Anda di halaman 1dari 11

I.

Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Februari 2020


II. Judul : Identifikasi Pewarna
III. Dasar Teori
Bahan Tambahan Makanan adalah bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit, yaitu untuk
memperbaikiwarna, bentuk, cita rasa, tekstur atau memperpanjang daya
simpan. Zat Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiaki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama
proses pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan agar
kelihatan lebih menarik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033
Tahun 2012 menyebutkan pewarna sebagai salah satu bahan tambahan
pangan dapat berupa pewarna alami (Natural Colour) dan pewarna sintetis
(Syntetic Colour), yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan pada
pangan mampu memberi atau memperbaiki warna. Pewarna sintetis pada
umumnya terbuat dari bahan-bahan kimia. Misalnya Ponceau 4R,
Carmoisin, Briliant Blue, Tartrazin, atau Allura Red merupakan pewarna
sintetis yang masih diperbolehkan penggunaannya

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Cawan porselen
2. Beaker glass
3. Kertas KLT
4. Pipet ukur
5. Pipet tetes
b. Bahan
1. Sampel
2. NH4OH p
3. aquades
4. Baku cormoisisn
5. Baku tartrasin
6. Baku brilliant blue
7. Baku sunset yellow
8. Baku ponceau 4R

V. Prosedur
1 Eluasikan baku dan sampel pada KLT
Eluen
5 mL NH4OH p + 95 mL aquades + 2 g trinatrium sitrat

VI. Hasil
Sampel 1, sampel 2, sampel3, sampel 4 mengandung pewarna cormoisin,
brillian blue, tartrasin dan ponceau 4R

VII. Pembahasan
Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki
atau memberi warna pada makanan. Pewarna buatan memiliki kelebihan
yaitu warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya
memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi kelemahannya adalah
jika pada saat proses terkontaminasi logam berat, pewarna jenis ini akan
berbahaya
Pada praktikum ini dilakukan identifikasi pewarna dengan
menggunakan kromatografi kertas pada beberapa sampel untuk
mengetahui jenis pewarna yang ada pada sampel. Prinsip kerjanya adalah
kromatography kertas dengan pelarut air (PAM, destilata, atau air sumur).
Setelah zat pewarna diteteskan di ujung kertas rembesan (elusi), air dari
bawah akan mampu menyeret zat-zat pewrna yang larut dalam air (zat
pewarn makanan) lebih jauh dibandingkan dengan zat pewarna tekstil
Pada praktikum ini digunakan 5 pewarna baku yaitu baku
cormoisisn, baku tartrasin, baku brilliant blue, baku sunset yellow, baku
ponceau 4R. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa sampel 1,
sampel 2, sampel 3, dan sampel 4 mengandung pewarna cormoisisn ,
tartrasin, brilliant blue, dan ponceau 4R. Hal tersebut ditunjukkan dengan
adanya noda yang terbentuk pada sampel sama dengan warna noda yang
terbentuk pada baku.

VIII. Kesimpulan
Pada identifikasi pewarna, Sampel 1, sampel 2, sampel3, sampel 4
mengandung pewarna cormoisin, brillian blue, tartrasin dan ponceau 4R

IX. Daftar Pustaka


Handayani, Rezqi. 2018. Identifikasi Pewarna Sintesis Pada
Produk Olahan Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis. Palangkaraya : Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya

I. Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Februari 2020


II. Judul : Identifikasi Pemanis dan Pengawet
III. Dasar Teori :
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/88,
pemanis buatan merupakan bahan tambahan makanan yang dapat
menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak mempunyai nilai gizi.
Jenis pemanis buatan sangat bermacam-macam antara lain sakarin,
siklamat, aspartam, dulsin, dan sorbitol sintetis. Namun tidak semua
pemanis buatan diperbolehkan penggunaannya di Indonesia.
Zat pengawet ialah bahan kimia yang berfungsi untuk membantu,
mempertahankan bahan makanan dari serangan mikroba pembusuk, baik
bakteri, ragi maupun jamur dengan cara menghambat, mencegah,
menghentikan proses pembusukan, fermentasi, pengasaman atau
kerusakan komponen lain dari bahan makanan.
Metode yang daapat digunakan untuk identifikasi pengawet dan
pemanis yaitu kromatografi lempeng tipis. Kromatografi lapis tipis
digunakan secara luas untuk analisa kualitatif atau pemisahan campuran
dalam jumlah yang kecil. Analisa ini bekerja berdasarkan pada distribusi
fasa cair-padat. Sebagai fasa padat berupa lapisan tipis bubur alumina atau
silica gel yang menempel pada permukaan selembar lempeng kaca,
sedangkan sebagai fasa cairnya adalah eluen yang digunakan untuk
membawa zat yang diperiksa bergerak melalui fasa padat.

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Cawan porselen
2. Beaker glass
3. Kertas KLT
4. Pipet ukur
5. Pipet tetes
6. Lampu UV

b. Bahan
1. Metanol
2. Etanol
3. Amonia
4. Kloroform
5. n butanol
6. NH4OH
7. Aquades
8. Heksan
9. Asam asetat
10. Sampel pemanis
11. Sampel pengawet(D5 dan D20)

V. Prosedur
A. Identifikasi pemanis
1. Baku dan sampel dieluasikan pada plat KLT
Eluen
n butanol : etanol : NH4OH : aquades = 40:4:1:9

B. Identifikasi pengawet
1. Baku dan sampel dieluasikan pada plat KLT
Eluen
heksan : asam asetat = 96 : 4
VI. Hasil
A. Identifikasi Pemanis

Rf baku siklamat =

= 0,48

Rf baku sakarin =

= 0,47

Rf sampel =

= 0,35
Rf baku – Rf sampel = 0,48 – 0,35
= 0,13 (<0,2)
Rf baku – Rf sampel = 0,47 – 0,35
= 0,12 (<0,2)

B. Identifikasi pengawet

Rf baku =
=

= 0,1142

Rf sampel 1 =

= 0,1

Rf sampel 2 =

= 0,1285
Rf baku – Rf sampel1 = 0,1142 – 0,1
= 0,0142 (<0,2)
Rf baku – Rf sampel D14 = 0,1142 – 0,1285
= 0,0143 (<0,2)

VII. Pembahasan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode memisahkan
dua senyawa dalam suatu sampel dengan menggunakan fase gerak (eluen)
dan fase diam (lempeng). Prinsip dari kromatografi yaitu adsorpsi dan
partisi. Dimana adsorpsi adalah penyerapan pada permukaan lempeng
sedangkan partisi yaitu pemisahan senyawa yang terkandung dalam
sampel.
Untuk identifikasi pemanis digunakan baku siklamat dan sakarin,
dengan eluen yang digunakan yaitu n butanol : etanol : NH4OH : aquades
dengan perbandingan 40:4:1:9. Nilai Rf baku siklamat yaitu 0,48 dan
nilai Rf baku sakarin yaitu 0,47. Diperoleh nilai Rf sampel yaitu 0,35 dan
selisih Rf sampel dengan Rf baku siklamat yaitu 0,13 dan selisih Rf
sampel dengan baku sakarin yaitu 0,12. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa sampel mengandung pemanis sakarin dan siklamat
dikarenakan selisih antara Rf sampel dan Rf baku <0,2.
Pada identifikasi pengawet digunakan larutan eluen yaitu heksan :
asam asetat dengan perbandingan 96 : 4. Penyinaran dengn sinar UV
diperoleh nilai Rf baku yaitu 0,1142, nilai Rf sampel 1 yaitu 0,1 dan Rf
sampel 2 yaitu 0,1285. Diperoleh selesih Rf sampel 1 dan Rf baku yaitu
0,0142 dan selesih Rf sampel 2 dan Rf baku yaitu 0,0143. Berdasarkan
hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel 1 dan sampel 2 mengandung
bahan yang sama dengan baku dikarenakan selisih Rf sampel dan baku
<0,2.
VIII. Kesimpulan
Pada identifikasi pengawet sampel 1 dan sampel 2 mengandung zat
yang sama dengan baku dan pada identifikasi pemanis sampel
mengandung sakarin dan siklamat.

IX. Daftar Pustaka


Devitria, Rosa Dan Sepriyani, Harni. 2018. Identifikasi Natrium
Siklamat Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Lima Sd Kecamatan
Sukajadi Pekanbaru. Pekanbaru: Akademi Analis Kesehatan Yayasan
Fajar Pekanbaru
I. Hari/ Tanggal : Kamis, 20 Februari 2020
II. Judul : Identifikasi Phenobarbital dan Diazepam
III. Dasar Teori
Diazepam termasuk dalam golongan Benzodiazepine. Golongan ini
secara terapetis untuk memberikan sedasi, membuat tidur, mengurangi
kecemasan dan ketegangan otot, dan untuk mencegah serangan penyakit
mendadak (kekambuhan penyakit). Secara umum benzodiazepine berperan
sebagai hipnotis dalam dosis tinggi, anti kegelisahan dalam dosis sedang,
dan sedatif dalam dosis rendah. Sedangkan Phenobarbital adalah obat
untuk mengendalikan dan mengurangi kejang.
Metode yang dapat digunakanuntuk identifikasi yaitu metode
kromatogarafi lempeng tipis. Kromatografi adalah cara pemisahan
campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen
campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase
bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair,
sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas.

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Cawan porselen
2. Corong pisah
3. Statif
4. Beaker glass
5. Kertas KLT
6. Pipet ukur
7. Pipet tetes
8. Lampu UV
b. Bahan
1. Metanol
2. Etanol
3. Amonia
4. Kloroform
5. Sampel phenobarbital
6. Sampel diazepam (D5 dan D20)
V. Prosedur
A. Identifikasi phenobarbital
1. Sampel dan baku dieluasikan pada plat KLT
Eluen
etil asetat : metanol : ammonia pekat = 85 : 10 : 5
B. Identifikasi diazepam
1. Sampel dan baku dieluasikan pada plat KLT
Eluen
kloroform : metanol = 10 :1

VI. Hasil
A. Phenobarbital

Rf baku =

= 0,3857

Rf sampel F22 =

= 0,3142
Rf sampel F6 = 0 (tidak terbentuk noda pada KLT)
Rf baku – Rf sampel F22 = 0,3857 – 0,3142
= 0,0715 (<0,2)
B. Diazepam

Rf baku =
=

= 0,8428

Rf sampel D9 =

= 0,8357

Rf sampel D14 =

= 0,8428
Rf baku – Rf sampel D9 = 0,8428 – 0,8357
= 0,0071 (<0,2)
Rf baku – Rf sampel D14 = 0,8428 – 0,8428
= 0,000 (<0,2)

VII. Pembahasan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode yang paling
sering digunakan dalam skala laboratorium dalam memisahkan dua
senyawa dalam suatu sampel dengan menggunakan fase gerak (eluen) dan
fase diam (lempeng).
Pada identifikasi phenolbarbitol digunakan fase gerak yaitu etil
asetat : metanol : ammonia pekat dengan perbandingan 85 : 10 : 5. Nilai
Rf baku phenolbarbitol yaitu 0,3857. Pada sampel F22 diperoleh nilai Rf
0,3142 dan sampel F6 tidak terbentuk noda pada sampel. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa sampel yang mengandung pheolbarbitol yaitu sampel
22 dikarenakan selisih antara Rf sampel dan Rf baku kurang dari 0,2.
Sedangkan pada identifikasi diazepam digunakan fase gerak yaitu
kloroform : metanol dengan perbandingan 10 :1. Rf baku sampel yaitu
0,8428; Rf sampel D9 0,8357 dan Rf sampel D14 yaitu 0,8428. Selisih
nilai Rf sampel dan Rf baku yaitu untuk sampel D9 0,0007 dan untuk
sampel D14 yaitu 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa
kedua sampel mengandung diazepam dikarenakan selisih nilai Rf sampel
dan Rf baku <0,2.
VIII. Kesimpulan
Pada identifikasi phenolbarbito sampel yang menagndung
phenolbarbitol yaitu sampel F22 sedangkan pada identifiikasi Diazepam
sampel D9 dan sampel D14 mengandung diapezam.

Anda mungkin juga menyukai