Skripsi
Oleh :
NPM : 1541040183
ii
PELAKSANAAN KONSELING KHUSUS BAGI ORANG DENGAN
HIV/AIDS (ODHA) DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN
DIRI DI KOMUNITAS JARINGAN ODHA BERDAYA
PROVINSI LAMPUNG
Skripsi
Oleh :
NPM : 1541040183
iii
ABSTRAK
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
NPM : 1541040183
MOTTO
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, penulis persembahkan karya kecil ini serta untaian
1. Orangtua tercinta Bapak Sutarman dan Ibu Wiwik yang telah mengasuh,
kasih sayang dan selalu mengiringiku dengan restu dan do’a, tenaga serta
penyelesaian karya kecil ini. Tio Saputra yang tidak pernah lelah
Lisma, Endang, Nuning, Deka, Adi dan Maman, yang selalu memberiku
Fardila, Peni, Gita, Sari, Ridwan, Imam, Ade, dan Mudirul serta seluruh
7. Ibu-ibu kantin Persit dan guru-guru SMP Persit yang senantiasa selalu
Lampung.
ix
RIWAYAT HIDUP
pada tanggal 18 Februari 1997. Putri pertama dari empat bersaudara, dari
Sudjana Lampung Tengah lulus tahun 2004, SDN 2 Sawah Brebes Bandar
Lampung lulus tahun 2009, SMP Negeri 5 Bandar Lampung lulus tahun 2012,
SMK Negeri 4 Bandar Lampung Jurusan Pemasaran lulusan tahun 2015 dan aktif
sebagai pengurus MPK/OSIS dan menjadi Sekretaris I MPK. Pada tahun 2015
Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Institut Agama Islam Negeri
Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Selama penulis kuliah, penulis aktif
mengikui UKM PIK R SAHABAT dibidang Konselor Sebaya, dan aktif sebagai
Lampung.
KATA PENGANTAR
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana. Sholawat serta salam
telah memberikan makna haqiqi bagi kehidupan umat-Nya dan kita nantikan
Penulis karya ilmiah tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang sangat
berjasa. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak
yang diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. H. Khomsahrial Romli M.Si, Dekan Fakultas Dakwah dan
2. Ibu Dr. Hj. Sri IlhamNasution, M.Pd, Selaku ketua jurusan BKI, dan
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Karyawan Akademik Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung yang telah membantu
Semoga bantuan dan jerih payah semua pihak menjadi satu catatan amal
kebaikan disisi Allah SWT. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang sifatnya membangun demi kebaikan skripsi yang akan daang dan
semoga skripsi ini bermanfaat dan mengedukasi bagi pembaca khususnya penulis.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ................................................................................. 1
B. Alasan Memilih Judul ....................................................................... 5
C. Latar Belakang Masalah .................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
F. Signifikasi Penelitian ......................................................................... 11
G. Metode Penelitian .............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA 73
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
2. Pedoman Observasi
3. Bukti Hadir Munaqosyah
4. Kartu Konsultasi Skripsi
5. Surat Izin KesBang Pol
6. Surat Keterangan Penelitian
7. Surat Keputusan Judul Skripsi
8. Foto-foto
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
skripsi ini, maka dari judul “Pelaksanaan Konseling Khusus Bagi Orang
yang sesuai dengan keadaan yang di hadapi oleh individu yang bermasalah
atau korektif.2
1
Menuk Isti. Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2003), h.360
2
Bimo Walgito. Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: CV. ANDI, 2010), h.7
1
2
pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang, dimana konselor
bersifat pribadi antara konselor dan konseli, agar konseli mampu memahami diri
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif
perilakunya.4
dihadapi klien.
3
Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h. 101
4
Achman Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan,
(Bandung: Refika Aditama, 2016), h. 10
3
khusus HIV/AIDS ialah komunikasi bersifat face to face antara konselor dan
terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain karena berkaitan dengan
bahwa ODHA adalah sekelompok orang yang dinilai bermasalah dan sudah
perlu adanya pendampingan khusus agar terhindar dari masalah itu sendiri.
untuk menerika diri sendiri secara apa adanya, baik sikap positif maupun
negatif.7
5
Zulfan Saam. Psikologi Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.138
6
Ibid, h. 134
7
Tri. S. Mildawani. Membangun Kepercayaan Diri, (Jakarta Timur: Lestari Kiranatama,
2014), h. 4
4
jawab.8
diri itu datang dari kesadaran seseorang individu bahwa ia memiliki tekad
8
Pengertian Kepercayaan Diri (On-line) tersedia di: https://www.e-jurnal.com(8 Juli
2019)
9
Tri. S. Mildawani.Ibid. h. 4
5
pendamping.
para ODHA agar berdaya dan dapat meningkatkan kepercayaan diri ODHA
untuk dapat secara mandiri menemukan solusi atas masalah yang duhadapi.
pada ODHA.
Masalah tersebut tidak hanya muncul terhadap diri sendiri, tetapi juga
terhadap orang lain karena akan berkaitan dengan penularan HIV itu sendiri.10
Terlihat secara fisik bahwa kondisi ODHA tampak biasa seperti orang normal
pada umumnya. Tapi, jika dilihat dari segi ekpresinya, tampak raut wajah
ODHA yang sebenarnya tidak menerima dengan kondisi mereka saat ini
minim informasi seputar isu HIV/AIDS. Oleh sebabnya, kondisi seperti itu
berpengaruh buruk terhadap kualitas atau mutu hidup para ODHA, karena
kadar tingkat yang tinggi, seperti cenderung tertutup, takut, minder, putus
ada, depresi bahkan menyalahkan Tuhannya atas apa yang ODHA tersebut
alami. Maka hal tersebut menjadi permasalah yang harus mendapat perhatian
10
Zulfan Saam. Ibid, h. 134
7
negara bahkan dunia mengingat isu penularan HIV sangat rentan terjadi yang
lampung yang bekerja sama oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Abdoel
Moeloek, serta keluarga para ODHA secara psikologis, sosial, perawatan dan
pengobatan terapi, ODHA menjadi termotivasi untuk bisa percaya diri dan
konselor dan konseli (dalam hal ini ODHA), agar ODHA tidak tertutup, tidak
11
Peraturan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan Republik Indonesi (On-line),
tersedia di: https://www.kemhan.go.id/itjen/2017/03/04/peraturan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-
nomor-21-tahun-2013-tentang-penanggulangan-hiv-dan-aids.html (2 Oktober 2019)
8
pihak yang mestinya berperan dalam sesi konseling ini ialah konselor/
memberikan dukungan.
kepada Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman agar bersikap teguh dan
tetap berjalan pada jalan yang lurus. Lalu Allah melarang bersikap melampaui
dikembangkan oleh Willian Glasser. Terapi realitas adalah suatu sistem yang
difokuskan pada tingkah laku sekarang. Inti terapi realitas ini adalah penerimaan
umum terapi realitas adalah membantu seseorang untuk mencapai otonomi. Pada
berlandaskan premis bahwa ada suatu kebutuhan psikologis tunggal yang hadir
organisasi yang mana adalah tempat bernaung dan berkumpulnya para ODHA,
yang tujuan dengan adanya JOB ini para ODHA merasa mendapatkan tempat
Berdasarkan data statistik yang JOB miliki, sudah tercatat 620 ODHA yang
terhitung dari awal berdirinya JOB yaitu tahun 2015-awal tahun 2019. Akan
tetapi awal tahun 2019 sendiri sudah tercatat ada 115 ODHA yang mereka
dampingi, dan memiliki 3 orang pendamping dan hanya 1 orang yang bertindak
13
Gerald Corey. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika
Aditama, 2013), h. 263
14
Ibid, h.269
10
klinik VCT.15
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
15
Profil Jaringan ODHA Berdaya Provinsi Lampung. (On-line), tersedia di:
https://www.jaringanodhaberdaya.or.id (8 Juli 2019)
11
F. Signifikasi Penelitian
1. Signifikasi Teoritis
2. Signifikasi Praktis
segi sosial maupun segi hukum, dan terkait isu HIV/AIDS. Agar tidak
ODHA menurun.
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dilihat dari segi pandang masalah, penulis menggunakan
metode kualitatif deskriptif, yang mana pada metode ini diperlukan data dan fakta-
fakta yang sesuai dalam permasalahan untuk mendapatkan data dengan tujuan
a. Jenis Penelitian
lapangan.16
Lampung.
b. Sifat Penelitian
16
Ahmad Anwar. Prinsip-prinsip Metodologi Research, (Yogyakarta: Sumbangsih, 1975)
h. 22
17
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. Metode penelitian-Pendekatan Praktis dalam
Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset: 2010), h. 28
13
a. Populasi
Lampung.
b. Sampel
18
Nanang Martono. Metode penelitian sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.250
14
banyak.20
19
Muhammad Teguh,Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005),h.159
20
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, ( Jakarta, Rajawali Pers, 2008), h.
193
21
Muhammad Teguh, Ibid. h.160
15
a. Wawancara
wawancara.22
dan data secara rinci tentang garis besar permasalahan yang akan
b. Observasi
22
Moh. Nazir. Metode Penelitian, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2005), h.194
16
gejala alam dan apabila responden yang diamati tidak terlalu besar.
23
Cholid Narkubo dan Abu Achmadi. Ibid, h. 70
24
Ibid, h. 176
17
c. Dokumentasi
JOB, visi misi, struktur organisasi, data jumlah ODHA dan foto-foto
4. Analisis Data
menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memusatkan apa yang dapat
25
Cholid Narkubo dan Abu Achmadi. Ibid, h. 107
26
Lexy J. Meloeng. Metodelogi Penelitian Kulitatif, (Bandung: RemajaRosdakarya,
2002), h.248
18
1) Pengumpulan data
2) Reduksi data
3) Display data
cara deduktif.
Huberman:
27
Sutrisno Hadi. Metodelogi Research, (Yogyakarta: PT. Abdi Offset, 1991), h. 220
20
Gambar. 1
Pengumpulan Penyajian
Data Data
Reduksi Penarikan
Data Kesimpulan
28
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009) h. 148
BAB II
6. Pengertian HIV/AIDS
29
Pedoman PKBI, Seputar HIV&AIDS, h. 1
30
Ibid, h.2
21
22
orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah ada HIV didalam
sudah terinfeksi karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah
31
Pedoman PKBI, Ibid, h. 3
32
Ibid, h. 2
23
HIV/AIDS,
tindik,
terpapar HIV,
33
Indra Wirdhana, dkk. Kurikulum Diklat Teknis Pengelolaan PIK Remaja/Mahasiswa
Bagi Pengelola. Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya PIK Remaja/Mahasiswa, (Jakarta Timur:
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Bina Ketahanan Remaja,
2013), h.164
34
Indra Wirdhana, dkk. Materi Pegangan Kader Tentang Bimbingan dan Pembinaan
Keluarga Remaja, (Jakarta Timur: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Direktorat Bina Ketahanan Remaja, 2014), h.45
24
hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi juga terhadap orang lain karena
akan berkaitan dengan penularan HIV itu sendiri.35 Terlihat secara fisik
umumnya. Tapi, jika dilihat dari segi ekspresinya, tampak raut wajah
pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang, dimana konselor
35
Zulfan Saam, Ibid, h.134
36
Syamsu Yusuf, Konseling Individual Konsep Dasar dan Pendekatan,(PT Refika
Aditama 2016), h.47
37
Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 101
25
suatu masalah dengan ciri-ciri yang sama dan menempati ruang yang
38
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
h.2
39
Menuk dan Isti, Ibid, h.327
40
Zulfan Saam, Ibid, h.138
41
Ibid, h.139
26
adalah:
lingkungan sosial.
hidupnya.42
sebagai berikut:
42
Zulfan Saam, Ibid, h.139
27
a. Meyakinkan kerahasiaan.
b. Mendiskusikan asas kesukarelaan.
c. Menggali masalah, meminta klien menceritakan kisah mereka.
d. Menjelaskan apa yang dapat konselor tawarkan dan ajarkan.
e. Konselor menjelaskan komitmen untuk bekerja bersama dengan
klien.
f. Konselor meminta keterbukaan klien. Jika masih ditutup-tutupi
maka konseling kurang bermanfaat.
Tahap Keempat – proses konseling pada fase eksplorasi dan tindak lanjut
C. Kepercayaan Diri
bahwa seseorang itu memang benar atau yakin benar atas kemampuan
keadaan baik. Ada empat diri utama yang khas pada orang yang
43
Zulfan Saam. Ibid, h.143
44
Menuk dan Isti, Ibid, h. 494
45
Ibid
29
individu yakin akan dirinya. Untuk memberi kesan percaya diri pada
perasaan.46
a. Drop,
b. Malu/minder,
c. Syok/kaget,
46
Jenis-jenis Kepercayaan Diri (On-line) tersedia di: https://www.e-jurnal.com (8 Juli
2019)
30
diri agar tetap tabah dan ikhlas, juga dapat bersosialisasi kembali dengan
lingkungan sekitar.47
47
Keadaan ODHA, Jaringan ODHA Berdaya, Observasi (13 September 2019)
31
mendapatkannya.
6) Tekad yang kuat yaitu rasa percaya diri akan timbul ketika
diinginkan.
adanya faktor internal dan faktor eksternal inilah yang dapat meningkatkan
1. Konsep Dasar
penyakit mental. Berfokus pada apa yang bisa dilakukan sekarang, dan
nilai tentang tingkah lakunya sendiri dan dalam merencanakan tindakan bagi
perubahan.
48
Gerald Corey.Ibid, h.263
33
kondisinya saat ini, fokus pada apa yang bisa direncanakan ODHA sekarang
demi meningkatkan kepercayaan diri, dan tidak lagi melihat masa lampau.
2. Proses Layanan
adalah:
49
Gantina Komalasari, et. al. Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta Barat: PT INDEKS,
2011) h. 242
34
3. Tahap-tahap Layanan
50
Gantina Komalasari, et. al. Ibid, h. 243
35
berikut:51
51
Gantina Komalasari, et. al. Ibid, h. 244
36
individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali pada fitrah, dengan
Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan
kokoh sesuai tuntunan Allah SWT. 53 Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
52
Gantina Komalasari, et. al. Ibid, h. 252
53
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam Teori dan Praktik, (Semarang: WidyaKarya,
2009), h. 23
38
dunia dan akhirat. Begitupun dalam Al-Qur’an disebutkan (QS. Ar-Rum: 30):
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam),
(sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah)
itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.
problem kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. 54
Tujuan yang ingin dicapai melalui bimbingan dan konseling Islam adalah
agar fitrah yang dikaruniakan oleh Allah kepada individu dapat berkembang
dan berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi yang kaaffah, dan
secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya dalam
kehidupan sehari-hari, tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hukum-
hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan ketaatan
dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Tujuan konseling model ini dengan kata lain adalah
meningkatkan iman, Islam, dan ikhsan individu yang dibimbing hingga
54
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: AMZAH, 2010), h.44
55
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2001),
h. 37
39
sepeti penurunan kepercayaan diri melalui Al-Qur’an dan hadis bagi yang
untuk melakukan hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
F. Tinjauan Pustaka
NIM : 13250105
56
Anwar Sutoyo, Ibid, h. 205
57
Samsul Munir Amin, Ibid, h.40
40
Tahun : 2017
apa saja yang ODHA alami dan cara mensikapi diskriminasi dalam
NIM : 111111049
Tahun : 2015
yang berbeda-beda. Begitu pun jika dibandingkan dalam skripsi ini, yakni
Buku:
Abu Achmadi, Cholid Narbuko. 2015. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara
Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: AMZAH
Faqih, Ainur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jogjakarta:
UII Press
Komalasari, Gantina. et. al. 2011. Teori dan Teknik Konseling, Jakarta Barat: PT
INDEKS
Menuk dan Isti.2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa
42
43
Sutoyo, Anwar. 2009. Bimbingan dan Konseling Islam Teori dan Praktik,
Semarang: Widya Karya
Wawancara:
Observasi:
Online: