Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

MERIEVEW JURNAL :

Uji Stabilitas Formula Krim Tabir Surya Ekstrak Umbi Bawang Dayak
(Eleutherine Americana L. Merr.)
DAN
Formulasi Sediaan Krim Tabir Surya dari Ekstrak Etanol Buah Bisbul (Diospyros
blancoi)

NAMA : DESSY UL HIJRAH


NIM : F201902022
KELAS : C5NR

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2019
Judul : Uji Stabilitas Formula Krim Tabir Surya Ekstrak Umbi Bawang
Dayak (Eleutherine Americana L. Merr.)
Volume : Vol 2. No. 3
Tahun : 2013
Penulis : Islamudin Ahmad Dan Adhe Septa Ryant Agus
Reviewer : Dessy Ul Hijrah
Tanggal : 27 januari 2020
1. Jurnal Pertama

Rancangan : Proses Optimasi Formula Sediaan Tabir Surya Berbahan Ekstrak


Formulasi Bawang Dayak (Eleutherine Americana L. Merr.) Menggunakan Basis
Yang Tepat Berdasarkan Perbandingan Konsentrasi Yang Sesuai.
Proses Ektraksi : Soxletasi
Uji Kestabilan : 1. Uji organoleptis sediaan krim
Fisik 2. Uji Homogenitas Sediaan Krim
3. pH Sedian Krim Tabir Surya
Hasil : a. Ekstrak
Ekstrak diperoleh menggunakan metode soxhlet dengan berbagai
pelarut. Hingga diperoleh ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat,
ekstrak n-butanol, dan ekstrak etanol dan ekstrak yang digunakan
dalam formulasi adalah ekstrak n-butanol.
b. Uji Kestabilan fisik
a). uji organoleptis sediaan krim
warna pekat kecoklatan, bau pengaroma, dan bentuk kental
padat.
b). uji Homogenitas Sediaan Krim
formula yang dihasilkan homogen meskipun pada F A3 dan F
B3 agak homogen. menurut SNI 01-2346-2006, diperoleh
kesimpulan bahwa homogenitas sediaan lotion dengan
konsentrasi ekstrak dan bahan yang digunakan pada semua
formula yang dibuat masuk dalam kategori halus. Homogenitas
dalam penilaian ini berkaitan dengan teknik pencampuran bahan
dalam pembuatan sediaan krim dan derajat kehalusannya.
c). Ph Sediaan Krim Tabir Surya
pH akhir sediaan yang dihasilkan selama penyimpanan 21 hari
masih dalam rentang pH standar menurut SNI 16-4399-1996
sebagai syarat mutu pelembab kulit, yaitu 4,5-8 dan sediaan
kosmetik krim/lotion komersial yaitu 7,2-8,4. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pH krim yang dihasilkan stabil selama
penyimpanan dan masih aman untuk digunakan.
kesimpulan : Berdasarkan hasil yang telah dilakukan pada pengujian stabilitas dari
konsentrasi yang berbeda pada sediaan tabir surya umbi bawang
dayak, dapat disimpulkan bahwa formula dari segi organoleptis,
homogenitas dan stabilitas pH sesuai dengan yang telah distandarkan
pada sediaan farmasi.

2. Jurnal Kedua

Judul : Formulasi Sediaan Krim Tabir Surya dari Ekstrak Etanol Buah Bisbul
(Diospyros blancoi)
volume : Vol. 17, No.2
Jurnal : Ilmu Kefarmasian Indonesia
Tahun : 2019
Penulis : Harry Noviardi, Devi Ratnasari, Dan Muhammad Fermadianto
Reviewer : Dessy ul Hijrah
Tanggal : 27 Januari 2020

