PENDAHULUAN
1
strategi self administrative therapy (SAT) dan resistensi ganda (Multi Drug
Resistance – MDR-TB).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kuman ini berbentuk batang yang tahan asam pada pewarnaan dan
berukuran kira - kira 0,5 - 4 mikron x 0,3 - 0,6 mikron. Kuman ini dapat
dalam butir - butir percikan dahak yang disebut droplet nuclei dan melayang
di udara untuk waktu yang lama sampai terhisap oleh orang atau mati
dengan sendirinya kena sinar matahari langsung. Strong dan kubica
menyatakan bahwa droplet nuclei berukuran kecil 5 mikron paling
berbahaya bagi penularan penyakit.
3
paling halus berukuran 2-3 mikron, sehingga diperkikan jumlah kuman yang
dapat masuk kealveolus dan menyababkan penyakit tak lebih dari satu
kuman saja.
Lesi dapat terjadi pada kelenjar getah bening, yang disebabkan karena
lepasnya kuman pada saluran lymphe. Proses pemusnahan kuman TB oleh
macropang ini akhirnya akan menimbulkan kekebalan spesifik terhadap
kuman Tuberkulosis. PCT dapat terjadi pada semua umur. Di negara dimana
prevalence TB tinggi kebanyakan anak-anak sudah “terinfeksi oleh penyakit
TBC” pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya. Namun yang kemudian
jadi penyakit TBC sedikit saja.
2) Beberapa kuman akan ikut terlepas kedapan pembuluh darah dan dapat
berkembang menginfeksi organ-organ yang terkena. Infeksi yang
demikian ini disebut Post Primary Tuberkulosis (PPT). PPT ini akan
dapat berupa infeksi pada paru-paru, larynx dan telinga tengah, kelenjar
4
getah bening dileher, saluran pencernaan dan lubang dubur, saluran
kemih, tulang dan sendi.
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (M. tb) yang
ditemukan pada tahun 1882 oleh Robert Koch. Kuman ini tumbuh lambat
dan membelah diri setiap 18 – 24 jam pada suhu yang optimal. Kuman M.tb
tumbuh dan berkembang biak pada tekanan O2 140 mmH2O di paru.
Kuman M.tb berbentuk agak bengkok atau berbentuk batang lurus dan pada
biakan invitro mempunyai ukuran panjang 1 – 4 mm dan tebal 0,3 – 06 mm.
5
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
3.1 Hasil
6
3.2 Pembahasan
2. Usia
7
Syafrizal 19 melaporkan bahwa di RS Persahabatan penderita TB paru
yang paling banyak adalah usia produktif kerja yaitu kelompok usia 15
– 40 tahun. Pada usia tua, TB mempunyai tanda dan gejala yang tidak
spesifik sehingga sulit terdiagnosis. Patogenesis TB paru pada usia tua
agaknya berasal dari reaktivasi fokus dorman yang telah terjadi
berpuluh tahun lamanya.
8
Selain itu kurangnya tingkat pengetahuan penderita tentang penyakit
Tuberculosis paru yang masih kurang karena sebagian besar yang putus
berobat hanya berlatar belakang pendidikan yang rendah, dimana dengan
pendidikan yang rendah maka akan berpengaruh terhadap pengetahuan
seseorang (Heryanto, 2002). Kurangnya informasi dari perawat dan dokter
sebagai petugas kesehatan kepada penderita perihal pentignya berobat secara
teratur, transportasinya juga sulit dan mahal menjadikan seseorang
menghentikan pengobatannya (Felly Philipus, 2002), selain faktor tersebut
diatas faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasien Tuberculosis untuk
menghentikan pengobatannya (Drop Out),
9
mengingat peningkatan biaya dan kurangnya kemampuan untuk
membedakan obat mana yang bertanggung jawab terhadap toksisitas atau
intoleransi.
10
diperkenalkan), peneliti percaya bahwa DOT adalah faktor utama yang
dapat menekan peningkatan kasus tuberculosis.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
11
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang penyakit parenkim paru. Salah satu pengobatan yang dapat
dilakukan untuk mencegah atau mengobati penyakit ini adalah dengan rutin
mengambil obat dan melakukan program Directly Observed Treatment
(DOT).
4.2 Saran
12