan atau berathingga mengganggu kehidupan penderitanya. 

Amnesia dapat terjadi sementara atau permanen. Hilangnya ingatan pada kondisi ini dapat
berupa hilang ingatan sebagian atau seluruhnya. Umumnya penderita amnesia masih dapat
mengingat identitas dirinya, hanya saja akan kesulitan untuk mengingat hal baru atau
mengingat kejadian di masa lalu.

B. Jenis amnesia

• Amnesia anterograde

Pada kondisi ini, penderita akan sulit membentuk ingatan baru. Gangguan ini dapat bersifat
sementara atau permanen.

• Amnesia retrograde

Pada kondisi ini, penderita tidak bisa mengingat informasi atau kejadian di masa lalu.
Gangguan ini bisa dimulai dengan kehilangan ingatan yang baru terbentuk, kemudian
berlanjut dengan kehilangan ingatan yang lebih lama, seperti ingatan masa kecil.

• Amnesia global sementara

Amnesia jenis ini masih belum bisa dimengerti sepenuhnya. Namun, kehilangan ingatan yang
terjadi pada kondisi ini biasanya bersifat ringan dan sementara. Saat mengalami amnesia ini,
penderita akan merasa bingung atau gelisah yang hilang timbul dan berulang.
• Amnesia Infantil

Amnesis infantil adalah kondisi yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengingat kejadian
yang terjadi dalam 3 hingga 5 tahun awal kehidupannya.

C. Gejala amnesia

Gejala amnesia terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Amnesia anterograde. Pada keadaan ini, pengidap sulit membuat ingatan diri.


Gangguan ini dapat bersifat sementara, tetapi dapat juga permanen.

 Amnesia retrograde. Pada keadaan ini, pengidap tidak dapat mengingat informasi atau
kejadian di masa lalu.

Gangguan ini umumnya memengaruhi ingatan yang baru terbentuk. Pada ingatan lama,
seperti ingatan pada masa kecil, gangguan timbul lebih lambat.

Pengidap amnesia juga sering mengalami gejala disorientasi atau kebingungan dan juga
konfabulasi atau ingatan palsu. Konfabulasi adalah suatu bentuk ingatan yang berasal dari
karangan atau kejadian yang benar-benar terjadi, tetapi ditempatkan pada waktu yang salah

D. Faktor yang menyebabkan Amnesia

 Cedera pada kepala, misalnya akibat kecelakaan.

 Stroke.

 Kejang.

 Ensefalitis atau peradangan otak.

 Tumor otak.

 Penyakit Alzheimer.
 Ketergantungan alkohol dalam jangka waktu lama.

 Konsumsi obat-obatan, seperti obat-obatan penenang (antidepresan).

 Penurunan pasokan oksigen ke otak (anoxia).

 Trauma psikologis, misalnya akibat pelecehan seksual.

E. Penyebab

Penyebab utama amnesia adalah terjadinya kerusakan pada bagian otak yang berfungsi untuk
membentuk sistem limbik. Sistem limbik tersebut berperan dalam mengatur emosi dan juga
ingatan seseorang. Bagian otak tersebut bisa rusak jika mengalami benturan yang sangat
kencang. Ketika kepala terbentur kencang, maka ada kemungkinan dinding otak mengalami
cedera berupa retak. Kepala yang terbentur tersebut meningkatkan risiko seseorang untuk
mengidap amnesia.

Seseorang akan mengalami amnesia sementara dengan waktu yang berbeda-beda, jika
pembuluh darah di sekitar otak mengalami kelainan, misalnya otak kecil cedera dan terhimpit
akibat tekanan saat benturan keras terjadi. Sementara itu, jika cedera akibat benturan hanya
mencederai dinding otak, amnesia yang terjadi mudah disembuhkan. Namun, pengidap
amnesia membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh, terutama jika cedera cukup parah
dan mengenai bagian otak besar, kecil, dan tengah.

F. Pencegahan Amnesia

Amnesia bisa dicegah dengan menghindari faktor risiko dan penyebab dari amnesia. Karena
penyebab utamanya adalah benturan keras pada kepala yang dapat menyebabkan cedera.
Dianjurkan untuk menggunakan pelindung kepala saat olahraga atau melakukan aktivitas
sehari-hari seperti mengendarai motor. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko kepala
terbentur dengan keras jika terjadi kecelakaan. Selain itu, karena amnesia bisa disebabkan
oleh faktor lain, maka pencegahan juga bisa dilakukan dengan menghindari merokok dan
konsumsi alkohol berlebihan, menghindari penggunaan obat-obat penenang, serta menjaga
kesehatan mental karena stres dan trauma juga bisa menyebabkan amnesia.
 G. Diagnosis dan pengobatan

~Untuk mendiagnosis kondisi hilang ingatan secara akurat, dokter akan melakukan rangkaian
tes komprehensif untuk mengetahui kemungkinan penyebab hilang ingatan.

Selain itu, hasil diagnosis juga dapat membantu dokter mengetahui adanya masalah kesehatan
lain sepert Alzheimer, depresi, dan tumor otak.

Berikut adalah beberapa tes yang dilakukan:

1. Menanyakan riwayat medis

Dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetes seberapa parah Anda
kehilangan ingatan Anda, serta kemungkinan pemicunya.

2. Pemeriksaan fisik

Dokter juga akan memeriksa refleks, fungsi sensorik, keseimbangan, serta respon fisiologis
untuk memastikan fungsi otak dan sistem saraf Anda.

3. Tes kognitif

Tes ini mengukur pemikiran, penilaian, serta memori jangka pendek dan jangka panjang. Tes
ini juga dapat menilai tingkat keparahan kehilangan ingatan Anda.

4. Tes diagnostik

Tes diagnostik. Tes ini meliputi magnetic resonance imaging (MRI) dan computerized


tomography (CT) untuk mendeteksi adanya kerusakan atau kelainan pada otak.

Anggota keluarga atau teman perlu menemani pasien saat mengunjungi dokter. Hal ini dapat
membantu dokter melakukan penilaian yang lebih tepat apabila pasien tidak dapat menjawab
pertanyaan yang diperlukan.
~cara mengobati amnesia

Dalam beberapa kasus, amnesia dapat terselesaikan tanpa perlu penanganan atau pengobatan
khusus. Namun, jika ada masalah kesehatan atau mental yang menjadi penyebab, pengobatan
tertentu akan direkomendasikan.

Psikoterapi dapat membantu pasien dengan kondisi ini. Terapi hipnosis juga efektif
membantu pasien mengingat memori atau ingatan yang telah terlupakan.

Selain itu, peran dan dukungan anggota keluarga sangatlah penting. Menunjukkan foto,
aroma tertentu, atau lagu-lagu tertentu diyakini juga dapat membantu ingatan kembali pulih.

Penanganan amnesia umumnya melibatkan teknik dan strategi yang meliputi:

 Bekerja sama dengan terapis okupasional untuk mendapatkan ingatan baru dan
menggantikan ingatan lama, atau menggunakan ingatan yang masih ada sebagai dasar
untuk menggali informasi baru.
 Mempelajari strategi menyusun informasi yang didapat, agar pasien dapat
menyimpannya dengan baik.
 Menggunakan alat bantu gadget, seperti smartphone, untuk membuat catatan harian,
pengingat, dan sebagainya. Menyimpan daftar kontak beserta foto pemilik kontak
juga mungkin dapat membantu.

 Alzheimer

A.Pengertian
Menurut situs Wikipedia yang dilansir dari Howard Hughes Medical
Institute menjelaskan bahwa penyakit Alzheimer bukanlah penyakit menular, melainkan
sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga
otak tampak mengerut dan mengecil.

Secara umum, definisi dari alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang mempengaruhi


penurunan daya ingat, gangguan dalam berkomunikasi, kegagalan otak dalam berpikir
(kognitif) dan mengalami kebingungan yang mempengaruhi suasanan hati, disorientasi
hingga mengingau.

Penyakit alzheimer banyak menyerang orang tua (lansia) yang telah berumur 65 tahun baik
perempuan atau pun laki-laki, sampai saat ini belum diketahui penyebab dari penyakit
alzheimer dan belum juga ditemukan metode penyembuhan yang efektif. Ada pun beberapa
kasus penyakit alzheimer ditemukan pada orang dewasa, hal tersebut diakibatkan adanya
kelainan atau cedera otak.

Bukan menutup kemungkinan penyakit alzheimer bisa menyerang orang di bawah umur 65
tahun, berdasarkan sejarah dalam dunia medis, pertama kali penyakit alzheimer ditemukan
menyerang soerang wanita yang berumur 50-an tahun.

B. Gejala.

Alzheimer merupakan penyakit progresif yang ditandai dengan gejala-gejala demensia dan
akan memburuk seiring berjalannya waktu, biasanya dalam hitungan tahun. Pada stadium
awal, pengidap akan mengalami turunnya daya ingat yang ringan, sehingga sering kali tidak
disadari baik oleh pengidap maupun orang-orang terdekat. Pada stadium lanjut, gejala akan
semakin parah sampai pada tahap pengidap tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain dan
merespons terhadap lingkungan sekitarnya.

Seperti sel-sel lain pada tubuh manusia, sel-sel otak akan mengalami perubahan sepanjang
hidup. Penurunan kemampuan berpikir dan mengingat sesuatu yang terjadi terkadang
merupakan proses penuaan yang normal. Namun, penurunan daya ingat yang berat disertai
dengan kebingungan dan perubahan besar lainnya dalam cara pikir seseorang dapat
merupakan tanda-tanda adanya kerusakan sel-sel otak.
Gejala awal yang mungkin disadari oleh pengidap adalah turunnya kemampuan untuk
mengingat atau mempelajari hal baru. Kondisi ini diduga berkaitan dengan perkembangan
penyakit Alzheimer yang pada tahap awal terjadi di daerah otak yang bertanggungjawab
dalam proses pembelajaran. Seiring dengan menyebarnya Alzheimer ke area otak yang lebih
luas, gejala yang lebih berat kemudian mulai muncul, seperti disorientasi, perubahan suasana
hati dan perilaku, kebingungan tentang kejadian-kejadian yang baru-baru terjadi, juga
kebingungan dalam persepsi waktu dan tempat.

Gejala berat lainnya dapat berupa kecurigaan tidak berdasar terhadap anggota keluarga,
teman dan perawat. Pada stadium yang lebih lanjut, gejala bisa berkembang menjadi sangat
berat, sampai pada tahap pengidap mengalami kehilangan memori yang serius, perubahan
perilaku yang ekstrem, kesulitan berbicara, menelan, dan berjalan. Gejala-gejala ekstrem
lainnya adalah insomnia, halusinasi, gangguan persepsi, apati, depresi, perilaku agresif, serta
kecemasan berlebih.

Orang dengan kehilangan memori atau mengalami tanda-tanda lain yang mungkin merupakan
gejala dari Alzheimer mungkin merasa sulit untuk mengenali mereka memiliki masalah.
Tanda-tanda demensia terlihat lebih jelas bagi anggota keluarga atau teman. Siapapun yang
mengalami gejala mirip demensia harus mengunjungi dokter sesegera mungkin.

C. Faktor yang menyebabkan Alzheimer.

 Usia lebih dari 60 tahun.

 Riwayat keluarga dan genetik.

 Sindrom Down.

 Perempuan.

 Gangguan kognitif ringan.

 Riwayat trauma kepala.

 Gaya hidup dan kesehatan jantung.

 Obesitas.
 Merokok.

 Dyslipidemia.

 Diabetes mellitus tipe 2.

 D. Penyebab alzheimer

Perubahan mikroskopik di otak dimulai jauh sebelum tanda-tanda pertama kehilangan


ingatan. Otak memiliki 100 miliar sel saraf (neuron). Setiap sel saraf terhubung dengan
banyak sel lain untuk membentuk jaringan komunikasi. Kelompok sel saraf memiliki
pekerjaan khusus. Beberapa terlibat dalam berpikir, belajar, dan mengingat. Sementara itu,
sebagian yang lain membantu kita melihat dan mendengar.

Untuk melakukan pekerjaan mereka, sel-sel otak beroperasi seperti pabrik-pabrik kecil.
Mereka menerima persediaan, menghasilkan energi, membangun peralatan, dan membuang
limbah. Sel juga memproses dan menyimpan informasi dan berkomunikasi dengan sel lain.
Menjaga semuanya berjalan membutuhkan koordinasi serta sejumlah besar bahan bakar dan
oksigen.

Para ahli meyakini bahwa penyakit Alzheimer mengganggu bagian dari pabrik sel, sehingga
tidak berjalan dengan baik. Ilmuwan ini tidak yakin bagaimana masalah ini berawal, tapi
seperti pabrik nyata, backup, dan gangguan dalam satu sistem menyebabkan masalah di area
lain. Ketika kerusakan menyebar, sel-sel kehilangan kemampuan untuk melakukan pekerjaan
dan akhirnya mati, menyebabkan perubahan pada otak.

E. Pencegahan Penyakit Alzheimer

Sayangnya hingga saat ini, tidak ada cara yang terbukti untuk mencegah penyakit Alzheimer.
Riset tentang strategi pencegahan sedang berlangsung. Bukti terkuat sejauh ini menunjukkan
bahwa risiko penyakit Alzheimer dapat diturunkan dengan mengurangi risiko penyakit
jantung.

Banyak faktor yang sama yang mampu tingkatkan risiko penyakit jantung juga dapat
meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Faktor-faktor penting yang
mungkin terlibat termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan
diabetes.

Diet Mediterania, yaitu cara makan yang menekankan produk segar, minyak sehat, dan
makanan rendah lemak jenuh, sehigga dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskular dan stroke. Pola makan ini juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit
Alzheimer. Tetap aktif secara fisik, mental, dan sosial juga mampu membuat hidup lebih
menyenangkan dan juga dapat membantu mengurangi risiko Alzheimer.

F. Diagnosa dan pengobatan

Pada umumnya, dokter akan menilai berdasarkan gejala dan juga beberapa tes yang dapat
membantu menguatkan diagnosis.

1. Pemeriksaan Fisik dan Neurologis


Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dan kemungkinan akan memeriksa kesehatan
neurologis secara keseluruhan dengan menguji:

 Refleks.

 Nada dan kekuatan otot.

 Kemampuan untuk bangkit dari kursi dan berjalan melintasi ruangan.

 Indra penglihatan dan pendengaran.

 Koordinasi.

 Keseimbangan.

2. Tes laboratorium
Tes darah bisa membantu dokter menyingkirkan penyebab potensial kehilangan memori dan
kebingungan lainnya, seperti gangguan tiroid atau defisiensi vitamin.

3. Status Mental dan Pengujian Neuropsikologis


Dokter juga bisa melakukan tes status mental singkat untuk menilai memori dan keterampilan
berpikir lainnya. Selain itu, dokter mungkin menyarankan uji pemikiran dan memori yang
lebih luas.
4. Pencitraan Otak
Gambar otak sekarang digunakan terutama untuk menunjukkan kelainan yang terlihat terkait
dengan kondisi selain penyakit Alzheimer, seperti stroke, trauma atau tumor yang dapat
menyebabkan perubahan kognitif yang serupa dengan gejala demensia.

5. Teknologi Pencitraan Otak


 Pencitraan resonansi magnetik (MRI). Metode ini menggunakan gelombang radio dan
medan magnet yang kuat untuk menghasilkan gambar otak yang terperinci. MRI
digunakan untuk menyingkirkan kondisi lain yang mungkin menyebabkan atau
menambah gejala kognitif. Tidak hanya itu, MRI juga dapat digunakan untuk menilai
apakah penyusutan di daerah otak yang terlibat dalam penyakit Alzheimer telah
terjadi.

 Komputerisasi Tomografi (CT). CT scan menghasilkan gambar cross-


sectional (irisan) dari otak. Saat ini digunakan terutama untuk menyingkirkan tumor,
stroke dan cedera kepala.

 Positron Emission Tomography (PET). Selama pemindaian PET, pelacak radioaktif


tingkat rendah akan disuntikkan ke pembuluh darah. Pelacak merupakan bentuk
khusus glukosa (gula) yang menunjukkan aktivitas keseluruhan di berbagai wilayah
otak. Ini bisa menunjukkan bagian otak mana yang tidak berfungsi dengan baik.
Teknik PET baru mampu mendeteksi tingkat plak otak (amyloid) dan tangles (tau),
dua kelainan ciri yang terkait dengan Alzheimer. Namun, teknik PET baru ini
umumnya ditemukan dalam pengaturan penelitian atau dalam sebuah uji klinis.

 Cairan serebrospinal. Dalam keadaan khusus seperti demensia progresif cepat atau
onset demensia yang sangat muda, pemeriksaan cairan serebrospinal dapat dilakukan.
Cairan yang terdapat pada tulang belakang dapat diuji untuk melihat biomarker yang
menunjukkan kemungkinan penyakit Alzheimer.

 Pengobatan Penyakit Alzheimer

1. Obat-obatan
Obat Alzheimer saat ini dapat membantu dengan gejala memori dan perubahan kognitif
lainnya. Jenis obat saat ini yang digunakan untuk mengobati gejala kognitif, yaitu:

 Inhibitor kolinesterase.
 Memantine (Namenda).

 Obat anti-depresan.

 Obat anti-kecemasan

Kamu bisa pilih berbagai obat tersebut melalui Halodoc, bisa kamu beli langsung melalui
aplikasi.

2. Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Suportif


Penyesuaian situasi hidup dengan kebutuhan seseorang dengan Alzheimer adalah hal penting
dari setiap rencana perawatan. Untuk seseorang dengan Alzheimer, membangun dan
memperkuat kebiasaan rutin dan meminimalisir tugas yang membutuhkan memori dapat
membuat hidup mereka berjalan jauh lebih mudah.

3. Olahraga
Olahraga rutin adalah hal penting untuk pengidap Alzheimer, karena dapat
meningkatkan mood dan menjaga kesehatan sendi, otot, dan jantung. Olahraga juga dapat
membantu meningkatkan kualitas tidur dan mencegah konstipasi. Pastikan pengidap
memakai tag nama berisikan alamat dan nomor yang dapat dihubungi setiap kali pengidap
pergi berolahraga atau berjalan.

4. Nutrisi
Orang dengan Alzheimer sering kali lupa makan, kehilangan minat dalam menyiapkan
makanan atau tidak mau makan kombinasi makanan yang sehat. Mereka mungkin juga lupa
minum cukup banyak, menyebabkan dehidrasi dan sembelit.

Coba tawarkan beberapa pilihan ini:

 Shakes dan smoothie berkalori tinggi dan sehat. Milkshake dapat dilengkapi dengan


bubuk protein atau menggunakan blender untuk membuat smoothie yang
menampilkan bahan-bahan favorit.

Air, jus, dan minuman sehat lainnya. Pastikan bahwa seseorang dengan Alzheimer setidaknya
minum beberapa gelas penuh cairan setiap hari. Hindari minuman dengan kafein, yang dapat
meningkatkan kegelisahan, mengganggu tidur dan memicu kebutuhan sering buang air kecil.

 Geger Otak.
A.Pengertian.

Gegar otak adalah cedera otak ringan yang menyebabkan terganggunya fungsi otak untuk
sementara. Umumnya, kondisi ini bisa muncul karena benturan keras saat kecelakaan,
terjatuh, olahraga, maupun benturan fisik lainnya.

Orang yang mengalami gegar otak, sering tidak mengingat apa yang baru saja mereka alami
atau terlihat seperti orang yang linglung. Tidak hanya daya ingat, gegar otak juga dapat
memengaruhi refleks tubuh, kemampuan bicara, keseimbangan, hingga koordinasi otot.

B. Jenis-jenis Gegar Otak

Gegar otak dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahan, yaitu tingkat
ringan, sedang, dan berat. Berikut gambaran tentang jenis-jenis gegar otak:

 Gegar otak ringan


Gejala berlangsung kurang dari lima belas menit dan penderita tidak
mengalami kehilangan kesadaran.

 Gegar otak sedang
Gejala dapat bertahan lebih dari lima belas menit dan penderita juga tidak mengalami
kehilangan kesadaran.

 Gegar otak berat
Ditandai dengan kehilangan kesadaran, bahkan hanya untuk beberapa detik. Selain
itu, pada gegar otak yang berat juga mungkin terjadi kehilangan keseimbangan atau
kehilangan ingatan (amnesia).

C. Gejala

Gejala gegar otak bisa berlangsung lama, bisa juga hanya beberapa detik saja, dan kadang
gejala gegar otak tidak langsung muncul setelah cedera. Berikut beberapa gejala umum dari
gegar otak:
 Sakit kepala, mual, dan muntah
 Merasa kebingungan
 Penglihatan kabur
 Sensitif terhadap cahaya atau suara
 Kesulitan konsentrasi
 Telinga berdenging
 Perubahan perilaku

Selain itu, ada juga gejala gegar otak yang tergolong parah atau termasuk keadaan darurat,
antara lain:

 Nyeri punggung atau tekanan ekstrem di leher, kepala atau punggung.


 Terasa lemah bahkan mengalami kelumpuhan pada anggota gerak
 Mati rasa, kesemutan atau kehilangan sensasi di tangan, kaki, atau jari tangan dan
 Kesulitan menjaga keseimbangan dan berjalan.
 Gangguan pernapasan.

d.Faktor-faktor yang mempengaruhi geger otak

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi gegar otak adalah:

 Sudah pernah mengalami gegar otak sebelumnya.


 Mengoperasikan mesin atau mengendarai sepeda motor secara tidak aman
(sedang mabuk atau tanpa alat pengaman).
 Melakukan olahraga dengan risiko tinggi terhadap cedera seperti sepak bola, tinju,
dan lainnya. Risiko dapat menjadi lebih tinggi apabila tidak menggunakan alat
pengaman dan tidak dipantau oleh ahlinya.

E. Penyebab
Gegar otak bisa disebabkan oleh pukulan keras ke kepala atau tubuh, terjatuh, kecelakaan
saat naik kendaraan bermotor, olahraga (terutama yang berisiko tinggi, seperti sepak bola,
rugby, dan tinju), atau luka lain yang dapat menggetarkan otak dan tengkorak Anda.
Penyebab paling sering dari gegar otak pada orang dewasa adalah terjatuh dan kecelakaan
motor.

F. Cara mencegah

 Kenakan alat pelindung diri saat bekerja di lingkungan yang berisiko terjadi
kecelakaan.
 Selalu kenakan helm saat berkendara dengan motor atau sepeda.
 Kenakan juga alat pelindung kepala saat melakukan olahraga yang berisiko
membahayakan kepala, seperti bersepeda, hoki, dan judo.
 Jangan meletakkan barang-barang berat di atas lemari atau tempat tinggi lainnya agar
tidak menimpa kepala.
 Hindari perkelahian

G. Diagnosis dan pengobatan

Dokter akan mendiagnosis gegar otak dengan melakukan tes pada detail saraf. Dokter akan
meminta pasien mengecek gejala yang mereka rasakan seperti kehilangan kesadaran,
amnesia, atau linglung setelah terluka.

Dokter akan meminta Anda melakukan tomografi (CT scan) pada kepala Anda atau
melakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat adanya perdarahan di
otak dan melihat adanya gangguan struktur otak.

BeberapaBeberapa pilihan pengobatan untuk gegar otak adalah:

 Saat terjadi luka otak, pasien harus beristirahat dan dipantau dengan sangat hati-hati
di rumah.
 Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri seperti paracetamol untuk membantu
pasien menghilangkan sakit kepala.
 Pasien dilarang menggunakan ibuprofen dan aspirin karena kedua jenis obat ini dapat
meningkatkan risiko perdarahan.
 Apabila gejala pasien tidak membaik atau bertambah gawat, pasien mungkin
mengalami pendarahan di otak dan telah terjadi pembengkakan, sehingga perlu segera
dibawa ke rumah sakit untuk dirawat dan diobati.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron).
Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh.
Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan
alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi
beberapa kelenjar endokrin.

Dalam sistem saraf terdapat beberapa Kelainan seperti Demensia, Amnesia, Alzheimer,dan
Geger Otak yang di sebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf akibat adanya luka, infeksi,
penggunaan obat-obatan dll.

B. Saran

Untuk terhindar dari gangguan sistem saraf kita sebaiknya selalu menjaga kesehatan seperti
olahraga, istirahat yang cukup,dan makan makanan yang sehat. Sebagai masyarakat ataupun
pelajar sebaiknya lebih mengetahui apa saja gangguan sistem saraf dan cara mencegah dan
cara mengobati agar selalu mengantisipasi terjadinya kelainan pada sistem saraf.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/amnesia

https://www.halodoc.com/kesehatan/amnesiaIbiza nb

https://hellosehat.com

https://blogs.insanmedika.co.id/penyakit-alzheimer/amp/

Anda mungkin juga menyukai