Oleh karena itu, pertumbuhan dapat diukur dengan satuan tertentu, seperti sentimeter
dan kilogram. Berbagai nilai baku antropometrik dapat dipergunakan untuk menilai
pertumbuhan fisik seorang anak, namun yang paling sering dipakai adalah ukuran berat
badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
bagi perkembangan selanjutnya.
Gizi untuk anak di bawah lima tahun (Balita) merupakan hal yang sangat penting
sehingga harus diketahui dan dipahami oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam
tumbuh kembang anak, terutama di usia balita didasarkan fakta bahwa penyakit akibat kurang
gizi pada masa sekarang ini, kebanyakan bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data pada
tahun 2007 menunjukkan bahwa ada empat juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu
diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan
hanya 39 ribu anak.
Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 % anak balita Indonesia mempunyai tinggi
badan minimal alias pendek. Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi
yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak
anak. Padahal, otak bertumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung
mulai dari janin berusia 30 minggu sampai bayi berusia 18 bulan.
Status gizi balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan)
dengan berat badan, sesuuai standar WHO-NCHS. Bila berat badannya kurang, maka status
gizinya kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu Menuju Sehat
(KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva
KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila
masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status
gizi buruk.
Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah
berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai
ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan anak. Sementara parameter status
gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter
ini dipakai menyeluruh di Posyandu.
Kekurangan gizi pada balita dibagi menjadi dua, yaitu gizi buruk dan kurang gizi.
Gizi buruk kondisinya lebih para dari gizi kurang. Untuk membedakan balita kurang gizi dan
gizi buruk dapat dilakukan dengan cara menghitung skor Z. Gizi kurang adalah bila berat
badan menurut umur yang dihitung menurut skor Z nilainya kurang dari -2, dan digolongkan
gizi buruk bila skor Z kurang dari -3. Balita penderita gizi kurang berpenampilan kurus,
rambut kemerahan (pirang), perut buncit, moon face karena oedem (bengkak) atau monkey
face (keriput), cengeng, dan kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama, akan
berpengaruh pada kecerdasan anak. Dan bila tidak segera ditangani, maka akan masuk ke
dalam status gizi buruk.
Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan
anak terganggu. Penyebab lain adalah penyakit infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua
karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan
dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita. Kurang gizi pada
balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya.
Kebutuhan Nutrisi Anak untuk Pertumbuhan dan Perkembangannya
Peranan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita sangatlah penting,
meskipun faktor penentu agar anak tumbuh menjadi sehat dan cerdas tidak hanya faktor
nutrisi saja. Minimal ada 3 hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak, antara
lain yaitu genetika, lingkungan, dan gizi.
Genetika
Lingkungan
Gizi
Pertumbuhan anak sehat dan normal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya.
Pertumbuhan ini sangat terpengaruh oleh asupan zat gizi yang dikonsumsi
dalam bentuk makanan sehat dan seimbang.
Kekurangan atau kelebihan gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk
pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar.
Pola pertumbuhan yang secara rasial dulu dianggap pendek terbukti bisa diperbaiki
dengan konsumsi gizi yang baik. Survei di Jepang tahun 1982, remaja pria usia 14 tahun yang
lahir sesudah Perang Dunia II mempunyai tinggi badan 7,6 cm lebih tinggi dibandingkan
dengan mereka yang dilahirkan sebelum Perang Dunia II. Peningkatan disebabkan oleh
konsumsi protein hewani.
Agar tetap fit, janganlah meninggalkan sarapan pagi. Bila tidak sarapan, kadar gula
darah turun, padahal gula darah merupakan energi utama bagi otak. Dampak negatifnya
adalah ketidakseimbangan sistem syaraf pusat diikuti oleh :
1. Pusing
2. Badan gemetar
3. Rasa lelah, berkeringat dingin
4. Gairah belajar menurun
Jajan bagi anak-anak merupakan fenomena yang menarik untuk ditelaah karena berbagai hal :
Sayuran yang berwarna hijau tua sangat baik karena banyak mengandung zat besi.
Sayur yang dimasak dengan minyak (tumis) sangat dianjurkan karena mempermudah
penyerapan vitamin A, D, E, K. Dalam pengelompokannya, ada 13 jenis vitamin yang dibagi
dua kelompok yaitu vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K) dan vitamin larut dalam air (B
Kompleks, asam folat, biotin, dan C)
Mineral yang dibutuhkan dalam proses metabolisme ada 22 jenis, antara lain adalah
Se, Silikon, Kromium, Iodin, Fe, Mg, Mikro Trace Mineral, Enzim sebagai biokatalisator
spesifik yang bergabung dengan vitamin mineral membantu tubuh kita berfungsi dengan
baik. Alam telah menyediakan enzim dalam makanan untuk membantu mencerna segala
sesuatu yang akan kita makan seperti pada karbohidrat, lemak, protein, serat, gula, dan
produk susu.
Radikal bebas atau oksidan adalah partikel terkecil dari molekul yang tidak
berpasangan sehingga mudah bereaksi dengan partikel lain.
Otak merupakan organ tubuh paling penting dan berperan sebagai komputer
pengendali seluruh bagian tubuh, seperti untuk mengingat, konsentrasi, mengantuk,
mempelajari pengetahuan baru, dan sebagainya. Dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya,
otak merupakan organ tubuh yang membutuhkan energi relatif besar dibanding berat tubuh.
Walau hanya seperlima bobot tubuh, otak membutuhkan seperlima energi tubuh. Energi di
sini berarti zat gula atau glukosa dan oksigen. Semakin tinggi otak dipakai semakin tinggi
pula kebutuhan glukosanya.
Otak memerlukan 50% dari seluruh kebutuhan energi atau tenaga dalam tubuh.
Kurangnya nutrisi otak seperti multivitamin, asam amino dan mineral, sangat mempengaruhi
daya maksimal otak yang akhirnya juga mempengaruhi stamina tubuh. Saat pikiran atau otak
lelah, tubuh juga akan merasakan lelah sehingga tidak bisa produktif.
Nutrisi otak sebenarnya tersedia pada makanan seperti ikan, daging, telur, udang,
sayur-sayuran, buah-buahan, dan sebagainya. Makanan lain yang dapat dijadikan sebagai
alternatif misalnya adalah suplemen makanan yang memberikan nutrisi pada otak. Beberapa
tips untuk menjaga nutrisi dan otak diantaranya dalah tidur yang cukup etiap harinya antara
tujuh hingga delapan jam per harinya, olahraga tiga kali seminggu minimal 25 menit sekali,
setelah otak bekerja keras selama satu jam, beristirahatlah selama lima menit, kurangi stres
dan meditasi serta hidup dengan pikiran positif.
Tumbuh kembang anak juga dapat dipengaruhi melalui pendidikan secara efeksi dan
emosi. Sejak usia dini otak harus diberi rangsangan seiring dengan pertambahan usia.
Stimulan untuk otak kiri dapat dilakukan dengan melatih bahasa, logika, matematika,
membaca atau menulis. Sebaliknya, otak kanan berhubungan dengan imajinasi, emosi dan
interpersonal.
Makanan pokok otak ada dua, yakni zat asam dari pernapasan dan nutrisi dari apa
yang kita santap, termasuk glukosa. Setiap hari kebutuhan asam lemak yang dibuthkan otak
sekitar 340-400 mg/hari. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, konsumsilah makanan
bervitamin dan bergizi tinggi seperti mengonsumsi ikan, telur bebek, susu yang diperkaya AA
(Asam Arakhidonat) dan DHA (Asam Dokosaheksanoat) dan sebagainya. Produk perlebahan
(Bee Pollen) merupakan makanan kesehatan alami yang kaya akan zat-zat yang bergizi tinggi
dan sangat dibutuhkan pada balita dan anak-anak.
1. Tidak sarapan
Sarapan di pagi hari dengan menyantap nasi (karbohidrat tinggi) membuat tubuh
mendapat pasokan glukosa yang cukup dan melalui darah. Glukosa dialirkan ke otak
sehingga otak dapat bekerja optimal.
2. Makanan berlebih
Makan yang berlebihan akan membuat glukosa berubah menjadi lemak jenuh yang
akan membebani pembuluh darah otak dan dapat melemahkan kerja otak karena
kurang mendapat oksigen dan glukosa yang segar.
3. Rokok
Rokok dan asap mengakibatkan sel-sel otak terbakar dan dapat menjadi salah satu
penyebab penyakit Alzheimer.
4. Penggunaan gula yang berlebih
Mengonsumsi gula buatan (gula pasir, gula merah, dan lain-lain) secara berlebihan
dapat mengganggu penyerapan protein dan nutrisi sehingga otak tidak berkembang
dengan sehat.
5. Polusi udara
Otak adalah pengguna oksigen terbesar dalam badan manusia. Polusi udara
menyebabkan pengurangan bekal oksigen ke otak dan keaktifan otak.
6. Tidur berlebihan
Tidur sangat baik untuk mengistirahatkan kerja otak, namun bila berlebihan(dengan
masa tidur yang panjang) dapat menyebabkan sel-sel otak mati, terutama jika kita
tidur dalam keadaan menutup muka, maka otak lebih banyak menerima
karbondioksida dan akan merusak otak.
7. Jarang melakukan latihan otak
Jarang berpikir berarti jarang menggunakan otak, maka akan melemahkan
kemampuan otak karena otak tidak berkembang (tidak bekerja dengan optimal)dan
dapat menyebabkan kebodohan.