Anda di halaman 1dari 5

• Amerika Serikat

1. Menerapkan asuransi komersial bagi rakyatnya

contohnya prudential, AS dapat dikatakan mempunyai asuransi kesehatan


nasional rawat inap untuk penduduk diatas 65 tahun saja (lansia) yang disebut
Medicare part A, B dan C.

2. Tidak semua penduduk AS memiliki asuransi kesehatan

karena asuransi itu hanya berlaku untuk lansia saja, kebanyakan penduduknya itu
asuransi komersial

3. Tingginya biaya kesehatan yang mencapai 12% GNP (penghitung pendapatan)


menyebabkan biaya kesehatan menjadi beban berat secara ekonomis.

Dengan belanja kesehatan per kapita kini lebih dari US$ 5.000 per tahun
(sekitar 75.000.000)

4. Tahun 1973 Pemerintah federal AS menerbitkan Health Maintenance Organization


(HMO-ACT)

sebuah undang-undang yang bermaksud mengerem pertumbuhan conventional health


insurance.(asuransi kesehatan konvensional)

5. Tahun 1984 Ronald Reagan menetapkan pembayaran berdasarkan DRG’s (Diagnostic


Related Group’s) untuk program medicare dan medicaid.
6. Tahun 1992, Presiden Clinton melancarkan “Health Care Reform”dalam upaya
memenuhi janji kampanyenya, karena di Amerika isu kesehatan memang paling laku
dijual.
7. AS adalah satu-satunya negara maju yang tidak mampu memiliki asuransi
kesehatan nasional.

Tapi karena asuransi nasional di Amerika Serikat hanya berlaku bagi penduduk lansia,
tidak semua penduduk Amerika yang berjumlah sekitar 280 juta jiwa memiliki asuransi
kesehatan. Sekitar 50 juta penduduk AS yang berusia di bawah 65 tahun (sekitar 25 persen
penduduk usia produktif) tidak memiliki asuransi kesehatan. Ini merupakan suatu bukti
kegagalan mekanisme pasar dalam bidang kesehatan, karena AS memang didominisasi oleh
asuransi kesehatan komersial. Dengan belanja kesehatan per kapita kini lebih dari US$ 5.000 per
tahun, AS adalah satu-satunya negara maju yang tidak mampu memiliki asuransi kesehatan
nasional.

Contoh asuransi pemerintah : Medicare, Medicaid, TRICARE, Program Asuransi Kesehatan


Anak (Children’s Health Insurance Program), dan Administrasi Kesehatan Veteran (Veteran
Health Administration).

2. Korea

Negeri Ginseng, Korea dianggap sebagai negara dengan perkembangan program asuransi
kesehatannya yang tumbuh sangat cepat. Kurang dari 20 tahun, seluruh penduduknya tercakup
program asuransi kesehatan sosial. Tahun 1973, dengan pendapatan per kapita US$1.000 per
tahun, langkah Korea diawali pada diwajibkannya pelaksanaan asuransi kesehatan melalui Dekrit
Presiden. Pendekatannya adalah pelaksanaan program asuransi kesehatan secara bertahap
dimulai dari kelompok tempat kerja dengan jumlah tenaga kerja yang besar. Penyelenggaraan
program asuransi kesehatan ditangani Medical Insurance Society yang berjumlah lebih dari 200
buah namun sejak tahun 1976 mereka semua tergabung dalam National Federation of Medical
Insurance.

Asuransi swasta seperti Samsung Fire, AIG atau Chubb untuk international student, biasanya
tidak meng-cover pregnancy-related treatments. Asuransi kesehatan milik pemerintah Korea
selatan diurus oleh badan bernama NHIC.
3. Belanda
• diterapkan program asuransi kesehatan sosial yang dikelompokkan menjadi dua yaitu
yang berlaku bagi seluruh penduduk (national scheme) dan bagi kelompok tenaga kerja,
yang kemudian membuka peluang jaminan sosial sesuai kebutuhan atau kemampuan
tenaga kerja.
• Di sana terdapat 20 lembaga atau yayasan non-profit penyelenggara program asuransi
kesehatan sosial sehingga tenaga kerja dapat memilih satu diantara mereka.
• memiliki undang-undang yang mengatur pengaturan tarif rumah sakit yaitu “The Health
Care Rates Act”.
• pemerintah berupaya melakukan langkah-langkah strategis guna mengendalikan biaya
pelayanan kesehatan agar tidak melampaui angka 1,3% per tahun,
• pernah dinobatkan menjadi negara dengan jaminan kesehatan terbaik seluruh dunia
• Pelayanan kesehatan yang tidak mahal dikelola oleh berbagai badan penyelenggara
asuransi kesehatan sosial yang bersifat nirlaba yang diatur oleh UU Sickness Funds Act
(ZFW).
• warga Belanda wajib bayar sebesar 350 Euro per bulan (Rp 5,5 juta) untuk perawatan
kesehatan
• Umur 18 tahun membayar sebesar 110 euro per orang per bulan (Rp 1,7 juta)
• Ada tambahan tanggungan pribadi saat pengajuan klaim antara 100 - 500 Euro. Tapi
premi tertentu ini tidak termasuk biaya pemeriksaan gigi.
Contoh asuransi AWBZ ( Algemene Wet Bijzondere Ziektekosten).
Belanda menerapkan program asuransi kesehatan sosial yang dikelompokkan menjadi dua yaitu
yang berlaku bagi seluruh penduduk (national scheme) dan bagi kelompok tenaga kerja, yang
kemudian membuka peluang jaminan sosial sesuai kebutuhan atau kemampuan tenaga kerja.
Di sana terdapat 20 lembaga atau yayasan non-profit penyelenggara program asuransi kesehatan
sosial sehingga tenaga kerja dapat memilih satu diantara mereka. Lembaga atau sichting tersebut
diperkenankan membuka usaha untuk asuransi kese-hatan swasta. Tak cuma itu, rumah sakit di
sana juga bersifat non -profit. Negeri kincir angin ini memiliki undang-undang yang mengatur
pengaturan tarif rumah sakit yaitu “The Health Care Rates Act”. Tarif rumah sakit ditetapkan
berdasarkan negosiasi rumah sakit dan lembaga asuransi kesehatan serta musti mendapat
persetujuan “The Central Health Care Rates Boards”
Pemerintah belanda berupaya melakukan langkah-langkah strategis guna mengendalikan biaya
pelayanan kesehatan agar tidak melampaui angka 1,3% per tahun, misalnya de-ngan mengurangi
benefits package bagi peserta asuransi kesehatan sosial, khususnya pelayanan gigi dan fisioterapi
serta mengendalikan dana obat-obatan de-ngan menetapkan harga maksimum sesuai standar
Eropa.
4. India
India Kualitas pembiayaan kesehatan memang menjadi satu hal penting bagi negara berkembang,
tak terkecuali India. Negeri cantik pemilik istana Taj Mahal ini menganggarkan Rs 103.000 atau
sekitar 5,2% dari GDP. Di sana, terdapat lima bentuk pembiayaan kesehatan yaitu private
insurance, social insurance, employer-provider cover, community insurance schemes dan
government healthcare spend. Namun pada kenyataannya, lebih dari 60% masyarakat India yang
masih tergolong miskin menerapkan sistem out of pocket spending , di mana pembiayaan
kesehatan tidak dianggarkan sebelumnya dan menjadikannya tidak efisien.
5. Australia

Australia sendiri disampaikan Hasbullah telah mengeluarkan UU Asuransi Kesehatan


Nasionalnya di tahun 1973 dengan memberikan jaminan pelayanan komprehensif kepada seluruh
penduduk Australia, baik yang berada di Australia maupun yang berada di beberapa negara
tetangga seperti di Selandia Baru dan warga negara beberapa negara Eropa yang tinggal di
Australia. Asuransinya disebut Medicare dan dikelola oleh Health Insurance Commisioner di
tingkat negara Federal.
6. Jepang

Jepang memiliki pola sistem asuransi kesehatan yang mengikuti pola Jerman dengan berbagai
modifikasi. Di Jepang istilah asuransi nasional bernama Kokuho, Kokumin Kenko Hoken yang
digunakan untuk penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi pekerja mandiri (self-employed),
pensiunan swasta maupun pegawai negeri, dan anggota keluarganya.Penyelenggara asuransi
tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah.

Sementara asuransi kesehatan bagi pekerja aktif di sektor formal diatur dengan UU asuransi
sosial kesehatan secara terpisah. Jepang telah memulai mengembangkan asuransi sosial
kesehatan sejak tahun 1922 dengan mewajibkan pekerja di sektor formal untuk mengikuti
program asuransi kesehatan sosial. Akan tetapi, mewajibkan asuransi kesehatan bagi pekerja
sektor formal saja tidak bisa menjamin penduduk di sektor informal dan penduduk yang telah
memasuki usia pensiun mendapatkan asuransi kesehatan. Untuk memperluas jaminan kesehatan
kepada seluruh penduduk (universal coverage), Jepang kemudian memperluas cakupan asuransi
kesehatan dengan mengeluarkan UU asuransi nasionalnya.

Dalam sistem asuransi kesehatan di Jepang, peserta dan anggota keluarganya harus membayar
biaya (cost sharing) yang besarnya bervariasi antara 20-30 persen dari biaya kesehatan di
fasilitas kesehatan. Bagian biaya inilah yang menjadi pangsa pasar asuransi kesehatan komersial.

7.Thailand

Menurut Hasbullah, sebanyak 70 persen masalah kesehatan di Thailand, bisa selesai di layanan
primer. Selain itu, penghasilan dokter di sana bisa mencapai sekira Rp 20 juta per bulan. Tapi,
dia juga menjelaskan pada sistem asuransi sosial yang berlaku disana, terdapat beberapa kendala
pada tahun-tahun pertama, seperti misalnya pendataan peserta jaminan sosial dan banyaknya
peserta sakit yang mendaftar.

Asuransi kesehatan di Thailand terdiri atas sistem jaminan kesehatan pegawai negeri yang paket
jaminannya amat liberal dan menjamin tidak saja anggota keluarga pegawai, tetapi juga
mencakup orang tua dan mertua pegawai. Seluruh pegawai swasta mendapat jaminan kesehatan
komprehensif melalui Badan Jaminan Sosial yang dikelola oleh Depnakernya Thailand.

Sedangkan pekerja informal memperoleh jaminan melalui National Health Security Office,
sebuah lembaga independen mengelola sistem 30 Baht (mata uang Thailand). Dengan sistem 30
Baht, seluruh penduduk di luar pegawai s wasta dan pegawai negeri berhak mendapat pelayanan
kesehatan komprehensif dengan hanya membayar 30 Baht ( kurang lebih Rp 6.000) sekali
berobat atau dirawat, termasuk perawatan intensif dan pembedahan. Dengan demikian, seluruh
penduduk Thailand kini juga telah terbebas dari ancaman menjadi miskin bila jatuh sakit dan
karenanya akan lebih produktif membangun negaranya.

8. Inggris

Di Inggris, kata Hasbullah, sistem jaminan sosial nasionalnya dinamakan National Health
Service (NHS). Jaminan kesehatan ini didanai dan dikelola oleh pemerintah secara
nasional (tidak terdesentralisasi), namun sifat pengelolaanya sebagian dibiayai dari
kontribusi wajib oleh tenaga kerja (termasuk di sektor informal) dan pemberi kerja.
Sedangkan penyaluran dananya melalui anggaran belanja negara yang sebagian besar
bersumber dari pajak umum (tax-funded). Untuk cakupan kepesertaan, NHS mencakup
seluruh penduduk (universal coverage). Selain itu, tidak ada kelas di rumah sakit karena
pusat layanan kesehatan ada pada layanan kesehatan primer.

9. Jerman
Hasbullah menerangkan, Jerman dipandang sebagai negara pertama yang
memperkenalkan asuransi kesehatan sosial di jaman Otto von Bismarck di tahun
1883. Pada masa lalu, jumlah badan penyelenggara asuransi kesehatan sosial
(sickness funds), yang seluruhnya bersifat nirlaba, berjumlah sekitar lima ribuan.
Namun demikian, karena dorongan efisiensi dan portabilitas, banyak pengelola dana
yang bergabung sehingga kini jumlahnya sudah menysut menjadi 270 saja.

Kini asuransi kesehatan sosial terbesar dipegang oleh badan yang bernama AOK yang
mengelola hampir 70 persen peserta asuransi kesehatan sosial di Jerman. Semua
penduduk dengan penghasilan di bawah EUR 3.375 per bulan wajib mambayar
kontribusi untuk asuransi kesehatan yang kini mencapai 14 persen dari upah sebulan.
Penduduk yang berpenghasilan diatas itu, boleh tidak menjadi peserta asuransi
nasional, akan tetapi sekali mereka tidak ikut (opt out) dengan membeli asuransi
kesehatan komersial, mereka tidak diperkenankan lagi ikut asuransi sosial. Akibatnya,
hanya 10 persen saja penduduk Jerman yang membeli asuransi kesehatan komersial
S

Anda mungkin juga menyukai