ANGGRIANI ARIF
NIM. 821318099
ASISTEN : MELI CAHAYANI DALU
JURUSAN FARMASI
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
7. NaOH Digunakan
Disiapkan
SkemaKerja Dibersihkan
sebagai alat dan alat dengan
bahan alkohol 70%
perekasi asam
Dititrasi Dicek
NaOH 2ml kembali pH
pada sampel sampel
G. Skema Kerja
Dihitung
kadar
sampel
I. Hasil Dan Pembahasan
2. Standarisasi Larutan HCl 1) Hasil
1. Sampel Asam
a) Thai Tea green Tea
b) Teh pucuk
c) Nescafe
2. Sampel Basa
a) Antasida
Dihitung
kadar
sampel
mikroba pada uji mikroba dan
menentukan pH tertentu (Basset,
1994).
Dalam percobaan kali ini kami
memakai bahan bahan sampel asam
yaitu nescafe, thai tea green tea, teh
pucuk,dan sampel basahyaitu obat
antasida doen, dan ambroxol,
b) Ambroxol Hcl
kemudian digunakan juga NaOH
dan HCl sebagai pentitran, larutan
titran NaOH digunakan untuk
mentitrasi sampel yang bersifat
asam, sedangkan larutan titran HCl
digunakan untuk mentitrasi sampel
yang bersifat basa. Menurut Azizah
2) Pembahasan (2004), pada titrasi sampel bersifat
Pada praktikum kali ini dilakukan asam digunakan titran bersifat basa
percobaan titrasi potensiometri dan begitupun sebaliknya, karena
dimana titrasi ini didasarkan pada diharapkan terjadi reaksi netralisasi
reaksi netralisasi (asam-basa). Pada dimana terjadi antara ion hidrogen
percobaan ini digunakan titran HCl sebagai asam dengan ion hidroksida
untuk sampel yang bersifat basah sebagai basa dan membentuk air
dan NaOH untuk sampel yang yang bersifat netral. Langkah
bersifat asam. Hal ini sesuai dengan pertama yang di lakukan yaitu
prinsip reaksi netralisasi yang membersihkan alat dengan alkohol
dikarenakan oleh Hendrasanti 70%. Alasan menggunakan alkohol
(2006) dimana reaksi netralisasi 70% karena menurut Tranggono
yaitu reaksi yang terjadi antara (2014) alkohol 70% merupakan
larutan asam beserta campuran atau cairan yang dapat berfungsi sebagai
sebaliknya yang salah satunya antiseptik maupun desinfektan
bertindak sebagai zat peniter untuk membunuh kuman dan
(larutan titer) dan sebagai zat uji. bakteri. Selanjutnya mengukur
Percobaan potensiometri bertujuan larutan NaOH sebanyak 50ml,
untuk menentukan PH dari media kemudian larutan NaOH di
yang cocok bagi pertumbuhan masukkan kedalam buret sebagai
titran, karena titran adalah larutan sampel yang ke tiga yaitu Nescafe
Yang pada umumnya berada dari pH awal 6,6. Lalu di titrasi
didalam buret dan sudah diketahui dengan Naoh sebanyak 2 ml
konsentrasinya merupakan larutan menjadi 9,6.. Pada praktikum kali
baku (Baik primer, maupun ini sampel asam yang kami
sekunder) (Ari andian,2008). gunakan semua sampel mengalami
Kemudian mengukur larutan kelonjokkan. Hal ini terjadi karena
sampel asam sebanyak 40 ml lalu menurut (Sawyer ,1989) bahwa
tuangkan ke dalam gelas beaker. pada saat titrasi potensiometri suatu
Selanjutnya melakukan kalibrasi sampel yang dititrasi dengan
pada pH meter menggunakan pentitran harus melampaui batas
Aquadest. Tujuan kalibrasi ini lonjakan, dan reaksi yang terjadi
menurut (Oxloby,2011) untuk pada lonjakan pH dari rendah ke
menetralkan pH meter dan memacu tinggi yaitu semakin banyak
tingkat keakuratan hasil yang konsentrasi ion hidrogen di dalam
diperoleh dengan baik. Setelah pH sampel. Hidrogen akan bereaksi
meter di kalibrasi sampai pH dengan ion hidronium (OH-) dan
menjadi netral yaitu 7,0. pH meter membentik air. Hal ini
tersebut dicelupkan ke dalam menyebabkan ion hidrogen yan
sampel asam, kemudian perhatikan memasuki sampel semakin sedikit
angka yang muncul di pH meter sehingga muatan elektroda pada
tersebut, pH awal yang di dapatkan sampel berkurang. Maka nilai pH
pada sampel pertama thai tea green pun meningkat.
tea yaitu 6,7 dan setelah di lakukan Untuk perlakuan pertamayaitu
titrasi dengan Naoh 2 ml untuk sampel basa,di ukur larutan
mengalami kelonjakan yaitu 9,6. Hcl sebanyak 50ml kemudian di
Adapun lonjakan pH terjadi masukkan kedalam buret sebagai
menurut (Skoog,1998) titik akhir titran, menurut (Roy,1985) HCl
titrasi dimana Ion hidrogen (H+) adalah larutan senyawa asam kuat
Dari Hd habis bereaksi dengan ion yang stabil dan mudah larut atau
hidronium (OH+) dari NaOH. dapat terhidrolisasi dengan penuh
Kemudian untuk sampel asam yang dalam air sehingga sering
ke dua yaitu Teh pucuk di dapatkan digunakan dalam analisis kimia.
pH awal 6,3 dan setelah di titrasi Kemudian sampel basa yaitu
menjadi 11,1, begitu pun untuk antasida di masukkan kedalam
gelas beaker, dan diukur pH lonjakan menurun, hal ini karena
menggunakan pH meter. Menurut sampel yang kami gunakan telah
(Desmira dkk, 2018) pH meter bercampur dengan campuran bahan
merupakan alat yang digunakan kimia lain yang mengakibatkan
untuk mengukur pH larutan yang kandungan senyawa basa di dalam
muncul di dalam alat pH meter obat tersebut hilang atau berkurang.
yang ditulis sebagai pH awal Kemungkinan kesalahan yang
sebelum titrasi. Hasil yang terjadi pada praktikum ini yaitu
diperoleh untuk sampel pertama kurangnya ketelitian dalam
basa yaitu padaAntasida pH awal mengalirkan larutan titran pada
8,3 kemudian di titrasi dengan Hcl sampel, kurang telitinya dalam
2ml menjadi 8,2 kemudian dititrasi mengkalibrasi pH meter, kurang
kembali sampai 4 ml lalu teliti dalam pemilihan sampel basa
didapatkan hasil 7,7.Hal ini sesuai yang digunakan dan pengaruh
dengan menurut (Widjaja, 2009) lingkungan atau kondisi lainnya
Dalam titrasi potensiometri dapat sehingga menganggu keakuratan
diukur setelah penambahan dari pH yang terbaca.
sejumlah kecil volume titran
berturut turut atau secara kontinyu H. KESIMPULAN DAN SARAN
dengan perangkat automatik. 1. Kesimpulan
Elektroda indikator yang digunakan Berdasarkan hasil yang didapatkan
pada potensiometri tentu saja akan setelah dilakukan proses titrasi
tergantung pada jumlah reaksi yang yaitu pH dari sampel asam ternyata
sedang diselidiki. Untuk itu mengalami lonjakan. Pada sampel
elektroda yangdigunakan untuk thai tea yaitu mendapatkan pH 9,6,
titrasi asam basa elektrodanya pada teh pucuk pH 11,1, dan pada
berupa hidrogen. Adapun lonjakan sampel nescafe yaitu pH 9,6.
pada titrasi harus melampaui batas Sedangkan pada sampel basa ada
lonjakan yan berkisar lebih dari 0,5. yang terdapat lonjakan yang tidak
Sampel basa, yang terdiri dari menurun seperti sampel ambroxol
ambroxol, Hasil yang diperoleh dengan pH 11,5, Tetapi ada juga
pada sampel basa Ambroxol pH sampel yang mengalami penurunan
awal 6,4 kemudian di titrasi dengan lonjakan seperti sampel antasida
HCl 2ml menjadi 11,5. Pada sampel yaitu mendapatkan pH 7,7.
basa ambroxol ini tidak mengalami
2. Saran DepartemenKesehatan RI. Hal.
1) Saran untuk Praktikan 748.
Praktikan harus mengerjakan dengan Harvey, David. 2000. Modern
teliti dan hati-hati agar mendapat Analitycal Chemistry. The
hasilyang valid. Praktikan juga harus McGraw-Hill Companies. USA.
tenang dan tidak ribut saat melakukan Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar
praktikum. Kimia Analitik. Penerbit
2) Saran untuk Laboratoriu Universitas Indonesia. Jakarta.
Sebaiknya laboratorium dijaga Oxtoby, D.W. 2001. Kimia Modern.
kebersihan dan kenyamannya agar Erlangga. Jakarta.
praktikum berjalan dengan lancar. Rouessac Francis, Annick Rouessac.
3) Saran untuk asisten diharapkan 2007. Chemical Analysis:
kepada asisten agar lebih mengawasi ModernInstrumentation
dan membimbing praktikum terutama Methods and Techniques
yang belum paham. Second Edition. West
Sussex:John Wiley & Sons, Ltd.
K. Daftar Pustaka Roy G.M. 1985. Activated Carbon
Ari A, Andian. (2008). Bahan Application in The Food and
Ajar Kimia Dasar.Universitas Pharmaceutical
Negeri Yogyakarta. Industries.Pensilvania:
Azizah, Utiya. 2004. Polimer. Surabaya Technonic Pub.
: Direktorat Jenderal Sawyer, Lawrence B. (2009). Internal
Pendidikan. Auditing. Buku Satu. Edisi
Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Lima. Jakarta: SalembaEmpat.
Ajar Vogel Kimia Analisis Skoog, D.A., Holler, F.J., Nieman,
Kuantitatif Anorganik. T.A., 1998. Principles of
Jakarta :Buku kedokteran EGC. Instrumental Analysis.3rd ed.
Desmira, Aribowo, D., dan Pratama, R., Saunders College Publishing,
2018, Penerapan Sensor pH New york.
pada AreaElektrolizer di PT. Tranggono, RIS., Latifah F. 2014. Buku
Sulfindo Adiusaha, Jurnal Pegangan Dasar Kosmetologi:
PROSISKO, Vol. 5 No. 1. KosmetikDekoratif.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Widjaja, H. 2009. Anatomi Abdomen.
Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Jakarta: EGC. 128 hlm