Anda di halaman 1dari 11

STATUS UJIAN OSLER

“SKIZOFRENIA HEBEFRENIK”

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti


Program Pendikan Profesi Kedokteran di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

oleh :
Amelia Kurniawati
13711043

Dokter Pembimbing Klinik :


dr. H. Akbar Zulkifli Osman, Sp.KJ., M.Kes
dr. Ana Yuliani, Sp.KJ., M.Kes

Dokter Pembimbing Fakultas :


Prof. dr. H. Soewadi, MPH, Ph.D, Sp.KJ (K)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa


Progran Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
2019

1
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Nama : Amelia Kurniawati

Fakultas NIM : 13711043


Kedokteran Stase : Ilmu Kedokteran Jiwa
Universitas Rumah Sakit : RS dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Islam
Indonesia

Nama Pembimbing : dr. H. Akbar Zulkifli Osman, Sp.KJ., M.Kes


dr. Ana Yuliani, Sp.KJ., M.Kes
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karang Malang, Sragen
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : PNS
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP

Diagnosis/kasus
Aksis I : F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Aksis II : Kepribadian cemas
Aksis III : Dispepsia, Hipertensi
Aksis IV : Masalah Keluarga
Aksis V : CURRENT GAF 80, HLPY GAF 70

Pengambilan kasus pada minggu ke: 2


Jenis Refleksi:
a. Keislaman
b. Sosial dan Ekonomi

2
Penguraian
1. Resume Status Pasien
I. Riwayat Psikiatri

Keluhan Utama : Sulit tidur


Riwayat Gangguan Sekarang : Pasien kontrol ke poli jiwa mengeluhkan
bahwa pasien mengalami kesulitan untuk memulai
tidur apabila tidak minum obat. Sulit tidur
dirasakan sejak 3 tahun terakhir. Pasien sering
Pasien sering merasa pusing ketika tekanan darah
meningkat. Sebelumnya pasien memiliki riwayat
sakit tekanan darah tinggi dan juga maag.
Terkadang maag pasien sering kumat-kumatan
ketika banyak pikiran padahal pasien sudah
menghindari makanan pedas dan asam. Pasien
mengatakan sebelum ke psikiater pasien berobat
sakit magh selama 6 tahun ke dokter penyakit
dalam kemudian disaran kan ke psikiater dan
keluhan pasien berkurang. Pasien mengatakan
kesulitan tidur dikarenakan setiap malam selalu
memikirkan sakit pasien yang tidak sembuh dan
memikirkan masalah ekonomi keluarga yang tidak
kunjung membaik.
Pasien merupakan tulang punggung
keluarga. Anak pasien yang pertama sudah
menikah akan tetapi masih tinggal dirumah
bersama pasien untuk kehidupan sehari-hari anak
pertama pasien masih meminta kepada pasien.
Pasien menginginkan anak pertama segera punya
rumah sendiri. Anak kedua pasien berumur 22
tahun sudah menganggur lama sejak lulus dari
Sekolah Menengah Kejuruan, pasien
menginginkan anak kedua untuk segera bekerja
sehingga mampu membantu ekonomi keluarga.

3
Anak ketiga pasien masih sekolah dasar. Pasien
mengeluhkan gaji pasien perbulannya hanya 1 juta
tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-
hari untuk 7 orang di rumah ditambah lagi anak
pertama pasien sedang hamil sekarang. Kebutuhan
sehari-hari semakin bertambah tetapi di rumah
hanya pasien yang bekerja. Pasien merasa tidak
pernah bisa beristirahat selalu merasa gelisah, tidak
pernah bisa seperti orang lain yang bisa menikmati
masa tua. Pasien merasa ingin cepat pensiun
sehingga bisa istirahat dirumah. Akan tetapi,
apabila pasien pensiun pasien bingung tidak ada
yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Riwayat Gangguan Dahulu : Tidak ada gangguan serupa sebelumnya

II. Riwayat Hidup

Riwayat Hidup
Pranatal dan perinatal : Tidak diperoleh data
0-3 tahun : Tidak diperoleh data
3-11 tahun : Selama kehidupan anak-anak pasien banyak
memiliki teman. Pasien dapat mengikuti pelajaran
dengan baik.
Remaja : Pasien putus sekolah kelas 2 SMP dikarenakan
kurangnya biaya untuk sekolah. Kemudian pasien
bekerja sebagai buruh tani dan bekerja sebagai
buruh bantu di Badan Lingkungan Hidup (BLH).
Pasien putus sekolah menyebabkan pasien minder
merasa malu untuk bergaul dengan orang yang
lebih tinggi kedudukannya karena merasa bukan
dari keluarga yang berada sehingga pasien menjadi
Dewasa : pendiam.
Pasien menikah memiliki 3 orang anak. Pasien
telah diangkat menjadi pegawai negeri sipil di

4
BLH. Hubungan pasien dengan rekan kerja dan
tetangga berjalan dengan baik. Masalah ekonomi di
keluarga menyebabkan apabila ada kumpul-
kumpul atau ada orang yang mempunyai hajat
meningkatkan kekhawatiran pasien karena harus
menyumbang
III. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa yang sama disangkal.

IV. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik, kooperatif


Vital Sign : Tekanan darah : 130/90mmHg
Frek. Napas : 22x/menit
Frek. Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5oC
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Kepala
- Bentuk Kepala : Mesosefal, simetris

- Inspeksi : Tidak terdapat luka dan bekas luka

Pemeriksaan Mata
- Palpebra : Edema (-/-), ptosis (-/-)

5
- Konjungtiva : Anemis (-/-)

- Sklera : Ikterik (-/-)

- Pupil : Reflek cahaya (+/+)

- Kornea dan Lensa : Katarak (-)

Pemeriksaan Telinga : Tidak terdapat nyeri tekan, edema maupun


penurunan pendengaran

Pemeriksaan Hidung : Napas cuping hidung (-), deformitas (-/-),


rhinorrhea (-/-)
Pemeriksaan Mulut : Tidak terdapat peradangan
Pemeriksaan Leher
- Trakea : Deviasi (-), struma (-)

- Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran dan nyeri tekan

Pemeriksaan Dada
- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 (+) reguler, iktus kordis teraba

- Sistem Respirasi : SDV (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : Tidak terdapat luka dan bekas luka

- Auskultasi : Peristaltik normal

- Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-)

- Perkusi : Timpani di seluruh abdomen

Pemeriksaan Ekstremitas
- Superior : Deformitas (-), ikterik (-), sianosis (-), edema (-)

- Inferior : Deformitas (-), ikterik (-), sianosis (-), edema (-)

V. Status Mental

6
Penampilan : Penampilan rapi dan sesuai usia
Kesadaran
Kuantitatif : Composmentis
Kualitatif : Tidak berubah
Sikap dengan Pemeriksa : Kooperatif
Aktivitas Psikomotor : Hiperaktif
Afek dan Mood
Afek : Meluas
Mood : Cemas
Keserasian : Appropriate
Proses Pikir
Bentuk Pikir : Realistik
: Ide (+) Waham (-)
Isi Pikir
: Halusinasi (-) Ilusi (-)
Persepsi
: Lancar, Koheren
Progresi

Sensorium dan Kognitif


Orientasi : Situasi = baik
Waktu = baik
Orang = baik
Tempat = baik
Konsentrasi dan Perhatian : Mudah ditarik dan mudah dipertahankan
RTA / insight : Tidak terganggu/ derajat 4

VI. Terapi

Psikofarmaka : Clobazam 1x10mg


Rencana Terapi :

Psikoterapi edukatif dan suportif


- Obat diminum secara teratur sesuai dengan anjuran dokter
- Menjelaskan kondisi pasien saat ini kepada pasien.
- Mencoba melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dalam menyelesaikan
masalah dan selalu berpikir positif.

7
- Memotivasi pasien agar lebih sabar, tetap berusaha, berdoa dan yakin Allah akan
menyembuhkan sakitnya.
- Menganjurkan pasien untuk kontrol rutin di klinik jiwa
- Menjaga gaya hidup dan rutin memeriksakan tekanan darah

- Prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad sanam : dubia ad bonam
- Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Faktor yang memperingan :


1. Tidak ada faktor genetik
2. Penyebab/stressor jelas
3. Berobat ke institusi yang tepat

2. Latar Belakang/ Alasan Ketertarikan Pemilihan Kasus


Gangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan cemas yang sering terjadi. Di
Amerika gangguan cemas menyeluruh mencapai 3,1% dari populasi orang dewasa di
Amerika yaitu sekitar 6,8 juta penduduk. Gangguan cemas menyeluruh biasa terjadi pada
umur 18 tahun keatas, rata-rata awal mula terjadi gangguan cemas pada umur 31 tahun.
Rasio terjadinya gangguan cemas wanita dibandingkan pria adalah 3:2. Di Indonesia, dari
Riskesdas 2018 menunjukkan gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan
kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapau 9,8% dari jumlah penduduk Indonesia.
Prevalensi mengalami gangguan cemas selama hidup sekitar 31%, akan tetapi
gangguan cemas jarang diketahui dan didiagnosis. Pasien biasanya lebih sering berfokus
pada gangguan somatik. Pada dasarnya gangguan cemas adalah hal yang biasa terjadi dan
dialami oleh setiap manusia. Kecemasan merupakan reaksi yang normal terhadap situasi
tertentu yang terjadi dalam hidup seseorang. Gangguan cemas menyeluruh adalah
gangguan dengan gejala kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan tidak rasional
bahkan terkadang tidak terlihat realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-
hari. Kecemasan sulit dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti
ketegangan otot, iritabilitas, sulit tidur dan kegelisahan sehingga menyebabkan gangguan
fungsi sosial dan pekerjaan (Elvira & Gitayanti, 2015).

8
Menurut Kehoe (2017), Faktor risiko terjadinya gangguan cemas menyeluruh
adalah kebiasaan pengaruh negatif, wanita, status sosial ekonomi yang rendah,
tolerasi pada hal-hall yang tidak pasti, kesulitan pada masa kecil. Diagnosis
gangguan cemas menyeluruh menurut DSM-5 adah kekhawatiran dan cemas yang
berlebihan paling tidak selama 6 bulan. Kekhawatiran yang sulit dikontrol.
Memiliki paling tidak 3 gejala berikut: merasa kurang istirahat, mudah lelah, sulit
berkonsentrasi, iritabilitas, tengang otot, sulit untuk tidur.

Referensi :
Balitbang Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto, 2015. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:
Badan Penerbit FK UI.
Kehoe, Wiliam A, 2017. Neurologic/Psychiatric Care. American College of
Clinical Parmacy.

3. Refleksi Aspek Keislaman berdasarkan penjelasan evidence/ referensi yang sesuai


Rasa khawatir dan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, membuat
manusia melakukan segala cara untuk mendapatkan rezeki. Kekhawatiran rezeki
sering kali menghantui. Kita takut esok tidak memperoleh rezeki. Bingung jika
rezeki yang diperoleh tidak sesuai keinginan kita. Dalam. Al qur’an surat Hud ayat6:

Artinya :
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”
Sesungguhnya Allah telah menjamin rezeki semua makhluk yang berjalan di
atas permukaan bumi, sebagai bentuk karunia dariNya, dan Dia mengetahui tempat
tinggalnya saat hidup dan setelah matinya, dan mengetahui tempat dimana ia akan

9
mati. Semua itu sudah tertulis di satu kitab di sisi Allah. Manusia tidak perlu khawatir
tentang rezekinya karena itu semua sudah diatur.
Segala kenikmatan dan kesempitan yang diberikan Allah merupakan cobaan.
Cobaan tersebut, akan memperlihatkan orang yang sabar dan bersyukur. Barangsiapa
orang yang bersabar terhadap rezeki yang didapatkan, maka Allah akan
menggantinya dengan kenikmatan yang sangat besar di surga
QS Al Baqarah ayat 155:

Artinya:
“Dan sungguh kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta jiwa dan buah-buahan Dan berikanlah kabar gembira
bagi orang orang yang sabar.”
Pada ayat diatas menjelaskan bahwa Allah memberikan cobaan dengan rasa
takut, kemiskinan dan sebagainya. Hamba Allah yang taat kepadaNya akan
mendapat kabar gembira apabila menjalani ujian kehidupan dengan sabar.
QS Az Zumar ayat 10:

Artinya:
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada
Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan
bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

4. Refleksi Aspek Sosial dan Ekonomi


Dari aspek sosial, gangguan psikis yang dialami pasien menyebabkan pasien minder
dan merasa rendah diri. Pasien mengatakan kemampuan bersosialisasi kepada tetangga
masih baik. Akan tetapi, pasien sering kali merasa minder dan rendah diri bila berbicara
dengan orang-orang besar menurut pasien. Apabila ada tetangga yang hajatan pasien

10
merasa cemas bagaimana cara pasien untuk menyumbang dengan keadaan ekonomi
pasien yang serba pas-pasan. Tetangga dan orang terdekat hendaknya memberikan
dukungan dan saling tolong menolong. Lingkungan yang baik diperlukan agar pasien dapat
berfikir positif terhadap diri sendiri. Tidak ada habisnya jika membandingkan diri dengan
orang lain. Setiap orang memiliki sisi positif dan negative. Pasien harus lebih menghargai
diri sendiri, menghargai prestasi yang didaat sekecil apapun. Tidak menganggap cobaan ini
tidak bisa diperbaiki, bangkit dan mencoba usaha lain agar kehidupan lebih baik.
Dari aspek ekonomi pasien yang merupakan tulang punggung keluarga. Pasien
memiliki 7 anggota keluarga yang harus ditanggung. Pekerjaan pasien hanya sebagai tukang
sapu di BLH. Anak-anak pasien tidak ada yang membantu mencari nafkah. Anak pertama
pasien hanya di rumah sebagai ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai buruh
serabutan. Anak kedua menganggur sejak lulus Sekolah Menengah Kejuruan. Anak ketiga
masih sekolah. Harapan pasien adalah ekonomi keluarga membaik. Anak pertama memiliki
rumah sendiri. Anak kedua segera mendapatkan pekerjaan agar dapat membantu pasien
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Umpan balik dari pembimbing

Sragen, 8 Maret 2019


Pembimbing, Dokter Muda,

Prof. dr. H. Soewadi, MPH, Ph.D, Sp.KJ (K) Amelia Kurniawati

11

Anda mungkin juga menyukai