Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Personal higiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan higiene berarti sehat.
Hygiene personal adalah upaya yang dilakukan individu dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik maupun
mental. Berpenampilan bersih, harum, dan rapi merupakan dimensi yang
sangat penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan individu secara umum.
Menurut Roper ( 2002 ), mengingat kebersihan merupakan kebutuhan dasar
utama yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan kondisi psikologis
individu. (Wahit Iqbal Mubarak, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar, 2015,
Hal. 143 )
Efek yang akan timbul jika personal higiene tidak dilakukan akan
menimbulkan berbagai bibit penyakit. Oleh karena itu, kebersihan tubuh perlu
di perhatikan.
Adapun jenis personal hygiene yang di perlu di perhatikan diantaranya
perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh, perawatan mata,
perawatan hidung, perawatan telinga, perawatan gigi dan mulut, perawatan
kuku tangan dan kaki, perawatan genetalia, perawatan tubuh (memandikan),
dan kesehatan pakaian. Perawatan personal hygiene salah satunya perawatan
kuku tangan dan kaki. Kuku tangan dan kaki sering kali memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan.
Akan tetapi, sering kali tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai
terjadi nyeri atau ketidaknyamanan.
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
higiene karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Tujuan perawatan kuku tangan dan kaki adalah agar klien memiliki kulit utuh

1
dan permukaan kulit yang lembut, klien merasa nyaman dan bersih, klien
akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku yang benar.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
dalam hal Personal Higiene : Perawatan kuku dan kaki.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengetahui konsep dasar Personal Higiene.
b. Mampu mengetahui dan melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar KDM


1. Pengertian personal hygiene
Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu dalam
memelihara kebersihan diri yang meliputi kerbersihan rambut, teliga, gigi
dan mulut, kuku, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkn
kesehatan yang optimal. (Wahit Iqbal Mubarak, Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar, 2015, Hal. 145).
2. Tujuan personal hygiene
Personal higiene seperti merawat kuku merupakan salah satu aspek
penting dalam mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman
dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku yang kotor dan panjang.
3. Klasifikasi Personal Higiene
Higiene personal merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar
yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit (Depkes RI,
1987). Tindakan tersebut meliputi sebagai berikut:
1) Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh
2) Perawatan mata
3) Perawatan hidung
4) Perawatan telinga
5) Perawatan gigi dan mulut
6) Perawatan kuku tangan dan kaki
7) Perawatan genitalia
8) Perawatan tubuh (memandikan)
9) Perawatan pakaian
4. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan
diri adalah sebagai berikut :
a Kelelahan fisik

3
b Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1) Faktor predisposisi:
 Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
 Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri.
 Kemampuan realistis turun Klien dengan gangguan jiwa
dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
 Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan
diri lingkungannya situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri
adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
Menurut Depkes (2000 : 59) faktor – faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah :
 Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
 Praktik sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene.
 Status sosial ekonomi

4
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
 Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
 Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
 Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan
lain – lain.
 Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
5. Faktor Resiko
1) Faktor fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan  mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta
gangguan fisik pada kuku.
2) Dampak psikologi
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial.

5
6. Patofisiologi
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila
individu sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang, kurangnya
pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang
dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mrngalami defisit
personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan
menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai
7. Manifestasi Klinis
1) Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
b. Hidung kotor telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kuku panjang dan tidak terawatt
e. Badan kotor dan pakaian kotor
f. Penampilan tidak rapi
2) Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi

6
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3) Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan
berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat
mandi/sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.

B. Konsep teori tindakan


1. Pengertian perawatan kuku dan kaki
Perawatan kuku dan kaki merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri.
2. Tujuan perawatan kuku dan kaki
Menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi
akibat kuku yang panjang.

Alat dan bahan:

1) Alat pemotong kuku


2) Handuk
3) Baskom berisi air hangat
4) Bengkok
5) Sabun
6) Kapas
7) Sikat kuku

C. Prosedur Tindakan
Persiapan alat :
1. Baskom
2. Bengkok
3. Waslap
4. Losion

7
5. Perlak beserta pengalas
6. Handuk kecil
7. Sarung tangan sekali pakai jika diperlukan
8. Pemotong kuku
9. Bros kuku stik jingga
10. Sabun jika diperlukan
11. Kasa dalam tempatnya
12. Pengikir

Persiapan pasien :
Identifikasi pasien yang beresiko untuk masalah kaki dan kuku misalnya
dengan pasien lansia dan diabetes, kemudian lakukan informed consent.
Persiapan lingkungan :
Atur lingkungan senyaman mungkin,cukup cahaya dan terjaga privasi
pasien.
Persiapan alat :
Dekatkan alat ke pasien dan perawat.
Persiapan petugas :
Perawat cuci tangan dan gunakan sarung tangan sesuai indikasi pasien.
Pelaksanaan tindakan :
1. Bantu pasien duduk disamping tempat tidur jika memungkinkan
2. Isi baskom mandi dengan air hangat
3. Letakkan baskom pada pengalas
4. Isi bengkok dengan air hangat dan letakkan waskom diatas handuk di atas
meja atau diatas tempat tidur
5. Instruksikan pasien dengan meletakkan jari tangan pada bengkok
6. Biarkan jari tangan dan kaki terendam kira-kira 10-20 menit
7. Bersihkan dengan lembut bagian bawah kuku jari tangan dengan bros
kuku/stik jingga dengan hati-hati
8. Dengan pemotong kuku,potong kuku lurus memanjang dengan ujung jari
rata sesuai bentuk kuku dengan menggunakan papan kikir

8
9. Bersihkan secara lembut bagian bawah kuku dengan bros kemudian angkat
kaki dari baskom dan keringkan secara merata
10. Bersihkan dan potong kuku kaki dengan merata
11. Keringkan setelah itu beri losion
12. Kemudian buka sarungan tangan
13. Perawat cuci tangan

9
BAB III

IMPLEMENTASI

A. Resume kasus
Ny. M berusia 58 tahun masuk pada hari selasa, 31 Desember 2019 pada
pukul 11.30 wib dengan keluhan mual dan muntah, BAB lebih dari 3x sehari
dengan konsistensi cair dan berdarah. Pasien dirawat diruang Melati kamar 13
dengan nomor Rekam Medis 767638 dan diagnosa medis Gastroenteritis akut
(GEA).
Pada hari kedua dirawat, pasien tidak ada perubahan, keluhannya masih
sama saat masuk rumah sakit. Saat di lakukan pengecekan hemoglobin, Hb
Ny.M= 7 g/dl. Pada akhirnya Ny. M dilakukan transfusi darah sebanyak 2
kantong (1 kantong pada Rabu, 01 Januari 2020 dan 1 kantong lagi pada
Kamis, 02 Januari 2020) dengan golongan darah A resus positif(+).
Pada hari Kamis setelah transfusi darah yang ke 2, pada pukul 20.00 wib
dilakukan pengecekan Hb kembali, dan hasilnya 13 g/dl. Pada hari keempat
dirawat, pasien mengatakan sudah mulai membaik, fesesnya sudah berbentuk
dan tidak berdarah lagi, pasien masih merasa sedikit mual tetapi tidak muntah
lagi.
Pada hari Jum’at, 03 Januari 2020 Ny.M mengatakan ia merasa tidak
nyaman dengan kukunya yang panjang karena tidak pernah memotong kuku
selama 1 minggu. Setelah itu dilakukan tindakan personal hygiene perawatan
kuku dan kaki.

B. Pelaksanan tindakan

NO Diagnosa Waktu tindakan SOAP harian


keperawatan
1 Defisit 03-01-2020 1. Melihat keadaan S:
perawatan diri (10.00 wib) kuku pasien - Pasien

10
berhubungan 2. Menganjurkan
mengatakan
dengan klien tetap tenang
kukunya menjadi
penurunan 3. Mengatur posisi
bersih dan tidak
motivasi pasien
panjang lagi
/minat 4. Memfasilitasi alat
- Pasien
untuk perawatan
mengatakan sudah
kuku, seperti:
merasa nyaman
- Baskom
- Bengkok
O:
- Waslap
- Kuku pasien sudah
- Losion
terlihat bersih dan
- Perlak beserta
rapi
Pengalas
- Pasien terlihat
- Handuk kecil
senang
- Sarung tangan
sekali pakai
A:
jika diperlukan
- Kuku pasien
- Pemotong kuku
bersih dan pasien
- Bros kuku stik
merasa nyaman.
Jingga
Masalah teratasi
- Sabun jika
Diperlukan
P:
- Kasa dalam
- Menganjurkan
Tempatnya
pasien untuk
- Pengikir
selalu memotong
5. Menggunting kuku
kuku 2x seminggu
pasien
ecara mandiri
6. Membersihkan
kuku pasien

11
C. Pembahasan
Seperti yang telah diuraikan diatas pada proses tindakan kebutuhan dasar
manusia dengan menerapkan proses keperawatan, dimana pengkajian
dilaksanakan pada hari Jum’at, 03 januari 2020 pukul 10.00 WIB. Untuk
mendapatkan data yang menunjang baik secara objektif maupun subjektif,
kami melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga. Pada saat dilakukan
pengkajian, kami menemukan adanya kesenjangan atau perbedaan antara
tinjauan teori dengan kasus. Kasus yang kami ambil yaitu tentang personal
hygiene perawatan kuku karena keadaan kuku pasien yang kotor dan panjang
serta kesulitan merawat kukunya sendiri karena keadaannya lemah. Menurut
teori personal hygiene menggunting kuku dilakukan yaitu harus mengamati
bentuk dan kebersihan kuku dengan memperhatiakan adanya kelainan atau
luka.
Adanya kesenjangan yang kami dapatkan pada saat pengkajian jika
dibandingkan dengan teori personal hygiene menggunting kuku yaitu tidak
adanya kelainan atau luka pada pasien.

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Personal hygiene adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri
yang meliputi kebersihan rambut, telinga, gigi dan mulut, kuku dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal.
pengkajian yang dilakukan pada kuku tangan dan kaki didapati kuku
tangan dan kaki pasien kotor dan panjang.
Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan gangguan personal hygiene:
Melihat keadaan kuku pasien, Menganjurkan klien tetap tenang, Mengatur
posisi pasien, Memfasilitasi alat untuk perawatan kuku, Menggunting kuku
pasien, Membersihkan kuku pasien.
Evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan, pasien mengatakan kukunya
menjadi bersih dan tidak panjang lagi dan pasien sudah merasa nyaman. Kuku
pasien sudah terlihat rapi dan bersih.

B. Saran
Makalah ini membahas tentang personal hygiene perawatan kuku tangan
dan kaki yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan setelah
membaca makalah ini untuk diterapkan dalamkehidupan sehari-hari agar dapat
meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan, mencegah penyakit
serta meningkatkan rasa percaya diri dengan berdasarkan prinsip personal
hygiene.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wahit Iqbal Mubarak,dkk 2015. BUKU AJAR ILMU KEPERAWATAN DASAR


Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

14

Anda mungkin juga menyukai