ISLAM
INDONESIA
STATUS PASIEN UNTUK UJIAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN
Nama Dokter Muda Amelia Kurniawati Tanda Tangan
NIM 13711043
Tanggal Ujian 8 Maret 2018
Rumah Sakit RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Gelombang Periode 4 Februari -10 Maret 2018
IDENTITAS
Nama : Pasien P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 tahun
Alamat : Sragen
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Masuk Rumah Sakit : 6 Maret 2018
Nomer CM :
KELUHAN UTAMA :
Nyeri punggung bawah
RIWAYAT GIZI :
Pola makan teratur 3 kali sehari dengan makanan seimbang
PEMERIKSAAN
I. STATUS PRESENS
BB 50 Kg Tekanan darah : 120/80 mmHg
TB 155 cm Denyut nadi : 80 x/menit
Suhu 37 °C Pernafasan : 22x/menit
Kepala :
Bentuk : Mesosefal
Simetri : Simetris
Ukuran : Dalam batas normal
Pulsasi : Tidak diperiksa
Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
Bising : Tidak diperiksa
Leher :
Sikap : Dalam batas normal
Gerakan : Dalam batas normal
Kaku kuduk : Tidak terdapat kaku kuduk
Bentuk vertebra : Dalam batas normal
Nyeri tekan vertebra : Dalam batas normal
Pulsasi : (+)
Bising Karotis : Kanan (-), kiri (-)
Bising Subklavia : Kanan (-), kiri (-)
Tes lhermitte : (-)
Tes nafsinger : (+)
Tes valsava : (+)
Tes brudzinki : Tes brudzinki I, II, dan III negatif
Saraf Otak :
N.I (OLFAKTORIUS)
Daya pembau : +/+
kanan kiri
Tiks fasial : (-) (-)
Lakrimasi : (normal) (normal)
Daya kecap lidah 2/3 depan : (+) (+)
Reflek fisio-palpebral : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Reflek glabella : (-) (-)
Reflek aurikulo-palpebral : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Tanda myerson : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Tanda chyostek : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Bersiul : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
BADAN
Trofi otot punggung : Eutrofi
Trofi otot dada : Eutrofi
Nyeri membungkuk badan : (+)
Palpasi dinding perut : Tidak ada nyeri tekan
Kolumna vertabralis; bentuk : Tidak terdapat gibus, massa, dan deformitas.
Gerakan : Terganggu
Nyeri tekan : bagian servikal (-)
Sensibilitas (tentukan batas dan jenis kelainan pada gambar) (-)
kanan kiri
Reflek dinding perut : (-) (-)
Reflek kremaster : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Alat kelamin : Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Patela Akhiles
kanan kiri kanan kiri
Reflek fisiologik : () () () ()
Perluasan reflek : (-) (-) (-) (-)
Reflek silang : (-) (-) (-) (-)
Reflek patologik : (-) (-) (-) (-)
Gerakan abnormal
Tremor : (-)
Khorea : (-)
Mioklonik : (-)
Atetose : (-)
Ballismus : (-)
Fungsi vegetatip
Miksi : Normal
Inkontinensia urine : (-)
Retensio urine : (-)
Anuria : (-)
Poliuria : (-)
Defekasi : Normal
Inkontinensia alvi : (-)
Retensio alvi : (-)
Ereksi : (-)
Tes pespirasi (lukisan pada gambar)
RINGKASAN ANAMNESIS :
Pasien wanita berusia 46 tahun datang dengan keluhan nyeri punggaug menjalar ke kedua
kaki sejak 4 bulan yang lalu. Sejak 2 bulan terakhir keluhan memberat sehigga tidak bisa berjalan
dan melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien mengeluhkan kesemutan dari punggung menjalar ke
kedua kaki. Nyeri dirasakan terus menerus seperti tertusuk-tusuk. Apabila melakukan aktivitas,
membungkuk, mengejan dan batuk terasa nyeri pada pungggug bertambah. BAK normal dan BAB
normal. Riwayat demam tidak ada, berat badan menurun tidak ada, batuk lama tidak ada, dan kontak
dengan penderita tuberkulosis tidak ada. Riwayat trauma 1 tahun yang lalu, sakit diabetes mellitus
tidak terkontrol.
RINGKASAN PEMERIKSAAN JASMANI & NEUROLOGIK :
Pasien wanita yang berusia 46 tahun datang dengan keadaan umum tampak sakit sedang.
Berat badan 50 kg dan tinggi badan 155 cm, maka didapatkan hasil perhitungan IMT 20,83
(Normal). Pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 37OC, nadi 80 x/menit, dan respirasi 22
x/menit. Pemeriksaan kepala leher didapatkan konjungtiva tidak anemis, reflek pupil positif isokor,
kaku kuduk negatif, dan tidak adanya keterbatasan gerak pada bagian leher. Pemeriksaan thoraks
menunjukkan suara dasar vesikuler pada seluruh lapang paru dan bunyi jantung S1 dan S2 reguler.
Pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis didapatkan hasil bahwa
kesadaran kompos mentis dengan GCS E4V5M6, orientasi dalam batas normal. Didapatkan
paraparesis inferior flaccid dengan kekuatan otot 3/3, terdapat atrofi otot dan hipotonus. Refleks
fisiologis menurun pada patella dan achiles kanan dan kiri. Terdapat gangguan sensibilitas
diskriminasi 2 titik pada tungkai bawah kanan dan kiri. Tes laseque positif kanan dan kiri.
Didapatkan tes valsava dan nafzinger positif. Pemeriksaan nervus kranialis dalam batas normal.
GAMBAR :
I. Diagnosis Klinis :
- Paraparesis inferior flacid
- Ischialgia
Diagnosis Topis
- Radiks nn spinalis L3-4
Diagnosis Etiologi
DD :
- Hernia nukleus pulposus lumbal
- Fraktur kompresi vertebrae lumbal
- Spondiloslisthesis Vertebrae lumbal
Terapi :
A. Medikamentosa
Terapi medikamentosa berupa penghilang rasa nyeri dengan golongan non-steroid anti
inflamation drugs (NSAID), seperti ketoprofen 3 x 50 mg atau celecoxib 100-200mg/12jam atau
kalium diklofenak dengan dosis 75-100mg/hari. Terapi analgesik adjuvan, seperti anti konvulsan
(gabapentin 600-1200 mg/hari), anti depresan (amitriptilin dengan dosis 50-200mg/hari), opioid
juga dapat diberikan. Relaksan otot juga dapat diberikan untuk mengatasi spasme otot yang
terjadi. Relaksan otot yang dapat digunakan antara lain, eperisone HCl 50 mg setiap 8 jam atau
tizanidine 2-4 mg setiap 6-8 jam. Untuk riwayat diabetes diberikan pengobatan diabetes yaitu
metformin dengan dosis 500mg 1-3kali sehari.
B. Non Medikamentosa
Terapi non medikamentosa dapat dilakukan dengan tirah baring. Pasien diminta untuk
mengurangi aktivitas dan mengurangi pergerakan. Penggunaan korset lumbal untuk mencegah
kambuhnya nyeri dan mengurangi nyeri pada nyeri punggung bawah kronis. Setelah itu, dapat
dilakukan terapi latihan tujuan untuk mencegah kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi-
fungsi otot. Fisioterapi dilakukan dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan
permukaan yang lebih dalam) untuk mengatasi inflamasi dan spasme otot. Pola makan sehat
diabetes mellitus.
C. Operatif
Terapi operatif dilakukan apabila terapi konservatif selama satu bulan sudah dilakukan namun
masih belum ada perbaikan, terdapat gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual), ischialgia
berat sehingga pasien tidak mampu menahan nyerinya, ischialgia menetap atau bertambah berat,
adanya bukti klinis terganggunya radiks dan ada kelemahan otot tungkai bawah.
Prognosis :
Dubia