Anda di halaman 1dari 1

SEKITAR 200 meter dari pos penjaga, tampak sebuah genangan air berwarna putih dengan

kepulan asap yang membubung tinggi di salah satu tepiannya. Sepanjang jalan menuju sumber
genangan air itu banyak pohon puspa dan saninten yang tumbuh dengan subur. Angin yang
datang menyapa pepohonan membuat daun-daunnya bergerak kesana kemari. Udara dingin
mulai menyeruak ke dalam tubuh, sesekali saat menghebuskan napas, kepulan asap putih pun
keluar dari dalam mulut.
 
Sesampainya di tepian, suasana yang jernih terpancar dari kilauan air telaga yang tersorot sinar
matahari. Telaga yang merupakan kawah dari hasil letusan gunung berabad-abad lalu itu
berwarna putih kehijauan. Karenanya, telaga ini dinamakan Telaga Bodas, dalam istilah Sunda
bodas berarti putih. Kandungan belerang yang terdapat di dalam kawahnya menyebabkan telaga
tersebut berwarna putih kehijau-hijauan. Namun, tak seperti Gunung Tangkuban Parahu atau
Kawah Putih yang kawahnya mengeluarkan bau menyengat.
 
Kawah Telaga Bodas ini tidak tampak seperti sebuah kawah tetapi lebih seperti sebuah pantai
dengan airnya yang mengalir tenang dan tanahnya yang seperti pasir pantai. Adapun bebatuan
berukuran sedang yang bisa dipakai untuk bersinggah sambil mengabadikan keindahan telaga
ini. Pengunjung bisa berjalan menyusuri tepian telaga dan melihat beberapa sumber uap belerang
dalam skala kecil yang muncul dari dalam tanah, menimbulkan gelembung dan bunyi saat
bercampur air. Sedangkan di salah satu tepiannya terdapat sumber uap belerang yang lebih besar
sehingga menimbulkan gejolak air dengan bunyian yang bergemuruh, diiringi dengan letupan air
dan kepulan asap yang membubung tinggi.
 

_DSC0023.JPG

Anda mungkin juga menyukai