Tujuan : untuk membuat krim tabir surya yang optimum, sesuai mutu, stabilitas,
dan memiliki khasiat sebagai tabir surya yang berbahan dasar buah
bisbul (Diospyros blancoi).
Proses Ektraksi : Maserasi
Pembuatan Krim : Pada pembuatan sediaan krim, langkah yang pertama dilakukan adalah
Tabir Surya pembuatan basis krim dengan cara fase minyak (cera alba, Parafi n
cair, sorbitan monostearat) dipanaskan pada suhu 70 °C dalam
penangas air. Setelah melebur semua ditambahkan propil paraben.
Selanjutnya, dilarutkan trietanolamin dengan air panas dalam cawan
porselin yang berbeda, setelah larut semua ditambahkan metil paraben.
Fase air dalam keadaan panas dimasukkan ke dalam fase minyak
sedikit demi sedikit dan diaduk dengan mixer sampai terbentuk basis
krim. Campuran fase minyak dan air ditambahkan ekstrak buah bisbul
dan diaduk sampai homogen. Konsentrasi ekstrak etanol 95% buah
bisbul yang digunakan setiap 20 g, yaitu 2, 4, dan 8 g. Krim yang
terbentuk dimasukkan ke dalam pot krim.
Uji evaluasi Fisik : a. Pemeriksaan Organoleptik
b. Homogenitas
c. Pemeriksaan Ph Krim
d. Uji Daya Sebar
e. Uji Daya Lekat
f. Uji Viskositas
Uji Stabilitas Fisik :
a. Uji Penyimpanan Pada Suhu Rendah
b. Uji Penyimpanan pada suhu kamar
c. Uji Penyimpanan pada suhu tinggi
d. Cycling test
e. Uji sentrifugasi
f. Penentuan uji SPF
Hasil : a.Uji evaluasi fisik
a). pegujian organoleptic
pemeriksaan yang telah dilakukan warna pada setiap formulasi
berbeda F1 memiliki warna krem, F2 memiliki warna coklat
muda, dan F3 memiliki warna coklat tua. Warna kecoklatan dari
sediaan diakibatkan oleh penambahan ekstrak etanol buah bisbul
yang berwarna coklat kekuningan. Aroma atau bau yang
dihasilkan adalah khas buah bisbul
b). Homogenitas
Berdasarkan pada pemeriksaan homogenitas ketiga krim sesuai
dengan literatur yaitu homogen. Krim dinyatakan homogen
apabila mempunyai tekstur yang tampak rata dan tidak
menggumpal.
c). pemeriksaan pH krim
pH krim menurun seiring dengan meningkatnya konsentrasi
ekstrak kental buah bisbul yang ditambahkan dalam sediaan
krim. Hal tersebut dikarenakan ekstrak buah bisbul memiliki pH
asam yaitu pH 3. Semakin banyak konsentrasi ekstrak buah
bisbul yang ditambahkan maka semakin asam pH krim yang
dihasilkan.
d) uji Daya Sebar
Berdasarkan pada hasil pengujian diperoleh uji daya sebar pada
F3 lebih luas penyebarannya dibandingkan dengan F1 dan F2.
Hal disebabkan oleh tingkat kekentalan pada F1 dan F2 yang
lebih kental dibandingkan dengan F3. Hal tersebut disebabkan
karena viskositas F3 lebih rendah dibandingkan dengan F1 dan
F2. Semakin tinggi viskositas krim semakin kecil daya sebarnya.
e). Uji Daya Lekat
Berdasarkan pada hasil pengujian semua formula sesuai dengan
literatur waktu daya lekat yang baik, yaitu tidak kurang dari 4
detik.
f). Uji Viskositas
Berdasarkan pada hasil pengukuran yang telah dilakukan, ketiga
krim pada minggu ke-1 dan minggu ke-3 sesuai dengan
viskositas krim yang baik, yaitu 2000-50000 cps.
b. Uji Stabilitas Fisik
a). cycling test
Berdasarkan pada uji cycling test didapatkan adanya perubahan
kondisi fi sik seperti warna dan aroma pada F1 dan adanya
perubahan fisik krim seperti warna, aroma, dan homogenitas
pada F2 dan F3. Hal tersebut disebabkan karena perubahan suhu
penyimpanan yang tidak stabil menyebabkan kandungan dalam
krim ekstrak buah bisbul terpisah dan warna menjadi lebih gelap
dan aroma menjadi lebih kuat.
b) Uji Sentrifugasi
Berdasarkan hasil pengujian, ketiga krim stabil dan diharapkan
stabil dalam penyimpanan 1 tahun dari efek gravitasi.
c). Penentuan nilai SPF
Berdasarkan pada hasil penelitian didapat aktivitas antioksidan
dan nilai SPF menunjukkan adanya hubungan. Semakin besar
aktivitas antioksidannya maka semakin besar nilai SPF krim.

kesimpulan : Kandungan fitokimia ekstrak etanol 95% buah bisbul terdiri atas
alkaloid, saponin, fl avonoid, tanin, fenolik, triterpenoid, dan glikosida.
Formula sediaan krim dengan kandungan ekstrak buah bisbul 40%
memiliki nilai SPF tertinggi sebesar 13,0. Krim memiliki kestabilan
yang baik pada penyimpanan suhu rendah (4±2°C) dan kamar
(28±2°C) berdasarkan pada nilai pH, viskositas, organoleptik, daya
sebar, dan daya lekat.

3.Kekuatan Dan Kekurangan Penelitian

Jurnal Penelitian
Uji Stabilitas Formula Krim Tabir Formulasi Sediaan Krim Tabir Surya dari
Surya Ekstrak Umbi Bawang Dayak Ekstrak Etanol Buah Bisbul (Diospyros
(Eleutherine blancoi)
Americana L. Merr.)

memvariasikan bahan yang digunakan 1. Mensertakan cara pembuatan krim dalam


Kekuatan dengan Perbandingan konsentrasi jurnal penelitian
Penelitian diperoleh dengan cara membuat 2. Dilakukan pengujian evaluasi fisik sediaan
beberapa perbandingan konsentrasi :
bahan hingga diperoleh konsentrasi a. Uji Daya Sebar
yang sesuai. b. Uji Daya Lekat
c. Uji Viskositas
3. Dilakukan pengujian stabilitas fisik :
a. Uji Penyimpanan Pada Suhu Rendah
b. Uji Penyimpanan pada suhu kamar
c. Uji Penyimpanan pada suhu tinggi
d. Cycling test
e. Uji sentrifugasi
f. Penentuan uji SPF
4. Kesimpulan yang dihasilkan dari jurnal
penelitian Krim memiliki kestabilan yang
baik pada penyimpanan suhu rendah
(4±2°C) dan kamar (28±2°C) berdasarkan
pada nilai pH, viskositas, organoleptik,
daya sebar, dan daya lekat.
5. Melakukan skrining fitokimia untuk
melihat kandungan senyawa kimia yang
terdapat dalam buah bisbul (Diospyros
blancoi)

1. Tidak memiliki tujuan penelitian


dalam jurnal
2. Tidak disertakan cara pembuatan
krim dalam jurnal.
Kekurangan 3. Tidak melakukan skrining _
Penelitian fitokimia kandungan senyawa
yang terdapat dalam umbi bawang
dayak.
4. Tidak melakukan pengujian
evaluasi fisik: Uji ini dilakukan
untuk menilai sifat fisik dari
sediaan krim.
a. Uji Daya Sebar
b. Uji Daya Lekat
c. Uji Viskositas
5. Tidak melakukan pengujian
stabilitas fisik sediaan : Stabilitas
didefinisikan sebagai kemampuan
suatu produk obat atau kosmetik
untuk bertahan dalam batas
spesifikasi yang diterapkan
sepanjang perode penyimpanan dan
penggunaan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kualitas dan
kemurniaan produk
a. Uji Penyimpanan Pada Suhu
Rendah
b. Uji Penyimpanan pada suhu
kamar
c. Uji Penyimpanan pada suhu
tinggi
d. Cycling test
e. Uji Sentrifugasi
6. Tidak dilakukanya pegujian SPF
Untuk melihat nilai SPF yag
memiliki kemampuan ultra sebagai
tabir surya dalam sediaan krim.
7. Ada beberapa sediaan yang agak
homogen. disebabkan terdapatnya
beberapa partikel partikel kecil
ketika dilakukan uji homogenitas
tersebut, hal tersebut dapat
dimungkinan karena konsentrasi
ekstrak yang tinggi dan proses
pengadukan yang kurang maksimal
selama proses pembuatan.

4.Saran Dari Reviewer

Uji Stabilitas Formula Krim Tabir Surya Saran dari Reviewer


Ekstrak Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
Americana L. Merr.)
1. Tidak melakukan evaluasi fisik sediaan
Uji ini dilakukan untuk menilai sifat fisik dari
sediaan. krim seharusnya dilakukan pengujian
uji daya sebar Pengujian daya sebar bertujuan
untuk mengetahui kemampuan sediaan untuk
dapat menyebar saat diaplikasikan di kulit.
2. Tidak melakukan uji stabilitas fisik Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan
sediaan suatu produk obat atau kosmetik untuk
bertahan dalam batas spesifikasi yang
diterapkan sepanjang perode penyimpanan dan
penggunaan untuk menjamin identitas,
kekuatan, kualitas dan kemurniaan produk
(Djajadisastra, 2004). Seharusnya dilakukan
pengujian cycling test Pengujian cycling test
dilakukan dengan tujuan untuk menguji
kestabilan emulsi dalam sediaan krim (Rieger,
2000). Uji stabilitas fisik sediaan krim
dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan
dipercepat. Metode cycling test dilakukan satu
siklus pada saat sediaan krim disimpan pada
suhu 4℃ selama 24 jam lalu dikeluarkan dan
ditempatkan pada suhu 40℃ dioven selama 24
jam. Percobaan ini diulang sebanyak 6 siklus.
Kondisi fisik krim dibandingkan selama
percobaan dengan sediaan sebelumnya.

3. Tidak dilakukan pengujian SPF seharusnya dilakukan pengujian nilai SPF.


Efektivitas dari suatu sediaan tabir surya dapat
ditunjukkan salah satunya adalah dengan nilai
sun protection factor (SPF), yang didefinisikan
sebagai jumlah energy UV yang dibutuhkan
untuk mencapai minimal erythema dose
(MED) pada kulit yang dilindungi oleh suatu
tabir surya, dibagi dengan jumlah energy UV
yang dibutuhkan untuk mencapai MED pada
kulit yang tidak diberikan perlindungan.
pengukuran nilai SPF suatu sediaan tabir surya
dapat dilakukan secara in vitro.

4. Ada beberapa sediaan yang agak Disebabkan terdapatnya beberapa partikel


homogen partikel kecil ketika dilakukan uji homogenitas
tersebut, hal tersebut dapat dimungkinan
karena konsentrasi ekstrak yang tinggi dan
proses pengadukan yang kurang maksimal
selama proses pembuatan. Seharusnya dalam
proses pembuatan krim tabir surya di lakukan
pengandukan yang maksimal agar tidak
adanya partikel partikel kecil yang terlihat,
karena homogenitas yang baik adalah sediaan
krim tetap konsisten , tidak ada partikel-
partikel serta tidak terjadi pemisahan fase.

Anda mungkin juga menyukai