Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998).

Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat kecil. Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan
kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara social dan
emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya.
Beberapa perilaku yang tidak ada, sekarang muncul.

Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit dan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha
pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.

Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan


dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat membantu
keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga
yang optimal. Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran
pengasuh (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat
dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dalam pengasuhan
anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh
anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan
perawatan anak di rumah sakit, keluarga mempunyai tugas adaptif, yaitu menerima
kondisi anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan
positif, membantu keluarga untuk mengelola perasaan yang ada, mendidik anggota
keluarga yang lain tentang anak yang sedang sakit, dan mengembangkan sistem
dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.
B. Tujuan
Dapat Melakukan Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan Anak Prasekolah

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah hanya untuk membahas bagaimana Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Anak Toodler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KEPERAWATAN KELUARGA

A. Laporan Pendahuluan Keluarga


1. Konsep Keluarga
Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008)
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap
anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja
atau kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui
pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang –barang rumah
tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya
adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
b. melalui jalur garis ayah.
c. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
d. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
istri.
e. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
suami.
f. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

4. Fungsi Keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas


ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :
1) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosila dan
spiritual.
3) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan
masa depannya.

5. Tugas Kesehatan Menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2007) yaitu :


a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan/menciptakan suasana rumah sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.

6. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 %
tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :


a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
e) Konseling KB post partum 6 minggu.
f) Menata ruang untuk anak.
g) Biaya / dana Child Bearing.
h) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada
saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang
dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda
dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalh :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak –
anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolahminat
social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
8. Peran perawat memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Dalam (Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada
beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain :
a. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga.
b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau.
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat.
f. Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang
Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat
dalam mengatasi masalah-masalah perawatan keluarga.

9. Proses keperawatan keluarga


a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya
(Murwani, 2008).
Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum
Pengkajia terhadap data umum keluarga meliputi :
a) Nama kepala keluarga (KK)
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga
f) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
g) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
i) Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga.
j) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan
tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga Inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan
serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank
dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah
rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.
c) Mobiltas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup, fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial
atau dukungan dari masyarakat setempat.
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
b) Struktur kekeuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,
yang berhubungan denga kesehatan.
5) Fungsi-fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai
b) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh
mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan
keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga,
yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
1) Berapa jumlah anak
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan
2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang
- Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
- Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi / stresor.
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

10. Penerapan prioritas masalah


Skala untuk menentukan prioritas
Asuhan Keperawatan Keluarga
(Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Murwani, 2008)

NO KRITERIA BOBOT
1 Sifat masalah 1
Skala : tidak/ kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat 2
dirubah
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus segera 2
ditangani
Ada masalah tetapi tidak 1
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
skore
x Bobot
Angka Kematian

c) Jumlahkanlah skore untuk semua criteria

11. Prioritas diagnosa keperawatan


Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang
lebih berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena pertamamemerlukan tindakan
segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubahperawat
perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
b. Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c. Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d. Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat, dan sokongan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah,faktor-faktor yang
perlu diperhatikan ialah :
a) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
b) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
c) Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlumenilai
persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalahkesehatan tersebut. Nilai skore yang
tinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga (Murwani,
2008).
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai, keluarga, atau
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulandata dan analisa data
secara cermat, memberikan dasar untukmenetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggungjawabuntuk melaksanakannya (Mubarak, 2007).

12. Tahapan tindakan keperawatan keluarga


Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut ini (Murwani,
2007) :
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah
masalah kesehatan dengan cara :
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkuan


menjadi sehat, dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
dengan cara :
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

13. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasidengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya.Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status
kesehatankeluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan keperawatan.
Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang
baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yangdilakukan beberapa kali dengan melibatkan
keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan
keluarga (Murwani,2008).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasionalmenurut
Murwani (2008) :
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
O :adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
terkait dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahapan evaluasi

14. Prinsip-prinsip perawatan keluarga


Dalam (Setiadi,2008), ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan keluarga adalah :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai
tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran
aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi

15. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi


Dalam (Setiadi,2008), melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang
menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang
kesehatan, meliputi :
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :
1) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
2) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri.
3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit
keturunan.
b. Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
1) Lahir prematur (BBLR).
2) Berat badan sukar naik.
3) Lahir dengan cacat bawaan.
4) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya.
c. Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hami
1) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 25 tahun).
2) Menderita kekurangan gizi (anemia).
3) Menderita hipertensi.
4) Primipara dan Multipara.
5) Riwayat persalinan atau komplikasi
d. Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
1) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan.
2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul
cekcok dan ketegangan.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit
4) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari meninggalkan
rumah.

B. Laporan Pendahuluan Keluarga dengan Anak Toodler


I. Konsep Dasar Medis 
 

A.    Pengertian

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur
tulang dan keseimbangan metabolik.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan ( skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.

B.    Tumbuh kembang pada anak usia todler

1. Pertumbuhan

Selama tahun ke 2 masa kehidupan masih nampak kelanjutan perlambatan pertumbuhan fisis
yaitu dengan kenaikan BB berkisar antara 1,5 – 2,5 kg ( rata – rata ) dan PB 6 –10 cm ( rata –
rata 8 cm per tahun. Anak akan mengalami penurunan nafsu makan sampai usia 3 tahun, hal ini
mengakibatkan jaringan sub kutan berkurang sehingga anak yang tadinya nampak gemuk dan
montok akan menjadi lebih langsing dan berotot. Demikian pula dengan pertumbuhan otak yang
akan mengalami perlambatan selama tahun ke 2, kenaikan lingkar pada tahun pertama mencapai
pertambahan sebesar 12 cm dan selanjutnya pada tahun ke 2 hanya bertambah 2 cm, sedangkan
lingkar dada pada tahun pertama berukuran sama.

Namun demikian untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel NCHS WHO dengan
menggunakan rumus :

Bila nilai riel hasil pengukuran nilai median BB/U, TB/U atau BB/TB, maka rumusnya :

Bila nilai riel hasil pengukuran  nilai median BB/U, TB/U atau BB/TB, maka rumusnya :

1. Parameter penilaian pertumbuhan fisik :


1. Ukuran antropometrik

 Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting, karena dapat digunakan untuk menilai
peningkatan/ penurunan semua jaringan yang ada dalam tubuh, antara lain tulang, otot, lemak,
cairan tubuh dan lain – lain

Untuk menilai berat badan normal yang sesuai  usia todler dapat dilihat di tabel NCHS terlampir

 Tinggi badan

Keistimewannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus
sampai tinggi maksimal tercapai dan akhirnya berhenti pada umur 18 – 20 tahun.

Untuk menilai tinggi bdan yang sesuai dengan usia todler dapat dilihat ditabel NCHS terlampir

 Lingkar kepala

Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial, dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak.
Untuk rentang normal menurut nellhaus pada anak usia 1 tahun adalah 43,5 – 49( perempuan) &
43,5 – 49 ( laki – laki ) , kemudian anak usia 2 tahun adalah 45 – 51( perempuan ) & 46 –
51( laki – laki ) dan anak usia 3 tahun adalah 46,25 – 53 (perempuan) & 46,25 – 53 ( laki – laki ).
namun demikian untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik Nellhaus terlampir

 Lingkar lengan atas

LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak
oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan, laju tumbuh lambat, dari 11 cm
waktu lahir menjadi 16 cm pada satu tahun, selanjutnya tidak banyak berubah pada umur 1 – 3
tahun.

 Lipatan kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh jaringan
lemak dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. dalam keadaan defisiensi lipatan
kulit akan menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan

1. Gejala/tanda pemeriksaan fisik

 Keseluruhan fisik, jaringan otot, jaringan lemak, rambut, gigi geligi

1. Pemeriksaan laboratorium

 Hb, serum protein dan hormon.

1. Pemeriksaan radiologis

 Umur tulang
1. Perkembangan

Aspek perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada usia todler adalah sebagai berikut

1. Usia 12 – 18bulan

 Berjalan sendiri tidak jatuh


 Mengambil benda kcil dengan ibu jari dan telunjuk
 Mengungkapkan keinginan secara sederhana
 Minum sendiri dari gelas dan tidak tumpah

1. Usia 18 – 24 bulan

 Berjalan mudur setidaknya lima langkah


 Mencoret – coret dengan alat tulis
 Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya
 Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga

1. Usia 2 – 3 tahun

 Berdiri satu kaki tanpa berpegangan minimal 2 hitungan


 Meniru membuat garis lurus
 Menyatakan keinginan sedikitnya dengan 2 kata
 Melepas pakaian sendiri

1. Parameter penilaian perkembangan dengan DDST

Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan DDSTadalah :

1. Alat yang Digunakan

Y  Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru,
permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.

Y  Lembar formulir DDST

Y  Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
menilainya.

1. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:

Y  Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12
bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
Y  Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

1. Penilaian

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis,
yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung
pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan
pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak
dapat dites (Untestable).

Y Abnormal

–          Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

–          Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

Y Meragukan

–          Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

–          Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

Y Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

Y Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-

kembang anak, yaitu:

1. Faktor Genetik

Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,
jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan
oleh kelainan kromosom.
1. Faktor Lingkungan

Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:

Y  Gizi ibu pada waktu hamil

Y  Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)

Y  Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion, obna-obat
anti kanker)

Y  Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)

Y  Radiasi

Y  Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak, teptospira,
virus influenza, virus hepatitis)

Y  Stres

Y  Imunitas

Y  Anoksia embrio

Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :

Y  Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.

Y  Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan
rumah, radiasi.

Y  Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok
sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.

Y  Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan
ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat
yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)

1. D.   Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan
Ibu pada anak 
1. Usia 12 – 18 bulan
1. Gerak kasar
Latih anak naik turun tangga

1. Gerak halus

Bermain dengan anak melempar dan menangkap bola besar kemudian bola kecil.

1. Bicara, bahasa dan kecerdasan

Latih anak menunjuk dan menyebutkan nama – nama bagian tubuh

1. Begaul dan bicara

Beri kesempatan kepada anak untuk melepas pakaiannya sendiri.

1. Usia 18 – 24 bulan
1. Gerak kasar

Latih anak berdiri dengan 1 kaki

1. Gerak halus

Ajari anak menggambar bulatan, garis, segitiga dan gambar wajah

1. Bicara, bahasa dan kecerdasan

Latih anak mengikuti perintah sederhana.

1. Bergaul dan mandiri

Latih agar anak mau ditinggalkan untuk sementara waktu

1. Usia 2 sampai 3 tahun


1. Gerak kasar

Latih anak melompat dengan satu kaki

1. Gerak halus

Ajak anak bermain menyusun dan menumpuk balok

1. Bicara, bahasa dan kecerdasan

Latih anak mengenal bentuk dan warna

1. Bergaul dan mandiri


Latih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkanya sendiri.

 DAFTAR PUSTAKA

1. Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta : EGC
2. Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Jakarta :
EGC.
3. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F.
Jakarta : EGC
4. Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas Kedokteran 
Universitas Indonesia.
5. Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC
6. Suherman ( 1999 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai