Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ANGGRIANI ARIF
NIM. 821318099
ASISTEN : MELI CAHAYANI DALU
JURUSAN FARMASI
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

A. JUDUL ukuran potensial atau voltage dari


POTENSIOMETRI suatu sel elektrokimia yang terdiri
B. TUJUAN dari elektroda dan larutan.Larutan
1. Untuk mengetahui apa yang tersebut berisi
dimaksud dengan potensiometri komponen utama yang mempunyai 
2. Untuk mengetahui manfaat dari kemampuan mengion.(Harvey
penggunaan metode potensiometri 2000)
C. Latar Belakang
D. Dasar Teori
Kimia analitik merupakan analisis cuplikan Pengukuran kuantitatif dalam kimia
bahana untuk mengetahui susunan kimia analitik secara umum dibedakan menjadi
dan strukturnya. Kimia analitik ini potensiometri (berdasarkan potensial sel)
berhubungan dengan teorin dan praktek dari dan voltametri (berdasarkan arus sel).
metode - metode yang dipakai untuk (Rouessac 2007)
menetapkan komposisi bahan. Kimia Potensiometri adalah istilah yang
analitik dibagi menjadi bidang - bidang digunakan untuk menjelaskanpengukuran
yang disebut analisis kuantitatif dan analisis potensial atau voltage dari suatu sel
kualitatif. Analisis kuantitatif merupakan elektrokimia yang terdiri dari elektroda dan
identifikasi zat - zat kimia, mengenali unsur larutan.Larutan tersebut berisi
atau senyawa yang ada didalam suatu komponen utama yang mempunyai kemam
sampel. Sedangkan, analisis kuantitatif puan mengion.(Harvey 2000)
berkaitan dengan penetapan jumlah suatu Dasar metode potensiometri adalah
zat tertentu yang terkandung dalam suatu membuat sel elektrik dari analat suatu
sampel (Day and Underwood, 2002). larutan sehingga perbedaan potensial sel
tersebut berkaitan dengan konsentrasi
Potensiometri adalah istilah
larutan.(Rouessac 2007)
yang
digunakan untuk menjelaskanpeng
Suatu eksperimen dapat diukur dengan kecil volume titran secara berturut-turut
menggunakan dua metode yaitu, pertama atau secara kontinu dengan perangkat
(potensiometri langsung)yaitu pengukuran automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan
tunggal terhadap potensial dari suatu sel konsentrasi. Elektroda indikator yang
aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama digunakan dalam titrasi potensiometri tentu
diterapkan dalam pengukuran pH larutan saja akan bergantung pada macam reaksi
air. Kedua (titrasi langsung), ion dapat yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu
dititrasi dan potensialnya diukur sebagai titrasi asam basa, elektroda indikator dapat
fungsi volume titran. Potensial sel, diukur berupa elektroda hidrogen atau sesuatu
sehingga dapat digunakan untuk elektroda lain yang peka akan ion hidrogen,
menentukan titik ekuivalen. Suatu petensial untuk titrasi pengendapan halida dengan
sel galvani bergantung pada aktifitas perak nitrat, atau perak dengan klorida akan
spesies ion tertentu dalam larutan sel, digunakan elektroda perak, dan untuk titrasi
pengukuran potensial sel menjadi penting redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat
dalam banyak analisis kimia (Basset, 1994). digunakan kawat platinum semata-mata
Titik akhir dalam titrasi potensiometri sebagai elektroda redoks (Khopkar, 1990).
dapat dideteksi dengan menetapkan volume Reaksi-reaksi yang berperan dalam
pada mana terjadi perubahan potensial yang pengukuran titrasi potensiometri yaitu
relatif besar ketika ditambahkan titran. reaksi pembentukan kompleks reaksi
Dalam titrasi secara manual, potensial netralisasi dan pengendapan dan reaksi
diukur setelah penambahan titran secara redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks
berurutan, dan hasil pengamatan dan pengendapan, endapan yang terbentuk
digambarkan pada suatu kertas grafik akan membebaskan ion terhidrasi dari
terhadap volum titran untuk diperoleh suatu larutan. Umumnya digunakan elektroda Ag
kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu dan Hg, sehingga berbagai logam dapat
potensiometer sederhana dapat digunakan, dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi
namun jika tersangkut elektroda gelas, terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti
maka akan digunakan pH meter khusus. dengan elektroda indikatornya elektroda
Karena pH meter ini telah menjadi gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari
demikian biasa, maka pH meter ini 10-8. Sedangkan reaksi redoks dengan
dipergunakan untuk semua jenis titrasi, elektroda Pt atau elektroda inert dapat
bahkan apabila penggunaannya tidak digunakan pada titrasi redoks. Oksidator
diwajibkan (Basset, 1994). kuat (KMnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3)
Potensial dalam titrasi potensiometri membentuk lapisan logam-oksida yang
dapat diukur sesudah penambahan sejumlah harus dibebaskan dengan reduksi secara
katoda dalam larutan encer (Khopkar,
1990). Namaresmi AQUA DESTILLATA,
Metode potensiometri memerlukan nama lain Air Suling, dengan rumus
setidaknya dua macam elektroda, yaitu molekul H2O, rumus molekul 18,02 g/mol,
elektroda referensi eksternal yang memiliki pemeriannya berupa cairan jernih, tidak
potensial konstan dan elektroda selektif ion berwarna, tidak berbau, dan tidak
atau biasa disebut juga elektroda referensi mempunyai rasa. Kelarutannya larut dalam
internal yang digunakan untuk pengukuran etanol dan gliserin. Kegunaan untuk
dan dipisahkan dari larutan oleh suatu mengkalibrasi pH meter, dengan
membran.(Wang 2001) penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
3. Asam Klorida (Dirjen POM, 1979)
E. URAIAN BAHAN
1. Alkohol (Dirjen POM, 1979)
H-Cl
Nama resmi ACIDUM
HYDROCHLORIDUM, nama lain Asam
Klorida, dengan rumus molekul HCl,
Nama resmi AETHANOLUM, nama
rumus molekul 36,46 g/mol, pemeriannya
lain Alkohol, Etanol, Etil Alkohol, dengan
berupa cairan, tidak berwarna; berasap, bau
rumus molekul C2H5OH, rumus molekul
merangsang. Jika diencerkan dengan 2
46,07 g/mol, pemeriannya berupa cairan
bagian air, asap, dan bau hilang.
tidak berwarna, jernih, mudah menguap,
Kelarutannya larut dalam etanol, asam
dan mudah bergerak; bau khas; serta rasa
asetat, tidak larut dalam air. Kegunaan
panas. Kelarutannya sangat mudah larut
sebagai pentiter, dengan penyimpanan
dalam air, dalam kloroform P, dan dalam
dalam wadah tertutup rapat.
eter P. Khasiat sebagai antiseptik dan
4. Natrium Hidroksida (Dirjen POM,
desinfektan serta digunakan untuk
1979)
membersihkan alat, dengan penyimpanan
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Na-OH
2. Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi NATRII HYDROXYDUM,
nama lain Natrium Hidroksida, dengan
H H rumus molekul NaOH, rumus molekul
40,00 g/mol, pemeriannya berupa bentuk
O
batang, massa hablur atau keeping, kering, suatu larutan
keras, rapuh, dan menunjukkan susunan
hablur, putih mudah meleleh, basa, sangat 6. Pipet Tetes Digunakan

alkalis dan korosif, segera untuk

menyerap karbondioksida. Kelarutannya memindahkan

sangat mudah larut dalam air dan etanol larutan dalam

95%. Kegunaan sebagai pentiter, dengan jumlah sedikit

penyimpanan dalam wadah tertutup baik. 2) Bahan


Nama dan Fungsi
F. Alat Dan Bahan Gambar
1) Alat 1. Alkohol 70% Digunakan
Nama dan Fungsi untuk
Gambar membershikan
1. Buret Digunakan alat agar bebas
sebagai alat mikroba
untuk 2. Aluminium foil Digunakan
mentitrasi untuk menutupi
buret agar tidak
2. Corong Digunakan
menguap
untuk
3. Ambroxol Digunakan
membantu
sebagai sampel
memindahkan
bersifat basa.
larutan
3..Gelas Kimia Digunakan
sebagai wadah
untuk bahan/ 4. Antasida Doen Digunakan
sampel sebagai sampel
4. Gelas Ukur Digunakan bersifat basa.
sebagai alat
untuk
mengukur 5. Aquades Digunakan
volume larutan sebagai pelarut
dengan volume dan utuk
kecil. kalibrasi pH
5. pH meter Digunakan
untuk 6. HCl Digunakan
mengukur pH sebagai
perekasi basa

7. NaOH Digunakan
Disiapkan
SkemaKerja Dibersihkan
sebagai alat dan alat dengan
bahan alkohol 70%
perekasi asam

1. Standarisasi Larutan NaOH


8. Nescafe Diguanakan
sebagai sampel
bersifat asam

9. Thai tea Diguanakan


sebagai sampel Dikalibrasi Diukur 50ml
pH meter
G. NaOH
bersifat asam

10. Teh pucuk Diguanakan


sebagai sampel
bersifat asam Dicatat nilai
pH Dicek pH
awal sampel

11. Tissue Diguanakan


untuk
membersihkan
alat.

Dititrasi Dicek
NaOH 2ml kembali pH
pada sampel sampel

G. Skema Kerja
Dihitung
kadar
sampel
I. Hasil Dan Pembahasan
2. Standarisasi Larutan HCl 1) Hasil
1. Sampel Asam
a) Thai Tea green Tea

Dikalibrasi Diukur 50ml


pH meter HCl

b) Teh pucuk

Dicatat nilai Dicek pH


pH awal sampel

c) Nescafe

Dititrasi HCl Dicek


2ml pada kembali pH
sampel sampel

2. Sampel Basa
a) Antasida

Dihitung
kadar
sampel
mikroba pada uji mikroba dan
menentukan pH tertentu (Basset,
1994).
Dalam percobaan kali ini kami
memakai bahan bahan sampel asam
yaitu nescafe, thai tea green tea, teh
pucuk,dan sampel basahyaitu obat
antasida doen, dan ambroxol,
b) Ambroxol Hcl
kemudian digunakan juga NaOH
dan HCl sebagai pentitran, larutan
titran NaOH digunakan untuk
mentitrasi sampel yang bersifat
asam, sedangkan larutan titran HCl
digunakan untuk mentitrasi sampel
yang bersifat basa. Menurut Azizah
2) Pembahasan (2004), pada titrasi sampel bersifat
Pada praktikum kali ini dilakukan asam digunakan titran bersifat basa
percobaan titrasi potensiometri dan begitupun sebaliknya, karena
dimana titrasi ini didasarkan pada diharapkan terjadi reaksi netralisasi
reaksi netralisasi (asam-basa). Pada dimana terjadi antara ion hidrogen
percobaan ini digunakan titran HCl sebagai asam dengan ion hidroksida
untuk sampel yang bersifat basah sebagai basa dan membentuk air
dan NaOH untuk sampel yang yang bersifat netral. Langkah
bersifat asam. Hal ini sesuai dengan pertama yang di lakukan yaitu
prinsip reaksi netralisasi yang membersihkan alat dengan alkohol
dikarenakan oleh Hendrasanti 70%. Alasan menggunakan alkohol
(2006) dimana reaksi netralisasi 70% karena menurut Tranggono
yaitu reaksi yang terjadi antara (2014) alkohol 70% merupakan
larutan asam beserta campuran atau cairan yang dapat berfungsi sebagai
sebaliknya yang salah satunya antiseptik maupun desinfektan
bertindak sebagai zat peniter untuk membunuh kuman dan
(larutan titer) dan sebagai zat uji. bakteri. Selanjutnya mengukur
Percobaan potensiometri bertujuan larutan NaOH sebanyak 50ml,
untuk menentukan PH dari media kemudian larutan NaOH di
yang cocok bagi pertumbuhan masukkan kedalam buret sebagai
titran, karena titran adalah larutan sampel yang ke tiga yaitu Nescafe
Yang pada umumnya berada dari pH awal 6,6. Lalu di titrasi
didalam buret dan sudah diketahui dengan Naoh sebanyak 2 ml
konsentrasinya merupakan larutan menjadi 9,6.. Pada praktikum kali
baku (Baik primer, maupun ini sampel asam yang kami
sekunder) (Ari andian,2008). gunakan semua sampel mengalami
Kemudian mengukur larutan kelonjokkan. Hal ini terjadi karena
sampel asam sebanyak 40 ml lalu menurut (Sawyer ,1989) bahwa
tuangkan ke dalam gelas beaker. pada saat titrasi potensiometri suatu
Selanjutnya melakukan kalibrasi sampel yang dititrasi dengan
pada pH meter menggunakan pentitran harus melampaui batas
Aquadest. Tujuan kalibrasi ini lonjakan, dan reaksi yang terjadi
menurut (Oxloby,2011) untuk pada lonjakan pH dari rendah ke
menetralkan pH meter dan memacu tinggi yaitu semakin banyak
tingkat keakuratan hasil yang konsentrasi ion hidrogen di dalam
diperoleh dengan baik. Setelah pH sampel. Hidrogen akan bereaksi
meter di kalibrasi sampai pH dengan ion hidronium (OH-) dan
menjadi netral yaitu 7,0. pH meter membentik air. Hal ini
tersebut dicelupkan ke dalam menyebabkan ion hidrogen yan
sampel asam, kemudian perhatikan memasuki sampel semakin sedikit
angka yang muncul di pH meter sehingga muatan elektroda pada
tersebut, pH awal yang di dapatkan sampel berkurang. Maka nilai pH
pada sampel pertama thai tea green pun meningkat.
tea yaitu 6,7 dan setelah di lakukan Untuk perlakuan pertamayaitu
titrasi dengan Naoh 2 ml untuk sampel basa,di ukur larutan
mengalami kelonjakan yaitu 9,6. Hcl sebanyak 50ml kemudian di
Adapun lonjakan pH terjadi masukkan kedalam buret sebagai
menurut (Skoog,1998) titik akhir titran, menurut (Roy,1985) HCl
titrasi dimana Ion hidrogen (H+) adalah larutan senyawa asam kuat
Dari Hd habis bereaksi dengan ion yang stabil dan mudah larut atau
hidronium (OH+) dari NaOH. dapat terhidrolisasi dengan penuh
Kemudian untuk sampel asam yang dalam air sehingga sering
ke dua yaitu Teh pucuk di dapatkan digunakan dalam analisis kimia.
pH awal 6,3 dan setelah di titrasi Kemudian sampel basa yaitu
menjadi 11,1, begitu pun untuk antasida di masukkan kedalam
gelas beaker, dan diukur pH lonjakan menurun, hal ini karena
menggunakan pH meter. Menurut sampel yang kami gunakan telah
(Desmira dkk, 2018) pH meter bercampur dengan campuran bahan
merupakan alat yang digunakan kimia lain yang mengakibatkan
untuk mengukur pH larutan yang kandungan senyawa basa di dalam
muncul di dalam alat pH meter obat tersebut hilang atau berkurang.
yang ditulis sebagai pH awal Kemungkinan kesalahan yang
sebelum titrasi. Hasil yang terjadi pada praktikum ini yaitu
diperoleh untuk sampel pertama kurangnya ketelitian dalam
basa yaitu padaAntasida pH awal mengalirkan larutan titran pada
8,3 kemudian di titrasi dengan Hcl sampel, kurang telitinya dalam
2ml menjadi 8,2 kemudian dititrasi mengkalibrasi pH meter, kurang
kembali sampai 4 ml lalu teliti dalam pemilihan sampel basa
didapatkan hasil 7,7.Hal ini sesuai yang digunakan dan pengaruh
dengan menurut (Widjaja, 2009) lingkungan atau kondisi lainnya
Dalam titrasi potensiometri dapat sehingga menganggu keakuratan
diukur setelah penambahan dari pH yang terbaca.
sejumlah kecil volume titran
berturut turut atau secara kontinyu H. KESIMPULAN DAN SARAN
dengan perangkat automatik. 1. Kesimpulan
Elektroda indikator yang digunakan Berdasarkan hasil yang didapatkan
pada potensiometri tentu saja akan setelah dilakukan proses titrasi
tergantung pada jumlah reaksi yang yaitu pH dari sampel asam ternyata
sedang diselidiki. Untuk itu mengalami lonjakan. Pada sampel
elektroda yangdigunakan untuk thai tea yaitu mendapatkan pH 9,6,
titrasi asam basa elektrodanya pada teh pucuk pH 11,1, dan pada
berupa hidrogen. Adapun lonjakan sampel nescafe yaitu pH 9,6.
pada titrasi harus melampaui batas Sedangkan pada sampel basa ada
lonjakan yan berkisar lebih dari 0,5. yang terdapat lonjakan yang tidak
Sampel basa, yang terdiri dari menurun seperti sampel ambroxol
ambroxol, Hasil yang diperoleh dengan pH 11,5, Tetapi ada juga
pada sampel basa Ambroxol pH sampel yang mengalami penurunan
awal 6,4 kemudian di titrasi dengan lonjakan seperti sampel antasida
HCl 2ml menjadi 11,5. Pada sampel yaitu mendapatkan pH 7,7.
basa ambroxol ini tidak mengalami
2. Saran DepartemenKesehatan RI. Hal.
1) Saran untuk Praktikan 748.
Praktikan harus mengerjakan dengan Harvey, David. 2000. Modern
teliti dan hati-hati agar mendapat Analitycal Chemistry. The
hasilyang valid. Praktikan juga harus McGraw-Hill Companies. USA.
tenang dan tidak ribut saat melakukan Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar
praktikum. Kimia Analitik. Penerbit
2) Saran untuk Laboratoriu Universitas Indonesia. Jakarta.
Sebaiknya laboratorium dijaga Oxtoby, D.W. 2001. Kimia Modern.
kebersihan dan kenyamannya agar Erlangga. Jakarta.
praktikum berjalan dengan lancar. Rouessac Francis, Annick Rouessac.
3) Saran untuk asisten diharapkan 2007. Chemical Analysis:
kepada asisten agar lebih mengawasi ModernInstrumentation
dan membimbing praktikum terutama Methods and Techniques
yang belum paham. Second Edition. West
Sussex:John Wiley & Sons, Ltd.
K. Daftar Pustaka Roy G.M. 1985. Activated Carbon
Ari A, Andian. (2008). Bahan Application in The Food and
Ajar Kimia Dasar.Universitas Pharmaceutical
Negeri Yogyakarta. Industries.Pensilvania:
Azizah, Utiya. 2004. Polimer. Surabaya Technonic Pub.
: Direktorat Jenderal Sawyer, Lawrence B. (2009). Internal
Pendidikan. Auditing. Buku Satu. Edisi
Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Lima. Jakarta: SalembaEmpat.
Ajar Vogel Kimia Analisis Skoog, D.A., Holler, F.J., Nieman,
Kuantitatif Anorganik. T.A., 1998. Principles of
Jakarta :Buku kedokteran EGC. Instrumental Analysis.3rd ed.
Desmira, Aribowo, D., dan Pratama, R., Saunders College Publishing,
2018, Penerapan Sensor pH New york.
pada AreaElektrolizer di PT. Tranggono, RIS., Latifah F. 2014. Buku
Sulfindo Adiusaha, Jurnal Pegangan Dasar Kosmetologi:
PROSISKO, Vol. 5 No. 1. KosmetikDekoratif.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Widjaja, H. 2009. Anatomi Abdomen.
Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Jakarta: EGC. 128 hlm

Anda mungkin juga menyukai