Anda di halaman 1dari 7

Tugas Makalah Keperawatan Jiwa I

“ Kehilangan dan Berduka & Delirium “

Oleh

Nama Kelompok 6

Dewa Ayu Putu Santriani Dewi (17.321.2660)

Ni Kadek Candra Ayu Setyawati (17.321.2682)

Pande Eka Sukma Karisma (17.321.2706)

Putu Indah Sasmitha (17.321.2708)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Tahun 2018 – 2019


Naskah Role Play Tentang Depresi Situasional

Suatu pagi di sebuah rumah, Ny.S terlihat mengurung diri di kamarnya karena depresi akibat
gagal menikah. Ibu Ny.S sudah berusaha menghibur Ny.S agar tidak murung dan jangan terlalu
memikirkan hal tersebut. Tetapi Ny.S tidak mau mendengarkan apa yang di katakan oleh Ibunya.
Akhirnya Ibu dri Ny.S meminta bantuan kepada Perawat yang tinggal di dekat rumahnya untuk
membujuk anaknya agar tidak murung lagi.

Perawat I : “Selamat Pagi Ibu, perkenalkan saya Perawat …., tujuan saya kemari karena
dimintai tolong oleh Ibu untuk mengecheck keadaan anak Ibu. Apakah betul
Ibu ?”

Ibu Ny.S : “Selamat Pagi Sus, iya benar. Akhir – akhir ini anak saya terlihat murung dan
mengurung diri di kamar dan juga tidak mau makan”

Perawat II : “Apakah Ibu tau apa yang menyebabkan anak Ibu seperti itu?”

Ibu Ny.S : “Anak saya mulai seperti itu saat tunangannya membatalkan pernikahannya
secara sepihak dan tidak tau apa penyebabnya sus”

Perawat I : “Apakah saya dan teman saya boleh bertemu dengan anak Ibu?”

Ibu Ny.S : “Iya, silahkan sus”

Akhirnya Perawat I dan II menuju ke kamar Ny.S untuk melihat keadaanya dan mencoba
berkomunikasi dengan Ny.S

(mengetok pintu sambil membuka pintu)

Perawat II : “Selamat Pagi Ny.S, perkenalkan saya perawat…, saya disini di mintai tolong
oleh Ibu Ny.S untuk melihat keadaan Ny.S. Bagaimana keadaannya Ibu? ”

Ny.S : “(hanya menganggukan kepala)”

Perawat I : “ Kalau boleh tau, Ny.S umurnya berapa ya?”

Ny.S : “23 (dengan tatapan kosong dan suara yang tidak jelas)”

Perawat II : “Wah.. masih muda ya ternyata, apakah hari ini ibu sudah makan ?”
Ny.S : “(hanya terdiam)”

Perawat I : “bagaimana perasaan ibu hari ini ?”

Ny.S : “(tampak sedih)”

Perawat II : “Ibu jangan bersedih ya, kita disini akan mengobrol-ngobrol sedikit apakah ibu
mau ?”

Ny.S : “(menggangguk)”

Perawat I : “Ny.S, apakah saya boleh bertanya sesuatu kepada Ny.S?”

Ny.S : “(menggangguk)”

Perawat II : “Apakah benar tunangan Ny.S membatalkan pernikahan secara sepihak?”

Ny.S : “Iya, dia jahat”

Perawat I : “Apakah Ny.S tau apa yang menyebabkan tunangan Ny.S membatalkan
pernikahan secara sepihak ini?”

Ny.S : “Tidak tau (sambil menangis)”

Sambil menangis Ny.S mengusir Perawat I dan II dari kamarnya karena teringat lagi dengan
masalah yang terjadi pada saat itu.

Ny.S : “PERGI KALIAN, TIDAK USAH KALIAN MENANYAKAN HAL ITU


LAGI!!! PERGI!!!!”

Perawat II : “Baik Ny.S kami keluar sekarang, maaf sudah menyinggung perasaan Ny.S”

Ny.S langsung mendorong Perawat I dan II untuk keluar dari kamarnya dan langsung mengunci
pintunya

Ibu Ny.S : “Maafkan kelakuan anak saya sus, mungkin dia masih syok dengan masalah yang
menimpanya tersebut”

Perawat I : “ Tidak apa – apa Ibu, kami juga mengerti dengan keadaan anak Ibu yang masih
syok”
Perawat II : “ Maka dari itu kami akan datang besok, untuk membujuk anak ibu untuk
menceritakan apa yang terjadi”

Ibu Ny.S : “Baik sus, terimakasih banyak. Saya minta tolong sekali agar anak saya bisa ceria
lagi seperti dulu dan bisa melupakan masa lalu yang membuat dia seperti ini”

Perawat I : “Iya Ibu, sama – sama. Kalau begitu kami pamit pulang dulu.”

Perawat I dan II pamit dan pulang kerumah mereka masing – masing. Keesokan harinya Perawat
I dan II kembali lagi ke rumah Ny.S untuk membujuk sekaligus memberikan motivasi pada Ny.S

Perawat II : “(mengetok pintu) Selamat Pagi Ibu”

Ibu Ny.S : “(membuka pintu) Selamat Pagi sus, mari – mari silahkan masuk”

Perawat I : “Iya Ibu, terimakasih”

Perawat II : “Bagaimana keadaan Ny.S Ibu ? Apakah Ny.S sudah mau makan hari ini?”

Ibu Ny.S : “ Belum sus, anak saya tidak mau keluar kamar. Dan saya sudah 3x membujuknya
untuk makan, tetapi hasilnya nihil. Dia sama sekali tidak mau makan dan keluar
kamar

Perawat I : “Boleh saya menemui anak Ibu?”

Ibu Ny.S : “Iya, silahkan sus”

Ibu Ny.S mengantarkan Perawat I dan II ke kamar Ny.S dan membukakan pintunya

Perawat II : “(mengetok pintu sambil membuka pintu) Selamat Pagi Ny.S”

Ny.S : “(menengok sambil menangis)”

Perawat I : “Kenapa Ny.S menangis ? Apakah ada yang ingin di ceritakan kepada kami?”

Ny.S : “(semakin menangis)”

Perawat II : “ Ada apa Ny.S, kenapa menangis ? Apakah Ny.S mau bercerita kepada kami ?”

Ny.S : “(masih menangis)”


Perawat I : “Ny.S keluarkan semua isi hati Ny.S, mungkin kami bisa memberikan solusi atas
masalah yang menimpa Ny.S”

Ny.S : “(sambil menangis) Saya malu, saya sedih, saya merasa terhianati. Saya dan
tunangan saya sudah jauh – jauh hari merencakan pernikahan ini. Tetapi ternyata
dia mempunyai orang lain di belakang saya dan lebih memilih wanita tersebut di
bandingkan saya yang sudah lama bertunangan dengannya dan akan segera
menikah”

Perawat II : “Lalu apakah Ny.S tau apa yang menyebabkan tunangan Ny.S lebih memilih
wanita itu ketimbang Ny.S”

Ny.S : “Saya tidak tau, dan saya sangat kecewa dengan keputusan yang dia berikan saat
itu”

Perawat I : “Jadi Ny.S merasa malu dan kecewa dengan keputusan itu?”

Ny.S : “Saya sangat kecewa dan malu. Saya juga sangat malu kepada keluarga besar saya
dan teman – teman saya”

Perawat II : “Sabar ya Ny.s. Kedatangan kami kesini untuk membantu dan memberikan solusi
mengenai masalah yang sedang menimpa Ibu.”

Perawat I : “Mungkin Ny.S harus mengintrospeksi diri apa yang menyebabkan tunangan Ny.S
pergi begitu saja.”

Perawat II : “Ny.S disini masih muda dan masih banyak peluang untuk mendapatkan pasangan
yang lebih baik dan setia dari yang sebelumnya”

Ny.S : “Tetapi saya trauma dan masih takut untuk mencari pasangan baru”

Perawat I : “Trauma itu pasti akan terjadi, tetapi apakah Ny.S akan terus seperti ini dan tidak
mau mencari pasangan baru?”

Ny.S : “Mungkin susah melakukan hal itu, tetapi saya akan mencobanya. Mungkin bukan
sekarang, jika sekarang saya masih terlalu terluka dengan masalah ini”

Perawat II : “Mungkin dia bukan jodoh yang terbaik untuk Ny.S, sembari Ny.S mencari
pasangan yang baru, mungkin Ny.S bisa melakukan hal – hal postive yang bisa
membuat hati dan pikiran Ny.S gembira kembali. Apakah Ny.S mempunyai
hobby?”

Ny.S : “Saya mempunyai hobby bermain game online”

Perawat I : “ Jika Ny.S memang menyukai hal tersebut maka lakukanlah untuk menghibur
hati Ny.S dan mungkin bisa melupakan masalalu yang pernah Ny.S alami. Dan
juga siapa tau bisa mendapatkan jodoh yang benar – benar menyayangi dan
mencintai Ny.S dengan tulus”

Ibu Ny.S : “Apa yang di katakan perawat itu benar anakku, jika kamu terus seperti ini
murung, tidak mau makan, dan mengurung diri di kamar saja km tidak akan bisa
melupakan masalah tersebut”

Perawat II : “Benar apa yang dikatakan oleh Ibu Ny.S. Selagi masih muda dan masih
mempunyai mimpi, lakukanlah kegiatan yang membuat Ny.S gembira dan
tersenyum kembali”

Ny.S : “(mulai berhenti menangis) Saya akan membuktikan bahwa saya bisa tanpa dia
dan menjalani kehidupan saya dengan baik tanpa dia”

Perawat I : “Harus semangat terus Ny.S, perjalanan Ny.S masih sangat panjang. Ny.S masih
muda dan masih mempunyai banyak harapan yang perlu di capai. Jika Ny.S terus
memikirkan hal tersebut, maka semua mimpi yang Ny.S inginkan tidak bisa
tercapai dengan baik”

Perawat II : “Bagaimana perasaan Ny.S sekarang, setelah menceritakan semua masalah Ny.S?
dan kesedihan itu muncul ibu bisa menggunakan teknik ini katakan dalam hati
bahwa ibu tidak akan sedih lagi dan semangat lagi bagaimana bu ?”

Ny.S : “Saya merasa lebih baik dari sebelumnya, saya merasa memiliki semangat lagi,
dan saya berterimakasih sudah memberikan solusi dan sudah mau mendengarkan
cerita saya”

Perawat I : “Sama – sama Ny.S, kami disini berusaha menjadi teman bercerita Ny.S. Semoga
Ny.S tetap semangat dan tidak sedih lagi”
Ibu Ny.S : “Terimakasih banyak sus, sudah mau meluangkan waktunya untuk datang kemari
dan membujuk anak saya dan melupakan masalahnya”

Perawat II : “Sama – sama Ibu, baik kalau begitu saya dan rekan saya pamit pulang. Jika ada
yang memang perlu kami bantu, dengan senang hati kami akan membantu sebisa
kami. Permisi Ibu”

Setelah keadaan Ny.S membaik, Perawat I dan II berpamitan kepada meraka.

Anda mungkin juga menyukai