Anda di halaman 1dari 38

Folikulitis

Safira Nurullita Irsa

Preseptor:
dr. Cut Khairunnisa, M.Kes
Pendahuluan

Flora normal
Kondisi yang
rumah, berkolonisasi
sanitasi
lingkungan
yang buruk

Kebersihan
personal
yang buruk

Pioderma: Infeksi kulit paling sering ditemukan.


Status Pasien
 Identitas Pasien  Identitas Ayah
 Nama : An. S.A  Nama : Tn. A

 Tgl lahir : 1 Oktober 2013  Usia : 44 tahun

 Usia : 6 Tahun  Pekerjaan : Petani


 Pendidikan : SD
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Anak ke : 4 dari 4 bersaudara
 Identitas Ibu
 Alamat : Ulee Barat, Lhoksukon
 Nama : Ny. D
 Agama : Islam
 Usia : 38 tahun
 Tanggal Kunjungan : 11 September 2019
 Pekerjaan : IRT
 Pendidikan : SMP
Keluhan Utama Gelembung berisi air di belakang kepala.

Keluhan
Gatal dan perih belakang kepala
Tambahan

Demam

Riwayat Penyakit Pasien datang dengan keluhan gelembung berisi air di belakang kepala
Sekarang sejak 2 minggu yang lalu. Di dalam gelembung terdapat cairan berwarna
jernih kekuningan bila dipecahkan. Gelembung dirasakan semakin lama
semakin banyak. Pasien juga mengeluh gatal, sehingga menggaruk
daerah tersebut. Setelah itu, pasien mengalami perih pada daerah
tersebut. Keluhan dirasakan memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
juga mengeluh demam yang tidak terlalu tinggi dan menetap sepanjang
hari.
Riwayat Penyakit Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama
Dahulu

Riwayat Penyakit Keluarga pasien tidak ada mengalami keluhan yang sama
Keluarga
Riwayat alergi (-)

Riwayat Pemakaian Pasien biasa mengonsumsi obat yang didapat dari puskesmas jika sakit
Obat

Riwayat Kelahiran Pasien merupakan anak pertama, dilahirkan melalui persalinan normal dibantu oleh bidan, cukup
bulan. Saat lahir pasien langsung menangis. Pasien lahir dengan berat badan lahir 3000 gr.
Riwayat Ibu pasien mengalami hipertensi dalam kehamilan disangkal, diabetes dalam kehamilan
disangkal.
Riwayat Makanan ASI diberikan dari lahir sampai usia 2 tahun. Makanan pendamping ASI mulai diberikan saat
pasien berusia 4 bulan. Saat berusia 4 bulan pasien mulai diberikan pisang yang dikerok atau
dihaluskan oleh ibunya. Makanan menu keluarga mulai diberikan dari usia 12 bulan sampai
sekarang.

Riwayat Imunisasi Ibu pasien mengaku bahwa pasien tidak melakukan imunisasi lengkap. Pasien terakhir
dilakukan imunisasi pada usia 3 bulan dan tidak melanjutkan imunisasi karena dilarang oleh
ayah pasien. Ayah pasien melarang imunisasi karena kekhawatiran ayahnya anak demam dan
menangis terus menerus setelah di imunisasi.

Riwayat Tumbuh Saat lahir pasien langsung menangis. Pasien mampu menegakkan kepala dan menelungkup usia
Kembang 4 bulan. Pasien mampu duduk pada usia 10 bulan. Pasien mampu berjalan pada usia 16 bulan
Profil Keluarga
No. Nama Kedudukan dalam Jenis Umur Pendidika Pekerjaan
Keluarga Kelamin n

1 Tn. A Suami L 44 th SD Petani


2 Ny. D Istri P 32 th SMA IRT
3 An. A Anak ke-1 P 17 th SMA Pelajar
4 An. Z Anak ke-2 L 16 th SMA Pelajar
5 An. O Anak ke-3 P 14 th SMP Pelajar
6 An. S Anak ke-4 P 6 th SD Pelajar
Status kepemilikan rumah : milik sendiri Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai Keluarga Letak Puskesmas tidak jauh dari tempat
Daerah perumahan : jarang
pusat menuju tinggal pasien.
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan pelayanan fasilitas Untuk biaya pengobatan diakui oleh
kesehatan kesehatan keluarga pasien yaitu ketika berobat
Rumah tidak bertingkat dengan luas : Keluarga pasien tinggal di
(Puskesmas) tidak dipungut biaya dan pelayanan
7x12m2 rumah dengan kepemilikian dengan Puskesmas pun dirasakan keluarga
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 6 orang milik sendiri yang dihuni menggunakan pasien memuaskan pasien.
oleh 6 orang. Pasien tinggal angkutan
Luas halaman rumah : 6 x10 m2
umum (becak)
Atap rumah dari: seng, tidak ada plafon. di daerah perumahan yang
Tarif pelayanan Menurut
jarang. Rumah yang dihuni
Lantai rumah dari : keramik kesehatan keluarga tidak
pasien memenuhi kriteria ada biaya
Dinding rumah dari : beton
rumah sehat. pelayanan
Jumlah kamar : 2 kesehatan
Jumlah kamar mandi :1 yang dilakukan
di puskesmas
Jendela dan ventilasi : ada, di bagian depan
dan samping kanan, serta bagian dapur.
Kualitas Menurut
Jamban keluarga : 1 pelayanan keluarga
Penerangan listrik : 2 Ampere kesehatan kualitas
pelayanan
Sumber air bersih : PDAM kesehatan
Tempat pembuangan sampah : ada terletak yang didapat
Penilaian Status Sosial dan Sarana Pelayanan
cukup
di depan rumah Kesejahteraan Hidup Kesehatan
memuaskan.
– Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
– Jenis tempat berobat : Puskesmas
– Asuransi / Jaminan Kesehatan : BPJS

– Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga


– Pekerjaan ayah pasien adalah petani. Pendapatan keluarga pasien sebulan sekitar Rp.
1.500.000,- 2000.000,-. Pasien mengaku pendapatan ayah pasien setiap bulannya tidak
mencukupi untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarganya. Pasien ini tinggal di
rumah pribadi yang terdiri dari 2 kamar dengan jamban dan kamar mandi.

– Pola Konsumsi Makanan Keluarga


– Kebiasaan makan: Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan antara 3 kali dalam sehari
dengan bahan-bahan baku dibeli langsung dari pasar. Pasien biasanya makan dengan
menu keluarga dengan porsi yang sedikit. Pasien kadang suka jajan di warung sekitar
rumah dan di sekolah.
Pemeriksaan Fisik

– Keadaan Umum: Baik


– Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)

98x/i 25x/I 36,70C 102cm 15kg


STATUS
Kepala
1. Rambut: Hitam, Sukar dicabut
2. Wajah : Simetris
3. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-),

GENERALIS RCL(+/+), RCTL(+/+), pupil isokor


4. Telinga
5. Hidung
: Sekret (-/-), darah (-/-)
: Sekret (-/-), darah (-/-)
6. Mulut : Sianosis (-)

Paru Leher
1. Inspeksi : Pergerakan dada simetris 1. Inspeksi : Simetris
2. Palpasi : Fremitus taktil normal 2. Palpasi :Terdapat benjolan 2 buah berukuran masing-
3. Perkusi : Sonor masing 3x2x2cm, terfiksir, permukaan licin.
4. Aukultasi :Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
1. Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
2. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
3. Perkusi : Batas atas jantung di ICS II, kanan di LPSD, kiri
di LMCS Abdomen
4. Auskultasi : BJ I/II normal, bising jantung (-), Gallop (-) 1. Inspeksi : Simetris, perut datar
2. Palpasi : Defans muscular (-)
Status dermatologis ar leher: Hepar : Tidak teraba
Papul, pustul, krusta bening, dasar hiperemis dan erosi di atas Lien : Tidak teraba
permukaan yang eritem. Bentuk tidak beraturan, konfluens. Batas tegas. Ginjal : Ballotement (-)
Lokalisata. 3. Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)
4. Auskultasi : Peristaltik usus normal

Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan


Ekstremitas : Akral hangat Kelenjar limfe : Pemeriksaan KGB (-)
Superior Inferior
kanan kiri kanan kiri
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
Fraktur - - - -
 Anjuran Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin
– Skin Prick Test
– Kultur bakteri
– Histopatologi
 Diagnosa Banding
– Folikulitis
– Furunkulosis
– Dermatitis Seboroik
 Diagnosa Kerja: Folikulitis
Tata Laksana
 Edukasi keluarga meliputi  Meningkatkan kebersihan
folikulitits, cara penularan, gejala, perseorangan dan lingkungan
dan pencegahannya  Menghindari orang yang terkena
 Penggunaan air yang bersih, dan
 Edukasi pentingnya upaya mencuci pakaian dengan air bersih
meningkatkan kebersihan Promotif Preventif  Penggunaan handuk pribadi dan
perorangan dan lingkungan menjemur handuk setelah digunakan

 Kontrol ulang ke pusat pelayanan kesehatan


terdekat dalam hal ini Pukesmas Lhoksukon Rehabilitatif Kuratif
 Monitoring yang dilakukan meliputi:  Paracetamol 3 x 500 mg
 Memperhatikan adanya relaps atau  Chlorfenirami maleat
kekambuhan 1x4mg
 Interaksi obat dan efek samping
Upaya Psikososial:
 Memperbaiki kebersihan perseorangan dan
Tidak menggunakan handuk yang sama
lingkungan serta mencegah terjadinya
dengan orang yang terkena penyakit ini.
penularan
– Prognosis
– Quo ad Vitam : dubia ad bonam
– Quo ad sanationam : dubia ad bonam
– Quo ad functionam : dubia ad bonam

– Anjuran
– Menganjurkan pasien untuk mencuci pakaian dengan air bersih dan
menggunakan detergen
– Menganjurkan pasien untuk tidak menggunakan handuk atau pakaian yang
sama dengan keluarga lainnya
– Mematuhi anjuran dokter untuk menuntaskan masalah kesehatan kulit di
keluarga.
– Memperbaiki status gizi dengan makan makanan yang bergizi dan seimbang,
guna meningkatkan imunitas tubuh
– Memperbaiki hygine dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar
Faktor Risiko Lingkungan Fisik dari Penyakit
– Pasien tinggal di sebuah rumah dengan anggota keluarga 6 orang, dengan 2 kamar
tidur, sehingga dapat memudahkan terjadinya penularan atau infeksi pada setiap
anggota keluarga. Pasien mangaku memakai handuk secara bersama-sama saat
handuk milik pribadi dicuci. Pasien juga mengaku tidak langsung mengganti seragam
sekolah ketika pulang dengan pakaian biasa. Pasien membuka jendela kamar hanya
sebagian kecil saja yang memungkinkan kurangnya pencahayaan saat siang hari.

Faktor Risiko Psikososial dari Penyakit


– Rendahnya tingkat pengetahuan keluarga mengenai PHBS dan kebersihan
lingkungan rumah.
Tinjauan Pustaka
PIODERMA
Infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman staphylococcus aureus dan streptococcus

Impetigo Folikulitis Furunkel-Karbunkel Erisipelas-Selulitis

Ektima Staphylococcal
Scalded Skin
Syndrome
FOLIKULITIS
Peradangan bagian distal folikel rambut yang biasanya hanya mengenai ostium,
tapi dapat meluas sedikit ke bawah

• pustul berkonsistensi lunak tanpa rasa nyeri yang bisa sembuh


Superfisial dengan sendirinya tanpa membekas di kulit

• gejala radang yang timbul berupa massa eritema dan memberikan


Profunda gambaran pustul yang lebih besar daripada folikulitis superfisial
Epidemiologi
Negara
berkembang
Kasus tinggi 2015: kasus
pada anak dan infeksi kulit (21-
RSCM 2001: di negara 87%)
362 kasus berkembang
(18,53%) dari

Faktor Risiko
• Imun
2190 kunjungan
baru
Internal • Personal Hygiene

• Letak geografis
Eksternal • Kepadatan
Penduduk

• Patogenitas
Lain-lain • Virulensi
Patofisiologi

Kolonisasi bakteri

Kulit bayi dan balita lebih


tipis, jaringan antar sel
lebih longgar, serta
sistem pertahanan
tubuh alamiah dan
adaptif di kulit belum
cukup matang,
Manifestasi Klinis
– Lesi primer : papula eritematosa dan mudah pecah
berwarna kekuningan, pustula berbentuk kubah
putih dengan rambut di tengah, meskipun ujung
rambut tidak selalu terlihat.
– Lesi sekunder : krusta, skuama dan ekskoriasi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah
• Leukositosis

Kultur Bakteri
• Ada kemungkinan penyebabnya bukan bakteri stafilokokus
melainkan kuman negative-Gram
Pemeriksan Histopatologi
• Pustula subkorneal di muara folikel rambut
• Folikel rambut edematosa dengan sebukan sel-sel radang.
• Netrofil yang mengelilingi atas folikel.
• Bentuk kronik : abses folikuler yang segera berubah menjadi
nekrosis
Diagnosis Banding
– Furunkulosis
– Dermatitis seboroik
– Acne vulgaris
Tata Laksana Kriteria Rujuk
 Sistemik : diberikan jika luas  Komplikasi mulai dari selulitis.

 Eritromisin 3 x 250 mg selama  Tidak sembuh dengan pengobatan selama


7-14 hari, atau o Penisilin 5-7 hari.
600.000-1,5 juta IU im selama  Terdapat penyakit sistemik (gangguan
7-14 hari metabolik endokrin dan imunodefisiensi).
 - Topikal: 5
 Kemicetin 2%
 Jika terjadi eksudasi kompres
dengan PK 1/5.000
 Komplikasi
 Selulitis
 Furunkulosis
 Scar
 Kebtotakan
 Prognosis : Dengan penanganan yang tepat, pasien folikulitis memiliki
prognosis yang baik.
 Pencegahan
– Perawatan higenitas perorangan serta keluarga
– Menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri.
– Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera
membuangnya dalam kantung kertas ke tempat sampat.
Pembahasan
Pada laporan kasus ini, pasien datang dengan keluhan gelembung berisi air
di belakang kepala sejak 1 minggu yang lalu. Di dalam gelembung terdapat
cairan berwarna jernih kekuningan bila dipecahkan. Gelembung dirasakan
semakin lama semakin banyak. Pasien juga mengeluh gatal, sehingga
menggaruk daerah tersebut. Setelah itu, pasien mengalami perih pada
daerah tersebut. Keluhan dirasakan memberat sejak 3 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluh demam yang tidak terlalu tinggi dan menetap sepanjang
hari. Pasien hanya mengonsumsi obat yang diberikan dari Puskesmas.
Pasien mengaku tidak mengetahui nama obatnya, namun setelah memakan
obat tersebut keluhan demam dan gatal berkurang.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan kesan febris dan
didapatkan status dermatologis berupa : Papul, pustul, krusta bening,
dasar hiperemis dan erosi di atas permukaan yang eritem; bentuk tidak
beraturan, konfluens; batas tegas; Lokalisata. Pada pasien tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang karena keterbatasan sarana di Pusksemas, serta
penyakit pasien dapat ditegakan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Pasien ditegakkan menderita folikulitis.
Fishbone
Menggunakan
Peran serta tenaga pakaian
kesehatan Perilaku buruk
Tidak ada berkeringat,
sosialisasi berganti-ganti
tentang handuk
folikulitis

Rumah huni
sempit Orangtua
untuk pasien
Sosioekonomi Penghasilan Lingkungan membiarkan
kepala keluarga, ditempati 6
keluarga anaknya main
Pengetahuan pasien
tidak mencukupi orang, sehabis pulang
untuk pemenuhan dan keluarga yang
lingkungan sekolah tanpa
kurang mengenai
gizi dan mengganti
kepedulian
lembab kesehatan
pakaian dulu
terhadap
kesehatan rendah
MATRIKS URUTAN MATRIKS CARA
PRIORITAS MASALAH PEMECAHAN MASALAH
No. Masalah Pemecahan masalah
NO Masalah U S G Total
1. Perilaku buruk Edukasi ke pasien dan keluarganya agar
1 Perilaku buruk 54 5 14 mengganti pakaian apabila berkeringan dan
tidak berganti-ganti handuk
2 Pengetahuan pasien 45 4 13 2. Pengetahuan pasien Memberikan informasi kepada keluarga pasien
dan keluarga yang tentang kesehatan, dalam hal ini mengenai
dan keluarga yang
kurang mengenai folikulitis, penyebab, dan pencegahannya.
kurang mengenai kesehatan
3. Lingkungan Membuka jendela rumah agar udara tidak
kesehatan terlalu lembab
4. Peran serta tenaga Melakukan penyuluhan tentang pentingnya
3 Lingkungan 44 4 12
kesehatan kebersihan lingkungan, serta informasi seputar
4 Peran serta tenaga 44 3 11 folikulitis
5. Sosioekonomi Memberikan informasi kepada keluarga
kesehatan keluarga tentang pemanfaatan lahan pekarangan di

5 Sosioekonomi keluarga 3 4 3 10 depan rumah untuk ditanami sayur, untuk


menambah ekonomi keluarga.
Upaya preventif
Upaya preventif diperlukan agar tidak menderita folikulitis:
– Tindakan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Lingkungan yang sehat dan bersih dapat mencegah
timbulnya penyakit
– Promosi kesehatan mengenai folikulitis kepada pasien dan
keluarganya tentang penyebab dan pencegahanya.

Upaya Kuratif
Penderita folikulitis diharapkan tidak menggaruk luka, dan
rajin mencuci tangan. Pasien juga harus mengonsumsi
obat sesuai anjuran dokter.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai