Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“KETAHANAN DI BIDANG SOSIAL BUDAYA”

DOSEN PENGAMPU : OKLAN B.T. LIUNOKAS, SKM, MSc

DI SUSUN OLEH :

1. DIAN K. LEUWAYAN 6. MARIANCE R.E. KABORANG


2. FREDERIKA R.K. KAWURUNG 7. PETRONELA T. LUNGA
3. IKA TAWURU MAY 8. RAMBU BABANG NOTI
4. INTAN J. KAMUNGGUL 9. SITI FIRANI RAHMAWATI
5. MARIA M. TENA 10. STEFANI R.U. EMU

KELOMPOK 3

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ketahanan di
Bidang Sosial Budaya”  ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Kewarganegaraan Bpk. Oklan
B.T. Liunokas, SKM, MSc.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari
buku panduan yang berkaitan dengan Kewarganegaraan, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan Politik & Strategi Nasional, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
pengajar matakuliah Kewarganegaraan atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini.

Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Kewarganegaraan yang ditinjau dari
Politik & Strategi Nasional, khususnya bagi kelompok kami. Memang makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.

  

   Waingapu, 10 Oktober
2019

Penulis,

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….        i

Daftar Isi ……………………………………………………………………………...        ii

Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………..        

1.1    Latar Belakang ……………………………………………………………………        

1.2    Perumusan Masalah ………………………………………………………………        

1.3    Tujuan …………………………………………………………………………….        

1.4    Manfaat …………………………………………………………………………...        

Bab II  Landasan Teori ...............................................................................................        

2.1    Ketahanan Nasional ……………………………………………………………....        

2.2    Falsafah Ketahananan Nasional …………………………………………..………       

2.3    Sifat-Sifat Ketahanan Nasional ………………………………………………..….       

2.4    Macam-Macam Ketahanan Nasional …………………………………………......       

Bab  III Pembahasan …………………………………………………………………       

3.1 Ketahanan Nasional di Bidang Sosial Budaya …………..………………………..        

3.2 Aspek Sosial Budaya ………………………………………………………………       

3.2.1 Struktur Sosial di Indonesia ……………………………………………………..       

3.2.1 Kondisi Budaya di Indonesia ……………………………………………………       

3.3 Pengklaiman Malaysia Terhadap Budaya Indonesia …………………………….                

Bab IV Penutup ………………………………………………………………………        

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….        

4.2 Saran ………………………………………………………………………………              


DaftarPustaka……………………………………..………………………………….        

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Indonesia terkenal sebagai bangsa yang luhur. Memiliki keragaman budaya yang tersebar
di pelosok-pelosok nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai
keragaman bangsa ini. Tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru
membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita sendiri pun
sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang, orang
Indonesia tetapi tak tahu ciri khas bangsanya sendiri. Lihat diri kita masing-masing, sebetulnya
kita jugalah yang tidak mau tahu akan keluhuran budaya sendiri. Ketertarikan budaya yang
semakin meluntur juga sangat nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satunya karena
globalisasi.

Menyinggung era globalisasi, tentu juga akan berpengaruh pada dinamika budaya di
setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol nampaknya.
Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga
sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang
terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar
justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life
style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah
dapat menggeser budaya asli Indonesia.

Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin menjurus
ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari
segi iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni penyalahgunaan teknologi
kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya
masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan
mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang
dulu melekat dalam diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada dan
kita junjung tinggi justru semakin kita abaikan.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Ketahanan Nasional?

2.      Apa yang dimaksud dengan Sosial Budaya?

3.      Apa kasus dari penganalisisan Sosial Budaya?

1.3  Tujuan

1.      Untuk menyelesaikan syarat tugas dan ujian program studi Kewarganegaraan.

2.      Untuk menambah pengetahuan tentang Ketahanan Nasional di Bidang Sosial Budaya.

3.      Untuk menganalisis permasalahan di dalam Sosial Budaya di Indonesia.

1.4  Manfaat

1.      Mahasiswa dapat menambah pengetahuan Kewarganegaraan.

2.      Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan dalam Sosial Budaya.

3.      Mahasiswa dapat mengetahui keterkaitan antara Ketahanan Nasional dan Sosial Budaya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa
diwujudkan dan dibina secara terus menerus secara sinergi. Hal demikian itu, dimulai dari
lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bagsa, dan Negara. Dengan modal
dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.hakikat

Ketahanan nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang


mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan Negara dalam mecapai tujuan nasional.

Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu,
kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan
yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang
tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

2.2 Falsafah Ketahanan Nasional

Falsafah dan ideology juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari makna falsafah
dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:

a. Alinea pertama menyebutkan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.” Maknanya: Kemerdekaan adalah hak asasi manusia.

b. Alinea kedua menyebutkan: “… dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah


kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.”
Maknanya: adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).

c. Alinea ketiga menyebutkan: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.” Maknanya: bila Negara ingin mencapai
cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridlo Allah yang
merupakan dorongan spiritual.

d. Alinea keempat menyebutkan: “Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian
abadi dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan: Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh bagi seluruh rakyat Indonesia.” Alinea ini
mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2.3 Sifat-Sifat Ketahanan Nasional

Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta
bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan
prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.

Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun
menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan
strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini
senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa
diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan
nasional yang lebih baik.
Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal
dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga
dapat menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin
besar pula kewibawaannya.

Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan


sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata,
tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan
pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

2.4 Macam-Macam Ketahanan Nasional

1. Ketahanan umum adalah kemampuan dalam melakukan kerja dengan melibatkan beberapa

kelompok otot atau seluruh kelompok otot, sistem pusat syaraf, neuromusculer, dan

kardiorespirasi dalam jangka waktu yang lama.

2. Ketahanan khusus adalah ketahanan yang hanya melibatkan sekelompok otot lokal

Ketahanan umum melibatkan seluruh potensi organ dalam tubuh sebagai dasar dari semua.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ketahanan Nasional di Bidang Sosial Budaya

Ketahanan dibidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman,gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang
dari dalam maupun luar. Yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan
kehidupan sosial budaya bangsa dan Negara RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945

3.2 Aspek Sosial Budaya

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri hidup bersama cukup
lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan
sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.

Manusia mengembangkan kebudayaan tidak lain sebagai upaya mempertahankan


kelangsungan hidupnya menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari lingkungannya untuk
kemudian mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Karena itulah dapat dikatakan bahwa
kebudayaan merupakan wujud tanggapan aktif manusia terhadap tantangan yang datang dari
lingkungan.

Aspek sosial biasanya mengacu pada masalah struktur sosial dan pola hubungan sosial
yang ada di dalamnya, sedangkan kalau kita bicara aspek budaya, mengacu pada kondisi
kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas dasar itu, maka hal tersebut
akan dibicarakan dalam bahasan berikut.

3.2.1 Struktur Sosial di Indonesia


Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara
horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan berdasarkan perbedaan suku-bangsa, agama,
adat, serta perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh
perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

Pluralitas masyarakat Indonesia yang bersifat multi dimensional telah menimbulkan


persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara horizontal, sementara
sratifikasi sosial sebagaimana terwujud pada masyarakat Indonesia akan memberi bentuk pada
integrasi.

Oleh karena itulah maka timbul persoalan yang timbul dari struktur masyarakat Indonesia
yang demikian adalah bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada tingkat nasional
sehingga menunjang penciptaan ketahanan nasional yang mantap.

3.2.2 Kondisi Budaya di Indonesia

Lapisan sosial yang berbeda membawa perbedaan perilaku kebudayaan yang diwujudkan
dalam keadaan tertentu seperti bahasa yang digunakan, kebiasaan berpakaian, kebiasaan
konsumsi makanan dan sebagainya. Semua itu menambah keanekaragaman tampilan budaya
masyarakat Indonesia.

Kebudayaan baru yang lebih penting daripada kebudayaan-kebudayaan lain dalam


mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa adalah kebudayaan nasional atau kebudayaan
Indonesia. Kebudayaan ini tidak sama dengan kebudayaan daerah tertentu tidak sama artinya
dengan penjumlahan budaya-budaya daerah di kepulauan Indonesia.

Apa yang disebutkan kebudayaan bangsa dalam penjelasan UUD 1945 dirumuskan
sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah si seluruh Indonesia. Perkataan puncak-
puncak kebudayaan itu artinya adalah kebudayaan yang diterima dan dijunjung tinggi oleh
sebagian besar suku-suku bangsa di Indonesia dan memiliki persebaran di sebagian besar
wilayah Indonesia.

3.3 Pengklaiman Malaysia Terhadap Budaya Indonesia

Pada zaman era presiden soekarno, pengklaiman beberapa wilayah indonesia yaitu
Sipadan Ligitan juga Blok Ambalat oleh Malaysia pernah membuat hubungan antar kedua
negara ini menjadi cukup tegang hingga muncul istilah “Ganyang Malaysia”. Seiring dengan
redanya isu tersebut, muncul kembali kasus yang membuat negara indonesia terusik dan
teganggu dengan pengklaiman berbagai kebudayaan indonesia oleh negara tetangga Malaysia.
Dahulu kasus pengklaiman wilayah indonesia tak cukup menjadikan kedua negara ini
bermasalah dan beritanya hilang seiring berjalannya waktu.

Namun, beberapa waktu yang lalu kembali terdengar mengenai pengklaiman beberapa
kebudayaan asli indonesia oleh Malaysia diantaranya adalah batik tulis, wayang kulit, lagu rasa
sayange, angklung, reog ponorogo hingga makanan khas minang dari salah satu wilayah
indonesia yaitu rendang di klaim berasal dari Malaysia. Sungguh mengherankan bukan, dari
mulai wilayah hingga menu makanan khas Indonesia diklaim sebagai kebudayaan Malaysia.
Apakah Malaysia tidak memiliki kebudayaan, sampai-sampai dalam berbagai aspek kebudayaan
indonesia diklaim sebagai miliknya!!

Lalu kasus Reog Ponorogo, yang waktu itu mengakibatkan terjadinya berbagai
demonstrasi di Indonesia. Salah satunya yaitu demonstrasi yang dilakukan di depan kedubes
malaysia oleh para “warok” dan para budayawan reog ponorogo yang tidak terima dengan
pengklaiman Malaysia atas Reog Ponorogo dengan nama Barongan. Kasus ini cukup menarik
perhatian dari berbagai pihak dan masyarakat, khususnya dari pemerintah kabupaten Ponorogo
yang tidak terima dengan pengklaiman tersebut. Karena pemerintah kabupaten Ponorogo
sebenarnya telah mendaftarkan tarian reog ponorogo sebagai hak cipta milik Kabupaten
Ponorogo yang tercatac dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan disaksikan
langsung oleh Menteri Hukum dan HAM RI.

Konon awal mulanya isu ini, kesenian Reog Ponorogo dibawa oleh TKI yang bekerja di
Malaysia yang sering mengadakan pertunjukan tarian Reog Ponorogo untuk memperkenalkan
kebudayaan Indonesia tetapi polisi Malaysia memberikan syarat jika reog tetap ingin dimainkan
maka namanya harus diubah menjadi “Singa Barongan UMNO”.

Kasus lain yang cukup menghebohkan, yaitu diklaimnya Batik Tulis kita sebagai karya
seni yang berasal dari Malaysia. Seni batik ini sudah diwariskan oleh nenek moyang kita dari
mulai kerajaan Majapahit dan hingga di gunakan sebagai pakaian untuk para Raja di dalam
kerajaan. Dan Malaysia pun mungkin iri dan ingin memiliki batik indonesia untuk diperkenalkan
kepada dunia bahwa Batik merupakan karya seni yang berasal dari Malaysia. Hingga pada
akhirnya pemerintah indonesia menetapkan tanggal 02 oktober sebagai hari Batik Indonesia..

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sebagai seorang mahasiswa, ada satu cara untuk mempertahankan dan melestarikan
budaya kita. Yaitu memanfaatkan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat.
Perkembangan teknologi informasi seperti internet, handphone, radio maupun televisi,
merupakan sarana yang paling efektif dalam upaya pengenalan seluruh budaya Indonesia pada
masyarakat luas khususnya pelajar. Sekaligus sebagai upaya mempertahankan budaya kita dari
ancaman pengakuan budaya oleh negara lain.

4.2 Saran

Sebagai jiwa muda Indonesia, kita wajib mempertahankan dan melestarikan Budaya-
Budaya milik Indonesia. Jangan sampai Negara-Negara lain mengklaim Budaya kita. Karena
banyak sekali di Indonesia ini Budaya-Budaya yang harus kita ketahui, dan ada banyak sekali
Budaya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

·         Alkhodiah, sabarti, dkk. 1996. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas


Terbuka.

·         Budiardjo,: Pendidikan Kewarganegaraan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.

·         Kertapati, Ton, Drs, H. 1988. Ketahanan Nasional Indonesia dalam Penerangan


Pembangunan. Jakarta: Pradnya Paramita

·         Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta , PT. Bumi Aksara 2008

·        Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002.PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Yogyakarta:


Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai