Anda di halaman 1dari 2

 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menetapkan kebijakan terkait


mitigasi bencana gempa bumi. Beberapa hal harus segera dilakukan
sebelum gempa besar benar-benar terjadi.

"Mulai dari mengaudit gedung-gedung yang ada di DKI ini, apakah


konstruksinya sudah benar-benar bangunan yang ada di daerah rentang
gempa," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, di Auditorium BMKG,
Jakarta Pusat, Rabu (28/2).

Dwikorita mengatakan, bangunan yang aman gempa bukan berarti tetap


berdiri kokoh meskipun terjadi gempa besar. Ia menjelaskan, bangunan
yang aman adalah yang bisa bertahan cukup lama sampai orang di
dalamnya menyelamatkan diri.

"Kemungkinan tetap akan retak atau runtuh, tetapi yang kita jaga kalau
runtuh itu jangan langsung break dalam waktu 1 detik langsung runtuh,
paling tidak membutuhkan tenggang waktu yang cukup lama sehingga
memberi kesempatan orang yang ada di dalam gedung untuk
menyelamatkan diri," kata dia.

Selain itu, ia menambahkan, konstruksi bangunan harus ringan.


Sehingga apabila terpaksa ada yang terkena reruntuhan, orang tersebut
tidak terluka parah atau terbunuh.

"Lalu dijaga evakuasi berjalannya dengan lancar, ada tempat untuk


berlindung. Itu semua kalau tidak diatur dengan kebijakan membangun
bangunan yang tepat dan tidak ada pengetatan penegakan hukum itu ya
pasti akan dilanggarnya, karena membuat seperti itu pasti pakai repot,"
tambah dia.

Selain mengatur secara pemenuhan fasilitas, Dwikorita juga


mengatakan edukasi terkait penanganan gempa pun tidak kalah penting.
Sejak dini anak-anak harus diajari apa yang mestinya dilakukan saat
terjadi gempa.

"Saya yakin sosialisasi ini sudah dilakukan, tapi kelamaan tidak terjadi
gempa lalu generasi yang teredukasi itu mulai hilang, yang sekarang
belum teredukasi, maka edukasi itu harus terus dilakukan secara terus
menerus," lanjut dia.

Anda mungkin juga menyukai