Anda di halaman 1dari 2

Mudik ke Garut, Bagaimana Sih Asal Nama Kota Dodol Ini

Menjelang lebaran sepekan lagi, banyak orang sudah mulai meninggalkan tanah rantau untuk
pulang kampung alias mudik. Salah satu daerah yang menjadi tujuan para pemudik adalah Garut.
Kawasan yang dikenal sebagai kota dodol dan Swiss-nya Jawa ini sudah dikenal sebagai tujuan
wisata sejak awal abad ke-20. Hamparan pegunungan, udara sejuk, dan lingkungan asri yang
dimiliki Garut menjadikan kota ini dijuluki sebagai kota Intan oleh Soekarno. Bukan tanpa
alasan, ini karena saat itu Garut merupakan kota terbersih di Indonesia. Namun tak adil rasanya
jika kita hanya menikmati keelokan Garut tanpa mengetahui asal nama atau toponomi wilayah
tersebut. Sejarah kabupaten Garut berawal dari pembubaran kabupaten Limbangan pada 1811
oleh Daendles dengan alasan produksi kopi dari Limbangan menurun hingga titik nol dan bupati
Limbangan menolak menanam nila alias indigo. Atas kejadian tersebut, pada 16 Februari 1813,
Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles mengeluarkan surat keputusan tentang pembentukan
kabupaten Limbangan di kota Suci. Namun untuk dijadikan kabupaten, wilayah kota Suci dinilai
tidak memenuhi syarat karena dinilai terlalu sempit. Oleh sebab itu, Bupati Limbangan Adipati
Adiwijaya (1813-1831) membentuk tim khusus untuk mencari lokasi bakal kabupaten. Awalnya,
tim menunjuk kawasan Cumurah yang letaknya sekitar 3 kilometer sebelah barat Suci (sekarang
dikenal dengan nama kampung Pidayeuheun). Akan tetapi, di Cumurah ketersediaan air bersih
langka sehingga tidak layak dijadikan kabupaten. Kemudian tim pergi ke arah Barat, sekitar 5
kilometer dari Suci dan menemukan wilayah yang dianggap cocok untuk kabupaten. Selain
tanahnya subur, tempat tersebut memiliki mata air yang mengalir ke Sungai Cimanuk serta
pemandangannya indah karena dikelilingi beberapa gunung, seperti Gunung Cikuray, Gunung
Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Galunggung, Gunung Talaga Bodas, dan Gunung
Karacak. Nah, ketika seorang tim ekspedisi mencari sumber mata air berupa telaga kecil yang
tertutup semak belukar berduri (Marantha), tangannya tak sengaja tergores duri sampai berdarah
atau dalam bahasa sunda disebut kakarut. Dalam rombongan itu ada seorang Eropa yang ikut.
Ketika melihat seorang timnya terluka, orang Eropa ini bertanya kenapa tangannya bisa
berdarah, kemudian dijawab olehnya "kakarut". Orang Eropa tersebut menirukan kata kakarut
dengan lidah yang tidak fasih, sehingga sebutannya menjadi gagarut. Baca juga: Mudik Sambil
Belajar Sejarah Penamaan Kota Cirebon Sejak saat itu, para pekerja dalam rombongan panitia
pembukaan kabupaten, menamai tanaman berduri tersebut dengan sebutan "Ki Garut" dan
telaganya dinamai "Cigarut". (Lokasi telaga ini sekarang ditempati oleh bangunan SLTP 1, SLTP
2, dan SLTP 4 Garut). Dengan ditemukannya Cigarut, daerah sekitar itu dikenal dengan nama
Garut. Cetusan nama Garut juga direstui oleh Bupati Kabupaten Limbangan untuk dijadikan Ibu
Kota Kabupaten Limbangan. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mudik ke
Garut, Bagaimana Sih Asal Nama Kota Dodol Ini?",
https://sains.kompas.com/read/2019/05/29/123200723/mudik-ke-garut-bagaimana-sih-asal-
nama-kota-dodol-ini-?page=all. Penulis : Gloria Setyvani Putri Editor : Gloria Setyvani Putri

Anda mungkin juga menyukai