Laporan Praktikum Kadar Co2 Dan Frekuensi Pernafasan
Laporan Praktikum Kadar Co2 Dan Frekuensi Pernafasan
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dari kelompok 2 kloter
3 dapat menyelesaikan jurnal praktikum yang berjudul Kandungan Urin Dan
Kadar Gula, Asam Urat, Dan Kolesterol Dalam Darah dengan lancar dan tepat
waktu.
Jurnal praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mengikuti kegiatan praktikum mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. Penulisan
dan penyusunan jurnal praktikum hingga pencetakan jurnal praktikum ini
tentunya tak luput dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam pembuatan jurnal praktikum ini.
Penulisan jurnal praktikum ini tentunya masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk perbaikan jurnal praktikum ini.
Kami berharap jurnal praktikum ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan ilmu pengetahuan kepada pihak yang membutuhkannya.
Tim Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.1. Tujuan Praktikum......................................................................................2
1.3. Manfaat Praktikum....................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
2.1 Sistem Respirasi Manusia.........................................................................3
2.1 Faktor-Faktor Internal Yang Mempengaruhi Fungsi Paru-Paru...............4
2.2 Frekuensi Pernafasan Pada Manusia.........................................................6
III. METODE PENELITIAN...............................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................9
3.3 Cara Kerja..................................................................................................9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................13
4.1 Hasil.........................................................................................................13
4.2 Pembahasan.............................................................................................17
4.3 Pertanyaan dan Jawaban..........................................................................20
V. SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................23
5.1 Simpulan..................................................................................................23
5.2 Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
iii
iii
I. PENDAHULUAN
1
1.1. Tujuan Praktikum
1. Mengukur besarnya CO2 yang dihasilkan dalam proses respirasi.
2. Mengukur frekuensi pernafasan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
molekul makanan untuk mendapatkan energi, dengan proses yang disebut
respirasi seluler (Campbell et al. 2008).
Organ respirasi pada vertebrata adalah paru-paru. Pada reptil, burung, dan
mamalia mempunyai paru-paru relatif lebih besar dan mempunyai permukaan
respirasi lebih luas dibandingkan pada amphibia. Organ respirasi pada manusia
meliputi rongga nasal, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Paru-paru
manusia terdapat dalam rongga dada, yang dibatasi oleh diafragma dengan rongga
perut (Campbell et al. 2008).
Udara dari rongga hidung (dapat juga dari rongga mulut), masuk ke laring,
kemudian ke trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Pada saluran udara dari
rongga hidung sampai ke paru-paru, dilindungi oleh epitelium yang lembab. Silia
dan mukus merupakan elemen pembersih. Mukus sebagai perangkap bagi debu,
pollen, dan kontaminan yang lain (Campbell et al. 2008). Alveoli (tunggal:
alveolus), berbentuk seperti sekumpulan buah anggur. Satu dari paru-paru kita,
mengandung jutaan alveoli. Di alveoli ini terjadi pertukaran gas O2 dari kapiler
darah ke alveoli dan CO2 dari olveoli ke kapiler darah (Campbell et al. 2008).
4
3. Riwayat Penyakit Paru-Paru; Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi
kapasitas vital paru seseorang. Kekuatan otot-otot pernapasan dapat
berkurang akibat sakit.
4. Kebiasaan Merokok; Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi saluran pernafasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar
sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak.
Pada saluran pernafasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan
akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Akibat perubahan
anatomi saluran nafas, pada perokok timbul perubahan fungsi paru dan
segala macam perubahan klinisnya.
5. Tekanan Darah; Besarnya penurunan tekanan sepanjang arteriol sangat
berbeda-beda tergantung apakah mereka kantriksi/dilatasi. Besar nilai pada
orang dewasa kira-kira 90 mmHg yang sedikit lebih kecil dari rata-rata
tekana sistole 120 mmHg dan tekanan diastole 80 mmHg. Apabila terjadi
peningkatan atau penurunan tekanan darah akan menyebabkan darah
mengalir lebih lama. Peningkatan dan penurunan tekanan rata-rata dapat
mempengaruhi homeostatis dalam tubuh. Jika sirkulasi darah tidak
memadahi lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transpor oksigen,
karbondioksida dan hasil metabolisme lainya.
6. Aktivitas Fisik; Salah satu komponen fisik yang dapat mempengaruhi
fungsi dan kapasitas pernapasan adalah kekuatan otot-otot pernapasan.
Peningkatan kekuatan otot-otot pernapasan dapat dilakukan dengan
olahraga atau aktivitas fisik lainnya dengan teratur. Aktivitas fisik
memiliki efek yang akut maupun kronis terhadap sistem pernapasan
melalui mekanisme adaptasi terhadap otot - otot pernapasan Otot-otot
skelet yang mengalami kontraksi saat melakukan aktivitas fisik
membutuhkan O2dan menghasilkan CO2 yang lebih banyak sehingga
ventilasi paru akan meningkat secara dramatis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ventilasi paru adalah volume tidal dan frekuensi
pernapasan atau respiratory rate.
5
Kecepatan respirasi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur
kadar CO2 udara ekspirasi. Udara ekspirasi adalah udara yang dihembuskan
sebagai hasil respirasi (pernapasan). Dengan bernafas sangat kuat, kita dapat
menghisap lebih dari 500 ml udara. kelebihan udara yang dihirup ini, yang disebut
volume udara cadangan inspiratori, rata:rata 3100 ml. Dengan demikian sistem
pernapasan dapat menarik 3100 ml volume cadangan respiratori dan 500 ml
volume udara tidal = 3600ml udara (Pearce, 2011).
6
Gerakan pernapasan diaturoleh sistem saraf pusat pada medulla oblongata
(sumsum penyambung) yang terdiri dari pusat inspirasi dan pusat ekspirasi.
Kedua pusat ini bekerja bergantian sehingga terjadi ritme pernapasan. Saraf pusat
juga dapat mempengaruhi dalamnya pernapasan, meskipun terbatas. Misalnya
bila kita menahan atau berhenti bernapas sampai batas waktu tertentu. dari
frekuensi pengeluaran impuls dari paru jantung (Fernandez,2017).
7
8
III. METODE PENELITIAN
9
udara terbuka jika dalam keadaan biasa, kemudian hembusan nafas
ditampung dalam kantung plastik sampai kantung plastik penuh.
4. Setelah kantung plastik penuh dengan hembusan nafas, pipa plastik
segera dilipat bagian tengah agar tidak ada udara yang keluar dari
kantung plastik. Ujung pipa plastik dimasukkan kedalam gelas ukur
A. udara dari kantung plastik dikeluarkan sedikit demi sedikit.
5. Larutan NaOH diberi sebanyak satu tetes pada gelas ukur A
(sekarang berwarna kuning) dan diaduk. Satu tetes ditambahkan lagi
jika warna belum menjadi biru. Terus diulangi sampai warna
menjadi biru.
6. Berapa ml NaOH yang dipakai diukur dengan cara ditampung
sejumlah tetesan yang sama banyaknya didalam gelas ukur 10 ml.
7. Praktikan berlari-lari mengelilingi Kampus Untirta sampai terengah-
engah.
8. Tahapan nomor 3-6 dilakukan. Perbedaannya, ujung pipa plastik
dimasukkan dalam gelas ukur C.
9. Volume kantung plastik diukur dengan cara mengisi air ke dalam
kantung plastik. Agar kantung plastik tidak pecah ketika diisi air,
kantung plastik harus berada didalam air (kantung plastik
dimasukkan kedalam ember yang berisi air), kemudian air yang ada
didalam kantung plastik tersebut diukur.
10. Banyaknya mikromol CO2 yang terdapat dalam satu liter udara yang
berasal dari hembusan nafas dihitung.
10
5. Frekuensi bernapas diukur dalam waktu 1 menit setelah berlari
selama 10 menit.
6. Pengukuran 2× diulangi lagi (tanpa berlari lagi).
7. Data yang diperoleh dituliskan dalam tabel.
11
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Hasil Pengukuran Jumlah Tetes NaOH
B. Perhitungan
Reaksi :
CO 2+ H 2 O→ H 2 CO 3
H 2 CO 3 +2 NaOH → Na 2 CO 3+ 2 H 2 O
Diketahui :
M NaOH = 0,1 N Mr CO2 = 44
13
V NaOH(Rohman) = 0,75 ml Va NaOH(Rohman) = 0,55 ml
V NaOH(Dava) = 0,35 ml Va NaOH(Dava) = 0,5 ml
V NaOH(Reza) = 0,6 ml Va NaOH(Reza) = 0,7 ml
1. Yulia H.L.
Mencari mmol NaOH
mmol = M x ml = 0,1x0,75 = 0,075 mmol
mmola = M x ml = 0,1x3,45 = 0,345 mmol
Mencari mmol H2CO3
Massa CO2
2. Santika E.N.
Mencari mmol NaOH
mmol = M x ml = 0,1x0,9 = 0,09 mmol
mmola = M x ml = 0,1x2,5 = 0,25 mmol
Mencari mmol H2CO3
mmol = ½ x mmol NaOH = ½ x 0,09 = 0,045 mmol
mmola = ½ x mmol NaOH = ½ x 0,25 = 0,125 mmol
Massa CO2
Massa = mmol H2CO3 x Mr CO2 = 0,045x44 = 1,98 mg
Massaa = mmol H2CO3 x Mr CO2 = 0,125x44 = 5,5 mg
3. Azka M.A.
Mencari mmol NaOH
mmol = M x ml = 0,1x0,95 = 0,095 mmol
mmola = M x ml = 0,1x4,05 = 0,405 mmol
14
mmol = ½ x mmol NaOH = ½ x 0,095 = 0,0475 mmol
Massa CO2
4. Rizkyana A.P.
Mencari mmol NaOH
mmol = M x ml = 0,1x1 = 0,1 mmol
mmola = M x ml = 0,1x1,95 = 0,195 mmol
Mencari mmol H2CO3
Massa CO2
5. M. Rohman B.
Mencari mmol NaOH
mmol = M x ml = 0,1x0,75 = 0,075 mmol
mmola = M x ml = 0,1x0,55 = 0,055 mmol
Mencari mmol H2CO3
Massa CO2
15
Massa = mmol H2CO3 x Mr CO2 = 0,0375x44 = 1,65 mg
6. Dava F.A.
Mencari mmol NaOH
mmol = M x ml = 0,1x0,35 = 0,035 mmol
mmola = M x ml = 0,1x0,5 = 0,05 mmol
Mencari mmol H2CO3
Massa CO2
7. Reza A.
Mencari mmol NaOH
mmol = M x ml = 0,1x0,6 = 0,06 mmol
mmola = M x ml = 0,1x0,7 = 0,07 mmol
Mencari mmol H2CO3
Massa CO2
16
Aktivitas (Menit Ke-) Rata-Rata
Berat
Jala
Nama Badan Duduk Jalan Lari Duduk Lari
n
(Kg)
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Yulia 4 10 11 14
63 41 49 107 120 165 44,67 109 144,33
HL 4 9 1 8
Santika 5 11
49 63 74 89 88 88 122 110 64 88,33 115,33
EN 5 4
Azka 7
46 59 60 88 77 79 105 85 83 63 81,33 91
MA 0
Rizkyan 6
43 72 71 94 90 89 115 105 96 69,67 91 105,33
a AP 6
4.2 Pembahasan
A. Kadar CO2 Dalam Tubuh
17
hal ini menyebabkan kadar CO2 yang dihasilkan juga meningkat. Adapun menurut
Simarmata, dkk (2016) saat olahraga, darah vena campuran mengalami penurunan
PO2 dan peningkatan PCO2. Seiring mengalirnya darah melalui kapiler paru,
peningkatan alveolar terhadap gradien tekanan parsial darah meningkatkan
ambilan O2 dan keluaran CO2. Pada olahraga ringan sampai sedang, ventilasi
alveolar secara akurat sesuai dengan metabolisme dan PaO2, PaCO2, dn pH
arterial (pHa) di pertahankan pada saat istirahat.
Faktor yang mempengaruhi kadar CO2 selanjutnya adalah berat badan.
Berdasarkan tabel hasil A, massa CO2 pada praktikan laki-laki dengan berat ≥ 60
lebih besar dibandingkan dengan laki-laki dengan berat ¿ 60. Begitu pula massa
CO2 pada praktikan perempuan dengan berat > 50 lebih besar dibandingkan
dengan perempuan dengan berat < 50. Hal ini menurut Isnaeni (2006) semakin
besar berat badan seseorang, maka semakin banyak pula sel-sel didalam tubuhnya.
Jumlah sel tubuh yang banyak dapat mempengaruhi kadar CO 2 yang dikeluarkan
oleh tubuh, karena jumlah O2 yang dibutuhkan juga semakin meningkat.
