Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

“PRINSIP OTONOMI(AUTONOMY)”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. SITI FIRANI RAHMAWATI (PO5303203191095)


2. STEFANI RAMBU URU EMU (PO5303203191096)
3. SUSANTRI WORI HANA (PO5303203191097)
4. THERESIA AVELINA DHEY (PO5303203191098)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata kuliah etika
keperawatan yang berjudul “Prinsip Otonomi (autonomy)” tepat waktu. Makalah ini tidak akan
selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Waingapu, 18 Februari 2020

Penulis

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………….…………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang…………………………………………………….………………….

1.2 .Rumusan Masalah……………………………………………………………………

1.3.Tujuan…………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Otonomi………..………………………………………………………...

BAB III PENUTUPAN

3.1.Kesimpulan……………………………………………………………………………

3.2.Saran…………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan
manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit
untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan
antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri
termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu bebas dari
masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik yang
mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik profesional.
Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah berperan
dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode
etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau
provinsi. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat.
Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai
advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan
praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan
tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001)
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan didalamnya tidak
lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternative jawaban yang belum
tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering
dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai
banyak adanya kasus dilema etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang
etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang
terbaik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik
supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di
klinik atau institusi yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan prinsip otonomi?
 
 1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Maksud dari prinsip otonomi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Autonomi


Autonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan nomos yang
berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Contoh tindakan yang tidak
memperhatikan memperhatikan otonomi adalah:
 Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu sebelumnya
 Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien dalam
membuat suatu pilihan.
 Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
 Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien menghendaki informasi
tersebut.
 Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah tidak bersedia
menjelaskannya.
Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip moral ini sebagai dasar perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan cara menghargai pasien, bahwa pasien adalah
seorang yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Perawat harus melibatkan pasien
dalam membuat keputusan tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien.
Aplikasi prinsip moral otonomi dalam asuhan keperawatan ini contohnya adalah seorang
perawat apabila akan menyuntik harus memberitahu untuk apa obat tersebut, prinsip
otonomi ini dilanggar ketika seorang perawat tidak menjelaskan suatu tindakan keperawatan
yang akan dilakukannya, tidak menawarkan pilihan misalnya memungkinkan suntikan atau
injeksi bisa dilakukan di pantat kanan atau kiri dan sebagainya. Perawat dalam hal ini telah
bertindak sewenang-wenang pada orang yang lemah. Hukum islam mengajarkan bahwa kita
tidak boleh sewenang-wenang pada kaum yang lemah, Allah ta’ala berfirman dalam Adh
Dhuha 9-10, “ Adapun terhadap anak yatim,maka janganlah kamu berlaku sewenang-
wenang dan terhadap peminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya.
(Nawawi,1999). Demikianlah, orang miskin, yatim piatu dan orang yang dalam kondisi
sakit adalah orang yang lemah, sehingga apabila kita tidak menghormati dan sewenang-
wenang maka kita telah berbuat dzalim kepadanya.

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri dan mengatur diri sendiri.
Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai seseorang yang mempunyai harga
diri dan martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Prinsip otonomi sangat
penting dalam keperawatan. Perawat harus menghargai harkat dan martabat manusia
sebagai individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat harus
melibatkan klien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan klien tersebut.

Autonomi berarti setiap individu harus memiliki kebebasan untuk memiliki kebebasan
untuk memilih rencana kehidupan dengan cara bermoral mereka sendiri. Prinsip otonomi
didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

Autonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Praktek professional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Prinsip otonomi mengarahkan
perhatian moral perawat pada penentuan secara berhati-hati tentang nilai klien. Autonomi
dan individualisme juga sangat relative secara kultural. Prinsip respek pada otnomi sekarang
ini telah memperoleh penekanan yang berlebihan, sebagian karena perawatan kesehatan
tradisional menekankan pada prinsip kemurahan hati. Ketika prinsip kemurahan hati ini
(kewajiban untuk melakukan yang baik bagi seseorang) mengalahkan otonomi
klien,hasilnya adalah paternalism. Paternalisme adalah melakukan apa yang dipercayai
oleh para professional kesehatan untuk kebaikan klien, kadang tanpa keputusan dari klien.
BAB III
PENUTUPAN

3. 1 Kesimpulan
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan nilai-nilai
keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung
jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis
profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut
akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak
pasien, dan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu
dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan
dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu
pihak.

3.2 Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan
harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih
memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode
etiknya (kode etik keperawatan).
 

 
DAFTAR PUSTAKA
 
Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2010. Fundamentals of Nursing Concepts, Process
and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Ed. 4 Volume 1.
Jakarta : EGC

Rifiani, Nisya & Hartanti Sulihandari. 2013. Prinsip – Prinsip Dasar Keperawatan .Jakarta
Timur : Dunia Cerdas

Suhaemi,M. 2002. Etika Keperawatan aplikasi pada praktek. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai