METODOLOGI
Metode penelitian merupakan penyusunan langkah sistematis yang terstruktur guna
menyelesaikan permasalahan yang timbul pada daerah penelitian. Rangkaian tahapan
penelitian disusun dalam bentuk diagram alir (Gambar 3.1) mulai dari survey
pendahuluan, survey lapangan, akuisisi dan pengolahan data lapangan sehingga dapat
menginterpretasikan sejarah geologi daerah penelitian serta penyusunan dan penyajiam
informasi penelitian dalam bentuk model lapangan ataupun susunan laporan akhir.
Tahapan ini diawali dengan menentukan daerah pemetaan geologi dengan meninjau
peta dasar, menggunakan data Dem Nasional (DEMNAS), Peta Geologi lembar
Kebumen serta penginderaan jarak jauh melalui software Google Earth. Selanjutnya
dilakukan konsultasi bersama dosen pembimbing pemetaan untuk mendiskusikan
mengenai pemilihan lokasi pemetaan geologi yang didasarkan keadaan geologi yang
baik menurut beberapa studi literatur sehingga menarik untuk diteliti. Dengan demikian,
dipilih Daerah Gyombong dan sekitarnya, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dengan
luas area 9 km x 9 km dan skala 1:50.000 untuk dilakukan observasi dan pemetaan
geologi berdasarkan minat penulis dan arahan dari dosen pembimbing
Tahapan kedua, berupa kajian studi literatur yang mengacu penelitian
sebelumnya baik regional maupun lokal dengan tujuan untuk meninjau keadaan geologi
daerah penelitian dengan mengkorelasikan informasi yang berhubungan dengan
pemetaan geologi. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi geomorfologi,
stratigrafi, dan tatanan tektonik yang membentuk struktur geologi di lokasi
penelitian. Sehingga memberikan gambaran umum geologi daerah penelitian sebelum
melakukan pemetaan geologi. Tahapan ketiga berupa pembuatan proposal pemetaan
geologi yang berisikan studi pustaka, lokasi penelitian, anggaran biaya dan waktu
penelitian, serta surat perizinan yang disetujui oleh dosen pembimbing I dan II dan surat
tersebut dikeluarkan oleh Ketua Program Studi Teknik Geologi Universitas Sriwijaya.
Tahapan keempat adalah persapan alat yang akan digunakan selama pemetaan baik alat
geologi maupun perlengkapan pribadi. Alat yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:
1. Palu geologi dan Pahat besi digunakan untuk mengambil sampel pemerconto
batuan.
2. GPS untuk merencanakan lintasan Pengamatan observasi lapangan serta merekam
koordinat dan elevasi pada setiap lokasi pengamatan
3. Kompas geologi berfungsi untuk mengkur kedudukan batuan, azimuth, struktur,
dan
kemiringan lereng di lapangan.
4. Kamera digunakan untuk dokumentasi objek geologi sebagai bukti lapangan.
5. Larutan HCL untuk mengidentfikasi apakah batuan bersifat karbonatan atau tidak.
6. Komparator batuan, ukuran butir, dan klasifikasi batuan berfungsi untuk membantu
peneliti dalam mendeskripsikan batuan dilapangan.
7. Papan plastik sebagai alas saat mengukur kedudukan geologi.
8. Meteran berfungsi untuk mengukur dimensi singkapan dan Measure Section (MS).
9. Buku catatan lapangan digunakan untuk mencatat dan menghimpun data lapangan.
10. Plastik sampel berfungsi untuk tempat penyimpanan pemerconto batuan.
11. Alat tulis seperti penggaris dan busur derajat untuk alat ukur dimensi singkapan
dan membantu dalam pengukuran data struktur geologi.
12. Perlengkapan pribadi mulai dari pakaian, alat mandi, tas maupun obat pribadi
Kegiatan survei lapangan berupa menghimpun dan merekam data permukaan pada
saat observasi lapangan dengan menggunakan metode lintasan Pengamatan dan struktur
geologi. Teknik penentuan rencana lintasan Pengamatan dilakukan dengan berjalan
memotong arah umum bidang lapisan guna menemukan keseragaman jenis batuan serta
memudahkan dalam menemukan batas kontak formasi. Selain itu, untuk meninjau
indikasi struktur geologi dengan menganalisis kerapatan antara interval dan indeks
kontur, serta meninjau aspek pola-pola kelurusan (lineament) baik sungai maupun
morfologi (DEM). Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam interpretasi arah umum
dan mengidentifikasi struktur geologi yang mengontrol lokasi penelitian.
Metode yang digunakan dalam penghimpunan data hasil observasi lapangan pada
kegiatan ini meliputi pengambilan objek bentang alam sebagai data geomorfologi,
pengukuran penampang terukur dan profil stratigrafi, serta pengukuran data struktur
geologi mencakup kedudukan beberapa lokasi Pengamatan, kekar maupun bidang
sesar.
Pertama, Observasi lapangan mengenai keadaan geomorfologi daerah penelitian
meliputi pengamatan bentangalam, morfologi, morfografi dan morfometri serta pola
aliran sungai yang berkembang sehingga membantu dalam penentuan bentuklahan
geomorfologi berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan.
Klasifikasi didasarkan komposisi mineral batuan klastik yang terbagi menjadi tiga
bagian mineral utama yaitu mineral feldspard, mineral kuarsa, dan fragmen batuan
yang dimodelkan pada diagram segitiga.
Gambar 3.2 Diagram klasifikasi penamaan petrografi batuan karbonat. Mount (1985)
c. Petrografi batuan karbonat menurut Dunham (1962)
Klasifikasi ini digunakan untuk penamaan batuan dengan kompenen dominan
penyusunnya berupa material biota laut. Klasifikasi ini didasarkan perbandingan
antara matriks penyusun batuan dan komponen cangkang biota laut dan pecahannya.
Klasifikasi didasarkan komposisi mineral dan ukuran butir batuan, berupa batulempung
dengan ukuran butir (<0,0625) batupasir (0,0625- 2mm) dan gravel (>2mm)
Gambar 3. 4 Klasifikasi petrografi batuan sedimen menurut (Raymond, 1996)
Tapan ini merupakan lanjutan dari analisis laboratorium. Pada tahapan ini
menggunakan komputasi dalam Pembuatan berbagai macam peta dan penampang, serta
model geologi yang bertujuan untuk memperjelas hasil anailsa atau kegiatan lapangan
yang telah dilakukan guna membantu penulis dalam menyampaikan hasil penelitian.
Dibawah ini merupakan tahapan pengerjaan studio yang dilakukan pada penelitian ini.
3.3.1. Pembuatan Peta
Hasil dari kegiatan penelitian divisualisasikan dan dimodelkan dalam bentuk peta.
Adapun terdapat beberapa macam peta yang dihasilkan pada penelitian ini, antara lain
peta dasar daerah penelitian, peta lintasan, peta geomorfologi, peta pola aliran, peta
geologi dan peta kelerengan. Pembuatan peta-peta tersebut dilakukan secara komputasi
menggunakan software pendukung seperti, Global Mapper, MapSource, ArcGis,
dengan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan Shuttle Radar Topography Mission
(SRTM) dan DEMNAS yang dijadikan dasar dalam pembuatan peta.