Faktor yang terakhir adalah jenis kelamin. Berdasarkan tabel hasil A,
massa CO2 pada praktikan laki-laki cenderung lebih kecil dibandingkan dengan
praktikan perempuan. Hal ini dapat ditunjukan dengan melihat perbandingan hasil
Azka dengan 3 praktikan laki-laki diatas. Namun, hal ini berbeda dengan
penyataan Gyuton (2007) yakni kebutuhan O2 laki-laki lebih besar daripada
perempuan sehingga hasil respirasi (CO2) juga lebih tinggi. Hal tersebut karena
kadar Hb pada laki-laki lebih banyak daripada kadar Hb perempuan. Sehingga
laki-laki membutuhkan lebih banyak O2 untuk diikat. Karena O2 yang diikat lebih
banyak, CO2 yang dihasilkan juga lebih banyak. Selain itu, volume dan kapasitas
seluruh paru pada perempuan lebih kecil sekitar 20-25% dibandingkan volume
dan kapasitas paru pada laki-laki. Berdasarkan pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa telah terjadi kesalahan dalam percobaan, sehingga data yang
didapatkan kurang tepat. Adapun faktor lainnya terkait kebugaran tubuh
praktikan.
Selain itu, reagen yang digunakan pada praktikum kali ini adalah NaOH
0,96% dan Brom thimol blue. Adapun fungsi kedua reagen tersebut telah
18
diungkapkan oleh Waluyo (2010) yaitu NaOH yang digunakan sebagai
penatralisir kandungan asam yang terdapat dalam CO2 yang direaksikan dengan
H2O menghasilkan asam karbonat (H2CO3) karena NaOH bersifat basa. Brom
thimol blue yang merupakan suatu indikator pH yang berwarna biru dalam larutan
basa. Penetralan larutan asam ditunjukkan jika Brom thimol blue dalam larutan
mulai berubah menjadi berwarna biru kekuningan.
B. Frekuensi Pernafasan
19
praktikan mengalami peningkatan pada frekuensi pernafasannya. Adapun faktor
lain menurut literatur adalah usia, jenis kelamin, dan suhu tubuh. Semakin
bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi pernapasannya. Hal
ini berhubungan dengan energi yang dibutuhkan. Pada umumnya pria memiliki
frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Kebutuhan
akan oksigen serta produksi karbondioksida pada pria lebih tinggi dibandingkan
wanita. Selanjutnya ialah semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin
cepat frekuensi pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan proses
metabolisme yang terjadi dalam tubuh (Fernandez, 2017).
20
0.01
0.01
MASSA CO2
0.01
0.01
0.01
0.01 Sebelum aktivitas
Setelah aktivitas
0
0
0
0
0
Yulia Santika Azka Rizkyana Rohman Dava Reza
21
22
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pengukuran besar CO2 dalam respirasi dapat dilakukan dengan
menghitung volume udara (CO2) yang keluar dari dalam tubuh yang dibantu
dengan menghitung volume NaOH yang sudah diteteskan. Berdasarkan hasil
praktikum, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar CO2 dalam
tubuh yakni aktivitas, jenis kelamin, dan berat badan. Semakin berat aktivitas
yang dilakukan maka akan semakin besar pula massa CO 2 yang dikeluarkan.
Begitupula dengan berat badan, semakin besar berat badan seseorang maka akan
semakin besar pula CO2 yang dikeluarkan. Praktikan laki-laki seharusnya lebih
besar kadar CO2 yang dikeluarkan dibandingkan perempuan.
Pengukuran frekuensi pernafasan dapat dilakukan dengan menghitung
denyut nadi pada setiap posisi atau aktivitas. Hal ini dapat dilakukan karena aliran
darah berperan dalam pengangkutan atau transport gas O2 dan CO2 dalam tubuh.
Berdasarkan hasil pengamatan, posisi, aktivitas, dan berat badan dapat
mempengaruhi frekuensi pernafasan praktikan. Posisi berdiri akan membuat tubuh
lebih besar mengeluarkan energi untuk menyangga berat badan, sehingga
frekuensi yang dibutuhkan pun semakin besar. Begitupula dengan berat badan
yang besar akan lebih besar frekuensi pernafasannya dibandingkan dengan berat
badan yang kecil. Selain itu aktivitas yang berat akan membuat tubuh
menggunakan energi yang besar sehingga frekuensi pernafasan pun meningkat.
5.2 Saran
Praktikan seharusnya lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum
sehingga kesalahan data akan terminimalitsir. Selain itu, peralatan yang digunakan
harus di cek terlebih dahulu agar tidak terjadi kerusakan ditengah praktikum dan
menyebabkan data yang dihasilkan akan kurang tepat.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
25