Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP SKALA NYERI

PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUANG AMARILIS


RSUD RA KARTINI KABUPATEN JEPARA

Zusro
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
Email : skhs@stikes.karyahusada.ac.id/stikeskaryahusada.smg@gmail.com

PENDAHULUAN
Sectio Caesarea merupakan tindakan pembedahan medis untuk melahirkan bayi melalui
insisi pada dinding abdomen (laparatomy) dan dinding uterus. Tindakan sectio caesarea
tergolong tindakan operasi besar. Setelah sectio caesarea,selainrasa sakitdari insisi
abdominaldanefek samping anestesi,akan dirasakanbanyak ketidaknyamanan. Kebanyakan
wanita membutuhkan masa pemulihan beberapa minggu sampai bulananuntuk
memulihkankesehatannya1. Salah satu komplikasi sectio caesarea adalah terjadinya syok
kardiogenik, merupakan gejala dengan peningkatan nadi, tekanan darah menurun dan terjadi
disorientasi. Hal ini dikarenakan karena perubahan sistem fisiologis anesthesia, kurangnya
cairan dan kecemasan pre sectio caesarea.
Menurut WHO sepanjang tahun 2017 terdapat 1,2 juta kasus persalinan dengan section
caesarea2. Dengan di Indonesia jumlah persalinan sectio caesarea juga mengalami
peningkatan, tahun 2010 jumlah persalinan sectio caesarea sebanyak 9% dari seluruh
persalinan, tahun 2016 sebanyak 15% dan tahun 2017 sebanyak 21%.
Pasien sectiocaesareapada umumnya dilakukan bila ada indikasi medis tertentusebagai
tindakan mengakhirikehamilan dengan komplikasi. Trend Ibu hamil sekarang lebih memilih
persalinan sectio caesarea walaupun tanpa komplikasi kehamilan, hal ini menjadi trend wanita
karir karena dianggap dapat menjadi lebih simple dan tidak mengalami rasa sakit, selain itu
perubahan berat badan dan menjaga jalan lahir tetap baik4.
Tindakan operasi sactio caesarea menyebabkan terjadinya perubahan kontinuitas
jaringan tubuh. Untuk menjaga homeostasis, tubuh melakukan mekanisme untuk segera
melakukan pemulihan pada jaringan tubuh yang mengalami perlukaan. Pada proses pemulihan
inilah terjadi reaksi kimia dalam tubuh sehingga nyeri dirasakan oleh pasien. Pada proses
operasi digunakan anestesi agar pasien tidak merasakan nyeri pada saat dibedah. Namun
setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar, ia akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang
mengalami pembedahan8.
Menurut International Association for the Study of Pain, IASP mendefinisikan nyeri
sebagai suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana
terjadi kerusakan9. Nyeri merupakan keluhan yang paling sering diungkapkan pasien dengan
tindakan pembedahan atau operasi.Nyeri pasca operasi muncul disebabkan oleh rangsangan
mekanik luka yang menyebabkan tubuh menghasilkan mediator-mediator kimia nyeri. Intesitas
bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai nyeri berat namun menurun sejalan dengan proses
penyembuhan. Jika nyeri akut tidak dikontrol dapat menyebabkan proses rehabilitasi pasien
tertunda dan hospitalisasi menjadi lama. Hal ini karena pasien memfokuskan semua
perhatiannya pada nyeri yang dirasakan9.
Ketidaknyamanan atau nyeri bagaimanapun keadaanya harus diatasi, karena
kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia, sebagaimana dalam Hirarki Maslow.
Seseorang yang mengalami nyeri akan berdampak pada aktivitas sehari-hari dan istirahat serta
tidurnya10. Nyeri tidak ditangani secara adekuat, selain menimbulkan ketidaknyamanan juga
dapat mempengaruhi sistem pulmonari, kardiovaskuler, gastrointestinal, endokrin, imunologik
dan stres serta dapat menyebabkan depresi dan ketidakmampuan. Ketidakmampuan ini mulai
dari membatasi keikutsertaan dalam aktivitas sampai tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
pribadi seperti makan dan berpakaian.
Nyeri post operasi sering menjadi masalah bagi pasien dan merupakan hal yang paling
mengganggu, sehingga perlu dilakukan intervensi kebidanan untuk menurunkan nyeri15.Bidan
menghabiskan lebih banyak waktu bersama pasien dibandingkan dengan tenaga profesional
lainnya, maka bidan mempunyai kesempatan untuk menghilangkan nyeri dan efek yang
membahayakan.Metode penatalaksanaan nyeri mencakup pendekatan farmakologis dan non-
farmakologis. Pendekatan farmakologis yang biasa digunakan adalah analgetik golongan opioid
untuk nyeri yang hebat dan golongan non steroid untuk nyeri sedang atau ringan16.
Tehnik non farmakologis digunakan berkolaborasi dengan farmakologis, tehnik non
farmakologis yang sering dipakai untuk managemen nyeri adalah tehnik distraksi, relaksasi
maupun kompres hangat. Kompres hangat adalah sepotong balutan kasa yang dilembabkan
dengan cairan hangat yang telah diprogramkan. Panas dapat meingkatkan vaso dilatasi dan
evaporasi panas dari permukaan kulit. Kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkan
aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan. Suhu air yang digunakan dalam kompres hangat, yaitu 30-40°C17
Efek nyeri yang terjadi pada pasien dapat mempengaruhi status hemodinamik seperti,
nadi tinggi, pernafasan meningkat, tekanan darah meningkat selain itu akan menganggu
kenyamanan dan istirahat pasien, sehingga perlu pemberian terapi farmakologis dan non
farmakologis dalam manegemen nyeri pada pasien post sectio caesarea.
Tujuan umum penelitian untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap skala nyeri
pada pasien post sectio caesarea di Ruang Amarilis RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara. Tujuan
khusus yaitu :
a. Untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat pada pasien post
sectio caesarea di Ruang Amarilis RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
b. Untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin pada pasien post
sectio caesarea di Ruang Amarilis RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
c. Perbedaan sebelum dan sesudah kompres hangat pada pasien post sectio caesarea di Ruang
Amarilis RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
d. Perbedaan sebelum dan sesudah kompres dingin pada pasien post sectio caesarea di Ruang
Amarilis RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
e. Untuk mengetahui efektifitas kompres hangat dan dingin terhadap penurunan skala nyeri pada
pasien post sectio caesarea di Ruang Amarilis RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara.

TINJAUAN TEORI
Postpartum adalah masa dimulai setelah partum selesai kira-kira6 minggu setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali seperti keadaan sebelum hamil. Dimana tubuh
menyesuaikan baik fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan4. Sectio Caesarea
merupakan suatu tindakan pembedahan dengan cara membuka dinding abdomen dan dinding
rahim untuk melahirkan janin. Dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas
500 gram dan usia janin >28 minggu yang dilakukan dengan cara melakukan suatu irisan
pembedahan yang akan menembus dinding abdomen pasien (laparotomy) dan uterus
(histerektomi) dengan tujuan untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih4.
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individualis yang tidak
dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang, mengatur
aktivitasnya dan mengubah kehidupan orang tersebut, akan tetapi nyeri adalah sulit
dikomunikasikan oleh klien11. Klasifikasi Nyeri Menurut Lokasi / Tempat nyeri superfisial, nyeri
somatik dalam (deep somatic pain), nyeri viseral, nyeri alih (Referred Pain), nyeri sebar (Radiasi),
nyeri bayangan (Fantom). Berdasarkan Organ, nyeri organik, nyeri neurologik, nyeri psikogenik.
Menurut Berat Ringannya, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat. Menurut Waktu Serangan, nyeri
akut, nyeri kronis.
12
Jenis-jenis intensitas skala nyeri : Skala intensitas nyeri deskriptif, Skala intensitas nyeri
numeric, Skala analogi visual, Skala nyeri menurut Wong-Baker. Penatalaksanaan nyeri meliputi
Farmakologi dan Non-farmakologi. Farmakologi sebagai berikut : Analgetik Opioid ( Narkotik ),
Analgetik Non Opioid / NSAIDs, Analgetik penyerta. Non-farmakologi Penataklasanaan non
farmakologis terdiri berbagai tindakan penangganan nyeri berdasarkan stimulasi fisik maupun
prilaku kognitif. Penanganan fisik meliputi stimulasi fisik, stimulasi elektrik saraf kulit transkutan
(TENS, Tenscutaneous Electrical Nerve Stimulation), akupuntur dan pemberian placebo.
Intervensi perilaku kognitif meliputi tindakan distraksi, kompres hangat, tehnik relaksasi, imajinasi
terbimbing, umpan balik biologis, hipnotis dan sentuhan terapeutik.
Kompres hangat adalah sepotong balutan kasa yang dilembabkan dengan cairan hangat yang
telah diprogramkan. Panas dapat meingkatkan vaso dilates idan evaporasi panas dari permukaan
kulit. Menurut Smeltzer & Bare(2002) kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkan
aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat
penyembuhan. Suhu air yang digunakan dalam kompres hangat, yaitu 50-60°C17. Tujuan dari
kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan
rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah dan memberikan ketenangan pada klien.
Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi
sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan18.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen atau percobaan
(experiment research). Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy-
experiment (eksperimen semu), yang tujuannya untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang
timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu, percobaan itu berupa perlakuan atau
intervensi terhadap suatu variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau
pengaruh terhadap suatu variabel yang lain 21. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah Two
group Pretest-Postest with controlyaitu hanya mengunakan subyek atau kelompok atau individu
yang diteliti dengan disertakan kelompok control (pembanding). Dalam rancangan peneliti
membagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok control. Kemudian
subyek dilakukan pengukuran awal (pretest) setelah itu dikenai perlakuan, kemudian dilakukan
pengukuran akhir (posttest). Hasilnya dilakukan analisa, apakah ada perbedaan atau perubahan-
perubahan23.
Teknik pengolahan data, Editing dilakukan dengan cara memeriksa kebenaran jawaban dari
responden yang ada pada kuesioner. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data. Entry Data
entry data dilakukan dengan cara setelah pemberian kode dan memasukkan data ke data base
komputer untuk kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau tabel kontigensi. Tabulasi
(pengumpulan data), Tabulasi dibuat peneliti dalam bentuk tabel yang berisi tentang distribusi
frekwensi dan prosentase dari hasil penelitian.
Analisis data, Analisis univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil tiap penelitian.
Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemukian rupa
sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.Analisa data yang
digunakan adalah nilai mean, median, modus, standard deviasi dari tiap variabel.
a. Rata-rata hitung (mean)
Rata-rata hitung adalah nilai tengah yang paling serig digunakan dalam menganalisis data,
sering disebut dengan rata-rata atau mean. Rumus dari rata-rata hitung adalah:
x = Ʃf.x
n
b. Modus
Modus adalah nilai atau hasil pengukuran yang sering diperoleh dari sebuah penelitian. Berikut
rumusnya:
Mo = b + p + ( b1 )
b1 + b2
Keterangan:
Mo = modus
b = batas bawah kelas interval berfrekuensi terbanyak – 0,5
p = panjang kelas interval
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya
c. Nilai tengah (median)
Rumus dari nilai tengah atau median adalah:
Me = (n + 1) : 2
d. Maximum
Maximum adalah nilai terbesar dari pengukuran.
e. Minimum
Minimum adalah nilai terendah atau terkecil dari hasil pengukuran.
Analisis bivariat
Analisa bivariat adalah analisa data yang dilakukan pada dua variabel yang diduga
mempunyai hubungan atau korelasi23.Analisis bivariat adalah analisis statistik yang dilakukan untuk
menguji hipotesis antara dua variabel, untuk memperoleh jawaban apakah kedua variabel tersebut
ada hubungan, berkorelasi, ada perbedaan, ada pengaruh, dan sebagainya sesuai dengan hipotesis
yang telah dirumuskan.
Data penelitian dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilkkarena sampel dalam
penelitian ini < 50. Apabila data berdistribusi normal hasil pengukuran perbedaan sebelum dan
sesudah kompres hangat dan pengukuran perbedaan sebelum dan sesudah kompres dingin
menggunakan uji statistik dengan dependen t test, tetapi apabila data tidak berdistribusi normal
dilakukan uji statistic non parametric yaitu Wilcoxon. Sedangkan untuk pengujian efektifitas
kompres hangat dan kompres dingin terhadap skala nyeri post section caesarea menggunakan uji
yaitu apabila data berdistribusi normal menggunakan uji statistic independent T test tetapi apabila
data tidak berdistribusi normal dilakukan uji statistic non parametric dengan mann whitney.
DAFTAR PUSTAKA

1. Astari. Juli 2009. Info Kesehatan Reproduksi. www.mediaholistik.com. Diakses. Tanggal 10


September 2018.
2. Manuaba, I. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidika Bidan. Jakarta: EGC.
3. Dinkes Kab Jepara. Data Persalinan dan kematian Kab jepara. 2017
4. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Terapi Dan Praktikum dalam Ari Setiawan. Yogyakarta
: Nuha Maedika
5. Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologi, edisi 2. Jakarta:
EGC.
6. Riskesda Dinkes Kabupaten Jepara. 2015. Data Kasi Pelayanan Kesehatan. DKK : Jepara
7. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Cetakan 6. YBP-SP: Jakarta.
8. Prasetyo, DS. 2007. Persalinan section caesarea. Yogyakarta : Oryza
9. Berman, dkk .2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta : EGC
10. Kozier,dkk. 2010. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : EGC
11. Lucia, Gagliese, Joel Katz. 2004. Age different in post operative pain are scale dependent a
comparison of measures of pain intensity and quality in younger and older surgigal patient.
University of Toronto Ontario Canada.
12. Mansjoer, dkk. 2004. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
13. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
(Edisi 8 Volume 1). Jakarta: EGC.
14. Sylvia.Price.A, Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinik Proses-proses
Penyakit Vol 2. Jakarta : EGC
15. Tamsuri, A. 2007. Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63
16. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
17. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Ed 1.
Salemba Medika, Jakarta.
18. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
19. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
20. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta, Bandung.
21. Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Mitra Cendekia Press : Yogyakarta
22. Kusuma, kelana dharma. 2011. Metodelogi penelitian keperawatan, panduan melaksanakan
dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : Trans info medica

Anda mungkin juga menyukai