Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS INDONESIA

PRAKTIKUM KARAKTERISASI KIMIA MATERIAL


LAPORAN AKHIR

MODUL FT-IR DAN AAS

AFRIZAL TRIMULYA NUGRAHA


1706037560
KELOMPOK 40
GELOMBANG 5

LABORATORUM METALURGI KIMIA


DEPARTREMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK

DEPOK
22 MARET 2019
A. Judul Laporan
Karakterisasi Kimia Material – Modul FTIR

B. Tujuan
1. Pengenalan IR Spektrofotometer
2. Pembuatan spektra dan pengenalan gugugs-gugus fungsi dalam senyawa
berdasarkan pita serapan karakteristiknya.

C. Alat Dan Bahan


1. Spektrofotometer FTIR (1 Set)
2. Etanol (50 ml)
3. Plastik bening
4. Botol sampel

D. Landasan Teori FT-IR


Fourier Transform Infrared Spectroscopy atau FTIR merupakan Teknik analitis yang
banyak digunakan untuk mengidentifikasi zat kimia khususnya senyawa organic.
FTIR biasa digunakan untuk mengidentifikasi zat dalam bentuk padatan , larutan ,
ataupun serbuk. Istilah FTIR sendiri mengacu pada tindakan pengumpula data yang
dikonversi dari interferensi pola dari spektrum cahaya. Alat ini merupakan alat yang
sangat baik digunakan untuk menentukan jens ikatan apa yang terjadi pada senyawa
organic dengan menghasilkan cahaya infrared. Jumlah cahaya yang diserap oleh FTIR
sendiri menggambarkan bentuk ikatan apa yang terjadi atau dilewati.

FTIR bekerja berdasarkan energi vibrasi dari ikatan molekul yang dimiliki oleh
senyawa organik. Energi vibrasi ini ditentukan dari frekuensi yang dibutuhkan oleh
ikatan itu untuk bergetar dan jenis ikatan yang terjadi. Berdasarkan teori kuantum,
sinar inframerah yang ditembakkan haruslah sama besar dengan yang dibutuhkan oleh
ikatan molekulnya. Pada saat ditembakkan inframerah yang sama besar, energi dari
sinar diserap oleh ikatannya sesuai dengan jumlah molekul yang dimiliki senyawa
tersebut.
Untuk aerah radisai sinar inframerah sendiri terbagi menjadi 3 daerah antara lain:
1. Daerah IR dekat (13000-4000 cm-1)
2. Daerah IR tengah (4000-200 cm-1)
3. Daerah IR jauh (200-10 cm-1)

Berikut tabel gugus-gugus fungsi dalam dalam analisis FT-IR


Prosedur Kerja FT-IR
1. Menyiapkan sampel yang akan diuji berupa Etanol.
2. Mengambil ± 5 ml etanol dengan menggunakan pipet tetes.
3. Meletakkan sampel pada sampel holder dan menempatkannya pada lintasan sinar alat
FTIR.
4. Melakukan pengukuran dengan alat FTIR dan mengamati grafik yang terbentuk.
5. Menyimpan data yang dihasilkan dan melakukan pembahasan terhadap puncak-puncak
yang terbentuk dan membandingkan dengan gelombang.
E. PENGOLAHAN DATA
1. Grafik

2. Analisis Grafik

No Nomor %Transmittance Kategori Gugus Fungsi


-1
Gelombang (cm ) Spektrum

1. 3306,54 52 Kuat dan lebar O-H (streching)


2. 2123,94 97 Lemah CC (streching)
3. 1636,07 73 Sedang C=C (streching)
4. 1280,09 92 Lemah CH3 (bending)

3. Kesimpulan
Dari hasil analisis FT-IR di atas, struktur senyawa yang dianalisis mengandung gugus
fungsi alkohol (OH) di nomor 3306,54 ; alkuna (CC) di nomor 2123,94 ; alkena (C=C)
di nomor 1636,07 ; dan alkil (-CH3) di nomor 1280,09 . Dari hasil tersebut dapat
dipastikan bahwa senyawa tersebut adalah alkohol tak jenuh dengan rangkap dua dan tiga
pada rantainya.
A. Judul Laporan
Praktikum Karakterisasi Kimia Material – Modul AAS

B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui prinsip kerja metode spektroskopi serapan atom (AAS)
2. Menentukan kadar Cu dalam sampel uji menggunakan metode spektroskopi
serapan atom (AAS)

C. Landasan Teori
AAS merupakan Teknik dimana atom gas bebas menyerap radiasi
elektromagnetik dalam Panjang gelombang spesifik untuk menghasilkan sinyal yang
dapat diukur. Sinyal absorbsi akan proporsional tyerhadap konsentrasi dari aton gas
beba tersebut. Maka dari itu, untuk pengukuran AAS, analat harus terlebih dahulu
dikonversikan ke dalam bentuk atom gas biasanya menggunakan atomizer.

Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) adalah prinsip spektroskopi tentang


penyerapan cahaya oleh atom. Atom menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu, tergantung pada sifat elemen. Cahaya pada panjang gelombang ini memiliki
energi yang cukup untuk mengubah level elektronik sebuah atom. Transisi elektronik
suatu elemen bersifat spesifik. Dengan penyerapan energi, ada lebih banyak energi
yang akan ditingkatkan dari kondisi dasar ke kondisi eksitasi dengan berbagai tingkat
eksitasi. Instrumen AAS termasuk Hollow Cathode Lamp sebagai sumber energi,
nyala api untuk menguapkan sampel menjadi atom. Monokromator sebagai filter
untuk saluran absorbansi, detektor dan amplifier sebagai register pengukuran. AAS
bekerja berdasarkan penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di
dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom menyerap radiasi dari sumber cahaya
yang dipancarkan oleh lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung
energi radiasi yang sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk transisi elektron
atom. Hollow Cathode Lamp sebagai sumber cahaya pada AAS akan menghilangkan
kelemahan yang disebabkan oleh penyerapan diri, yaitu kecenderungan atom dalam
keadaan dasar untuk menyerap energi yang dipancarkan oleh atom yang tereksitasi
ketika kembali ke keadaan dasar. Beberapa logam yang terkandung dalam sampel
dapat ditentukan secara langsung menggunakan AAS, tetapi ada beberapa gangguan
kimia yang menyebabkan sampel diperlakukan secara khusus terlebih dahulu.
Gangguan kimia disebabkan oleh berkurangnya penyerapan lompatan atom dalam
kombinasi molekuler dalam nyala api. Ini terjadi karena nyala api tidak cukup panas
untuk memecah molekul atau pada saat memecah atom, segera teroksidasi menjadi
senyawa yang tidak terpecah segera pada suhu nyala api. Beberapa gangguan dapat
dikurangi atau dihilangkan dengan menambahkan elemen atau senyawa khusus ke
dalam larutan sampel.
D. Prosedur Kerja :
a) Mempersiapkan larutan sampel, larutan blanko, dan larutan standar
b) Membuka gas, kompresor, dan ducting
c) Mengaktifkan AAS dari software yang terhubung dengan komputer.
d) Membuka software Spectrum Analyse Specialist.
e) Mengatur apakah ingin mengganti lampu katoda atau tidak.
f) Mengatur unsur yang ingin dianalisis dengan mengklik langsung pada simbol
unsur yang diinginkan dalam software SAA dan mengklik “OK”.
g) Mengatur parameter sesuai percobaan yang ingin dilakukan.
h) Mengklik “OK and Setup”.
i) Menglik simbol burner atau pembakar untuk menyalakan api pada AAS.
j) Memasukkan larutan blanko hingga tersedot oleh pipa kecil.
k) Menunggu hingga kurva ditampilkan dan dihasilkan garis yang lurus.
l) Memasukan kembali blanko dan lakukan pengujian sampel kedua.
m) Menunggu hingga kurva ditampilkan dan dihasilkan garis yang lurus.

E. Alat dan Bahan


Alat

Bahan
a) Padatan sampel
b) HNO3 pekat
c) HCl pekat
d) Kertas Saring
e) Larutan Stock Au
f) Aquades
F. Pengolahan Data
1. Data Hasil Percobaan
2. Regresi Linear

x y x2 y2 xy
0 -0.0007 0 0.00000049 0
1 0.0073 1 0.00005329 0.0073
2 0.0363 4 0.00131769 0.0726
2.787 0.0785 7.767369 0.00616225 0.21878
3 0.0838 9 0.00702244 0.2514
4 0.1062 16 0.01127844 0.4248
12.787 0.3114 37.76737 0.0258346 0.97488
x=Konsentrasi Larutan ; y=Rata-rata absorban

dari perhitungan dengan menggunakan metode regresi linear atau least square, didapat besar
b adalah 0,0296 dan besar a adalah -0,0112. Jika dibuat persamaan sesuai dengan persamaan
berikut :
y=bx ± a
Aka didapat persamaan baru yaitu :
y=0,0296 x −0,0112
Grafik

Bagan 1 dengan persamaan garis y = 0,0296x - 0,0112

Dari persamaan garis dapat dilihat deviasi atau penyimpangan yang terjadi pada
pengujian AAS. Sementara itu, kita juga dapat mengetahui tingkat ketelitian dari uji
yang dilakukan melalui AAS. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan
hasil titik special yag didapat dari uji langsung dengan hasil yang didapat secara teoritis
dari perhitungan regresi linear
y=0,0296 x −0,0112
0,0785=0,0296 x−0,0112
x=2,274
2,787−2,274
Kesalahan literatur = ×100 %=18,41 %
2,787

3. Kesimpulan
Berdasarkan data pengamatan dan grafik yang dihasilkan, besarnya konsentrasi larutan
yang digunakan untuk pengujian AAS akan sebanding atau berbandng lurus dengan rerata
energi dari sinar atau gas AAS yang terserap. Selain itu dari perhitungan kesalahan
relatih, juga didapat besar kesalahan sebesar 18,41% di mana besar kesalahan ini tidak
terlalu menyimpang dari perhitungan yang seharusnya.
Referensi
 https://www.thermofisher.com/id/en/home/industrial/spectroscopy-elemental-isotope-
analysis/spectroscopy-elemental-isotope-analysis-learning-center/trace-elemental-
analysis-tea-information/atomic-absorption-aa-information.html
 https://www.iitk.ac.in/dordold/index.php?
option=com_content&view=category&layout=blog&id=221&Itemid=240
 https://www.sciencedirect.com/topics/materials-science/atomic-absorption-spectrometry
 Modul praktikum kimia kualitatif,ASS, Departemen Teknik Metalurgi dan Mtaerial,2019

Anda mungkin juga menyukai