PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998).
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat kecil. Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan
kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara social dan
emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya.
Beberapa perilaku yang tidak ada, sekarang muncul.
Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit dan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha
pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah hanya untuk membahas bagaimana Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Anak Toodler
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KEPERAWATAN KELUARGA
4. Fungsi Keluarga
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosial pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhankeluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi,2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 %
tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.
NO KRITERIA BOBOT
1 Sifat masalah 1
Skala : tidak/ kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat 2
dirubah
Skala : Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus segera 2
ditangani
Ada masalah tetapi tidak 1
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
skore
x Bobot
Angka Kematian
13. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasidengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya.Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status
kesehatankeluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan keperawatan.
Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang
baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yangdilakukan beberapa kali dengan melibatkan
keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan
keluarga (Murwani,2008).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasionalmenurut
Murwani (2008) :
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
O :adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
terkait dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahapan evaluasi
A. Pengertian
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur
tulang dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan ( skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.
1. Pertumbuhan
Selama tahun ke 2 masa kehidupan masih nampak kelanjutan perlambatan pertumbuhan fisis
yaitu dengan kenaikan BB berkisar antara 1,5 – 2,5 kg ( rata – rata ) dan PB 6 –10 cm ( rata –
rata 8 cm per tahun. Anak akan mengalami penurunan nafsu makan sampai usia 3 tahun, hal ini
mengakibatkan jaringan sub kutan berkurang sehingga anak yang tadinya nampak gemuk dan
montok akan menjadi lebih langsing dan berotot. Demikian pula dengan pertumbuhan otak yang
akan mengalami perlambatan selama tahun ke 2, kenaikan lingkar pada tahun pertama mencapai
pertambahan sebesar 12 cm dan selanjutnya pada tahun ke 2 hanya bertambah 2 cm, sedangkan
lingkar dada pada tahun pertama berukuran sama.
Namun demikian untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel NCHS WHO dengan
menggunakan rumus :
Bila nilai riel hasil pengukuran nilai median BB/U, TB/U atau BB/TB, maka rumusnya :
Bila nilai riel hasil pengukuran nilai median BB/U, TB/U atau BB/TB, maka rumusnya :
Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting, karena dapat digunakan untuk menilai
peningkatan/ penurunan semua jaringan yang ada dalam tubuh, antara lain tulang, otot, lemak,
cairan tubuh dan lain – lain
Untuk menilai berat badan normal yang sesuai usia todler dapat dilihat di tabel NCHS terlampir
Tinggi badan
Keistimewannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus
sampai tinggi maksimal tercapai dan akhirnya berhenti pada umur 18 – 20 tahun.
Untuk menilai tinggi bdan yang sesuai dengan usia todler dapat dilihat ditabel NCHS terlampir
Lingkar kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial, dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak.
Untuk rentang normal menurut nellhaus pada anak usia 1 tahun adalah 43,5 – 49( perempuan) &
43,5 – 49 ( laki – laki ) , kemudian anak usia 2 tahun adalah 45 – 51( perempuan ) & 46 –
51( laki – laki ) dan anak usia 3 tahun adalah 46,25 – 53 (perempuan) & 46,25 – 53 ( laki – laki ).
namun demikian untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik Nellhaus terlampir
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak
oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan, laju tumbuh lambat, dari 11 cm
waktu lahir menjadi 16 cm pada satu tahun, selanjutnya tidak banyak berubah pada umur 1 – 3
tahun.
Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh jaringan
lemak dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. dalam keadaan defisiensi lipatan
kulit akan menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan
1. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan radiologis
Umur tulang
1. Perkembangan
Aspek perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada usia todler adalah sebagai berikut
1. Usia 12 – 18bulan
1. Usia 18 – 24 bulan
1. Usia 2 – 3 tahun
Y Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru,
permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
Y Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
menilainya.
Y Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12
bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
Y Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
1. Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis,
yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung
pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan
pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak
dapat dites (Untestable).
Y Abnormal
– Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
– Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Y Meragukan
– Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
Y Normal
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,
jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan
oleh kelainan kromosom.
1. Faktor Lingkungan
Y Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion, obna-obat
anti kanker)
Y Radiasi
Y Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak, teptospira,
virus influenza, virus hepatitis)
Y Stres
Y Imunitas
Y Anoksia embrio
Y Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
Y Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan
rumah, radiasi.
Y Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok
sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
Y Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan
ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat
yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)
1. D. Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan
Ibu pada anak
1. Usia 12 – 18 bulan
1. Gerak kasar
Latih anak naik turun tangga
1. Gerak halus
Bermain dengan anak melempar dan menangkap bola besar kemudian bola kecil.
1. Usia 18 – 24 bulan
1. Gerak kasar
1. Gerak halus
1. Gerak halus
DAFTAR PUSTAKA
1. Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta : EGC
2. Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Jakarta :
EGC.
3. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F.
Jakarta : EGC
4. Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
5. Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC
6. Suherman ( 1999 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC