Qonita Pravianti Azka

25000119140327
Kelas A
Hukum Pemerataan Pelayanan Kesehatan di Indonesia
pemerintah telah menjamin akan melakukan pemerataan pelayanan kesehatan yang
tertuang pada pasal-pasal UU No.23 Tahun 1992 Bab 4 bagian ketiga mengenai tugas
dan Kewajiban pemerintah.
- Pasal 59 ayat 2 yang berbunyi “Izin penyelenggaraan sarana kesehatan
diberikan dengan memperhatikan pemerataan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.”
- Pasal 61 ayat 2 yang berbunyi “Pengelolaan perbekalan kesehatan yang
berupa sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan
memperhatikan pemenuhan kebutuhan, kemanfaatan, harga, dan faktor yang
berkaitan dengan pemerataan penyediaan perbekalan kesehatan.”
Dimana setelah 17 tahun berlalu hukum ini diperbarui dengan UU No.36 Tahun 2009
yang mengatur tentang kesehatan masyarakat, seperti yang tertuang pada Bab 9
tentang Sumber Daya di Bidang Kesehatan, bagian kesatu tenaga kesehatan.
- Pasal 26 ayat 1 menjelaskan “Pemerintah mengatur penempatan tenaga
kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan.”
- Bagian ketiga, perbekalan kesehatan, pasal 36 ayat 1 menjelaskan
“Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan
perbekalan kesehatan, terutama obat esensial.”
- Bagian ketiga, perbekalan kesehatan, “Pengelolaan perbekalan kesehatan yang
berupa obat esensial dan alat kesehatan dasar tertentu dilaksanakan dengan
memperhatikan kemanfaatan, harga, dan faktor yang berkaitan dengan
pemerataan.”
- Bab 9 tentang kesehatan jiwa, pasal 144 ayat 4 menjelaskan tentang
“Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab
menciptakan kondisi kesehatan jiwa yang setinggi-tingginya dan menjamin
ketersediaan, aksesibilitas, mutu dan pemerataan upaya kesehatan jiwa
sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (2).”
- Bab 9 tentang kesehatan jiwa, “Pemerintah dan pemerintah daerah
bertanggung jawab atas pemerataan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
jiwa dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat.”

Sumber : UU No.23 Tahun 1992

UU No. 36 Tahun 2009