Anda di halaman 1dari 7

KESEHATAN MENTAL

“BULLYING”
KELOMPOK 7:
1. LIZA MONICA AYUNING PUTRI
2. MANDA ANISA
3. MARTHA NABILAH
4. M AKBAR RAIHAN
5. SYIFA QUR’ANI FADILAH
6. SALMA TICKA YUMNA
Isu

Bullying atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai


penindasan. Pertama kali dikenal pada tahun 1960-1970 oleh seorang
ahli fisika di Swedia bernama Heineman dengan istilah mobbing.
Mobbing pada awalnya memiliki arti yaitu, serangan kelompok hewan
kepada seekor binatang, yang kemudian diganti menjadi istilah
bullying. Menurut para ahli pengertiannya adalah suatu agresi atau
perilaku agresif dimana seseorang memberikan perlakuan agresif
tersebut bertujuan untuk melukai atau membuat korbannya merasa
tidak nyaman.
Hingga pertengahan tahun ini, Kementerian Sosial (Kemensos) telah
menerima ratusan laporan terkait intimidasi alias bullying. Jumlah ini lebih
banyak daripada tahun lalu. Laporan tersebut diterima melalui pengaduan
langsung dan telepon pengaduan.
Total laporan yang diterima sampai Juni 2017 sebanyak 976 kasus.
Sekitar 400 kasus mengenai kekerasan seksual dan sekitar 117 kasus
mengenai bullying. Kemudian kasus anak dengan hukum sekitar 214 kasus
dan anak terlantar sekitar 165 kasus,
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Jasa Putra menjelaskan, sejak tahun 2011 hingga 2016 pihaknya telah
menemukan sekitar 23 ribu kasus kekerasan fisik dan psikis terhadap anak.
Namun, khusus untuk bullying, tercatat ada sekitar 253 kasus. Jumlah
tersebut terdiri dari 122 anak yang menjadi korban dan 131 anak yang
menjadi pelaku.
Seperti diketahui, baru-baru ini terjadi kasus bullying yang dilakukan
anak Sekolah Menengah Pertama di Jakarta. Dalam video yang beredar,
dua orang pelaku menganiaya korban hingga tergeletak di lantai. Atas
kejadian tersebut, dua pelaku dikeluarkan dari sekolah dan dicabut haknya
atas Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Argumen Pendukung

 Bullying harus jadi perhatian kita. Bullying itu buruk dan memiliki
banyak efek negatif. Bullying tidak akan terjadi jika adanya
keterbukaan atau sikap percaya pada seseorang terhadap orang
lain dan lingkungan sekitarnya. Serta tidak adanya saling
membeda-bedakan. Dampak buruk dari bullying seseorang dapat
melukai dirinya sendiri karena perasaan tertekan terus-terusan dan
mengakibatkan depresi dan yang lebih fatal hingga bunuh diri.
Argumen Penentang

 Keterbukaan dirasa bukan hal yang pas untuk meminimalisir


terjadinya bullying sebab banyak orang diluar sana yang terbuka
dengan masalahnya namun orang yang dipercayainya tidak
memberi feedback baik, terkadang orang lain hanya merasa
simpati bukan empati
Argumen Pendukung (Klarifikasi)

 Bulliying juga tidak selalu membuat seseorang depresi, semua


tergantung pada diri masing-masing. Contohnya ada orang yang
dibully tetapi tidaak peduli dan tetap bisa menjalankan kehidupan
normal seperti biasa. Bullying juga mempunyai dampak baik bagi
orang yang dibully seperti memacu kita untuk bangkit menjadi
yang lebih baik. Dan depresi akibat bullying itu sendiri bisa diatasi
dengan suport dari orang lain. Dari diri kita sendiri pun harus bisa
menyaring mana yang hanya candaan biasa dan mana yang
mengandung unsur pembullyan.
KESIMPULAN

 Bullying adalah sikap yang dilakukan seseorang untuk melukai atau


membuat korbannya merasa tidak nyaman. Bullying dapat terjadi
karena beberapa faktor diantaranya kesenjangan sosial dan
kekurangan fisik. Dampak dari bullying ada yang baik dan ada
yang buruk contoh dampak baik memacu seseorang untuk lebih
bangkit menjadi yang lebih baik. Sedangkan dampak buruknya
lebih banyak diantaranya penyakit mental, bahkan hingga bunuh
diri. Perlu adanya sikap saling menghormati dan menghargai antar
individu agar meminimalisir terjadinya Bullying. Untuk mengatasi
atau meminimalisir terjadinya bullying itu kembali ke diri masing-
masing seperti kita sadar bahwa pembullyan dapat
mengakibatkan orang lain tertekan. Dan jika kita menjadi korban
bullying tenangkan diri kita dan tunjukkan pada mereka bahwa kita
seseorang yang luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai